Hot Daddy

Hot Daddy

Small Memories

Malam ini Andra dan Diva duduk di depan meja makan, Andra sedang menyuapi Diva kecil dengan telaten. Diva juga makan dengan antusias membuat seulas senyum terbit di bibir Andra.

"Kasihan gadis kecilku," batin Andra sambil mengelus rambut hitam Diva. Diva si gadis kecil harus kehilangan kasih sayang di usianya sekarang semakin memikirkan itu semakin membuat Andra prihatin. Dia tidak bisa membiarkan anak sekecil ini berkeliaran.

"Pelan- pelan sayang nanti tersedak." nasihat Andra mencoba memperingati Diva untuk mengunyah makanan terlebih dahulu sebelum menelan, ia juga merapikan poni Diva yang berantakan. Entah mengapa ia begitu sangat menyayangi gadis kecil itu meskipun baru mengenalnya.

"Abis enak Om Diva suka., " terang Diva malah nyengir dengan wajah menggemaskannya. Andra yang melihat wajah menggemaskan Diva langsung mencubit pelan pipi Diva.

"Kamu gemesin banget sih."

"Awww, ... Sakiiittt Om..!"

Diva menatap Andra sambil mengerjakan kedua matanya, semakin imut saja, batin Andra berbicara.

"Cantik sekali." puji Andra mengacak rambut Diva, dia tidak pernah tersenyum seperti ini. Kedatangan Diva membuat dia menjadi pria yang hangat.

Selesai makan Andra menuntun Diva menuju kamarnya, Andra juga sudah memakaikan Diva baju miliknya sewaktu Andra masih berusia 14 tahun. Bajunya masih tersimpan rapi di lemarinya sebagai kenang- kenangan, itulah kata- kata Santi Ibunya. Baju biru dongker yang hampir selutut membuat Diva semakin imut dan menggemaskan.

"Daddy bajunya terlalu besar, lihat Diva seperti tuyul." rengek Diva langsung cemberut memanyunkan bibirnya. Semetara Andra terdiam bingung mendengar Diva memanggilnya Daddy, bukan karna benci panggilan itu melainkan membuatnya semakin bahagia seperti memiliki seorang putri saja.

"Maaf memanggil Om Daddy., " Diva menundukkan kepalanya takut Andra marah.

"Hei ... kenapa bersedih, Paman suka Diva memanggil Paman Daddy., " jawab Andra mengecup singkat pipi gembul Diva.

"Benarkah..?!"

"Yes! ... terima kasih Daddy....," Diva meloncat- loncat di tempat tidur karna kegirangan di perbolehkan Andra memanggilnya Daddy.

"Little tidurlah, apa kau ingin mengompol disini..?! " tanya Andra.

"NO! Dad.., " jawab Diva langsung merebahkan tubuhnya di ranjang king size milik Andra, sementara Andra keluar kamar setelah mematikan lampu dan menyelimuti Diva.

"Good night little girl," ucap Andra lirih setelah menutup pintu. Dia masih ingat saat gadis kecil itu berlari ke depan pagar rumahnya, seandainya Andra tidak menolong Diva ibu tirinya pasti akan kembali memperlakukan Diva kecil dengan buruk. Andra tidak Ingin Diva terluka meskipun ia baru mengenalnya beberapa jam yang lalu.

Morning

Keesokan paginya suasana meja makan saat terlihat ramai, kedua orang tua Andra menyetujui usulan Andra agar Diva tinggal bersama mereka. Diva juga menjadi sumber kebahagiaan bagi mereka dengan tatapan polos serta wajah menggemaskannya.

"Jadi apa keputusanmu Andra.,?! "

Tanya Setyo Pratama kepada anaknya terakhirnya.

"Andra mau merawat Diva Pah, Andra akan urus surat- surat secepatnya kita tidak bisa membiarkan gadis kecil seperti Diva berkeliaran." keputusan sudah final Andra. Dia tidak ingin kehilangan anak yang menarik perhatiannya. Bahkan hatinya yang beku-pun jadi menghangat.

