Tanpa Izin

Kantor

Andra hari ini bekerja dengan tidak nyaman. Dia membenci perbuatan Farrel yang keterlaluan memanfaatkan kepolosan Diva. Bagaimana mungkin anak yang selama 8 tahun ia rawat dengan hati- hati penuh cinta dan kasih sayang bibirnya harus di nikmati sama cowok playboy cap kadal.

"Persetan dengan kau FARREL ...!! " Andra menggebrak meja kesal. "Akan saya buat perhitungan..! "

Andra mulai mendial nomor seseorang hingga panggilan tersambung.

"Halo, lakukan rencana seperti dulu. Bila perlu habisi dia patahkan kedua kakinya..! " Geram Andra sambil membanting bolpoin di lantai.

"Baik tuan, akan saya lakukan sebaik mungkin tanpa cela," jawab seseorang dari seberang telepon.

"Good job..!!"

"Saya tunggu hasilnya..!! "

Andra tersenyum senang setelah menutup telponnya.

"Beraninya bocah ingusan Bermain- main dengan Andra Pratama, "

Andra langsung tersenyum membayangkan kaki remaja ingusan itu patah dan harus di rawat di rumah sakit berbulan- bulan, membayangkan itu membuat Andra tersenyum puas. Tidak sia- sia ia membayar mahal untuk itu.

Mansion

Saat ini Diva sedang video call'an dengan Renata, ia menceritakan semua keluh- kesahnya pada sahabatnya sampai keakar- akarnya.

"Hahaha ... jadi elu ***** ketauan bokap lo..,! " Teriak Renata diselingi dengan tawanya.

"Anjiir! ... gimana lagi gue awalnya gak tau tapi gue keenakan hehehe," Diva tanpa dosa malah nyengir kuda, karna kepergok ciuman. Bayangin aja lo lagi ciuman eh pas bokap lo pulang ke rumah.

"Bacriitt lu sok- sok kesal sama Farrel sahabat lo karna ciuman, ekh piva aer gue rasa si Farrel suka deh sama lo.," terang Renata berlagak seperti detektif sambil memainkan jari telunjuknya di kening.

"Ah curhat sama lo bukan dapet solusi malah makin pening pala gue..! " gerutu Diva melihat sahabat gilanya yang jarang sekali waras. "Lagian nama gue Diva bukan pipa aer mau mulut lo gue sumpel pakai pengaman bekas Eyang gue..! " ancam Diva.

"Anying ogah dehhh bauk karat yang ada nanti mulut Princess bisulan.,! " Renata panik langsung nutup mulutnya dengan tangannya. Diva tertawa melihat tingkah sahabatnya yang aneh bin ajaib gak beda jauh sama dia.

"Jadi kapan Eyang sama Omma lo pulang,? " Tanya Renata.

"Bulan depan katanya tadi kirim pesan ke gue, " jawab Diva jujur.

"Aihhh enak bisa gue *****- ***** bokap lo,". Jawab Renata kelewat somplak.

"Ekkhh ayam jago sembarangan lo," tolak Diva dengan tatapan beringas seperti ingin menerkam. Enak aja Daddy-nya di *****- ***** sama orang gila seperti Renata.

"Sorry- sorry hehehe ... abis gue ngiler kalo liat Duda hot kayak Daddy lo," jawab Renata sambil cengengesan tak bersalah.

"Aikkhh Daddy gue mana ada bini nya..! " jawab Diva jujur.

"Lah ... OMG..!! jangan bilang elu anak panti asuhan yang di pungut karna gak ada yang nerima.! " cerocos Renata.

"Ekhh mulut elu, sultan mah bebas," jawab Diva acuh sambil memainkan rambut lurusnya yang lembut beraroma mawar di depan cermin.

"Ehh ... tapi gue bisa dong daftar jadi emak elu..! secara selain hot, bokap lo single dan kaya jadi gue selain bisa ***** gue juga bisa morotin hehehe..,! " Renata sudah  menghayalkan tubuh seksi Andra sehabis gym di mansion bulan lalu bertepatan dia main ke rumah Diva membuat Renata ngiler jadi didepan ponsel.

"Sumpah! ... jorok banget encesan, gue santet perut elu cukup Rafka aja yang blo'onin jdi ATM dan bahan *****- ***** lu..! amit- amit yang ada gue kurus kering punya emak kayak elu," tolam Diva mentah- mentah.

"Apa lo bilang...?!!." Teriak Renata.

"tutt.. " sambungan terputus sepihak.

"Anjay dasar temen bangsat main matiin aja, gini- gini gue cocok emang jadi sosialita.,!" Renata malah berbicara pada dirinya sendiri menggunakan suara lebaynya sambil mencantok curly rambut sebahunya.

"Renata...!!!" Teriak Marta ibunya yang sedang memasak.

"Ekhh iya Ma,?

Apa'an sih Ma..?!. pecah ni telinga kalau Mama teriak- teriak kayak tarzan,!! " Renata mendengus kesal gara- gara Mamahnya mengganggu aktifitas menghayalnya jadi ia lupa tadi menghayalkan apa.

"Kamu sana urusin kambing- kambing yang lepas dari kandang..! " perintah Marta pada anaknya yang pemalasnya tidak bisa di ungkapkan dengan kata- kata lagi.

"Am..ampun Mak..!! iya..iya Princess harus jadi Cinderlella lagi deh..!

Aa Rafka tolong Adek..!" Teriak Renata bergaya lebay di kamarnya seakan menjadi orang yang paling teraniaya di dunia.

"RENATA..!! " Teriak Marta kembali dari dapur.

"Ampun makk...!! " Renata langsung buru- buru lari kekandang kambing, alhasil ia nyungsep di kotoran kambing, memang nasip sial berpihak padanya.

"Apes..apes..!! " Reneta meringis jijik kotoran menempel dipipi nya."

"Aa cepat lamar adek hikkss..hikksss,!"

"Emak jangan- jangan ini Emak tiri gue jadi kere gini, pasti Emak dulu culik Renatakan karna Renata anak orang kaya sangking emak gemes nya?!". tanya Renata sambil menghayal kaya di kandang kambing.

"Dasar anak kurang ajar!" Marta yang kesal pada anaknya hanya mampu ngelus dada. Untung sayang kalau tidak sudah ia lempar Renata ke suku pedalaman, supaya tidak merepotkan.

Tanggal merah

Diva sedang menyisir rambut kebanggaannya di depan kaca rias, setelah menggunakan cream siang, sedikit bedak tabur dan lipstick peach. Menambah kesan natural dan menggemaskan di dirinya.

"Diva memang selalu cantik," Puji Diva pada diri sendiri setelah melihat hasil karyanya, Andra terkekeh geli mendengar ucapan percaya diri anaknya.

Andra mulai memasuki kamar Diva dengan perasaan rindu yang menggebu, memang akhir- akhir ini ia sibuk dengan urusan pekerjaan di kantor.

"Morning Baby," sapa Andra memeluk pinggang Diva posesif. "Kamu sudah tumbuh menjadi Princess cantik dan menggemaskan," puji Andra sambil meletakkan dagunya di bahu Diva dengan penuh kerinduan.

"Dad terlalu memuji ku," Pipi Diva merona malu mendengar pujian Andra.

"Hey kenapa pipimu memerah?" tanya Andra mengangkat dagu Diva menggunakan tangan kanannya yang semakin membuat pipi Diva merona menahan malu.

"Dad..!! " Diva memperingati Andra karna sekarang wajahnya sudah seperti kepiting rebus yang memerah.

"Sorry baby, so hari ini Dad akan ajak kamu jalan- jalan. Bagaimana little kamu mau kan..?! " Tanya Andra pada anaknya sambil memainkan poni Diva yang lembut dan harum.

"Okay! ... tapi berhentilah merusak poni kesayanganku," Diva mendengus kesal kalau soal poninya yang di acak- acak.

"Kamu ini semakin menggemaskan, bersiaplah Daddy tunggu di bawah untuk sarapan, " perintah Andra tersenyum kecil kepada Diva yang masih mencatok curly rambutnya di depan cermin Disney. Yah! anaknya yang satu ini memang sangat menyukai Disney segala yang dimiliki hampir semua mengenai Disney, bahkan dekorasi kamarnya bertema Princess. Gadis yang sangat unik dan lucu.

Transmart

Diva dan Andra telah sampai dipusat perbelanjaan terbesar Jakarta Pusat, banyak yang mengira mereka sepasang kekasih karna melihat Andra yang memeluk pinggang Diva posesif, bahkan kadang Diva merengek minta dilepaskan karna merasa malu di lihat orang banyak. Tapi bukan Andra namanya kalau segala sesuatu yang dia inginkan tidak terpenuhi.

"Dad Diva kesana dulu ya,! " izin Diva yang sudah risih dengan sikap posesif Andra, dimana pun kecuali  di rumah. Bagaimana mungkin Andra bisa memarahi setiap laki- laki yang menyapa Diva, juga memandang Diva dengan rasa tertarik, dasar gila batin Diva.

"No Diva biar Daddy temani..!" Putus Andra tegas.

"Plisss ya Dad..,!" rengek Diva sambil memeluk manja lengan Andra.

"Bulan lalu juga kamu janji sama Dad, tapi kamu malah menghilang meninggalkan Dad bersama Faret ke taman..! " Ucap Andra ketus dan menekankan kata taman dengan kesal.

"Ihh..!!  nyebelin nama dia Farrel Dad, " rengek Diva yang tidak bisa berkutik lagi kalau begini. "Yaudah deh Daddy ikut aja tapi gendong, " rengek Diva seperti bocah yang tidak diberi lolipop.

"Tentu apapun yang kamu minta akan Daddy turuti karna Daddy-mu ini kaya,! " Andra berbicara dengan bangga.

"Daddy percaya diri sekali.," Diva menatap jengah melihat kadar kepercayaan diri Daddy-nya semakin meningkat 1000 kali lipat.

"Tentu saja karna Daddy tampan," Andra menyugar rambutnya membuat siapapun yang melihatnya akan meleleh. "Naiklah little," Diva langsung menubruk pundak Andra dari belakang,

"Ternyata Princess Daddy gendut ya,!". Andra melangkahkan kaki sambil menggoda Diva.

"Aisss jangan begitu Dad," Diva lmencebikkan bibirnya kesal.

"Hehehe bercanda sayang," Andra menepuk pantat Diva yang membuat Diva semakin mendengus kesal.

"Daddy singkirkan tangan centilmu!" larang Diva yang sedikit kesal.

Toko pakaian

Diva sudah memilih baju yang pas untuknya gaun biru dongker selutut yang berkilau ketika malam, hight heels biru, dan tas slempangan biru untuk acara makan malam penyambutan Leon kakak Andra 2 minggu lagi. Sebenarnya Diva malas bertemu dengan Leon yang sejak dulu menaruh hati padanya, Diva sampai berpikir Leon adalah pedofil. Mengingat itu membuat Diva takut. Leon ini bukan kakak kandung Andra, Diva tahu saat mendengar pembicaraan Santi dan Setyo di kamarnya.

Selesai berbelanja Diva dan Andra menuju restoran kelas atas, untuk menyambut kedatangan kekasihnya dari Jerman. Ya Vanessa anak pemilik perusahaan ternama di Jerman, cantik, putih, tinggi dengan rambut pirang ombre menambah kesan manis di mata kaum adam. Namun bukannya Diva senang mendengar penuturan Andra mengenai kekasihnya Diva malah merasa takut kehilangan kasih sayang Andra nantinya. Membayangkan Andra akan membagi perhatian pada wanita itu sedikit membuat Diva bersikap egois

"Bagaimana cantik bukan?," tanya Andra pada anaknya.

"Yes Dad aku menyukainya, ". Diva tersenyum palsu pada Andra tidak ingin Andra kecewa.

"Itu adalah poto yang diambil satu hari yang lalu little, manis bukan,!? " Andra mengambil ponselnya dari genggam Diva dan tersenyum melihat wajah kekasihnya.

"Apa nya yang manis bibir juga terlihat operasian," gerutu Diva kesal.

Andra mnghernyit bingung melihat anaknya hanya diam saja "Kenapa melamun little.?" Tanya Andra heran. Diva tersentak dari lamunannya sampai gelagapan karna dari tadi dalam hatinya menggerutu terhadap pacar Andra.

"Emm..i'm okay Dad..! " Diva menyunggingkan senyum terpaksa seakan dia baik- baik saja.

"good riddance little ... Dad menyayangimu, " Andra berkata jujur menatap manik mata Diva yang indah.

15 Menit kemudian dari luar pintu terlihat wanita elegan mengemudikan mobil mewah memasuki halaman parkiran, banyak pengunjung yang histeris memperhatikan wanita cantik tersebut.

"Wah itukan Vanessa Eliski model yang sedang naik daun, aku ingin minta tanda tangan dan berpoto dengannya,! ". Teriak pengunjung restoran.

"Cantiknya tuh body cwe,!" . Ucap pemuda disalah satu meja pengunjung dan masih banyak lagi komentar- komentar memuji. Wanita itu berjalan dengan anggun memasuki restauran dan berhenti di meja bernomor 36.

"Hallo sayang., " Sapa wanita itu pada kekasihnya setelah mengecup pipi Andra dengan tidak sopannya di depan gadis mungil seperti Diva.

"Oh Baby maaf saya tidak melihatmu tadi," Andra mengecup kening wanita itu. Wanita itu mengernyit bingung melihat ada gadis kecil berwajah imut bersama kekasihnya.

"Who is she dear?," Tanya wanita itu.

"Oh Kenalkan dear dia anakku, Diva dan Diva ini Vanessa yang Daddy ceritakan tadi, ". Andra memperkenalkan mereka. Vanessa tersenyum pada Diva langsung memeluk tubuh Diva.

"Hai sayang kamu cantik sekali dan menggemaskan," puji Vanessa berbicara dengan jujur, entahlah ketika melihat Diva meskipun dia terkenal haus akan urusan materi dan kekuasaan. Namun ketika melihat Diva dia seperti memiliki kehidupan yang damai.

"Terima kasih tante..," jawab Diva lembut, Diva seperti merasa nyaman ketika melihat Vanessa secara langsung, seperti memiliki keluarga.

"Duduklah sayang sebaiknya kita pesan makan okay, " ajak Andra.

"Yes Dra," Jawab Vanessa. Andra memanggil pelayan dengan satu tepukan tangan, pelayan profesional pun langsung turun tangan melayani Andra, Vanessa dan Diva.

"Senang bisa melayani Anda dan keluarga anda Mr. Andra, saya sebagai kepala pelayan sangat tersanjung," . sambut pelayan itu.

"Saya juga begitu, dear, little kalian ingin pesan apa,?! " Tanya Andra pada Kekasih dan anaknya setelah pelayan menyerahkan buku menu.Vanessa tersenyum menatap Andra.

"Steak madu hotchesse, Hot latte, 1 air mineral, and pudding mungkin cukup itu saja," jawab Vanessa lembut sambil meletakan buku menu.

"Americano Latte, steak sapi dengan wijen bakar,dan makanan penutup, " tutur Andra menyerahkan buku menu pada Diva.

"Dan little sebutkan kamu ingin apa,?". Tanya Andra pada putri angkatnya.

"1 big burger, 3 cup cake, 2 puding strawberry, pizza yang ditaburi wijen, sosis tidak memakai keju, nugget goreng dengan saus pedas manis. Sudah itu saja pak," Diva sampai membuang napas selesai ucapakan pesanannya sementara Andra hanya melotot melihat pesanan anaknya seperti jamuan pesta kalori.

"Terima kasih nona dan tuan saya permisi dulu, " Pelayan tersebut pergi setelah mencatat semua pesanan.

"Heii little perut kecil apa mampu menampung makanan sebanyak itu huh,?! " tanya Andra heran melihat perilaku anaknya yang sulit di tebak dengan porsi makanan yang luar biasa, bukannya Andra tidak mampu. Namun makanan yang di pesan anaknya tidak sehat.

"Daddy tidak akan miskin memberiku makan banyak, dan perut kecilku mampu memakan itu okay, " jawab Diva acuh sambil bermain dengan ponselnya setelah berbicara dengan Andra.

"Sayang kan bagus Diva banyak makan," Bela Vanessa.

"Tapi lihatlah yang di pesannya makanan berkalori lemak dan banyak mengandung gula itu bahaya untuk kesehatan dan gigi susunya," memikirkan pesanan Diva membuat Andra mendengus kesal.

Diva juga sama kesalnya. "Ih malu- maluin aja sih Daddy ... gue kan udah 18 tahun gigi susu gundulnya itu," gerutu Diva dalam hati berapi- api.

"Ih Daddy nyebelin," Diva merengek memukul lengan Andra. Vanessa tertawa melihat interaksi antara Andra dan anaknya sangat menggemaskan.

"Kalian sungguh menggemaskan," Puji Vanessa.

"Shhhh! ... anak ini lihatlah sayang prilakunya masih seperti anak 10 tahun,". Andra sengaja menggoda Diva yang langsung di balas pelototan oleh Diva.

"What! Aku gadis remaja Dad berhenti membicarakan anak umur 10 tahun terhadapku,". Diva mendengus kesal Daddy selalu menggodanya, sangat memalukan batin Diva.

"Awwwww sakit nak! ... anak ini seperti macan berhenti menggigit, atau Dad potong uang saku mu..,! " Andra terpekik kaget anaknya menggigit tangannya dengan gemas ya tuhan cobaan apalagi ini.

"Hehehe no no okay Diva lepas.." Diva nyengir kuda, sementara Andra melotot melihat ekspresi tak berdosa dari anaknya, menyebalkan.

"Sudah- sudah berhenti bertengkar makanan sudah datang, " Vanessa melerai dua bayi besar dihadapannya mereka seperti keluarga.

_____

Selesai makan Andra mengajak Vanessa dan Diva jalan- jalan, Diva yang acuh memilih duduk di bangku taman bermain ponsel sambil mendengarkan earphone yang baru di belinya di Mall siang tadi.

"Dududu..dududu shopiii..!

Dudududu.dududuu shoppiii..!!" Diva bernyanyi sambil mendengar earphone mengganti lirik lagu dengan iklan shoppii. Disisi taman Renata sedang berkumpul bersama teman- teman-nya.

"Ekhh itukan sahabat gue yang paling nyusahin, dari tekstur rambutnya, bentuk punggung sama bodynya iya deh iya.. gue samperin akh sekalian minta beliin es cream kan lumayan," . Renata langsung lari seribu mendatangi Diva.

"Hey Div..Divvv..! " Panggil Renata di samping Diva namun tak kunjung menoleh.

"Mama minta pulsa...! mama minta sayang..!".

Diva malah nyanyi lagu Siti Badriah kan kampret, dari tadi Renata berdiri diabaikan, Renata mendengus kesal langsung di tariknya earphone dari telinga Diva.

"Apaan sih ganggu gue aja lo..!! " Ketus Diva pada Renata.

"Yaelahh lu si galau mulu hidup lo, gue ada gosip baru ini masih anget," Renata langsung duduk disamping Diva.

"Anak ini paling juga gak penting males gue dengernya gak di dengerin nanti di kira gue temen gak tau diri,". Diva bergumam dalam hati.

"Ah kelamaan elu mah, Farrel ... Fa..!" Belum selesai Renata berbicara Diva sudah memotong.

"Gue gak mau tau kalo soal dia lo taukan dia uda kurang ajar sama gue cium bibir seksi gue..! " Teriak Diva emosi.

"Aiss gue belum selesai bicara, Farrel koma dirumah sakit, dia dihabisi sama orang gak tau entah sama siapa..! lo gk punya hati banget..!! lagian kaliankan sahabatan uda lama banget. Gue aja yang baru sampai SMA bersahabat sama dia gue gak tega,". Renata menjelaskan dengan gaya sok bijak, yang memang ada benarnya.

"WHAT.!! " Teriak Diva.

"Jantung gue monyet ... ngomong bisa nggak sih gak ngegas..!" Teriak Renata balik sangking kagetnya.

"Halah macem gak kenal gue aja lu, yauda ayo anterin gue kerumah sakit,!! " Diva menarik kasar tangan Renata agar segera bergegas.

"Abis nih tubuh gue berteman sama elu babak bunyak..!!" Renata mendengus kesal.

"Ayooo buruan makannya maimun.," paksa Diva.

"Beliin gue es cream dulu..! Ya oke pliiss sahabat gue yang paling centil ekhh maksudnya cantiikk.,!! " Renata menatap dengan mata puppy eyes andalannya.

"IYA..!! Nyusahin aja elu jadi orang ntar gue beliin di Mall abis dari rumah sakit," Diva sudah tau model- model Renata pasti yang ada maunya untung sayang.

"Maaaciiii..!! oke tapii sekalian beliin gue cream malam ya biar bebeb gue gak kepincut cewek lain yayaya..ya Div..! " pinta Renata sambil merengek memegang tangan Diva.

"Iya meski gue berat hati..! " jawab Diva.

"Yes lest go.! " Teriak Renata yang langsung di bekap Diva, kalau tidak karna sangking senangnya Renata bisa lebih gila lagi, kadang diva heran segitu banyaknya umat di dunia, dia milih berteman dengan Renata.

Setelah berlari Diva dan Renata memanggil taksi tanpa pamit pada Andra yang sudah pasti tidak mengizinkan mereka jika pamit.

Terpopuler

Comments

re

re

Next

2022-01-17

0

Rosmawati Intan

Rosmawati Intan

lanjut

2021-07-19

0

Ramlah Siah

Ramlah Siah

pesta jamuan kalori kwkwkw

2021-06-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!