Semua serangan yang di layangkan oleh Molly selalu di hindari oleh Lenora, bagi Lenora serangan Archon jauh lebih mengerikan!! meskipun kekuatan Lenora berada di bawah Molly, namun menghadapi kultivator sepertinya sudah biasa untuk Lenora.
Akhirnya Lenora mengerti, kenapa Archon selalu membawa nya ke hutan dan memanggil semua hewan yang memiliki kekuatan tinggi untuk menyerangnya, itu karena Archon ingin Lenora terbiasa menghadapi bahaya yang lebih besar.
"Archon!! I love you!!!! aku menyayangimu hahaha......" Teriak Lenora pada Archon yang langsung menjadi pusat perhatian.
"Anak ini!!" Geram Archon, dia tahu arti I love you you di katakan Lenora pada nya. Karena setiap selesai berlatih, Lenora selalu mengucapkan hal tersebut pada nya.
"Kau!! bagaimana bisa?!!" Heran Molly dengan nafas yang ngos-ngosan karena Lenora terus menghindari serangannya.
"Ya bisalah, kau pikir aku akan diam saja saat kau menodongkan pedang itu?" Tanya Lenora dengan mengangkat pedang Bing dan menyimpan nya di pundak nya, tingkahnya benar-benar aneh!!
"Lenora, tolong jaga sikap mu...." Gumam Diego yang nampak malu atas nama Lenora, kenapa Lenora menunjukan sikap barbar nya di hadapan semua orang? jika di hadapan mereka berdua itu bukanlah hal yang besar.
"Kau!! jika kau berani maka lawan aku! bukannya menghindar....." Geram Molly dengan ekspresi yang penuh kekesalan.
"Aku kan masih belum memulai nya, kau sendiri yang terlalu bersemangat. Baiklah, ayo kita mulai...." Ucap Lenora dengan mengeluarkan pedang Bing.
Semua yang mendengar itu langsung membulat kan mata nya, jadi sejak tadi mereka melihat Lenora sedang bermain?
"Wah, ini luar biasa!!" Kagum Lenora pada pedang yang ia pegang sekarang, terasa ringan namun memiliki kekuatan yang besar di dalamnya.
Molly yang melihat Lenora lengah lagi segera menggunakan kesempatan itu untuk menyerang nya, namun Lenora tetaplah Lenora...
TRANGGGG!!!!
Bunyi pedang yang beradu, Molly menatap Lenora tajam sedangkan Lenora hanya santai.
DUGHHH!!!
"Ukhukk!!!" Molly jatuh terduduk dengan batuk yang mengeluarkan darah segar, Lenora menarik ujung pedangnya dengan santai hingga membuat tubuh Molly mendekati nya. Setelah dekat, barulah Lenora menendang perut nya dengan kekuatan yang tidak seberapa namun justru malah membuat Molly jatuh terduduk.
"Apa kau baik-baik saja? apa tendangan ku terlalu keras? padahal aku hanya menggunakan seperempat nya saja." Heran Lenora dengan membantu nya berdiri.
"Kau!!" Geram nya dengan mencekal lengan Lenora sebelum akhirnya melayangkan tubuh Lenora, namun Lenora justru malah menginjak kepala Molly sebagai tumpuan.
DUGHHH!!
"ASTAGA!! Nona Lenora benar-benar luar biasa!!" Kagum mereka.
Lenora yang melihat Molly kembali jatuh terduduk pun langsung menghampiri nya lagi, dia meringis saat melihat darah yang mengalir di kening Molly hingga ke bawah bibir nya.
"Aku lupa mengatakan jika di sepatu ku ada paku, tadi aku tidak sengaja menginjak nya...." Polos Lenora dengan menggigit ujung jarinya dengan ekspresi cemas.
"Kau!!!!" Geram Molly dengan aura yang semakin kuat, bahkan sorot matanya berubah menggelap. Lenora hampir lemas di buat nya namun dia tetap berdiri tegak di hadapan Molly yang terlihat sudah marah besar.
"Aku tidak akan mengampuni mu!!!" Marah nya dengan mengangkat pedang nya tinggi hingga pedang tersebut melayang dan berubah menjadi harimau.
Harimau tersebut mengaum dengan kencang hingga membuat angin yang kencang, namun Lenora tidak tergerak sedikit pun dari tempatnya. Dia terlihat berbeda dengan sorot mata yang tajam dan senyum miring nya yang tidak bisa di lihat oleh siapa pun selain Bing, Diego dan Archon yang sudah hafal dengan tabiat nya.