"Baguslah Papah dan Mamah sangat menyukai Diva., " Jawab Setyo, Sementara Diva sarapan dengan antusias bersama orang- orang yang menyayanginya. Diva sangat menyukai mereka, terlihat ada binar bahagia dimatanya.

"Terima kasih Eyang, Omma,"

"Lucunya seperti memiliki seorang cucu ya Pah," Santi langsung mencubit gemas Pipi gembul Diva.

"Iya Mah, Papah berasa sudah menjadi Eyang," Jawab Setyo tak kalah antusias dari istrinya. Andra tersenyum melihat keluarganya bahagia dengan kehadiran Diva kecil. Syukurlah orang tuanya tidak banyak berargumen justru menyukai usulannya.

...•...

...•...

...•...

Pagi ini Diva sedang di taman Mansion, Diva mulai bermain ayunan memperhatikan luasnya mansion Andra, bahkan rumahnya dulu tidak ada apa- apanya di bandingkan gudang Mansion megah ini.

"Kaya sekali Daddy, bahkan rumah ini bisa menampung pengungsi bencana alam tapi hanya di tempati Eyang, Omma, Daddy juga para maid," ucap Diva pelan, entah kapan datangnya tiba- tiba ada bola kasti menggelinding di depan kakinya ketika Diva menunduk.

"Hei, ... hei....!" teriak anak laki- laki berumur sekitar 10 tahun sedang memanggil- manggil Diva, tentu saja hal itu membuat Diva menoleh.

"Ini milikmu..?" Tanya Diva pada anak laki- laki itu, yang langsung di balas anggukan. Diva berjalan menghampiri anak laki- laki itu yang sedang berdiri di depan gerbang sambil melambaikan tangan kepadanya.

"Paman bukain gerbang, Diva ingin memberikan bola kasti kepada anak laki- laki itu." Pinta Diva pada satpam yang berjaga di Mansion dengan lembut.

"Tapi Tuan Andra melarang Nona muda keluar dari mansion, biar paman saja Nona.," jawab satpam itu dengan tegas.

"Aku akan menangis mengadu pada Daddy kalau paman..!! hikkss..! hikkss..! tidak menuruti kemauanku..!" Alibi Diva pura- pura menangis agar dibukakan pintu.

Sementara  anak laki- laki itu tertawa kecil memperhatikan Diva berakting dari luar gerbang.

"Eh! ... jangan nona muda.," cegah satpam itu takut akan kemurkaan majikannya yang mengerikan, ia langsung cepat- cepat membukakan pintu gerbang agar Diva dapat segera memberikan bola tersebut.

"Terima kasih Paman," Diva yang berantusias langsung keluar gerbang menemui anak laki- laki seusianya yang berdiri di depan gerbang.

"Kau sangat pintar, " puji Farrel pada Diva, Farrel terpesona melihat kecantikan Diva dengan wajah menggemaskannya.

"Terima kasih, panggil aku Diva dan ini milikmu," Diva memberikan bola kasti tadi kepada Farrel.

"Terima kasih namaku Farrel, tadi aku bermain bersama Papah-ku, Papah yang melempar bola terlalu jauh, Mansionku di sebelah Mansionmu.," tunjuk Farrel sambil menerima bola kasti dari uluran tangan Diva.

"Sama- sama, senang bertemu denganmu Farrel," Diva tersenyum antusias.

"Apa kita bisa berteman..? " Tanya Farrel ragu sambil memainkan bola di tangannya karena dari tadi Diva hanya diam.

