Bing tersenyum puas saat melihat Lenora yang nampak tenang mengatasi permasalahan di depannya dengan mudah. Sikap anggun dan tenang nya membuat Lenora seperti wanita berkelas dan juga begitu terhormat.
"Nona Lenora, ucapan mu sungguh sangat tajam!" Ucap Raja Sirozuna dengan menatap Lenora penuh rasa penasaran.
"Terimakasih yang mulia, namun ucapan saya tidak setajam seperti ucapan kalian. Karena itu lah, saya masih harus belajar dari kalian...." Ucap Lenora yang membuat beberapa orang di sana menahan tawa nya.
"Kau!!!" Raja Sirozuna pun sudah sama seperti Amrita yang begitu kesal dan marah namun mereka masih tidak bisa melakukan apa-apa karena di sana ada Bing yang terus memantau mereka.
"Bing, maksud saya yang mulia Bing... Di mana hadiah saya?saya ingin segera keluar dari tempat ini." Ucap Lenora dengan mengulurkan tangannya dan dengan tidak tahu malu nya itu, hingga membuat Molly menggelengkan kepalanya saja, dia akan terbiasa dengan sikap Lenora yang sekarang.
"Tunggu sebentar lagi...." Balas Bing.
"Sampai kapan? kau senang melihat ku berbicara dengan mereka?!" Kesal Lenora dengan menendang kursi kebesaran Bing karena Lenora memang berada di samping Bing.
"Yang mulia!!" Pekik mereka namun mereka kembali diam karena Bing tidak marah, justru Bing malah tersenyum kecil.
"Hadiah mu ada di dalam kamarku..." Balas Bing dengan menatap Lenora.
"Di kamar? jangan macam-macam Bing!!! kau memang sengaja mempermainkan aku ya? cepat ambil hadiah nya....!!" Kesal Lenora.
"Tunggu sebentar lag..."
CUP
"Sudah, tidak perlu ke kamar. Aku sudah memberikan nya sekarang, cepat ambil... Aku akan menunggu di luar." Balas Lenora dengan mengecup kening Bing yang langsung diam itu, ini kedua kali nya Lenora mencium nya.
"Ayo Molly..." Ajak Lenora dengan santai dan pergi dari sana tanpa mengucapkan apapun pada mereka yang nampak cengo, mereka menatap Bing tak percaya karena ucapan Bing yang sebelumnya ternyata meminta sebuah ciuman pada Lenora?
"Ekhemm...." Bing menetralkan ekspresi nya kembali, dia menatap sang Kasim dan mengangguk sebagai kode untuk mengambil hadiah untuk Lenora. Padahal dia masih ingin menahan Lenora di sana, namun ternyata Lenora memanfaatkan kesempatan itu untuk bisa kabur dari nya.
Namun, meskipun begitu Bing merasa puas karena dia bisa melihat ekspresi kaget bercampur tak percaya dari kerajaan Sirozuna yang melihat nya dengan jelas kegiatan mereka tadi.
"Molly, apa kau mau membawa ku berkeliling disini?" Tanya Lenora dengan ekspresi penuh permohonan.
"Tentu saja, ayo nona..." Balas Molly dengan senang hati.
Molly membawa Lenora ke tempat pelatihan militer kerajaan tersebut, mata Lenora membulat sempurna saat melihat para prajurit yang sedang berlatih dengan tidak memakai pakaiannya sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sangat luas biasa bagus.
"Molly...!" Tegas seseorang yang datang dengan tubuh yang tinggi tegap dan wajah sangar nya.
"Ayah, dia yang aku ceritakan semalam." Balas Molly dengan tersenyum pada Lenora.
"Halo tuan jenderal...." Sapa Lenora dengan menundukkan sedikit kepalanya hingga membuat Molly terkejut, begitu pun dengan jenderal Westeros yang sama-sama terkejut dengan sikap sopan Lenora.
"Tidak perlu melakukannya nona, anda cukup memanggil saya Westeros saja." Balas nya dengan tak enak hati.
"Baiklah jenderal Westeros." Angguk Lenora.
"Ngomong-ngomong, sebaiknya kita duduk di tempat yang lebih nyaman. Ayo..." Ajak nya yang di balas anggukan oleh mereka.
Jenderal Westeros membawa mereka duduk di bawah pohon yang nampak nyaman, di sana juga sudah tersedia minuman dan makanan ringan. Sepertinya kedatangan Lenora sudah di nantikan oleh jenderal Westeros itu.
