Sikap Aneh Maria

☘️☘️☘️

"Alhamdulillah... sampai juga" Mas Dimas mengucap Hamdalah sebagai bentuk rasa syukur kami sampai di rumah dengan selamat

aku pun segera turun dan berjalan pelan menuju kedalam rumah.

tapi kok. pintunya kenapa bisa dibuka ya, perasaan sudah aku kunci. aku segera mengambil kunci dari dalam ranselku dan benar saja kunci rumah ada padaku.

Di rumah ini yang memegang kunci rumah iya itu aku, Mba Maria, dan Mas Dimas. kami sama-sama mempunyai kunci masing-masing.

apa itu artinya Mba Maria sudah kembali. aku segera mendorong pintu untuk segara aku masuk kedalam rumah.

aku mencari keberadaannya, terdengar suara tepukkan tangan yang aku dengar di dalam mimpiku. bedanya aku masuk kedalam rumah ini sendiri tanpa Mas Dimas.

aku memutar badan, dan "Mba Maria." cicit ku.

Mba ku menatapku ku sendu, aku mengucek kedua mataku memastikan apa ini hanya lah mimpi.

"Kamu penghianat Mayang, kamu merebut suami kakak mu sendiri"

aku menggeleng kepala, cepat menepis tuduhan kakak ku Maria. dia berdiri tepat di tempat dimana aku melihatnya di dalam mimpi buruk ku.

perkataan itu seolah berputar di kepalaku seperti kaset rusak yang terus berputar berulang-ulang.

aku yang larut dalam lamunan terkejut ketika ada seseorang yang menepuk di bagian bahu ku.

aku sedikit meringis dan menoleh melihat siapa yang ada di belakang ku.

"Mba Maria!"ucapku terbata, hal yang aku takutkan akan jadi kenyataan.

kulihat Mba ku hanya diam, diluar dugaan. Mba ku memeluk ku erat.

sebelumnya Mba ku tidak pernah bersikap seperti ini. Mba ku wanita hebat, wanita yang kuat.

tapi ... apa? Mba ku sekarang berbeda, dia terlihat lesu dan tidak berdaya.

aku melepas pelukannya, dan menatap wajah pias nya. "Mba, Mba dari mana saja?" tanyaku.

tapi Mba Maria hanya tersenyum simpul, "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya. dia malah balik bertanya kepada ku.

aneh sekali bukan, harusnya dia menjawab pertanyaan ku. tapi dia malah menanyakan keadaan ku.

Mba Maria melihat luka-luka yang ada di tubuh dan berkata "Apakah ini sangat sakit. May?"

aku menggeleng cepat. luka ditubuh ku masih bisa aku tahan "Hanya sedikit sakit'" jawab ku jujur.

"Sayang!" ucap mas Dimas.

"Kamu dari mana saja? kenapa tidak bilang dan tidak memberi kabar?" pertanyaan yang beruntun yang mas Dimas lontarkan.

aku pun memilih pergi untuk memberikan privasi kepada mereka berdua.

aku yakin mereka pasti sama-sama memendam rindu.

☘️☘️☘️

setelah aku sampai di kamar aku segera terbaring.

aku sangat lelah, perjalanan yang kami tempuh menghabiskan waktu berjam-jam. di tambah lagi keadaan ku yang saat ini tidak dalam keadaan baik.

pada saat aku baru memejamkan mata, Mba Maria datang dan duduk di tepian ranjang ku.

"loh ... kok .. mba kesini?" tanya ku terkejut dan mencari keberadaan Mas Dimas.

"Mas mu, di bawah may" jelas Mba Maria.

"Apakah, pada saat di tempat Paman, Mas mu menjaga dirimu dengan baik disana?!."

deg...

kenapa tiba-tiba Mba ku bertanya seperti ini. apa mungkin Mba Maria punya pikiran sama seperti di dalam mimpiku.

apakan mimpi ku itu adalah sebuah tanda.

aku mulai gemetaran, aku takut Mba ku kehilangan akal sehatnya. kata orang jika seseorang sedang mengalami cemburu buta dia tidak kenal orang. dan kepada siapa dia akan merasa curiga.

aku mulai gemetaran, keringat dingin mulai membasahi dahi. aku harus jawab apa?

jantung ku pun berdetak lebih cepat, seolah butuh pasokan oksigen.

aku terkejut ketika Mba ku menggenggam kedua tangan ini.

"tidak perlu khawatir!" ucapnya dan berlalu pergi.

ada apa dengan Mba Maria, bahkan dari jalanya saja dia terlihat sangat pelan. tidak seperti biasanya, mba Maria orang yang gesit.

mengerjakan pekerjaan rumah saja dia sat set sat set.

dia sudah seperti ibu bagi ku, mana mungkin aku tega menyakiti hatinya.

☘️☘️☘️

Aku mengapit kedua pipi Maria dengan kedua tangan ku, namun iya tepis. dan memilih pergi menyusul Mayang adiknya yang berada didalam kamar.

aku menunggu Maria di dalam kamar, aku sengaja duduk di tepian ranjang hanya sekedar ingin bertanya padanya. kemana saja dia selama dua pekan ini.

apa yang terjadi dengannya? mengapa dia tidak memberikan kabar kepada kami.

bermacam pertanyaan yang ingin aku tanyakan, sayangnya istriku memilih tidak kembali dikamar kami.

hingga aku terlelap menunggu kedatangannya.

aku tersadar, terdengar suara ketukan pintu kamar ku. aku pun segera bangkit dan membukakan pintu kamar ku.

"Tuan, makan siang sudah siap." bik Ning memberi tahu.

setelahnya Bik Ning segera pergi, sayangnya kenapa aku tidak bertanya tentang kemana mereka pergi.

aku segera membersikan diri, tak butuh waktu lama aku sudah selesai mandi dan lengkap dengan pakaian santai rumahan.

aku segera turun, setelah aku tiba di meja makan aku menarik kursi dan menjatuhkan bokong ini.

kulihat istriku datang menghampiri diri ini dan mengisi piring dengan nasi dan juga lauk pauk.

Maria tidak pernah membiarkan aku mengambil nasi sendiri.

katanya ini adalah bentuk pengabdian seorang istri.

pada saat aku hendak memasukan nasi kedalam mulut terdengar suara.

Bruk!

"Maria" pekik ku terkejut.

Terpopuler

Comments

Maryam Dekhis

Maryam Dekhis

mengapa kamu bertanya begitu maria

2022-11-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!