"Tentu saja aku sangat senang memiliki teman sekaligus sahabat disini sepertimu, ayo masuk bermain bersamaku. Aku tidak memiliki teman selain kamu disini,"

Diva menarik tangan Farrel memasuki taman. Mereka sangat antusias bermain kejar- kejaran sehingga para maid kewalahan karna Diva berlarian bersama Farrel, mereka juga jadi ikut berlari mengejar Diva. Lebih baik mereka yang terjatuh dari pada Diva yang terjatuh batin mereka, karna gaji mereka sendiri bisa terancam kalau sampai ada luka kecil pada tubuh Diva jika Diva terjatuh.

"Husshh..!! husshh..!!" suara napas para pelayan kelelahan. "Aduh Nona muda nantii jatuh berhentiii..! Nona..!

Tuan Farrel berhenti..! "

Angela dan Astri kelelahan melindungi Diva agar tidak terjatuh dengan suara napas ngos- ngosan.

"Farrel udah deh Diva capek  Rel.!" Diva tidak menjawab teguran dari para maid malah menghiraukan ucapan maid, ia menggerutu kesal kepada Farrel teman barunya.

"Hahaha ... iya tuan Putri.., " jawab Farrel berhenti berlari kini menghampiri Diva teman barunya yang cantik juga menggemaskan.

"Bagus deh Diva capek Rel..," jawab Diva langsung duduk di bangku taman bersama Farrel setelah lelah berlarian. Para maid pun merasa lega melihat dua anak itu berhenti berlarian.

DI DALAM MANSION

Andra keluar dari ruang kerjanya dia baru sadar kalau saat ini Diva tidak ada di dalam Mansion yang keadaannya saat ini terlihat senyap, para maid pun sibuk mengerjakan tugasnya.

"Kemana anak itu, oh tuhan bagaimana jika dia pergi dari rumah ini, betapa malangnya aku" batin Andra yang tidak- tidak.

"Apa yang sedang kamu cari Andra.,?! " Tanya Santi heran pada anaknya yang berusia 25 tahun namun belum kunjung menikah malah sibuk main petak umpet dengan Diva.

"Putriku kemana dia Mah.,? " tanya Andra prustasi melihat sekeliling rumah tidak kunjung menemukan Diva putri kecilnya yang manis dan lugu.

"Ya ampun anak ini, kamu belum menjadi Ayah. Diva diluar bermain bersama Farrel juga ditemani 2 orang maid wanita. Mamah sangat tau sifat over protektif-mu itu, baru 2 hari anakku, Princess kecil disini ...!" terang Santi menjelaskan pada anaknya yang menyebalkan, bahkan Diva terlihat antusias bermain bisa terganggu dengan sifat Andra.

"Kenapa Mamah biarkan. Ya tuhan, Kalau lecet tergores, jangan sampai kulit putih salju putriku tergores sedikitpun..! " Gerutu Andra kesal ingin segera berlari keluar menghampiri anak angkatnya. Tapi Santi menarik tangan Andra agar tidak menghampiri Diva bersama Farrel.

"Apalagi Ma..!" gerutu Andra kesal.

"Mau kemana kamu..?!" Santi bertanya sambil menyelidik anaknya, takut- takut anaknya bertengkar dengan anak laki- laki dibawah umur, bisa sangat memalukan bukan.

"Mengampiri anakku., dia bisa terluka bersama bocah ingusan yang hobi terjatuh dari sepeda.,"

Andra ingin kembali bergegas menghampiri Diva tapi Santi menahannya kembali.

"Biarkan cucuku bermain dia terlihat bahagia bersama Farrel, Mama sangat bahagia melihat mereka bersama., "

Santi mencoba menasehati anaknya agar tidak merusak momen bermain Diva, tapi Andra malah bergegas pergi ke halaman dimana Diva dan Farrel bermain menangkap kupu- kupu.

"Apaan- apaan bocah tengil itu..! bisa- bisanya ia mengambil waktu bermanja anakku denganku, jadi di habiskan dengannya menangkap hewan bodoh sialan itu.,!! ". Gerutu Andra kesal, Andra langsung berjalan menghampiri mereka dengan wajah seperti Ayah singa yang siap menerkam siapapun yang berani mengusik ketenangannya, Diva yang melihat Andra langsung berlari menghampiri Andra dengan wajah cerianya.

