setelah pembicaraan Maria tempo lalu aku menjadi kepikiran atas permintaannya. ada apa dengan Maria ku?. setahuku tidak ada seorang istri yang mau berbagi suami bukan, tapi ... maria?!.
aku masih menyimpan banyak tanya, ataukah Maria sedang bergurau saja. tapi ... Maria tidak terlihat sedang bergurau saat itu. apa lagi ia memintaku menikah dengan Mayang yang tak lain adalah adiknya sendiri.
aku menghela nafas berat, ada apa dengan maria ku?. jika dia sedang dalam masalah lalu ... mengapa dia tidak mau berbagi cerita dengan ku.
waktu sudah menunjukan pukul 4 sore dimana aku harus segera pulang kerumah, bersyukur aku tidak ada jadwal lembur beberapa hari ini.
segera ku kemas peralatan kerjaku, laptop dan lain sebagainya kumasukkan kedalam tas kerja, dan segera ku tinggalkan ruangan dimana tempat ku mengais rezeki.
ku ayunkan langkah kaki menuju kelorong dimana kendaraan roda 4 terparkir disana segera ku buka pintu dan duduk di belakang kemudi.
pada saat aku asik mengendalikan kemudi, aku seolah melihat sosok wanita yang aku kenal lantas aku pun memperlambat laju kendaraan yang aku kemudikan.
dan benar saja aku mengenal wanita itu, ia sedang duduk bersama seorang pria, mungkin saja itu kekasihnya, tapi sayang aku tidak dapat melihat dengan jelas wajah pria tersebut.
aku pun melanjutkan perjalan ku agar segara sampai dirumah tepat waktu. tidak ingin istriku menunggu terlalu lama, aku tahu Maria sekarang sedang mempersiapkan sesuatu katanya dari sambungan telepon tadi.
entahlah ... mengapa Maria Akhir-akhir ini sering membuat teka teki menurutku.
seolah aku kehilangan sosok wanita yang aku kenal selama ini, wanita yang sudah menemaniku selama ini.
wanita yang penuh kejujuran, kini penuh dengan kerahasiaan. seolah aku tidak mengenal dia lagi.
segera ku tepi kan kendaran roda 4 ku didalam garasi, dan segera turun tidak lupa juga kubawa peralatan kerja ku.
"assalamualaikum..." salam ku, setelah membuka pintu dan melangkah lebih kedalam rumah, tapi ... rumah begitu sepi.
kemana wanitaku yang setiap aku pulang berkerja selalu menyambut kepulangan ku. Bukankah dia yang sibuk memintaku agar pulang tepat waktu?!.
"sayang!" panggilku, aku berusaha mencari sosok wanita yang selama ini mengisi hatiku tapi ... aku tidak menemukannya.
aku berjalan kearah dapur biasanya, Maria sedang sibuk memasak disana tapi tidak kudapatkan sosoknya disana.
aku berbalik arah, berjalan menuju kearah kamar, segera ku putar gagang pintu, dan pintu terbuka Maria tidak nampak juga batang hidungnya.
aku melepas pakaianku dan meraih handuk untuk membersihkan diri, segera masuk ke kamar mandi, setelah selesai aku segera melalukan kewajiban ku melakukan 4 raka'at ku.
tidak ingin menunda-nunda waktu.
bahkan setelah selesai sholat pun Maria tidak kunjung hadir, dimanakah istriku itu?!.
sibuk dengan pemikiran sendiri,
hingga aku lupa tidak melakukan panggilan via telepon. ya aku segera meraih ponsel milik ku, segera ku tekan nama Maria disana.
tersambung tapi ... tidak diangkat.
"apa yang sedang kamu rencanakan sayang?!." aku berbicara sendiri.
aku berjalan keluar dari kamar mencari keberadaan bik Ning, mungkin bik Ning tahu kemana Marian pergi dan sejak kapan.
"Bik! Bik Ning" panggilan yang menggema namun tidak ada tanda-tanda kehidupan dirumah ini.
bahkan Mayang pun belum pulang. biasanya jika aku pulang kerja Mayang juga sudah ada dirumah sibuk mengerjakan tugas sekolahnya di ruangan ini.
aku mencoba bersikap tenang ... mungkin, Maria sedang keluar ditemani oleh bik Ning.
terdengar suara langkah kaki mendekat, "itu pasti Maria" gumam ku, aku segera membukakan pintu.
aku menghela nafas berat, ternyata bukan Maria.
"kenapa, mas?" aku keheranan melihat wajah mas Dimas terlihat kusut, tidak seperti biasanya.
dan ... tumben juga dia membukakan pintu untukku. ah ... mungkin aku terlalu percaya diri, sadar Mayang dia Kaka ipar mu, suami kakak mu Maria. batinku menggerutu, lalu aku berjalan masuk kedalam melewati mas Dimas.
aku segera masuk kedalam kamar merebahkan diri. jujur aku ingin sekali memiliki suami seperti sosok mas Dimas, lelaki yang memahami agama dan bertanggung jawab, juga penuh kesabaran.
selama aku ikut tinggal dengan mba Maria belum pernah sekalipun aku mendengar mereka bertengkar, benar-benar pasutri idaman.
aku hanya tertarik dengan sifat kehangatan dari mas Dimas, dia bahkan menganggap ku seperti adik kandungnya sendiri bukan sebagai ipar.
beruntung sekali aku, memiliki Kakak yang begitu menyayangi aku dan ipar yang begitu perduli padaku.
disaat aku sibuk dengan lamunanku, aku tersadar ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku.
"siapa?" jawabku.
"mas, mau bertanya may"
aku segera bangkit, dan membuka pintu kamarku.
"iya, mas, ada apa ya?." tanya ku, sebab mas Dimas belum pernah terlihat secemas ini.
"apa, mba mu tidak memberikan kabar padamu hari ini?"
"tidak," jawabku cepat "memangnya mba Maria kemana mas?" aku malah balik bertanya bo**hanya aku.
"mas tidak tau, dari tadi mas sudah menghubungi berkali-kali, tapi ... tidak ada jawaban, dan ... sekarang hp mba mu dimatikan" jawab ku apa adanya.
"Bik Ning, ada?" tanyaku, sebab ini bukan kali pertama kakak ku pergi menghilang. jika mba Maria pergi pasti bik Ning turut serta, entah kemana mereka, aku tidak tau.
kulihat mas Dimas menggeleng kepala, sedih aku melihatnya. entah apa yg dilakukan kakak ku jika menghilang seperti ini.
aku berusaha mengalihkan perhatian, "mas Dimas, sudah makan?!." tanyaku, iya hanya menggeleng sebagai jawaban.
lantas aku keluar dari kamar menuju dapur, aku harus mempersiapkan makan malam, malam ini untuk kami.
setelah selesai dengan masakan segera ku hidangkan di atas meja dan tersusun rapi.
memang masakan ku tidak seenak masakan mba Maria, setidaknya lumayan lah..
aku segera memanggil mas Dimas, "mas makan malam sudah siap" aku memberi tahu.
"mas, tidak lapar may"
"mas, harus makan. kalau mas tidak makan gimana mau nyari mba Maria coba." kata ku hati-hati
lantas kulihat ia segera bangkit dan berjalan menuju dapur. aku tersenyum senang setidaknya mas Dimas, mau makan.
setelah mas Dimas, makan. sekarang giliran ku yang makan, aku sengaja tidak melakukan makan bersama tidak ada mba Maria diantara kami. aku tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
kami pun pergi mencari mba Maria, menyusuri jalanan kota. dari rumah-rumah temannya. tapi kami tidak menemukan Mba Maria disana.
"kita mau cari kemana lagi mas?!."tanya ku.
"sebaiknya kita pulang dulu, besok lanjut lagi" aku mengangguk setuju.
setelah memasuki kamar, terdengar suara ponselku berdering. aku tersenyum senang, ternya dia menghubungi juga akhir nya.
Dimas
"ia, sayang"
maria
(.....)
Dimas
"jangan bercanda" jawabku, bagai mana tidak, dia selalu membahas ini.
maria
(.....)
sambungan pun terputus.
aku mengacak rambut ku kasar..
"haruskah aku turuti keinginan mu" gumam ku dan terduduk lesu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Ari Fratama Despasito
lanjut donk kak,seru deh harus berbagi suami 🥰
2022-10-18
2