"Mulai sekarang, kerajaan Luminos sudah tidak ada hubungan apapun dengan kerajaan Sirozuna!! tarik kembali semua investasi yang ada di kerajaan Sirozuna, bahkan..... Ambil separuh kekayaannya untuk membayar hutang yang sudah kalian pinjam dari kerajaan ini!" Dingin Bing.
"Y-yang mulia, tolong maafkan kami.... Kami terlalu gegabah yang mulia, jangan sampai hanya karena wanita itu hubungan kita terpecah belah seperti ini..." Ucap raja Sirozuna dengan ketakutan, bukankah dengan begitu kerajaannya bisa di katakan hancur?
"Heh, masih berani membicarakan nya dengan mulut kotor mu itu?" Senyum Bing dengan bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati raja Sirozuna.
"T-tidak yang mulia, maksud saya Akhhhhhhhhhh.... Ukhukk Ukhukk Ukhukk..."
Raja Sirozuna terpental saat Bing mengangkat tangannya, dia terbatuk-batuk dengan mulut yang bersimbah darah. Amrita yang melihat kakak nya terluka sangat terkejut, biasanya Bing tidak pernah se marah ini pada mereka.
"Kakak, apa kakak baik-baik saja?" Takut Amrita saat melirik Bing yang begitu menggelap karena amarah nya.
Raja Luminos beserta sang istri dan juga anak nya Oliver tidak ada yang berani mencegah Bing, mereka tidak tahu seberapa besar kekuatan Bing.
"Bawa para sampah tidak berguna ini dan sebarkan bahwa saat ini mereka bukan lagi bagian dari kerajaan Luminos!" Datar Bing sebelum akhirnya pergi dari sana.
"Baik yang mulia." Kompak mereka dengan menyeret raja Sirozuna dan Amrita seperti sampah pada umumnya, para pelayan yang melihat itu merinding seketika.
Mereka adalah seorang bangsawan, bahkan seorang raja dan pemimpin namun masih bisa di perlakukan seperti ini oleh Bing, lalu bagaimana dengan mereka yang hanya sekumpulan orang-orang miskin yang tidak memiliki apapun?
"Bukankah sudah di katakan sejak awal, jangan pernah menyinggung nona Lenora di hadapan yang mulia?" Gumam sang Kasim dengan menatap iba pada raja Sirozuna dan Amrita yang memang sangat angkuh dan sombong itu.
"Ehh? ada apa ini? apa terjadi sesuatu? sayang sekali, aku tidak menyaksikan nya....." Celetuk seseorang yang datang dengan membawa makanan di tangannya, di belakangnya terdapat juga wanita yang membawa beberapa makanan.
"Kau....!!!" Geram Amrita dengan menatap tajam Lenora yang nampak acuh dan tak peduli.
"Paman Kasim, di mana Bing? ahh maksud saya yang mulia." Tanya Lenora yang masih belum terbiasa memanggil Bing.
"Yang mulia pergi, mungkin beliau ada di..."
"Ada apa?" Sela seseorang yang datang dengan jubah kebesaran nya, kedua alisnya yang bertaut membuat nya terlihat tampan dan sempurna.
"Kau belum memberikan hadiah nya, jangan berbohong lagi padaku!" Ucap Lenora dengan melipatkan kedua tangannya.
"Y-yang mulia, saya sudah mau memberikannya namun nona Lenora sudah pergi dengan terburu-buru dan tak menghiraukan ucapan saya." Jelas sang Kasim dengan penuh ketakutan, dia takut akan di usir oleh Bing.
"Ahh iya, tadi ada urusan mendadak yang harus di selesaikan." Ucap Lenora.
"Sudah begitu malam, masuk lah." Ucap Bing.
"Hmm..." Angguk Lenora yang segera berlari mengejar Bing namun....
"Tunggu sebentar, aku membawakan oleh-oleh untuk jenderal Westeros. Kau duluan saja, aku akan segera kembali...." Balas Lenora dengan berlari kembali ke arah yang berlawanan.
"Jenderal Westeros?" Ucap Bing.
"Yang mulia, dia adalah ayah dari nona Molly." Jelas kasim.
"Hm."
Lenora mencari keberadaan jenderal Westeros di lapangan namun tidak menemukan nya, Molly yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Nona, biasa nya di jam seperti ini ayah saya sudah istirahat dan akan bangun kembali pukul dini hari." Jelas Molly.
"Kenapa kau tidak mengatakannya dari awal?!" Kesal Lenora.
"Nona, saya akan mengatakan nya namun nona sudah berlari lebih dulu. Saya akan mengantarkan makanan ini, nona sebaiknya temui saja yang mulia." Balas Molly.
"Segera lah kembali..." Ucap Lenora dengan memberikan makanan nya.
"Baik nona."
Para pelayan yang melihat sosok Lenora segera menundukkan kepalanya penuh hormat, mereka sangat penasaran dengan wajahnya. Menurut orang-orang yang sudah melihatnya, Lenora sangat cantik.
Lenora masuk kedalam ruang kerja Bing, matanya membulat karena di sana banyak sekali tumpukan buku yang berjejer.
"Duduklah, itu adalah hadiah untuk mu." Ucap Bing dengan duduk di singgasana nya.
"Terimakasih.." Senang Lenora dengan segera duduk dan membuka kotak tersebut, sebuah busur yang kecil namun terbuat dari emas dan beberapa anak panah yang nampak berkilauan.
"Itu adalah busur Aggasyous, kekuatan nya setara dengan satu serangan hewan spirit tingkat dewa." Jelas Bing yang lagi-lagi membuat Lenora melotot kan matanya penuh kagum.
"Benarkah?" Tanya Lenora dengan mengambil busur panah tersebut namun justru membuat tangan nya terluka.
"Shhhh!" Ringis Lenora dengan memegang jari tangannya yang berdarah, dia merasa seakan-akan darah nya tersedot ke busur tersebut.
"Apa yang kau lakukan? kenapa kau sangat ceroboh?! aku belum selesai menjelaskan nya..." Ucap Bing dengan melihat tangan Lenora.
"Kau sendiri menjelaskan secara setengah setengah, kenapa menyalahkan aku?!" Kesal Lenora dengan menatap tajam Bing.
"Hhh baiklah, dengarkan aku. Panah ini tidak bisa kau gunakan sebelum kau mencapai tingkat surgawi, jadi..."
"WHAT? TINGKAT SURGAWI?! Kau gila? sekarang saja aku masih berada di tingkat rendah level 3, lalu untuk apa hadiah hebat ini jika aku tidak bisa menggunakan nya!" Kesal Lenora dengan menendang meja tersebut dengan penuh kekesalan.
"Karena itu lah, kau harus selalu berlatih. Aku tahu kenapa kau tidak lagi naik tingkat, beberapa Meridian mu tersumbat dan harus segera di murni kan." Ucap Bing.
"Di murni kan bagaimana?Archon bilang aku sudah mentok di tingkat ini dan harus ada barang yang bisa membuka Meridian ku." Ucap Lenora dengan ekspresi serius nya.
Mereka saling tatap, tanpa sadar Bing membuat cadar Lenora hingga memperlihatkan wajah cantiknya.
"Ada beberapa metode untuk membuka Meridian mu.." Jelas Bing.
"Benarkah? kau tahu caranya Bing?" Tanya Lenora dengan antusias.
"Ya.."
"Aku akan memberikan busur ini lagi padamu, asalkan kau mau membantu ku. Aku mohon, aku tidak ingin lagi jadi beban untuk Archon dan Diego....." Pinta Lenora dengan memegang lengan Bing.
"Apa kau selalu melakukan hal ini pada beruang jelek dan ular busuk itu?!" Tanya Bing dengan ekspresi tak senang nya.
"Beruang jelek dan ular busuk? kau menghina saudara ku!!!" Marah Lenora dengan mendorong tubuh Bing yang tidak terusik sama sekali.
"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."
"Terserah!!" Ketus Lenora.
"Hhh... Aku akan mengajari mu, pulanglah ini sudah larut. Besok pagi, temui aku di halaman istana." Ucap Bing.
"Benarkah?" Wajah Lenora kembali sumringah, apakah wanita memang selalu seperti ini?pikir Bing.
"Ya."
"Baiklah guru, mulai sekarang aku akan patuh pada mu....!!" Senang nya dengan bangkit dan menundukkan kepalanya secara berulang-ulang, dia sangat senang karena orang yang akan melatih nya sangat luar biasa seperti Bing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
KrisTie Lyiee
kenapa bukan dimensi
2023-09-14
0