Diva sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, wajah nya yang imut babyface, kulit putih bersih, dan jangan lupakan bola mata berwarna coklat kemilaunya yang menambah kesan manis.
Ruang keluarga
"Omma ayolah ceritakan bagaimana percintaan Omma dengan Eyang dulu..?! " Rengek Diva yang asik tiduran di paha Santi, Santi hanya mampu tersenyum mengacak rambut Diva dengan gemas.
"Gadis nakal tentu saja rahasia..!" Santi mencubit gemas pipi Diva, sedangkan Diva mendengus kesal hingga pipinya menggembung.
"Ihhh! ... Omma gak asik deh..,! " Rengek Diva, Santi tertawa melihat Diva yang saat ini terlihat semakin manja dan menggemaskan ketika bertanya.
"Baiklah Princess akan Omma ceritakan.," jawab Santi pasrah.
Mata Diva seketika langsung berbinar mendengar itu.
"Dulu Eyangmu itu cowok tampan yang banyak di kagumi gadis seksi sewaktu Omma sekolah dulu,.." terang Santi sedikit kesal mengingat dulu suaminya di dekati teman sekelasnya dengan pakaian kekurangan bahan, jelas cantikan dialah kemana- mana batin Santi. Namun, kemudian Santi malah berhenti bercerita ingin tertawa melihat ekspresi lucu Diva yang kesal karena ceritanya terpotong.
"Ih nyebelin Omma deh kesel Diva..! " Diva langsung cemberut kesal. Kemudian, Santi menarik napas kembali melanjutkan ceritanya.
"Baiklah sayang dulu sewaktu Omma____" belum sempat Santi melanjutkan ceritanya Andra sudah mengagetkan mereka dari belakang saat baru kembali dari kantornya.
"DOR ...!" Santi dan Diva sampai meloncat dari sopa sangking kagetnya.
"Daddy mau Diva mati terkena serangan jantung?! ... Omma lihat Daddy..,!! " rengek Diva yang kesal langsung melempari Andra dengan bantal sopa, sementara Santi memberikan pelototan tajam pada Andra.
"Dasar anak durhaka kamu Andra..!" teriak Santi langsung memukul kepala anaknya menggunakan bantal sopa.
"Ampunnn ... Ma! ... ampun Diva tolong Daddy nak..,!! " mohon Andra yang habis terkena tipuk bantal sopa. Namun anaknya malah melenggang pergi dengan senyuman mengejek.
"Ogahhh..,! " jawab Diva membuang muka berjalan masuk ke kamarnya. Melihat itu Andra tersenyum miris.
Night
Malam ini Andra menghabiskan waktu dengan file- file menumpuk di kamarnya. Belum lagi ada masalah baru Leon yang akan pulang ke mansion orang tuanya. Andra semakin prustasi pasti Leon akan membahas masalah kelajangannya.
"Tok..tok..tok Daddy.,!! " Diva mengetuk pelan pintu kamar Andra.
"Masuk sayang..,! " perintah Andra, Andra tersenyum sekilas mengingat bahwa Diva anak yang ditolongnya 8 tahun lalu kini sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan menggemaskan.
"Baiklah Dad..," jawab Diva memasuki kamar Andra, ia berjalan menuju rajang king size yang di duduki Andra saat ini. Saat Andra kembali mengetik juga melihat file- file yang berserakan di ranjangnya, Diva menarik paksa laptop Andra langsung meletakannya di atas nakas.
"Hey apa yang kamu lakukan little,?
Kembalikan..! Daddy masih banyak kerjaan sayang, Ayoo kembalikan laptop Daddy..,!!" Perintah Andra, Andra berusaha membujuk Diva yang kadang perilakunya tidak bisa di tebak. Contohnya seperti sekarang selain manja Diva juga hobi mengganggu aktifitas pekerjaannya.
Diva menatap Andra dengan tatapan yang sulit di artikan Diva duduk di pangkuan Andra, Namun anehnya itu membuat Andra semakin menegang terkena gesekan paha Diva di area sensitifnya, mau bagaimanapun dia adalah pria normal.
"emm.,! " tanpa sadar Andra mendesah. Diva mengernyit bingung sambil memeluk leher Andra, mendekatkan wajahnya seperti ingin mencium. Andra gelagapan apa yang dilakukan putrinya sehingga agresif seperti ingin padanya namun dia juga menikmatinya.
