"Nona, percaya pada ku. Setiap ucapan yang di dengar oleh langit memang akan seperti itu..."
"Molly, jangan mengada-ngada. Aku tidak percaya itu, aku hanya asal bicara...." Ucap Lenora dengan fokus memasak.
"Tapi nona...."
"Sudahlah, sebaiknya kau membantu aku membersihkan ikan-ikan ini. Kau seorang wanita, kau harus bisa memasak agar saat aku sakit kau yang menggantikan aku untuk masak." Potong Lenora dengan memberikan sekeranjang kecil ikan.
"Baik nona."
Mereka sibuk memasak, ini pertama kalinya Molly melihat Lenora memasak dan itu terlihat sangat ahli. Bahkan, semua masakan Lenora pun sangatlah enak dan cocok di mulut nya.
"Kau makan saja disini, aku akan mandi..." Ucap Lenora dengan meninggalkan Molly di dapur.
"Baik nona."
Lenora segera membersihkan dirinya yang terasa bau asap, dia juga memberikan wewangian yang ia buat sendiri dari buah strawberry. Setelah hampir satu jam lamanya bersiap, kini Lenora sudah cantik dan wangi dengan memakai pakaian berwarna biru muda yang bersulam angsa.
"Nona, perhiasan mana yang ingin anda pakai?" Tanya Molly dengan melihat-lihat koleksi perhiasan Lenora yang terlihat berkilauan dan tentu nya lumayan banyak.
"Terserah, semuanya sangat cocok dengan selera ku. Asal tidak terlalu ramai saja jika di pakai..." Balas Lenora dengan santai.
"Baik nona."
Lenora memakai anting yang menggantung panjang dengan ujung liontin nya yang perak, kalung kecil dan cincin beserta gelang yang terlihat cocok untuk nya..
"Anda sangat cantik sekali, tapi kenapa anda memakai cadar?" Heran Molly.
"Aku tidak suka menjadi pusat perhatian orang-orang." Balas Lenora dengan menyemprotkan parfum nya.
"Nona, anda memang sangat berbeda. Ayo pergi...." Ajak Molly yang di angguki oleh Lenora.
"Hmm..." Angguk Lenora dengan bangkit dari duduknya.
Mereka berjalan ke ruang tengah, di sana dia melihat Archon yang sedang makan dengan lahap.
"Archon, aku akan pergi ke istana. Apa kau mau ikut?" Tanya Lenora.
"Tidak, aku akan pergi ke hutan menyusul Diego. Ada seseorang yang mencoba berburu di sana..." Jelas Archon.
"Apa itu berbahaya? jika iya, aku akan ikut pergi dengan mu." Balas Lenora dengan cemas, karena di sana ada Diego yang belum juga pulang sampai sekarang.
"Tidak perlu, kau pergi lah ambil hadiah mu. Malam nanti, aku dan Diego akan pulang."
"Tapi...."
"Jaga Lenora!" Tegas Archon pada Molly yang langsung mengangguk.
"Baiklah, awas saja jika kau tidak kembali dan menelantarkan aku disini!! akan aku cabut habis semua sisik mu yang sudah tua itu!!!" Ancam Lenora.
"Lenora!! kau benar-benar kejam!!!!" Kesal Archon namun Lenora tidak peduli, dia hanya acuh. Namun sebelum pergi, Lenora memilih untuk mengecup pipi Archon lebih dulu hingga membuat laki-laki melotot kan matanya.
"Lenora!!!!!" Kesal nya namun Lenora tidak peduli dan pergi begitu saja, Archon memang sangat kesal jika Lenora mencium nya seperti tadi. Namun, jika Diego yang seperti itu dia akan menerimanya dengan senang hati.
Padahal, Lenora melakukan nya karena sebagai ucapan sayang nya pada mereka berdua sebagai mana yang terjadi di dunia nya dulu.
"Jangan terkejut, aku sudah biasa melakukan nya pada mereka. Mereka sudah aku anggap seperti kakak ku sendiri...." Santai Lenora dengan naik ke atas kuda nya.
"Baik nona, saya mengerti....." Angguk Molly.
Mereka menunggangi kuda dengan kecepatan sedang, Molly melirik Lenora yang nampak gagah dan keren dengan pakaian biru muda yang terlihat berkibar itu. Rambut perak nya nampak menyala karena tersorot sinar matahari, bahkan semua perhiasan nya pun nampak menyilaukan mata.
