Lenora merasakan sakit di seluruh tubuhnya saat dia mulai membenamkan seluruh tubuhnya ke kolam yang terasa seperti api untuk nya, dia memejamkan untuk menahan rasa sakit tersebut.
Tulang nya terasa hancur dan remuk, namun dia ingat perkataan Bing jika dia menyerah dan keluar dari kolam itu maka itu akan membuat nya gagal dan mengakibatkan dia lumpuh atau pun cacat.
"Nikmati rasa sakitnya...." Ucap Bing di telinga Lenora dengan lembut, tangan Bing memegang puncak kepala Lenora dengan lembut dia mulai membenamkan kepalanya agar masuk kedalam air.
Lenora mulai menurut pada perkataan Bing untuk menikmati rasa sakit nya, dia merasa semua badannya sudah masuk kedalam kolam. Namun, Lenora masih merasakan sentuhan lembut di kepalanya yang menyiratkan bahwa dia tidak akan terluka.
Hingga akhirnya, Lenora mulai merasa tenang dan sudah tidak lagi merasakan sakit nya. Dia juga tidak merasakan sentuhan lagi dari Bing, bahkan Lenora merasa tubuhnya terangkat dan di tutup oleh sesuatu.
Tubuh Lenora memang terbungkus oleh teratai yang kuncup, melihat itu Bing tersenyum karena setidaknya Lenora berhasil melewati rasa sakit nya. Kini Lenora sedang memperbarui tubuh nya kembali menjadi lebih kuat dan berbeda dari sebelumnya.
Butuh waktu lama untuk melakukan nya, namun Bing tidak pergi dari sana dan terus memperhatikan Lenora yang ada di dalam bunga teratai.
••••
"Ini sudah 3 bulan Lenora pergi, aku sangat merindukan nya...." Ucap Diego dengan tubuh yang terasa lemas.
"Aku juga." Tambah Archon dengan mengaduk-aduk makanan nya.
Molly yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya saja, mereka mengatakan itu setiap hari nya hingga saat ini. Namun, meskipun begitu Molly juga sangat merindukan nya....
Tidak ada yang tahu kemana Lenora pergi, tidak ada yang curiga juga jika Lenora pergi dengan Bing, karena sebenarnya Bing ada di istana seperti biasa. Namun, itu hanya tubuh tiruan nya saja karena tubuh asli nya sedang bersama Lenora.
••••
Lenora membuka matanya, sorot matanya berubah menjadi tajam. Bola matanya berubah menjadi warna biru gelap, rambut perak nya menjadi sedikit ke biru biru an, bahkan gaun yang di pakai sebelumnya berwarna putih kini berubah menjadi warna biru.
Kulit nya sangat putih seperti salju, wajah nya juga ikut berubah menjadi lebih bercahaya dan sangat cantik melebihi Dewi. Sinar biru mengelilingi nya, bahkan tercium aroma segar oleh Bing yang tak berkedip melihat perubahan Lenora.
Lenora menghela nafasnya, dia bangkit dari duduknya dan turun ke air. Setiap langkah kaki nya membuat bunga teratai tumbuh mekar yang sebelumnya menutup, Lenora tersenyum melihat perubahannya di balik air yang ia lewati.
"Bagaimana? cantik bukan?" Tanya Lenora dengan tersenyum pongah.
Bing yang mendengar dan melihat itu menghela nafas panjang, dia pikir Lenora akan bersikap anggun dan lembut namun ternyata sama saja!!
"Bing, apa kau punya cermin? cepat pinjamkan aku....." Pinta Lenora dengan berdiri di depan Bing.
"Sudah seperti yang kau bayangkan, ayo ikut aku..." Ajak Bing dengan memegang tangan Lenora hingga akhirnya Lenora memejamkan matanya karena Bing membawanya menghilang.
Terasa hawa panas dan gerah dalam diri Lenora, dia membuka matanya dan langsung melotot kan matanya. Tempat yang ia injak adalah gunung Merapi yang terlihat meletup-letup, Lenora menelan ludahnya bulat-bulat dan menatap Bing dengan keringat yang sudah bercucuran.
"Bing, jangan main-main dengan ku. Ini, ini bukan untuk candaan...." Takut Lenora.
"Ini bukan candaan Lenora, kau memang sudah berhasil naik ke tingkat puncak akhir dalam beberapa waktu. Untuk menuju alam surgawi, kau harus melakukan ini." Jelas Bing membuat Lenora melotot kan matanya.
"Apa tidak ada cara lain?" Tanya Lenora dengan memegang tangan Bing penuh ketakutan, bagaimana pun dia masih belum terbiasa dengan cara-cara yang ada di dunia ini. Menurutnya hal itu sangat mustahil, dia takut mati di telan lava.
"Tidak ada Lenora..." Balas Bing dengan lembut.
Lenora menghela nafas berat, dia baru saja senang karena berubah menjadi semakin cantik. Tapi sekarang? kecantikannya akan di bakar lagi, dia menatap Bing yang tengah memperhatikan nya.
"Baiklah.." Angguk Lenora yang terlihat yakin, dia teringat akan Archon, Diego dan Molly yang sedang menunggu nya di rumah. Dia tidak ingin mengecewakan mereka karena gagal, namun meskipun begitu Lenora yakin bahwa mereka juga akan kagum dengan kekuatannya yang sekarang.
