"Mas bersedia kan menikahi Mayang?!." tanyanya lagi. aku terdiam.
aku masih harus berpikir ulang. aku tidak ingin melakukan kesalahan.
"Tolong, beri mas waktu untuk berpikir." jawab ku lesu.
setelahnya iya kembali menunduk seolah kecewa dengan jawaban ini.
"Beri mas waktu sampai besok." ucapku lagi.
Maria langsung mendongak dan tersenyum senang, seolah ada kebahagian yang terpancar dari wajahnya.
"jika memang kamu bahagia dengan pernikahan ini, maka aku akan lakukan demi kebahagiaan mu." ucapku dalam hati.
lantas Maria menghambur kedalam pelukanku. "Aku janji, aku akan bersabar menunggu jawaban mu mas, aku harap jawaban mu kabar yang baik untuk ku." celotehnya dan "cup" Maria mengecup pipiku tanpa iya sadari dia sudah membangunkan singa yang sedang tertidur lelap.
aku pun juga mencium keningnya, pipi kanan dan kirinya. Maria memejamkan mata seolah menikmati sentuhan ini.
melihat bibir ranumnya gejolak tidak bisa di tahan lagi, ku sesap lembut bibir manisnya lembut dan Maria membuka mata dan menjauh dari diri dariku.
ku tahan pergelangan tangannya, aku mengisyaratkan agar iya tidak menolak lagi keinginan ini. sungguh aku tersiksa, tersiksa harus menahannya sendiri.
namun Mayang menepis tangan ini, aku menggeleng kan kepala agar iya tidak pergi lagi. tapi Maria malah berlari.
ku banting bantal dan guling ini, sungguh aku sangat menyesal mengapa begini. mengapa dia selalu menolak ku, hingga aku tersadar.
"Astaghfirullah.." ucap ku beristigfar aku sudah terbawa emosi.
mungkin wanita bisa menyembunyikan hasrat mereka, tapi mereka tidak tau jika laki-laki berbeda dengan mereka.
aku memilih tidur, sebagai merendam gejolak ini. aku sungguh tersiksa saat ini tapi aku bisa apa.
"siapa disana?" tanyaku. aku melihat seorang wanita cantik telah berdiri sendiri.
aku berjala menghampiri, dia sedang duduk termenung sendiri di taman ini lagi aku bertanya.
"Kamu siapa?!." tanya ku lagi.
tapi wanita ini tidak mau berbalik sedikitpun, aku sengaja berputar menghadapnya. "mayang"
"kamu ngapain disini?" tanyaku lagi.
lalu Mayang menangis dan menghambur ke pelukan ini. "Mas, mereka meninggalkan aku sendiri." katanya dengan berderai air mata.
lalu aku tersadar, ternyata hanya mimpi. aku mengusap wajah ku kasar. apa arti dari mimpi ini? apakan Mayang memang jawaban dari semua ini.
lantas aku pun bangun dan duduk di tepian ranjang kulihat jam sudah menunjukan puku 15:25 menit.
mungkin ini hanya bunga tidur memang tidak dianjurkan tidur diwaktu sore hari.
aku segera menuju ke kamar mandi lebih baik membersihkan diri dan sholat. sudah waktunya juga.
☘️☘️☘️
malam harinya aku sengaja pergi kerumah yoga teman ku. suntuk juga jika terus berada dirumah.
pada saat aku sampai disana, yoga tidak berada dirumahnya. yoga sedang keluar menurut cerita dari orang tuanya.
sambil mengendarai mobil aku menghubungi yoga.
Tut.. Tut... Tut..
panggilan tersambung, tapi belum juga di angkat.
dan aku mengirimkan pesan singkat.
Dimas
"Dimana bro?" terkirim
yoga
"Di cafe bro, tempat biasa" balas Dimas.
Dimas
"Tunggu gua ya bro" terkirim
yoga
"Oke bro" balasnya lagi.
tanpa ba-bi-bu aku langsung mengemudi ke cafe cempaka. tidak butuh waktu lama aku pun sampai.
aku segera turun dari kendaraan roda 4 ku, dan masuk mencari keberadaan yoga didalam sana dan aku menemukan keberadaannya.
aku segera menghampiri yoga. "Tumben bro Lo keluar malam?" tanya yoga.
"Jenuh bro dirumah" jawabku asal.
sejujurnya aku sedang ingin mencari ketengan untuk menenangkan pikiranku saat ini.
"Kita tunggu Dion, dan Ramon." ujar yoga.
Tidak lama Dion dan Ramon pun datang dengan di ikuti empat wanita cantik.
aku pun menyalami Dion dan Ramon sudah cukup lama kami tidak bertemu.
"Ga, tokek gak jadi Dateng ni" ucap Ramon.
"Santai bro ini ada Dimas" kulihat yoga menjawil dagu salah satu wanita yang dibawa Dion dan Ramon. aku hanya menunduk.
"Ikut yok bro, kita mau ke pantai malam ini!" ucap yoga memberi tahu.
"Gue gak ikut lah bro" jawabku. aku memang berniat menenangkan pikiran bukan bersenang-senang.
"Kita senang-senang bro, sekali-kali lah bosen juga ama yang dirumah. gak apalah cari sensasi" timpal Dion.
Aku tak menanggapi, aku memilih tersenyum. walau aku sangat membutuhkan penuntasan tapi aku tidak mau berzina.
"Gak, gue tinggal aja, kalau Lo pada mau pergi-pergi aja gapapa".
lantas perempuan itu menghampiriku dan bergelayut manja di belakang ku melingkarkan kedua tangannya di leher ku ini. segera ku tepis.
"Sudahlah Dimas, yang dirumah juga tidak akan tau. yang terpenting kita nikmatin aja dulu." Ramon berucap.
lantas perempuan itu mendekati diri ini lagi. aku memberinya kode dengan tangan agar iya menjauh. tidak sudi rasanya jika dia menyentuh diri ini ini sangat menjijikkan.
aku sangat alergi dengan wanita-wanita m***han ini aku serasa mual dan segera ke toilet.
aku beneran muntah jijik rasanya. bukanya pikiran tenang malah jadi begini, aku memilih pulang tanpa berpamitan.
☘️☘️☘️
"Saya terima nikah dan kawinnya, kemayang sari, binti Risky Ahmad dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar seratus juta rupiah dibayar tunai." ucapku dengan lantang
setelah beberapa kali aku salah dalam menyebut nama. bukan Mayang yang aku sebut tapi Maria.
"Bagaimana para saksi? sah?" tanya pak penghulu.
"Sah.."
"Sah.." ucap mereka bersahutan.
tak lama mama datang beserta Mayang yang di dudukan disamping diri ini.
"Sambut tangan suaminya" pak penghulu memberi tahu.
lantas Mayang menoleh kehadapan ku "Mas Dimas!" pekiknya terkejut.
aku memilih untuk terdiam, semua ini adalah permintaan Maria. aku hanya mengikuti keinginannya saja.
lantas Mayang mematung dan dia tersadar lalu menatap Maria kakaknya. aku bisa apa bukan?.
"untuk mempelai wanita silakan disambut tangan suaminya" Mayang tersadar. dan segera mencium tangan ini dengan takzim.
"Suami boleh mencium kening istrinya" penghulu memberi tahu aku mematung.
aku menoleh menatap Maria, lantas iya mengangguk sebagai isyarat iya pun menyetujui permintaan pak penghulu.
aku tidak bisa melakukannya, aku terdiam ditempat..
lantas mama mencubit tangan ini dan aku menoleh kearah mama aku menggeleng kepala bentuk penolakan.
aku tau Mayang pasti kecewa atas sikap ku ini, tapi aku bisa apa aku tidak bisa memaksakan dan berpura-pura.
"Pak Dimas tidak perlu malu, kan sudah halal apa mau langsung kedalam" pak penghulu ini bikin malu aku aja.
kulihat Mayang hanya menunduk dengan terpaksa dan berat hati aku terpaksa melakukannya dan "Cup." sebuah kecupan aku darat kan di kening Mayang.
setelah itu kami menandatangani surat-surat pernikahan. setelahnya aku bersalaman dengan penghulu dan mama, papa dan beberapa saksi acara pun selesai.
☘️☘️☘️
"Mas Dimas tau, kalau mas Dimas akan menikah dengan Mayang? !." tanya Mayang tatkala kami sudah berada didalam kamar
"memang Maria tidak memberitahu mu dengan siapa kamu akan menikah?" aku malah balik bertanya. aneh saja, masa iya Mayang tidak tau kalau dia mau dinikahkan dengan ku.
"Tidak perlu berkelit dan membela diri mas" ucap Mayang sambil menangis.
"Sumpah demi Allah mayang! aku tidak tau jika Maria tidak memberi tahu mu." ucapku penuh penyesalan
"Aku juga terpaksa may. aku tidak punya pilihan" sesal ku
"Kalau begitu anggap saja pernikahan ini pernikahan bohongan. aku tidak mau menyakiti hati Mba Maria mas" terangnya dengan tangisan pilu.
sampai hati maria mempermainkan perasaan Mayang adiknya. aku hanya terpaku menatap kepedihan Mayang.
ingin rasanya aku menenangkan tapi aku tidak punya keberanian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
siapa aq
sudah mau mulai ni konflik kayaknya
2022-10-29
1