Part 2.Teh Celup cap Buaya Buntung.

Perbekalan pakaian sudah disiapkan Hanna didalam koper.Tak lupa Hanna membawa bingkai foto bergambar kedua orang tuanya yang sudah tenang di peristirahatannya yang terakhir.Beberapa lembar uang seadanya dan ponsel diselipkan Hanna di tas selempangnya.

Berdebar kencang jantung Hanna ketika menunggui Fandy diteras rumah yang belum juga datang padahal sinar sang Surya mulai terlihat menguning diufuk barat sana.

Campur aduk perasaan Hanna sebelum akan berangkat ke kota yang teramat sangat asing baginya.Belum menginjak kota Jakarta rasa resah dan gelisah yang berbaur menjadi satu sudah mengungkung hatinya.Apalagi jika sudah tiba di Jakarta nanti.

Perasaan Hanna yang tak karuan kian berdebar ketika mobil Fandy datang dan menepi didepan rumahnya.Hanna melangkah mendekati Fandy yang bergeming dihadapan bundaran setir dengan kaki yang bergetar.

Hanna mengetuk kaca mobil Fandy yang masih tertutup.Hanna tersenyum kearah Fandy yang mengulas senyuman begitu kaca pintu mobil dibuka Fandy."Haiii Fan?.Akhirnya kamu datang juga.Kupikir kamu membual dan gak jadi menjemput ku".

"Aku bukan orang yang suka mengingkari janji Hanna.Aku pasti datang kemari untuk menjemput mu".Fandy tak mungkin mengingkari janjinya menjemput Hanna yang akan mendulang keuntungan baginya.

Dengan malas Hanna memutar kornea nya yang legam,sampai bulu matanya yang lentik turut berputar seperti kincir angin."Kamu ini Fan.Mudah sekali tersinggung.Maafkan aku yang gak pandai berbasa-basi ini Fan".

"Ya sudahlah.Lupakan saja Han.Ayo masuklah Hanna!.Simpan dulu koper mu dibagasi".Apa yang disuruh Fandy,Hanna turuti tanpa berbicara sepatah kata.

Sejurus Hanna memasang seat belt,Fandy menginjak gas mobilnya dengan hati riang menuju ke kota yang penuh mimpi dan harapan indah Hanna yang takkan mungkin pernah menjadi nyata.

Paling menyenangkan hati Fandy ketika bayangan uang gepokan bertebaran di pelupuk matanya.Sudah pasti uang yang diterimanya dari seseorang yang akan menampung Hanna nanti,terhitung sangat besar sekali jumlahnya.

Fandy melesatkan lebih cepat mobilnya dengan senyuman yang tak surut diwajahnya.Ia tak sabar ingin segera menikmati hasil kelicikannya dalam menjebak gadis seperti Hanna yang naif dan mudah dibodohi.

Pandangan Hanna tak lepas menatap jendela kaca yang memamerkan keindahan alam pedesaan yang dilewatinya bersama Fandy.Antara percaya dan tidak percaya la meninggalkan desa yang penuh dengan kenangan terindah sekaligus terburuk dan terpahit ketika kehilangan kedua orang tuanya yang tewas dengan tragis.

Segelintir ingatan pahitnya kembali memutari kepalanya.Masih teringat jelas ketika menemukan jasad kedua orang tuanya terbujur kaku di jalanan dengan bersimbah darah.

'Ya Allah,hamba titipkan pada Mu orang yang ku sayangi di paribaan nya yang terakhir.Aku yakin Engkau menempatkan ayah dan ibu di surga Mu yang terindah'...Terselip kalimat do'a dalam batin Hanna yang menjerit ingin sekali menangis mengenang kilas balik kejadian memilukan hati nya.

Ingin rasanya Hanna mengutuk orang yang telah melenyapkan nyawa orang tuanya tapi bingung pada siapa.Kini Hanna hanya bisa pasrah dan menyerahkan segalanya pada Sang Pengatur kehidupan yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang terjadi dimuka bumi ini.

Lagipula Hanna yakin jika orang yang telah membuat orang tuanya meninggalkan dunia dan dirinya seorang diri takkan hidup tenang.Biarlah Sang Khalik yang maha adil,mengurus orang yang dengan tega membuatnya menjadi yatim-piatu.

Tiada yang dapat menghalangi campur tangan Tuhan terkecuali atas ijin-Nya.Semua yang telah terjadi sudah menjadi kehendak-Nya.Apa daya Hanna jika yang terjadi pada nya sudah ditetapkan Tuhan.

"Maaf,maafkan akuuu...".

Rayn Ibrahim Thariq terbangunkan mimpi buruknya yang menyapa ketika Matahari belum naik keatas.Mimpi buruk yang terasa nyata kembali menari dipikirannya itu telah menganggu tidur nyenyak nya.

"Hah...hah...hah...".Helaan nafas Rayn tersengal sesaat ketika terduduk di spring bed king size nya seperti sehabis lari maraton."Aku mimpi buruk lagi.Kenapa aku terus memimpikan itu?,kenapa?".Bergema teriakan Rayn dikamar nya yang hening,berinteror monokrom dan mewah serta luasnya dua kali seluas lapangan badminton.

Entah keberapa kali mimpi itu hadir dalam bawah sadar nya dan bertandang ketika Rayn tidur.Sudah lama berlalu namun peristiwa naas yang dilakukannya tanpa sengaja telah menghilangkan nyawa orang lain masih saja menghantui dirinya.

Rayn menyambar gelas yang berisi air mineral diatas nakas dan meneguknya guna mengusir rasa yang membelenggu hatinya.Rayn terpukul dan menyesali harus memimpikan hal yang sama.Bukan satu atau dua kali melainkan sering dan kerap sekali.

Pernah Rayn ingin mengakhiri hidupnya sendiri karna terbelenggu oleh perbuatannya yang sudah lari dari rasa tanggung jawab.Kembali keberadaan wanita paruh baya yang menjadi Mama nya mengurung niat Rayn.

Alasan itu membuat Rayn tak mungkin meninggalkan satu-satunya orang tua yang tersisa dalam hidup nya itu seorang diri dimana sang ayah sudah tak ada lagi didunia ini.Apalagi la anak tunggal yang harus menjaga dan melindungi Mama nya untuk menggantikan posisi mendiang Papa nya.

Belum lagi Rayn dibebani harus mengurus perusahaan yang ditinggalkan mendiang sang Papa.Mustahil Rayn bisa mati secepat itu dengan mudahnya dan tanpa beban berat yang dipikul.Dosanya dan rasa tanggung jawabnya itu masih belum terbayarkan dan bahkan mungkin takkan pernah terampuni oleh Tuhan.

Tok,tok,tok...

Ketukan pintu mengagetkan Rayn yang termenung ditepi kasur."Rayn sayang!.Kamu sudah bangun nak?.Ayo turun dan sarapan dulu.Mama sudah siapkan makanan kesukaan mu".Suara Mama Rayn,Aruni,mengobrak-abrik keheningan pagi dibalik pintu kamar Rayn.

"Iya Ma.Sebentar lagi aku turun Ma".Beranjak dari kasur Rayn kekamar mandi dan membasuh muka nya dengan air yang mengalir deras di wastafel.

Mata Rayn tak berkedip menatap bayangan wajah nya yang muram dicermin.Raut mukanya seakan mewakili getirnya kemelut dalam hati Rayn saat ini.

Pemandangan yang disuguhkan cermin wastafel itu seketika membuat Rayn sadar jika dibalik parasnya yang tampan menyimpan suatu trauma yang berat dan penyesalan yang terkubur didasar sanubarinya.

Meninggalkan kamar mandi,Rayn keluar kamar dan menuruni anak tangga ke ruang makan.Duduk disamping Aruni yang sudah menanti nya dimeja makan.

Gestur Aruni menunjukkan betapa sayangnya pada Rayn dengan mengambilkan Rayn makanan."Rayn,Mama akan berziarah ke makam Papa.Kamu mau ikut?.Ini hari ulang tahun Papa lho.Mama mau menyapa Papa disana dan mengucapkan selamat ulang tahun".Terasa ada yang mengganjal nafas Aruni mengingat hari ini adalah ulang tahun mendiang suaminya yang sudah tiada lima tahun silam.

Selintas Rayn mengukir senyum masam Aruni menyingung soal pemakaman."Mama sendiri saja.Aku tidak kuat jika mendatangi ke makam Ma".

Bukan Rayn tak mau menyambangi makam Papa nya.Hanya saja setiap kali melihat tanah yang mengubur jenasah Papa nya,dada Rayn terasa sesak.

Karna ulahnya Papa nya menghembuskan nafas terakhir sesaat setelah la melangkah pergi dari rumah selepas bersitegang.

"Kamu masih terpukul dengan meninggal nya Papa?.Apa kamu tidak sayang Papa?".Sedikitpun Aruni tak menyalahkan kematian suaminya yang terkena serangan jantung dengan tiba-tiba setelah bertengkar hebat dengan Rayn yang hingga kini tak tau jelas alasannya.

Takdir tak dapat ditolak dan Aruni tak bisa menyalakan Rayn atas meninggalnya sang suami meski penasaran apa yang dibahas Rayn dan mendiang suaminya kala itu.

Pernah Aruni ingin menanyakan apa yang memicu pertengkaran antara Rayn dan mendiang suaminya,akan tetapi tertahan dipangkal lidahnya.

Sekilas Rayn melirik Mama nya dengan ekor matanya yang tajam."Bukan begitu Ma.Aku tidak mau bersedih dan tidak kuat jika melihat Mama menangisi batu nisan Papa".

"Baiklah.Mama mengerti jika itu alasan mu.Tapi jangan lupa untuk mendo'akan selalu almarhum Papa disetiap diraka'at terakhir mu selesai kamu bersujud,nak".Apalagi yang diharapkan Aruni untuk kebaikan suaminya yang sudah almarhum selain do'a anak yang Sholeh dan do'a nya setiap kali menunaikan ibadah.

"Tentu Ma.Sudah pasti akan selalu ku do'akan Papa setiap kali tanganku menengadah pada Allah".Selain do'a yang dipanjatkan pada Sang Illahi di penutup sholat nya untuk mendiang Papa nya,Rayn tak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Baiklah.Mama akan pergi sekarang ke makam.Selesai makan,kamu pergilah ke rumah Adrian.Tadi Adrian menelpon Mama terus karna ponselmu tidak aktif".

"Iya Ma.Aku sengaja matikan ponsel ku sejak tadi malam.Adrian selalu mengusik ku setiap larut malam jika ponselku tidak ku matikan".

"Ya sudah.Mama pergi dulu ya sayang.Kan Mama sampaikan pada Papa nanti jika kamu tidak datang menengok nya karna alasan konyol mu itu".

"Ckkk,Mama ini.Alasanku tidak konyol tapi bukti rasa sayang ku pada Mama dan almarhum Papa".Rayn terasa ingin menampar wajah nya sendiri ketika melontarkan kata-kata sayang yang tak dapat disampaikan pada almarhum Papanya.

Sayang,bibir Rayn terasa aneh bicara soal sayang yang pada kenyataannya la telah merenggut nyawa Papa nya karna kejujuran dan pengakuan nya pernah menghilangkan nyawa orang lain.

"Ok,ok.Baiklah.Tidak perlu kesal begitu.Mama cuma menggoda mu saja Rayn.Lihatlah!.Ketampanan mu jadi pudar karna muka mu masam begitu".Aruni menggoda Rayn dengan mencolek mulut Rayn yang menampung makanan terlihat mengerucut.

"Haishhh,Mama".Bola mata Rayn berputar dengan kesal melihat Mama nya langsung beranjak pergi seraya tertawa setelah menggoda nya.

"Dah sayang.Mama pergi ya.Ha,ha,ha...".Aruni meninggalkan Rayn seorang diri di meja makan masih dengan terbahak lepas.

"Astaga!".Nafsu makan Rayn mendadak menghilang sejurus dengan datangnya Adrian yang tiba-tiba merampas ayam goreng ditangannya.Padahal tinggal sesenti lagi paha ayam itu hampir masuk ke dalam mulutnya jika tidak dirampas Adrian.

"Bro,Lo sengaja matiin handphone Lo demi menghindari gue kan?".Tanpa permisi Adrian menggigit ayam milik Rayn.

Rayn melototi Adrian yang dengan santainya menyantap makanan kesukaannya."Apaan sih ini kucing garong?,jam segini sudah nongol dirumah gue".

"Astaga Ren.Gue,sahahat Lo yang heren nya gak hahis-hahis ini,Lo hilang huhing harong.Keherlaluan Lo Ren".

Rayn dibuat kesal namanya dipelesetkan Adrian yang mulutnya komat-kamit tak jelas,lantaran sambil mengunyah makanan."Nama gue Rayn,bukan Ren".

"Beda tipis,b*ngke".

Tangan Rayn langsung mendarat di kepala Adrian yang mengatainya '******' dengan sangat jelas sekali."Lo yang b*ngke,Dri.Tukang celup sana,celup sini.Kayak teh celup cap buaya buntung aja Lo Dri".

Rahasia Adrian yang tak semua orang tau diungkapkan Rayn dengan gamblang didepan sang Predator Cinta Satu Malam itu sendiri,yang sontak mendapat respon kepalan tangan Adrian di bahu Rayn.

"What the heck?.Lo pikir Lo perjaka tulen apa?".Adrian tak terima dikatai teh celup cap buaya buntung oleh Rayn,sementara Rayn sendiri pernah menjadi petualang liar sejati.

"Memang bukan,tapi gue gak kayak Lo yang sering gonta-ganti teman kencan setiap akhir pekan".Entengnya Rayn membalikkan keadaan.

"Ahhh,gila Lo Ren.Lo udah semena-mena sama gue.Jangan marah kalo makanan Lo gue habisin".Adrian yang lapar mata setiap kali melihat wanita cantik dan makanan langsung menyambar piring makan Rayn yang masih penuh dengan nasi goreng.

"Dasar!,memang Lo beneran kucing garong!".Tanpa pedulikan Adrian yang menghabiskan sisa makanannya,Rayn beranjak dari kursinya dan kembali ke kamarnya dengan hati seperti eceng gondok.

Ya,pasalnya Rayn kesal.Mana tak dimana Adrian seperti kucing garong yang sukanya merampas makanannya setiap kali la makan dan bergonta-ganti pasangan.Tapi mau bagaimana lagi jika temannya yang satu ini memang sudah begitu bawaannya sejak Rayn mengenal Adrian di dunia gemerlap,ketika la nyaris mati dikeroyok pemuda yang mabuk jika tidak diselamatkan Adrian.

Namun kebiasaan Rayn yang kerap main ke night club setiap akhir pekan seiring waktu berkurang sejak Papa nya wafat.Tapi parahnya,Adrian masih saja menghabiskan waktu diklub malam dengan atau meski tanpa Rayn.

Adrian tak bisa meninggalkan kebiasaannya yang sudah mendarah daging itu.Kenikmatan sesaat dan kepuasan hasrat adalah hal yang paling hakiki bagi Adrian.

Terpopuler

Comments

Emma Tea

Emma Tea

Asiaaap.Makasih udah mampir 💕

2022-09-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!