"Aku akan menuntun mu..." Ucap Bing.
"Kau akan mengantarkan aku ke dalam lava itu? kau yakin?" Tanya Lenora dengan tak percaya.
"Ya..." Angguk Bing.
"Baiklah, ayo..." Ajak Lenora dengan tersenyum aneh.
Bing tidak tahu apa yang Lenora rencanakan sekarang, yang jelas dia mempunyai firasat yang aneh.
Akhirnya, Bing merangkul pinggang Lenora dan bersiap untuk terjun ke dalam lava itu. Namun, saat di pertengahan Bing di kejutkan dengan Lenora yang memeluk nya erat dan menempelkan bibir keduanya.
Mata Bing membulat sempurna, dia merasakan bibir Lenora yang sangat lembut dan dingin.
Lenora melakukan itu untuk mengalihkan rasa sakit nya nanti, namun apa yang ia rasakan sekarang? letupan lava itu justru terasa dingin? sangat berbeda dengan air yang sebelumnya ia gunakan, itu terasa sangat panas. Apa Bing sengaja mengecoh nya?!
"Jangan membuka mata mu atau semuanya akan sia-sia, lakukan apa yang sebelumnya kau lakukan." Ucap Bing dengan menahan mata Lenora agar tetap terpejam.
"...." Lenora mengangguk, dia kembali duduk dalam posisi lotus dan tubuh nya secara perlahan terendah lava itu. Rasa dingin yang menyejukkan nya membuat Lenora mengantuk, namun dia tidak bisa melakukan apapun selain fokus dan fokus saja.
Bing yang melihat Lenora mulai fokus kembali memilih untuk pergi ke tempat sebelum nya, tapi bukan berarti melepaskan Lenora. Bing membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya, dia rasa sesuatu dalam dirinya bergejolak kembali.
"Sial!! bukankah sudah kambuh sebelumnya?" Gumam Bing dengan mata yang terpejam.
••••
Lenora merasa sesuatu yang menghampiri nya dan tidak bergerak lagi di belakang nya, Lenora ingin sekali melihat nya namun jika terbangun maka semuanya akan gagal dan lava itu akan melahap nya.
"Kau memilih nya untuk mewarisi kekuatan mu?" Terdengar suara seseorang yang sangat jelas di telinga Lenora.
"Hm, dia sendiri yang menginginkan nya..." Balas nya dengan santai.
"Tapi dia hanya seorang gadis muda yang tidak berpengalaman..."
"Lalu apa masalah nya? bukankah dengan begitu dia masih memiliki waktu untuk menjelajahi dunia ini?"
"Aku mengerti..."
"Hei kau gadis muda, aku tahu kau mendengar percakapan kami. Segeralah serap semua elemen yang ada di dalam lava ini, jika kau berhasil menahannya maka kau akan selamat dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Tapi jika kau gagal.... Kau tahu sendiri konsekuensi nya." Jelas nya.
"...." Lenora hanya diam dengan tetap tenang.
Namun, detik berikutnya dia merasakan sesuatu yang mengenai kening nya. Terasa hangat dan terus memanas, hingga akhirnya Lenora mengeryit karena rasa panas tersebut yang seperti besi panas yang baru saja keluar dari pembakaran.
"Shhhh..." Lenora meringis dalam sadar nya.
Sekarang, tidak hanya kening nya saja yang terasa terbakar namun seluruh tubuhnya juga yang mulai memanas. Bahkan, bisa Lenora rasakan rambutnya yang terbakar. Lenora berpikir, apakah dia akan botak?
Kerongkongan nya terasa sakit dan perih, perutnya seperti di tusuk dan di masuki air panas yang mendidih, mata nya terasa mengeluarkan darah, tangannya nampak mengelupas. Kepalanya seperti di hantam sesuatu yang sangat kuat dan besar hingga membuat nya berkunang-kunang, Lenora juga merasa sesuatu yang menusuk punggung nya hingga tembus ke depan dada nya.
Lenora juga memuntahkan darah segar dari mulutnya, tusukan pedang di punggung yang menembus tubuhnya itu terasa begitu sakit. Bisa di bayangkan sendiri bagaimana rasa sakit itu, dan hal itu berjalan sangat lambat.
Untuk Bing sendiri, dia merasa sesuatu yang tidak beres dengan Lenora. Dengan cepat dia segera bergegas, namun saat hendak bergegas dia merasa tubuhnya kembali kambuh yang membuat nya harus bersemedi kembali di gua.
"Jaga Lenora, jika terjadi sesuatu pada nya.... Lindungi dia dengan nyawa mu sendiri." Ucap Bing dengan ekspresi yang terlihat menyakitkan.
"Baik yang mulia." Patuh nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
dita18
bersakit2 dahulu,,, bersenang2 kemudian
gpp Lemora skrg ngerasain sakit yang luar biasa,,,, nanti kmu akan puas dengan hasil nya..
2023-01-19
0
May Yadi
yaaa ampuunn puas bngt bacanya,. makasih author ,🙏🙏🙏
2022-08-02
3