Saat harimau itu mengarah ke arah nya, Lenora segera menatapnya tajam hingga membuat sang harimau langsung ketakutan dan menelungkup kan tubuhnya di depan Lenora. Dia tak berani menatap Lenora yang memiliki aura Diego, beruang spirit yang sudah berada di tingkat Divine.
"Apa yang terjadi?" Gumam Molly dengan menelan ludahnya.
Lenora yang melihat harimau itu nampak ketakutan pun segera menarik kembali aura nya dan mulai menghampiri harimu tersebut yang bergetar ketakutan, dia mengelus kepalanya pelan.
"Aku belum memiliki mantel dari kulit harimau, bagaimana menurutmu? apakah aku boleh menguliti nya?" Tanya Lenora dengan ekspresi yang polos nya.
DUGHHHHH
"Aku kalah, tolong jangan apa-apa kan harimau ku. Kau boleh menjadikan aku bawahan mu asal tidak membunuh nya...." Tunduk Molly yang bersujud di hadapan Lenora.
"Aku hanya bercanda, bangunlah. Jangan terlalu berlebihan, aku hanya manusia biasa sama seperti mu. Tak perlu melakukan hal ini, aku akan merasa jahat karena melakukan ini....." Ucap Lenora dengan santai dan membantu Molly untuk bangun.
Semua orang yang mendengar dan melihat itu sangat kagum dengan Lenora, terlihat santai dan tenang meskipun dalam situasi yang mencekam. Namun, bisa membuat musuh bertekuk lutut dengan sendirinya tanpa ia minta.
"Terimakasih nona, maafkan aku. Aku bersedia menjadi bawahan mu, tolong jangan membuat ku mengingkari janji ku...." Tunduk nya.
"Ehh...." Lenora menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia melirik Archon dan Diego yang hanya mengangguk.
"Aku tidak bisa menjadikan mu bawahan ku, tapi aku akan menjadikan mu sebagai teman ku. Aku masih belum terbiasa dengan hal seperti itu, jadi mulai sekarang kau di larang tunduk pada siapapun..." Jelas Lenora.
"Tapi nona..."
"Aku tidak menerima penolakan, ayo turun. Kaki ku sudah pegal..." Ucap Lenora dengan membalikkan tubuhnya.
"Baik nona." Patuh Molly.
"Nona, itu... Pedang yang mulia?" Panggil sang Kasim yang membuat langkah Lenora terhenti.
"Ah iya aku lupa, aku menginginkan pedang ini. Tidak apa-apa kan sayang?" Tanya Lenora dengan tersenyum lebar hingga membuat Bing mengangguk tanpa sadar.
"Kau lihat kan?" Ucap Lenora pada sang Kasim yang langsung menundukkan kepalanya patuh, padahal dia tahu seberapa berharga nya pedang Bing yang jarang sekali di keluarkan itu. Namun dengan mudah nya Bing memberikan nya pada wanita yang jelas-jelas baru pertama kali ia temui? entahlah....
Lenora duduk kembali di samping Aeera yang nampak kagum dengan pedang yang di bawa Bing, namun tatapan nya langsung terhenti saat sosok Molly berdiri di hadapannya dengan datar.
"Minggir!" Datar Molly.
"...." Aeera menggeram tertahan, dia tidak bisa melawan atau pun menolak nya karena status mereka pun berbeda.
Molly merupakan putri seorang jenderal di kerajaan ini, sejak kecil dia sudah terbiasa ikut dengan ayah nya karena dia memang sudah tidak memiliki sang ibu. Karena itu lah kedudukan nya di istana sangat berpengaruh, Molly juga sering ikut perang atau pun mengurus hal-hal yang berbahaya di luar sana.
"Kau sepertinya tidak menyukai sosok nya, bukankah dia sangat di banggakan oleh orang-orang?" Heran Lenora dengan berbisik pada Molly.
"Nona, buah yang baru saja jatuh tidak membuat isi nya bagus. Terkadang, di dalam nya sangat lah menjijikkan!!" Balas Molly dengan pelan namun masih dapat di dengar jelas oleh Lenora yang nampak tersenyum puas, sepertinya dengan keberadaan Molly di sisi nya tidak lah buruk.
Aku mau upp banyak nihh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
R@3f@d lov3😘
seruuuu 😍😍
2022-09-23
0
Puteri
Gue ketawa sendiri lagi nih
2022-09-12
1
Ifha Astifa
ahhh bingg sangat sossweet
2022-08-22
0