"Diva ini kalau sampai saya khilaf gimana ini, tapi gimana nikmat saya gak bisa berbuat apa- apa sudahlah hanya ciuman sekali tidak apa- apa, bisa jadi tanda sayang antara Ayah dan anak," Batin Andra yang terus menyuarakan pikiran kotor.
"Dad.," Diva memeluk Andra semakin erat, ketika wajah Diva sedikit lagi mendekat ke bibir Andra Diva ambruk dalam pelukan Andra. Sementara Andra sudah berpikir yang tidak- tidak mendengus kesal. Dia lupa kalau putrinya yang satu ini selain menggemaskan juga kadang konyol. Jauh- jauh ke kamarnya hanya numpang tidur dalam pelukannya.
"Anak ini hampir saja saya lepas kendali," gerutu Andra kesal kini ikut berbaring di samping Diva.
Sekolah
Saat ini mata pelajaran Tomi di kelas Diva, Tomi menyeringai memperhatikan sang Idola sekolah yang banyak di gemari kaum adam karna kecantikan yang memikat.
"Diva..!" Panggil Tomi tegas.
"Ya pak,? " tanya Diva heran melihat gurunya.
"Kerjakan soal Matematika nomor 1 di papan tulis sekarang ...!" perintah Tomi dengan tegas.
"Baik pak,"
Diva langsung melangkahkan kaki jenjangnya menuju papan tulis, sehingga banyak sepasang mata kaum adam yang memberikan tatapan kagum, lapar. Namun bagi kaum hawa dikelas nya mereka sangat iri melihat sang idola.
Diva mengambil spidol yang di genggaman Tomi tanpa disadari siswa- siswi di kelas Tomi pura- pura tak sengaja menyentuh paha mulus Diva saat menyerahkan spidol yang membuat Diva mendesah. "
Ahhhh...," Sekali lagi Diva merutuki sifat nakalnya yang tak tau situasi.
"Ini semua gara- gara Farrel terlalu banyak mengajarkanku olahraga kecantikan, aku jadi mengeluarkan suara aneh!" gerutu Diva kesal dalam hati.
"Ehh! ... maaf Diva silahkan kerjakan.,! " Perintah Tomi yang berpura- pura merasa bersalah
"Oh iy..iya pak..!" jawab Diva langsung mengerjakan soal dengan benar, terkadang ia harus berjinjit karna Diva tidak terlalu tinggi yang membuat teman- teman cowok di kelasnya terutama Farel dan Tomi meneguk ludah memperhatikan paha mulus Diva di balut rok kotak- kotak 3 jengkal berwarna pink.
"Sudah pak," Ucap Diva tersenyum tulus menyerahkan spidol kepada Tomi yang langsung di balas anggukan oleh Tomi.
"Yahhhh..!!" Jawab teman- teman laki- lakinya serempak karna kehilangan tontonan geratis.
Diva tersenyum kecil, berjalan kembali duduk di bangkunya.
"Pak apa gak ada soal lagi untuk Diva?" tanya Ridho cowok mesum yang gemar mengintip ke bawah meja cewek.
"Ada tapi untuk kamu, Ridho maju ke depan!" perintah Tomi dengan senyuman kecil. Semua orang di kelas menertawakan kesialan Ridho, bukannya mendapatkan tontonan geratis malah mendapat soal.
Sudah 15 menit Ridho berdiri mencoret dan menghapus papan tulis, tapi tidak kunjung menemukan jawaban dari soal. Ridho menatap ke arah asbes kelas.
"Ridho jawabannya tidak ada disana, tapi di kepalamu!"
Mendengar itu seisi kelas menertawakan Ridho.
"Ridho- Ridho makannya jangan taunya mesum aja. Udah gak ganteng belagu!" sindir Mella yang tidak suka dengan Ridho, Ridho sering sekali mengintip rok gadis- gadis di kelas 1 hingga 3.
"Mella kamu juga ke depan kerjakan soal nomor 5!" perintah Tomi, mata Mella membulat boro- boro nomor 5. Yang satu aja Mella bingung.
"Saya golput pak!" jawab Mella memilih pura- pura pingsan dari pada malu tidak bisa mengerjakan soal.
"MELLA....!" panggil Tomi membuat Mella berjalan menuju papan tulis sambil menggerutu, untuk ganteng kalau jelek aja udah Mella siksa itu guru rese.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Rosmawati Intan
koko guru enggsk ada ahlak nya sih..
2021-07-18
0
Ramlah Siah
pura pura pingsan
2021-06-07
0
Ramlah Siah
ada yg golput😂😂😂
2021-04-24
0