"Nona, terimakasih karena sudah memanfaatkan putri saya yang memang sangat keras kepala ini!" Ucap nya dengan menatap Molly yang masih asik memakan cemilan nya.
"Tidak apa-apa jenderal, justru saya merasa senang karena memiliki teman seperti nya." Angguk Lenora.
"Nona, saya mengizinkan putri saya untuk terus mengikuti anda sampai kapanpun. Jika dia lalai dalam tugas nya, anda bisa membunuh nya jika ingin...." Ucap jenderal Westeros dengan serius.
"Ehh..." Kaget Lenora.
"Ini sudah biasa dalam diri seorang jenderal maupun panglima, kami akan setia dan mengabdi pada satu tuan. Jika kami melakukan kesalahan dan membahayakan tuan nya maka kami tidak layak untuk hidup lagi...." Jelas Molly.
"Itu tidak akan mungkin, bagaimana bisa nyawa seseorang di pertaruhkan dengan begitu mudah? kau tenang saja, selagi baik padaku maka aku akan jauh lebih baik memperlakukan mu..." Ucap Lenora dengan menepuk pundak Molly.
"Nona...." Kompak keduanya dengan ekspresi yang terlihat tak percaya, biasanya mereka akan di perlakukan seperti hewan yang tidak memiliki perasaan. Tapi Lenora?
"Tidak apa-apa, kalau beg....... Ukhukk!!!" Lenora terbatuk-batuk dengan memukuli dada nya yang terasa sesak, darah segar keluar dari sela-sela bibir nya hingga menempel ke cadar nya.
"Nona? apa yang terjadi?" Kaget sanga jenderal dan juga Molly.
"Diego!! sepertinya telah terjadi sesuatu pada nya... Aku akan pergi ke hutan!!" Tegas Lenora dengan bangkit dari duduknya.
"Nona, saya ikut..." Ucap Molly dengan cepat.
"Iya.." Angguk Lenora, mereka segera bergegas ke sana dengan berlari cepat. Mereka tidak menghiraukan teriakan para pelayan dan pengawal untuk memeriksa kondisi Lenora terlebih dahulu karena mereka melihat cadar yang Lenora kenakan terdapat banyak sekali darah.
Jarak dari istana ke hutan lumayan dekat, mereka memilih jalan yang sepi dan jarang sekali di lewati oleh orang-orang. Lenora menunggangi kuda dengan kecepatan tinggi namun saat berada di perbatasan, kuda tersebut tidak berani masuk.
"Nona, saya akan mengeluarkan harimau saya untuk nona tunggangi...." Ucap Molly yang dengan cepat mengeluarkan pedang nya dan melakukan hal yang sama seperti malam kemarin.
Harimau itu yang melihat sosok Lenora awal nya merinding namun segera di elus oleh Lenora untuk ia naiki dengan Molly, harimau tersebut melaju dengan kecepatan kilat hingga sampailah mereka di sebuah rumah yang dulu di tempati oleh Lenora.
Namun, kondisi rumah tersebut dalam keadaan tidak baik-baik saja. Semuanya terlihat hancur dan, air terjun yang semula bersih kini berubah menjadi air darah yang mengalir.
"Tidak!! ARCHON!! DIEGO!!!" Teriak Lenora dengan mata yang memerah, dia melihat tubuh Archon dan Diego yang tergolek di atas batu dengan tubuh yang terluka parah.
"Ku mohon, jangan seperti ini....." Tangis Lenora dengan melepaskan cadar nya, Molly yang melihat itu tidak tahu harus melakukan apa.
"Molly, bantu aku memindahkan mereka ke pinggir..." Ucap Lenora dengan tubuh yang bergetar.
"Baik nona."
Lenora dan Molly mengangkat mereka berdua secara bergantian, keduanya di baringkan di atas rumput yang tebal. Lenora melepaskan semua pakaian yang mereka gunakan hingga yang tersisa hanyalah celana nya saja.
"Nona, sepertinya yang menyerang mereka bukan seorang pemburu. Jika mereka pemburu, mereka akan membunuh mereka dan mengambil inti kehidupan nya." Ucap Molly yang membuat pergerakan Lenora terhenti, itu memang benar. Lalu siapa yang sudah masuk ke hutan ini? pasti bukan orang sembarangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
KrisTie Lyiee
dasar lemah😒😒😒😒😒
2023-09-14
0
Azizah
astagaaa..lenora itu seorang kasar loh malah d gituin Sumpah bikin ngakak🤣🤣🤣
2022-08-09
5
yie
yg bakal dihancurkan pertama ni
2022-08-02
3