2 Pria Ganteng

"Daddy..!! Daddy..!!" panggil Diva dengan suara melengkingnya karna telah selesai mandi dan berpakaian rapi.

"Kenapa sayang teriak- teriak di tangga? " Tanya Setyo dari bawah, heran melihat cucunya yang senang sekali berteriak.

"Daddy..!! Eyang dimana dia..?" Tanya Diva dengan suara cemprengnya.

"Di dapur dia sedang memakan sesuatu..!"

"Benarkah, Diva ke dapur dulu ya Eyang," Dengan langkah cepat Diva menuruni tangga, Setyo hanya mampu geleng- geleng melihat cucunya yang sudah 17 tahun namun masih seperti 10 tahun.

"Daddy makan apa itu..?" Tanya Diva heran melihat Andra duduk membelakanginya di dapur.

"Akhhhh..!! Coklat Diva Daddy habisin..!! " Teriak Diva kesal, bagaimana mungkin ia menunggu dari malam sampai pagi, sebelum siang sudah ludes tak tersisa dimakan Andra.

"Hehehe.. abisnya kamu mandi lama. Pakai luluranlah, berendamlah. Daddy makan deh..!" jawab Andra tanpa dosa memakan coklat terakhirnya membuat Diva semakin emosi.

"Daddy jahat..jahat..!! " Mata Diva memerah ingin menangis.

"Jangan menangis,!" Andra kebingungan takut terkena omelan kedua orang tuanya.

"Whhuuuaaa...!!! Omma, Eyang Daddy makan semua coklat Diva...Hikks..hikkss..!!" Tangis Diva pecah mengagetkan satu Mansion. Kontan Santi langsung lari tergopoh- gopoh mendengar teriakan Diva, disusul dengan Setyo suaminya.

"Ada apa nak kenapa berteriak..??" tanya Santi panik, melihat Diva menangis.

"Daddy hikks..! hikks..! coklat Diva dihabisin..whuuaaa..!" Tangis Diva semakin kencang.

"Aduhh Andra kamu seperti anak kecil, cup..cup.. ayuk beli coklat lagi sama Eyang ya sayang..!" Bujuk Setyo agar tangis Diva yang menggelegar berhenti.

"Hikks..hikks.. Diva mau yang seperti Daddy Eyang..!" Isak Diva sambil menunjuk kemasan coklat yang berserak di meja makan.

"Iya sayang ayo kita pergi ke market komplek depan ya nak cup..cup..cup.." ucap Setyo menenangkan Diva cucu angkatnya. Setyo bersyukur Diva mau dibujuk kalau tidak bisa pecah gendang telinganya. Untung sayang batin Setyo.

"Awas kalau Minta..!!," ancam Diva menatap sinis Andra yang melewatinya.

"Dasar tukang ngambek..!" ejek Andra pelan. Diva melepas pegangannya dari tangan Setyo kembali menghampiri Andra karna mendengar ejekan Daddy- nya, diakan bukan tukang ngambek.

"Takk..!!"

"Awwww...!!" Teriak Andra memekik kakinya di injak Diva menggunakan hight heels 5 cm. Ya tuhan sakitnya tidak terbayang bagaimana rasanya.

"Rasain dasar pelit..!! " Diva kembali menggandeng tangan Setyo menuju mobil.

"Rasain makannya uda tua jangan suka cari pasal..!!" Santi melempar Andra dengan bungkusan kotak coklat.

"Mama sebenarnya yang anak Mama itu siapa..!" Gerutu Andra kesal.

"Sebenarnya yang berumur 33 itu siapa..!" Ejek Santi pada anaknya yang tak kunjung menikah.

"Dasar nenek lampir..!"

"Apa katamu berani kamu durhaka sama Mamah ..!!" Teriak Santi kesal dengar ejekan anaknya.

"Ampun Mah..!" Ucap Andra lirih sambil terkikik geli melihat ekspresi kesal Santi Mamahnya.

____

"Apa itu...!" Andra menunjuk coklat strawberry di tangan Diva. Diva memang penyuka strawberry.

"Coklat..,!!" jawab Diva acuh.

"Daddy minta boleh?" Tanya Andra yang menelan ludah melihat betapa lumernya coklat tersebut.

"EYANG..!! Daddy ingin memakan coklat Diva lagi..!! " teriak Diva mendengus kesal melihat perilaku Andra yang semakin manja dan kekanakan.

"Huh dasar tukang ngadu..!" Spontan Diva mendelik melihat Andra mengatainya tukang ngadu, menyebalkan.

"What ever..!!" Diva memutar bola matanya malas kembali melanjutkan aktivitas makan nya.

"Dikit boleh..? " Andra mendusel lengan Diva menginginkan coklat lumer tersebut.

"Eyang Daddy..!! " Ancam Diva, Setyo yang membaca koran harian di depan televisi kontan menurunkan korannya.

"Andra jangan ganggu cucuku..! " Peringat Setyo yang kesal melihat perilaku anaknya yang kekanakan. 33 tahun, kaya, berpendidikan, seorang bos, mengganggu anaknya hanya demi sepotong coklat strawberry. Setyo hanya mampu geleng- geleng kepala melihat kelakuan absurd Andra.

"Papah jangan terlalu mendukungnya..!" Ucap Andra kesal melihat Setyo malah membela Diva.

"Kau terlalu kekanakan Andra, usiamu sudah 33 tahun masih doyan coklat," Terang Setyo malas melihat wajah lebay anaknya.

"Abis mau doyan susu Divanya nggak kasih jatah Pah..!" jawab Andra sambil menampakan smirknya mengerling nakal. Diva yang melihat Daddy nya mengerling nakal hanya mampu bergidik ngeri.

"Anak ini..!! " Setyo langsung melempar anaknya dengan remot di genggamannya, untung Andra langsung mengelak karna tau ancang- ancang Setyo ingin melempar.

"Yah kan rusak..!! " Diva langsung menghentakkan kakinya kasar, karna acara kartun Spongebob kesukaannya bertukar jadi berita.

"Emm kamu nih..! " Setyo menunjuk Andra takut terkena amukan badai Diva.

"Papa tadi yang lempar kenapa Andra yang disalahin..!" Gerutu Andra kesal.

"OMMA..!!" Teriak Diva dengan mata berkaca kaca. Santi yang memakai lipstick dibibir ingin pergi arisan jadi terpakai di hidung mendengar teriakan Diva. Mau tidak mau Santi berlari keruang keluarga menemui cucunya yang berteriak. "Ada apa Diva sayang manggil Omma, Omma mau arisan."

"Daddy, Eyang ...hikkss..hikkss.. whuuuaaaa..!! Remot nya..hancur..! " Tangis Diva langsung pecah membuat 3 orang di depannya menutup telinga.

"Ehhh cup..cupp.. cucu Eyang yang cantik nonton kartunnya di ponsel Eyang mau..?" Bujuk Setyo yang disambut jempol oleh Andra, Setyo hanya mampu mendelik melihat Andra yang menertawakan penderitaannya membujuk Diva.

"Andra kampret..!!" Setyo menggeram dalam hati melihat anaknya yang malah terkiking geli sambil menutup telinga.

"Tapi gendong dulu ..hikkss..hikkss..!!" Ucap Diva dengan mata sembabnya memakan coklat.

"Hu iya sayang..!!" Jawab Setyo lemas.

___

Siang ini Diva berleha- leha tiduran di paha Andra, sedangkan Andra asik memainkan video game dengan stick PS.

"Loh Diva baru inget kalau hari ini ada janji sama Pak Tomi," gumam Diva pelan.

Andra yang mendengar pujaan hatinya ada janji dengan seseorang kontan langsung mematikan permainannya disela- sela mendekati finish.

"Janji dengan SIAPA..!! " Bentak Andra menahan emosi yang siap meledak, siapapun pasti akan marah bila sesuatu yang di cintainya bertemu pria lain, dan satu kata Pak tadi membuatnya naik darah. Memangnya anaknya seleranya sekarang bapak- bapak, apa dia kurang matang untuk anaknya. Katakan siapapun untuk meredakan emosi Andra yang siap meledak.

"Astoajimmm..!! " Diva kontan berdiri mendengar suara Andra yang menggelegar.

"Astagfirullahaladzim nak yang benar.," Setyo membenarkan ucapan cucunya ketika melewati ruang tamu.

"Hehehe iya salah, abisnya Daddy gak pernah ngajarin Diva ngaji Eyang..!" Alibi Diva dengan cengiran khasnya.