Pintu gerbang terbuka, semua pengawal langsung menundukkan kepalanya saat melihat sosok Molly dan Lenora. Mereka segera mengambil alih kuda yang di tunggangi mereka untuk di simpan baik-baik, jangan sampai kuda yang di tunggangi calon permaisuri Bing terluka. Itu lah pikir mereka.....
"Nona, mari..." Ajak Molly dengan menuntun Lenora untuk masuk ke sana.
Di setiap lorong, para pelayan maupun pengawal langsung menunduk hormat bahkan ada yang bersujud. Hal itu membuat Lenora merinding seketika,di dunia ini sangat mengerikan jika sudah menyangkut kehormatan.
"Nona Lenora dan panglima Molly datang!!!" Teriak sang Kasim di depan pintu aula yang terlihat besar, mendengar nama panglima membuat Lenora terkejut. Ternyata Molly seorang panglima? pantas saja Archon dan Diego nampak tenang membiarkan Molly berada di sisi nya...
Pintu tersebut terbuka secara perlahan hingga memperlihatkan isi dari dalamnya, terlihat banyak orang yang duduk di sana dan.... Lenora melihat sosok wanita yang memang terlihat cantik dengan rambut hitam legam nya tengah duduk manis di sana.
"Ahh, aku tidak tahu jika disini ada tamu. Kalau begitu aku akan pergi saja..." Ucap Lenora, dia takut jika mereka sedang membicarakan hal yang serius.
"Duduklah." Tegas Bing dengan menatap Lenora.
"Nona, ayo...." Bisik Molly dengan menuntun Lenora agar duduk di kursi kosong yang berada tak jauh dari tempat Bing duduk.
"Apakah dia wanita yang anda katakan itu yang mulia?" Tanya seorang laki-laki yang terlihat tegas dan berwibawa, dia juga memakai pakaian kerajaan sama seperti Bing.
"....."
"Ternyata tidak lebih baik dari putri kerajaan Sirozuna!" Ucap nya dengan lantang, sorot mata nya terlihat sangat merendahkan Lenora yang masih duduk dengan santai. Dia memang bukan seorang putri, dia juga bukan seorang bangsawan, dia juga bukan seseorang yang terhormat. Dia hanya wanita yang numpang hidup dengan Archon dan Diego, jadi... Untuk apa marah? bukankah semua yang di katakan oleh nya memang benar?
"Jaga ucapan anda yang mulia!!" Marah Oliver.
"Saya hanya mengucapkan hal yang sebenarnya, benarkan nona?" Tanya nya pada Lenora.
"Benar sekali yang mulia, terimakasih karena sudah repot-repot mewakili saya." Balas Lenora dengan tersenyum hingga membuat mata nya terlihat mengecil.
"...." Semua orang yang ada di aula mendadak diam, mereka pikir Lenora akan marah dan mengamuk di sana. Bukankah dengan begitu mereka akan lebih mudah membuat nya malu? namun, nyata nya tidak sama dengan apa yang mereka pikirkan.
"Takdir hidup mu akan semakin buruk untuk kedepannya!" Ucap seorang wanita yang Lenora yakini itu adalah putri dari kerajaan Sirozuna, Amrita Sirozuna.
"Wahhh, anda memang sangat hebat putri. Saya memang menyukai tantangan sejak kecil, bahkan saya sudah terbiasa hidup dengan penuh tantangan dan rintangan. Bukankah dengan begitu kita bisa menikmati hidup yang sebenarnya? dari pada memikirkan masalah percintaan yang sangat membosankan dan juga..... Sangat tidak berkelas karena harus mengejar laki-laki yang tidak menyukai kita, untuk apa? bukankah itu jauh lebih buruk? merendahkan diri sendiri, sangat tidak ada harganya!" Ucap Lenora dengan santai namun di setiap perkataan nya mengandung kata sindiran yang begitu sempurna.
"Kau!!! apa maksudmu hah!! kau menyindir ku?!" Marah Amrita dengan bangkit dari duduknya.
"Putri, dari mana anda mendengar saya menyebut kan nama anda? jangan terlalu serius, saya hanya bercanda." Balas Lenora yang membuat Amrita semakin tak terkendali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments