Part 16.Harus berubah.

.....

Hanna POV.

Hati ku merasa sakit ketika mengatakan sesuatu yang tidak sesuai kemauan ku.Aku dan Rayn memang benar berteman,tapi kenapa aku merasa sedih ketika berkata,'kami cuma berteman'.

Menyakitkan dan menyedihkan.Aku berharap Rayn memiliki ikatan lebih dari sekedar teman dengan ku.Tapi itu mustahil,Rayn tidak mungkin menyukai ku dan tidak mungkin mau menjadi kekasih ku.Apalah aku ini yang cuma gadis yatim piatu miskin dan tidak berpendidikan.Tidak mungkin Rayn tertarik pada gadis seperti ku ini.

Jujur ku akui,aku sudah menyukai Rayn sejak melihat Rayn di lobby hotel dihari pertama aku datang ke Jakarta.Rayn lelaki yang menawan dan menarik.Awalnya aku sempat berpikir jika Rayn itu berhati batu dan sedingin es.Pasalnya Rayn tidak jadi menolong ku ketika aku diseret anak buah Bagaskara.

Seiring waktu asumsi ku yang buruk tentang Rayn menguap dan menghilang.Ternyata Rayn lelaki yang baik,ramah dan humoris.Bisa membuat ku tertawa dan merasa nyaman saat ada didekatnya.

Tidak seperti Nino yang arogan,m*sum dan pemaksa.Entah apa yang memicu Nino senang mengintimidasi ku dan memaksa ku?,aku tidak peduli.Aku tidak suka Nino dan lebih suka Rayn.

I dunno why?.Entah apa gerangan yang mendorong Rayn berani melawan Nino?.Tetapi aku merasa senang dengan perhatian Rayn pada ku.

"Heiii,anak baru.Nama elo Hanna kan?".

"Si kupu-kupu malam yang menjelma jadi pelayan itu kan?".

Buyar sudah isi pikiran ku di waktu senggang ku ini saat melamun di rest area pegawai ketika beristirahat lantaran diganggu dua teman seprofesi ku yang menghina dan menuduhku jelek.

Aku tidak mengindahkan hinaan yang dilayangkan dua gadis itu.Aku tersenyum meskipun hatiku terasa getir."Iya benar.Maaf,aku lupa belum mengenalkan diri.Halo,aku Hanna?".Uluran tangan ku tidak disambut baik teman kerja ku ber- pin nama Ralin,senyumku tetap melekat di wajah ku.

Tidak mengapa.Hal-hal seperti ini pasti akan sering ku temukan di sini.Ada yang mau berteman dengan ku dan ada pula yang menolak permintaan pertemanan ku.

"Elo berguru pada siapa di kampung?.Bagi gue dong ilmu nya!".

Sungguh aku tidak bisa mencerna perkataan sesama waiters yang ber- pin nama Linka."Apa maksud kamu?".

"Elo itu pura-pura bego apa emang blo'on sih?".

Perangai Linka tidak secantik parasnya.Aku kecewa dihari pertama ku bekerja sebagai waiters tidak mendapat respon positif dari teman-teman seprofesi ku itu.

"Aku senang kalian sudi menyapa ku.Kalian kelihatan baik dan ramah.Tapi rupanya sangat kasar.Terpaksa ku bilang ini,aku gak suka dengan cara kalian menyapa ku".Aku pergi menghindari keributan dengan teman-teman sepekerjaan ku yang terlihat tidak bersahabat itu.

Ekspektasi ku tidak sesuai kenyataan.Kupikir aku bisa beradaptasi dengan baik dan mendapat teman yang baik pula.Profesi sebagai waiters yang lebih baik dari seorang wanita penghibur tidak menjamin akan menemukan teman sebaik Sarah dan kak Nella.

Status sosial dan titel seseorang bukanlah sesuatu yang penting.Mau menerima ku dengan apa adanya diriku bukan karna ada apanya aku dan tanpa melihat siapa jati diriku adalah hal yang poin utama dalam berteman.Terpenting bisa memilah dan memilih mana yang baik atau buruk,dan mana yang salah atau benar.ltu adalah bagian dari prinsip ku dalam pergaulan yang ku pegang teguh.

Tetapi setelah mendengar hinaan,cemoohan dan fitnah Ralin dan Linka yang keji,aku merasa harus mengubah prinsip ku dalam bergaul.Sebagai manusia biasa yang lemah,aku butuh orang lain sebagai sistem pendukung ku dan penyemangat hidup ku.

-Author-

Bagaskara mengagumi Hanna yang bisa mengubah persepsi nya terhadap wanita.Dimata Bagaskara semua wanita sama saja seperti Mama nya,Eva.Materalistis,tidak setia dan suka menggoda.Mendekati lelaki cuma demi uang dan harta.

Tetapi pandangan nya pada Hanna berbeda.Hanna gadis pekerja keras,penuh tanggung jawab dan rela membayar uang yang tak pernah dilihat atau pun diterima Hanna.Selain cantik,Hanna pun gadis yang baik dan jujur meski terlihat naif dan ketinggalan jaman.

Terlepas dari semua itu,Bagaskara menyesal telah menyusahkan Hanna.Padahal uang yang diambil Fandy nilainya tak seberapa dibandingkan kekayaan yang dimilikinya.Kehilangan sebagian kecil uangnya takkan membuat nya jatuh miskin.Tetapi entah kenapa?,la senang menyulitkan Hanna dan tak mau Hanna pergi.

"Hati dan pikiran ku cuma dipenuhi Hanna.Kenapa?.Ada apa dengan ku?.Apa mungkin aku jatuh cinta?".Bukan cinta pada pandangan pertama dan bukan pula cinta pertamanya,tetapi Hanna mampu menguasai segenap jiwa dan raganya.

"Apa itu Hanna?.Kenapa cara berjalannya seperti itu?".

Tak jauh dari tempat nya berdiri,Bagaskara menatap Hanna yang kesulitan memakai heels setinggi 5 cm di rest area pegawai.Bagaskara menggendong Hanna yang berjalan pincang didepan para pegawainya sampai keluar dari rest area pegawai.Seketika aksi heroik Bagaskara itu menarik perhatian pegawai lain yang beristirahat selesai bekerja dari petang sampai lewat dini hari.

"Akhhh,lepaskan aku.Apa yang Boss lakukan?".Sekalipun Hanna tak pernah digendong lelaki manapun,tentunya kaget setengah mati sampai memukuli dada Bagaskara yang berani menggendong nya didepan umum.

"Diamlah!.Nanti kamu jatuh".Bagaskara membawa Hanna ke ruang kerja nya dan mendudukkan Hanna di kursi kebesaran nya sebagai seorang pimpinan.

"Lepaskan sepatu mu!.Aku akan obati luka mu.Tahan ya!".Tumit kaki Hanna yang lecet dan memerah Bagaskara obati dengan salep antiseptik dan dibalut plester.

Hanna memandangi Bagaskara yang begitu perhatian terhadap nya.Membiarkan nya duduk di singgasana Bagaskara dan mau mengobati kakinya yang terluka lantaran tak terbiasa memakai heels.Dikampung mana pernah la memakai heels.Selain tak punya heels,Hanna lebih suka memakai sendal jepit atau flatshoes.

"Harusnya kamu bilang kalau kaki mu sakit.Kenapa memaksakan diri kalau kamu tidak biasa memakai sepatu setinggi ini".Melihat kaki Hanna terluka,hati Bagaskara terasa sakit.

Lelaki macam apa dirinya sampai tega menyakiti dan menyusahkan wanita yang telah menerangi dunia kelam nya itu.Seharusnya la menjauhkan Hanna dari rasa sakit.

"Aku harus membiasakan diri dengan hal-hal yang tidak pernah ku lakukan dikampung ku,dan mencoba sesuatu yang tidak ada ataupun tidak ku temukan dikampung ku.Disini aku harus cepat beradaptasi dan merubah gaya ku,pola pikir dan cara pandang ku.Aku tidak mau dibilang norak,ketinggalan jaman atau tidak gaul.Itu sangat menyakitkan".

Masih muda tetapi sudut pandang Hanna begitu dewasa,gigih dan penuh semangat.Bagaskara kian mengagumi Hanna.Tetapi tak seharusnya Hanna merubah dirinya.

"Sekeras apapun kamu berusaha jika tidak ikhlas,pamrih dan melakukan nya demi orang lain,tidak akan berarti apa-apa Hanna.Kamu tidak harus menjadi seperti orang lain dan jadilah dirimu sendiri".Bagaskara lebih menyukai Hanna apa adanya.

Tanpa riasan,perhiasan dan gaun mewah,Hanna tetap mempesona dimata nya.Kecantikan Hanna tak tersaingi wanita manapun.Bagaskara menyukai wanita yang sederhana,tidak berlebihan dan tidak mencolok.

"Prinsip ku itu sudah ku revisi,Boss.Orang lain akan memandang ku sebelah mata jika aku begini terus.Bukan sesuatu yang buruk kan jika aku berubah?".

Niat baik Hanna tak seharusnya la halangi.Bagaskara harus mendukung tekad Hanna yang mau berubah menjadi lebih baik lagi."Tentu saja tidak Hanna.Aku mengerti.Setiap orang punya hak untuk berubah.Baiklah.Am here for help you,Hanna".

"Tidak perlu Boss.Aku mau berusaha semampu ku,dan berdiri sendiri tanpa harus bertopang pada orang lain".

Bagaskara menatap tajam Hanna.Bukan penolakan Hanna yang la harapkan.Niat tulisnya itu seharusnya Hanna sambut baik."Kamu akan menyesal jika menolak bantuan ku Hanna.Kamu butuh seseorang untuk mewujudkan semua itu".

"Bolehkah aku memanfaatkan mu Boss?".

Sebesar apapun kemauan dan permintaan Hanna,tentu saja Bagaskara tidak mungkin menolaknya."Kenapa tidak?.Aku senang bisa membantu mu Hanna".

Apapun akan Bagaskara lakukan demi Hanna.Harta nya akan tergerus habis,Bagaskara tak peduli.Berapapun besarnya uang yang Hanna butuhkan untuk merubah penampilannya,akan la gelontorkan.Kebahagiaan Hanna yang terpenting dan nomor satu.

"Baiklah.Aku terima dengan senang hati tawaran Boss".

Jawaban Hanna menyenangkan hati Bagaskara dan membuat nya tersenyum.Memanjakan dan membahagiakan Hanna bukanlah sesuatu yang sulit.Bagaskara akan melakukan segalanya demi kebahagiaan Hanna."Ok.Sesi pertama di mulai besok siang.Siapkan diri mu Hanna.Baiklah.Aku mau pulang dulu.Sampai jumpa nanti Hanna".

"Baik Boss.Terima kasih.Hati-hati Boss!".Tangan Hanna yang melambai Bagaskara balas dengan senyuman.

Bulan terasa begitu indah yang pernah Bagaskara lihat malam ini.Bias cahaya bulan yang terlihat indah itu mengiringi langkah nya pulang ke apartemen mewahnya yang tak jauh dari night club atau pun hotel Royal Palace.

Masa lalunya yang kelam seakan sirna dan terhapus oleh kehadiran Hanna.Dunianya yang terasa hambar dan hampa,memudar karna Hanna.Hatinya yang lama kosong dan tak berpenghuni telah terisi kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!