"Hah..!! yang ada kamu yang setiap Daddy ajarin ngaji selalu banyak alasan..!" Gerutu Andra kesal melihat anaknya menumpahkan kesalahan selalu padanya, hello memangnya jadi seorang Daddy harus selalu salah karna berjenis kelamin laki- laki. Cukup lupakan soal kesalahan, tadikan anaknya ingin bertemu bapak- bapak, menyebalkan beraninya Diva mengalihkan pembicaraan batin Andra berapi- api.

"Iya- iya hehehe..!" Diva bergelanyut manja di lengan Andra, sedangkan telinga Andra sudah seperti mengeluarkan asap karna terngiang kata Bapak- bapak, janji, dan Tomi.

"Siapa Bapak- bapak itu ..?!" tanyaAndra sinis berlagak tak peduli padahal ia saat ini sangat cemburu.

"Hah bapak- bapak..?" Tanya Diva heran, aneh sekali Daddy-nya bertanya soal bapak- bapak. padahal Daddy sudah punya bapak cuman panggilannya saja yang beda Papah. Memangnya Daddy ingin cari Bapak baru batin Diva keawang- awang membayangkan Omma nya menikah lagi, nonono.. Omma nya cukup punya Eyang Setyo, apa- apaan Daddynya ingin bapak- bapak.

"Itu Tomi..!! " Andra membuang muka setelah mengucapkan nama Tomi yang membuat pikirannya kacau, ingin sekali Andra meninju seseorang saat ini untuk meredakan emosinya.

"Pak Tomi, untung saja. Diva kirain Daddy ingin Omma nikah lagi sama bapak- bapak.,!" Diva langsung membuang napas lega mendengar kalau Daddynya membahas Tomi, bukan ingin punya bapak baru.

"Janji apa sama Tomi,?" Tanya Andra penasaran langsung mendekati Diva sampai wajahnya hanya berjarak 3 jengkal dari wajah Diva.

"Oh Pak Tomi bilang nilai matematika Diva menurun, jadi Diva disuruh les tambahan selesai sekolah di rumah Pak Tomi," jawab Diva jujur apa adanya.

"Oh saya kira kamu pacaran sama bapak- bapak.!" jawab Andra sambil membuang napas lega.

"Jadi bolehkan Diva les tambahan hari ini?" Tanya Diva memeluk leher Andra dari depan. Andra sedang menimbang- nimbang, dan terlintas satu ide yang tepat, tidak beresiko dan pasti Diva akan aman tanpa gangguan.

"Okay Daddy izinkan." jawab Andra sambil mengelus kepala Diva.

"Makasih Daddy memang yang terbaik...!" Diva berlari sambil bersenandung ke lantai atas untuk berganti pakaian dan mempersiapkan segala alat tulis, buku dan tas.

Rumah Tomi

Tomi sangat senang saat ini, wanita idamannya. Oh bukan wanita itu adalah gadisnya yang sangat menggemaskan. Kapan lagi ia bisa berdua'an dengan gadis seimut Diva, biasanya kalau disekolah hanya bisa bertatap muka saja karna setatusnya sebagai guru. Coba kalau Tomi adalah siswa pasti Tomi sudah memborgol tangan gadis seksi itu agar tidak di dekati siswa lain yang mendekati pujaannya secara terang- terangan.

30 menit kemudian

"Assalamualaikum., Pak Tomi.. oh Pak Tomi ..!! Ada orang atau tidak..?" Panggil Diva seperti kartun upin- ipin kesukaannya yang setiap hari ia tonton di sore hari.

Saat ini Diva sudah berada di depan rumah Tomi guru Matematikanya. Ternyata guru killernya tinggal diperumahan elit. Rumah Tomi lumayan besar meskipun tak sebesar mansionnya, kalau dilihat dari bentuk bangunannya sudah pasti Tomi tergolong orang kaya. Jangan di tanya kenapa Diva bisa tau alamat Tomi, sudah pasti ia menghubungi Tomi terlebih dahulu melalui via telpon sebelum sampai di depan rumah megah ini.

"Aden ada yang nyari'in di depan itu den..!" Surti pembantunya memberi tahu seseorang mencarinya di depan rumah, pasti itu Diva batin Tomi bersemangat ingin cepat- cepat bertemu.

"Bi suruh dia masuk keruang tamu, saya tunggu disini menyiapkan buku- buku yang ingin di bahas." perintah Tomi dingin seperti biasa, padahal hatinya saat ini sedang berbunga- bunga membayangkan Diva duduk disampingnya, dasar mesum.

"Siap Aden.., " Surti berjalan ke depan untuk membukakan pintu.

"Hallo Bi Pak Tominya ada..?" Tanya Diva dengan senyuman khasnya yang menggemaskan, Bi Surti saja sampai terlena melihat gadis semanis Diva.

"Ekkhhh..ad..ada kok ayuk ikut Bibi..!"

"Makasih bibi," Divapun mengikuti Surti yang menunjukan arah dimana Tomi berada. Ketika Diva memasuki mansion ia langsung terpana melihat lantai rumah Tomi yang tembus pandang. Ia seperti menginjak air, desainnya sangat bagus. Diva jadi tertarik ingin membuat lantai kamarnya seperti air sungai jernih yang dihiasi bebatuan.

"Kata Aden, Nona disuruh tunggu disini, " Bi Surti menjelaskan dengan suara lembut kejawa- jawaan.

"Ekhh iya makasih ya Bibi," Diva langsung mendaratkan tubuhnya di sopa empuk berwarna cream.

"Bibi ke dapur disek yo..!" Pamit Surti menggunakan bahasa jawa.

"Diva gak paham Bibi bicara apa,!"

Diva mengkerutkan keningnya bingung baru mendengar bahasa daerah. Maklum ia lama tinggal dikota jadi kurang paham bahasa daerah.

"Maksud Bibi, Bibi ke dapur dulu Nona muda.." Surti tersenyum melihat wajah menggemaskan Diva ketika kebingungan. Setelah mengerti maksudnya Surti kembali melanjutkan pekerjaannya di dapur.

Tomi keluar dari kamar menuruni tangga sambil membawa buku paket matematika, oh ternyata gadis yang sudah duduk disana sendirian. Kesempatan emas batin Tomi lirih, ia masih menyimpan video kissing Diva di sekolah bersama Farrel sebagai ancaman agar Diva mau menjadi kekasihnya. Ini adalah waktu yang tepat untuknya.

"Hai sudah lama..?" Tanya Tomi mendaratkan bokongnya di samping Diva.

"Ekhh Bapak.. baru aja 5 menit disini. " Jawab Diva dengan senyuman khasnya yang semakin hari semakin menggemaskan.

"Emm sebentar.." Tomi menatap dalam wajah Diva dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ternyata Diva sangat cantik kalau dilihat dari Depan,"  Tomi memperhatikan wajah menggemaskan Diva, bibir kecilnya yang berwarna pink, mata bulatnya dengan kornea mata yang indah semakin menambah kesan imut. Ditambah dengan pakaian berwarna putih dengan rok kotak- kotak merah 3 jengkal menambah kesan imut sekaligus seksi, Tomi bisa meleleh kalau lama- lama menatap Diva seperti ini.

"Pak..hallo..? Pak kenapa bengong..?! " Diva mengerutkan keningnya heran apa ada yang salah diwajahnya, jangan- jangan ada kotoran dimatanya, atau ada upil nempel di pipinya. Ya Tuhan kalau sampai seperti itu bisa dipastikan sepulang nanti Daddynya akan mendapat bogem mentah darinya, lihat saja nanti.

"Bukan hanya kamu cantik kalau di lihat dari dekat. " Tomi berkata jujur, sementara Diva yang mendapat pujianq jadi merona.

"Ekhemmm..!! " Sosok pria tampan yang tak kalah atletis didepannya sedang menampakan wajah garang menatapnya tak suka.

"Siapa dia..? " tanya Tomi sambil mengerutkan kening heran, perasaan dia tidak mengundang siapapun selain Diva hari ini.

"Saya Daddy nya kenapa..!" Sinis Andra menatap sengit Tomi, ia langsung mendaratkan bokongnya duduk disamping Diva yang sibuk menata buku.

"Oh..!" Jawab Tomi acuh sambil menatap sinis Andra, ia tak yakin kalau Andra adalah Ayah kandung Diva karna dari wajahnya saja sudah tidak ada mirip- miripnya.

