deg..
aku tidak mampu mendengar permintaan mas Dimas, hati ku sakit tatkala iya menyebutkan seorang anak. aku merasa menjadi manusia yang kurang beruntung dan yang tidak sempurna.
dua tahun kami berumah tangga kami belum dikaruniai seorang anak.
diam-diam aku melakukan segala cara agar kami cepat mendapatkan keturunan, tapi belum membuahkan hasil.
aku memilih bungkam. walau Mas Dimas selalu mengajakku melakukan pemeriksaan ke dokter atau melakukan segala cara, seperti terapi misalnya.
sebab tanpa sepengetahuan darinya aku sudah lebih dulu melakukannya segala pemeriksaan.
hingga mendapatkan kenyataan yang pahit untuk ku telan. aku tidak kecewa dengan takdirku. mungkin ini yang terbaik dari Allah.
"Aku ingin, liburan nanti. kita pergi berlibur dan mengulang kembali bulan madu kita" ucap mas Dimas.
aku hanya mampu mengulas senyum, menatap teduh wajah suamiku. harapannya kian menggebu.
aku harus melakukan sesuatu, harus. apapun itu.
aku menenggelamkan wajahku tepat di dada bidang Mas Dimas. tinggi badanku hanya sebatas bahunya.
aku akui suamiku memang sangat tinggi di atas rata-rata. selain tampan mas Dimas juga laki-laki yang Sholeh.
aku tersadar suamiku ini belum memakai pakaiannya.
"Mas, kalau peluk-pelukan kaya gini terus kapan pakai bajunya?!." ucap istriku dengan sedikit manja.
"Mas, kangen sayang. dua pekan lebih kita tidak bertemu." jawabku sedikit menungging kan bibir.
"Sana gih.. pake baju dulu!" ucapnya dan mendorong diri ini hingga aku terjatuh tepat di atas tempat tidur.
tak lupa aku menarik tangannya hingga Maria ikut terjatuh di atas tubuhku.
kami kembali saling berpandangan, dan Maria tersadar segera bangkit dan berdiri mengambilkan aku pakaian.
setelah selesai berpakaian aku langsung duduk di sebelah Maria.
kulihat iya sedang termenung.
"Mas, mau ya. aku mau mas Dimas segera menikahi mayang Minggu depan!" ucapnya tanpa mengalihkan pandangan.
"Apa tidak bisa aku menolak?" tanyaku.
"Tidak, aku mau mas Dimas segera ikutin kemauan aku." jawabnya.
"Aku akan bersedia menikahi Mayang, tapi beri aku alasan yang tepat apa tujuanmu memaksa aku menikahinya?" tanyaku lagi.
"Aku hanya ingin Mayang mempunyai suami yang tepat, aku tidak ingin Mayang memiliki suami yang salah."
"Tapi aku bukan suami yang tepat untuknya Maria. aku lelaki yang beristri, aku takut tidak bisa membahagiakan kalian berdua. atau mungkin ... aku malah akan menyakiti salah satu di antara kalian.
aku menganggap nya tidak lebih dari seorang adik, adik perempuan ku. aku takut malah sebaliknya, bukanya aku membuatnya bahagian tapi aku malah menyakitinya" ucapku
"Tapi mas, aku yakin kamu bisa."
"Seyakin itukah kamu padaku?" Maria menggangguk
"Aku yang bahkan tidak yakin bisa melakukan itu, tapi .. bagaimana kamu bisa yakin akan diriku."
"Aku percaya padamu mas, kepercayaan ku padamu melibihi pada diriku sendiri"
"Apa mayang mau? apa dia bersedia berbagi suami dengan kakaknya. apa kamu yakin melihat ku bersama mayang? kamu sanggup harus berbagi kepada wanita lain Maria. semua itu harus dipikirkan secara matang-matang.
jangan karna emosi sesaat, aku saja tidak sanggup untuk menjalaninya. aku takut jika aku tidak bisa berbuat adil maka aku sudah berbuat zalim kepada kalian."
"Menikah melebihi dari satu itu memang di bolehkan, tapi dalam catatan tidak boleh melukai hati dan perasaan pasangan kita. maka kita akan mendapatkan surga nya Allah dan keberkahan darinya. maka dari itu pikirkan lagi maria, sebelum semuanya terjadi. aku takut akan membuat hati Mayang terluka."
"Aku sudah siap mas, akan konsekuensinya." jawabku mantap
"Benar kamu siap, jika tidak sengaja kamu melihat aku dan Mayang bermesraan, atau. sebaliknya kita bermesraan tidak sengaja Mayang melihatnya, aku yakin dia akan merasakan sakit'. aku tidak siap Maria aku tidak ingin berbuat dosa." ucapku jujur.
aku hanya manusia biasa, kalau mengikuti hawa nafsu. tentu, aku ingin memiliki istri lebih dari satu.
setelah dengan yang ini, lalu pindah kesana dan kesana lagi. tidak akan selesai mengikuti nafsu setan'.
aku tidak sanggup. aku benar-benar tidak siap akan hal itu.