"DADDY..!!" Teriak Diva antusias langsung memeluk Andra, Andra yang mendapat respon seperti itu langsung luluh dan terbit seulas senyuman manis dari bibir seksinya membuat siapapun akan meleleh.

Andra berlutut di depan Diva menyeimbangkan tubuhnya sambil mengelus pipi gembul Diva. Dari belakang Diva Farrel juga tersenyum.

"Haii Om," sapa Farrel yang diacuhkan Andra. Namun Farrel bukanlah anak laki- laki lembek yang gampang sakit hati dan menyerah. Dia juga bisa lebih cuek terhadap Andra.

"Little sedang apa diluar sini, panas bisa membuat kulit putihmu terbakar.," Andra berbicara sambil menangkup pipi Diva.

"Diva bermain bersama teman baru, Farrel sangat menyenangkan Dad," Diva terlihat sangat antusias, langsung menarik Farrel menemui Andra. Sementara Farrel menatap Andra dengan sinis karna sikap Andra mengabaikannya tadi.

"Bocah tengil jangan mengganggu anakku..!! " Perintah Andra yang di balas pelototan oleh Farrel, sedangkan Diva malah bolak- balik menatap mereka bingung.

"Daddy jangan sakiti Farel,"

Pinta Diva menampilkan mata puppy eyes yang membuat Andra luluh.

"Baiklah little.,"

Andra mendengus kesal. Lihatlah kau tidak bisa menang bocah licik.

"Om saja jomblo wkwkwkwk..,"

Wajah Andra sudah merah padam dikerjai bocah kecil yang terus mengejeknya, cobaan apalagi ini batin Andra gondok.

"Pulanglah Farrel tadi Ayahmu menelpon Om, dan kamu little ayo masuk kamu sudah Daddy belikan gaun Princess kesukaanmu seperti di buku dongeng yang Daddy bacakan semalam,"

Andra sengaja membohongi Farrel dan menyuruh anaknya masuk dengan gaun- gaun indah yang tidak mungkin ditolak Diva.

"Benarkah Dad..?," tanya Diva dengan mata berbinar memastikan ucapan Andra.

"Tentu little, ayo masuk" Ajak Andra dengan menatap Farel dengan senyum remehkannya.

"Maaf ya Rel Diva harus kedalam. Sampai ketemu besok setelah kamu pulang sekolah aku menunggumu,"

Diva berjalan menghampiri Farel dan mengecup singkat pipi kanan Farel yang  merona akibat ulah Diva yang tiba- tiba langsung menciumnya. Sungguh Farrel tidak pernah di cium anak perempuan manapun kecuali Ibunya sendiri. Melihat itu Andra kesal langsung bergegas mengajak Diva masuk ke dalam Mansion.

8 TAHUN KEMUDIAN

Diva Akeilla sudah tumbuh menjadi gadis cantik berusia 18 tahun dengan postur tubuh mungil menggemaskan, kulit putih bak salju, wajah imut babyface dengan bibir berwarna ceri dan jangan lupakan pipi yang sering merona ketika tersenyum.

Andra kini menjadi pria matang yang seksi dengan usia 33 tahun yang membuat semakin hot.

sedangkan Farrel Praja sudah tumbuh menjadi cowok ganteng dan jangan lupakan julukan Playboy yang melekat padanya.

Inilah kisah cinta di mulai, kisah yang berawal dari kecemburuan menjadi cinta. Selamat membaca❤️🥰

Terpopuler

Comments

Joen Marlina Lengkey

Joen Marlina Lengkey

baru mampir dan masih nyimak

2021-06-30

1

🌼Hurt so good🌼

🌼Hurt so good🌼

cie

2021-06-05

0

Feyla ~

Feyla ~

pantau dlu

2021-06-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!