"Saya tidak mengizinkan anak saya ditatap terlalu lama..!" terang Andra kesal melihat guru Matematika Diva, yang menatap Diva dengan tatapan yang tak jauh beda darinya yaitu tatapan memuja.

"Saya juga tidak punya urusan dengan orang tua murid, bagaimana saya mau mengajar Diva jika menatap saja tidak boleh..!" jawab Tomi tak kalah sinis.

"Stop Daddy mendingan Daddy duduk situ..!" Diva menunjuk sopa didepan, beraninya anaknya mengusirnya agar situa itu bisa bermanja- manja, tentu saja Andra tidak mendengarkan ucapan anaknya.

"Sudahlah mari kita belajar..!" Tomi dengan lembut dan telaten mengajari Diva, bagi Diva gampang untuk menyerap pelajaran meskipun dia tidak begitu menyukai Matematika. Ntah lah dia ada sedikit fobia angka karna dulu guru sd nya pernah mempermalukannya didepan kelas.

2 jam sudah berlalu Andra yang panas berusaha mencari perhatian anaknya dengan berbagai cara. Begitupun Tomi yang semakin gencar membuat Diva mengalihkan perhatian kepadanya.

"Emm Pak bisa saya bicara 4 mata dengan Bapak..! " tanya Tomi dingin menatap sengit Andra.

"No problem..,!" Jawab Andra tak kalah dingin. Diva pun hanya masa bodoh dengan pembicaraan kedua orang tua aneh didepannya. Hei mereka berdua bukan orang tua, mereka adalah pria matang berwajah tampan, jangan hiraukan ucapan Diva mengenai Andra dan Tomi.

"Loh ini hp pak Tomi kenapa ditinggal..! " Diva yang penasaran melihat ponsel Tomi yang walpapernya berbaground siswi yang yang tak asing baginya, jangan- jangan gurunya punya pacar di sekolah wah bisa jadi gosip baru untuk Renata batin Diva.

Diva langsung membulatkan matanya, ternyata itu adalah potonya yang diambil secara sembunyi- sembunyi.

"Kok gue..!! " Diva membelalakan matanya kaget, masa ia si guru killer plus ganteng naksir dia.

"Gak dikunci,!"

Diva membuka galeri Tomi yang banyak berisi potonya dan yang membuat Diva semakin kaget ada video nya waktu dikelas bersama Farel, itu video kissing.

"Ini video what...!! Gak bisa dibiarin," terlintas ide cemerlang di otak cantik Diva.

____

"Uda selesai bicaranya Dad..?" Tanya Diva lembut.

"Uda yuk sayang kita pulang..!" ajak Andra langsung memeluk pinggang Diva posesif.

"Ih lepas Dad..!" Ucap Diva meringis malu di perlakukan manja seperti ini.

"Diva besok kalo les jangan ajak orang tua ya sayang..!" sementara Andra hanya mendengus kesal secara tak langsung Tomi menyinggung usianya yang sudah kepala 3 padahal usia Tomi juga sudah kepala 2, meskipun lebih muda Tomi tapi kadar ketampanannya masih unggul dia gerutu Andra dalam hati.

"Ini tadi Daddy katanya pengen cari angin rupanya malah ikut nemenin Diva les..!"

"Uda jangan sungkan sama dia..!" Andra menunjuk wajah Tomi yang semakin menyebalkan dimatanya.

"Daddy jangan_" Belum sempat Diva melanjutkan kata- katanya. Andra sudah menggendong Diva seperti karung beras, memasukan anaknya kedalam mobil bmw silver yang baru ia beli 1 bulan yang lalu. Lupakan soal mobil bmwnya, yang terpenting sekarang ia harus menyingkirkan Tomi dari kehidupan Diva, batin Andra.

Terpopuler

Comments

Joen Marlina Lengkey

Joen Marlina Lengkey

diva udah 18 tahun juga, sifatnya kekanakan banget sih,,mana tkng ngaduh lagi

2021-06-30

0

liliyen_tong

liliyen_tong

memang ada yg manja gitu akibat dari kecil terlalu dsayangin

2021-01-17

1

gita sari

gita sari

gimana kabar ortunya yg kaget anaknya mau nikahin cucunya thor??koq b aja reaksi setelahnya..

2020-12-13

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!