"Aku siap mas, aku sudah memikirkannya matang-matang. menikahlah dengan mayang. bahagiakan dia, dia amanah dari kedua orang tuaku."
aku membuang nafas ku kasar Maria keras kepala sekali.
apa sih maunya, aku pun bangkit dan hendak pergi.
"Tunggu mas," Maria menahan tangan ku.
"Tolong!" mohonnya.
"Beri aku waktu" ucap ku. dan Maria melepaskan tangan ini.
aku segera pergi, aku butuh ketenangan. aku tertekan saat ini.
niat hati ingin beristirahat, tapi malah jadi begini. dari semalam aku belum tidur dan makan.
kenapa rumah tanggaku jadi begini? rumah tanggaku berubah dalam sekejab.
aku menepikan mobilku di pinggiran taman, aku segera turun dan berjalan menuju bangku dan duduk disana.
pada saat aku sedang menikmati ketenangan ku datang Amel menghampiriku.
"Sendirian mas?" tanyanya dan celingukan mungkin mencari keberadaan Maria istriku.
sudah tau sendiri ngapain bertanya, aku pun bangkit dan pergi.
"Mas, mau kemana?" tanya Amel
namun pertanyaannya tidak aku idahkan, aku terus melajukan langkah ku.
kembali ku Kemudikan mobil ku dengan kecepatan sedang, dan aku sampai di halaman rumah mama.
☘️☘️☘️
"Ma, mama!" panggil ku.
dan aku langsung masuk begitu saja. kulihat mama dan papa sedang bersantai di ruang keluarga.
segera aku menghampiri mereka, "Ma!" panggilku.
"Dimas." panggil mama
"Kamu kenapa, datang-datang muka di tekuk kayak gitu?." tanya mama.
"Dimas lagi kesal ma" keluhku.
"Ya, kenapa?."
sesungguhnya aku tidak boleh bercerita tentang ini tapi aku tidak punya pilihan lain selai bercerita kepada mama.
"Ma, Maria mau Dimas menikah lagi." aku memberi tau.
"Bagus donk Dimas" jawab papa sambil tersenyum.
"Papa ini gimana sih? kok malah bagus," tanya ku heran
"Iya, kalau mama mu meminta papa untuk menikah kembali papa tidak akan menolak. dengan senang hati" ucap papa sambil terkekeh.
kulihat mama melempar pandangan tajam.
lalu aku ceritakan semua pasalnya, dari awal mula Maria, dan juga menghilang dan percobaan bunuh dirinya semalam.
"Kalau menurut mama ya, udah di ikutin saja." jawabnya dengan santai.
"Mama ini gimana sih?" tanya ku heran. "Bukan kah mama juga seorang wanita?" tanyaku.
"Iya, mama seorang wanita. bedanya mama tidak meminta papa mu untuk menikah lagi" jawab mama asal.
setelah pembicaraan dengan mama dan papa aku sudah memutuskan. dan InsyaAllah ini keputusan yang tepat.
aku pun segera pulang, takut Maria kembali melakukan hal-hal aneh seperti kemarin.
☘️☘️☘️
setelah aku sampai dirumah aku segera memarkirkan mobil tepat di garasi. aku berjalan sedikit lebih cepat.
kini aku sudah berada dalam dan berjalan menaiki anak tangga. rumah nampa sangat sepi sepertinya mereka sedang berada dikamar masing-masing.
ceklek..
kubuka pintu kamar dimana aku dan Maria tempati.
"Kamu dari mana saja mas?." Serang Maria dengan pertanyaan.
aku belum menjawab, aku lebih memilih ke kamar mandi dan mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat zhuhur.
maria hanya menatapku aneh. setelah aku keluar segera ku gelar sajadah dan memakai sarung juga peci.
"Kamu sudah sholat?!." tanya ku. Maria menggangguk.
setelahnya aku langsung melaksanakan kewajiban ku.
selagi ada waktu jangan ditunda-tunda itu prinsip ku.
setelah selesai dengan empat raka'at ku aku tidak pernah lupa untuk berdoa. memohon ampun atas segala salah dan dosa, memohon Ridha darinya atas segala sesuatu yang kita lakukan di bumi ini.
melihat aku telah selesai melaksanakan sholat Maria menghampiri diri ini dan menyambut tangan ini dengan takzim.
ku kecup keningnya. sungguh hati ini yang aku inginkan hanya untuk nya selain yang maha kuasa, sebagai bentuk cintaku kepadanya.
jika ini memang harus terjadi, maka tidak akan terjadi tanpa campur tangan darinya yaa Rabb ku.
"Aku dari rumah mama,"aku menjawab pertanyaannya tadi.
lantas iya menatapku sendu. entah mengapa istri ku akhir-akhir ini susah sekali di tebak.
"Mas bersedia kan menikahi Mayang?!." tanyanya lagi. aku terdiam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments