✨
Wanita bernama Eva yang Bagaskara malu mengakuinya sebagai lbu itu menangisi kebencian Bagaskara pada nya.Eva begitu terpukul dengan sikap Bagaskara yang dingin dan acuh terhadap nya.
"Ma,apa kakak pulang?.Kulihat ada mobil kakak di luar".
Eva menghapus air yang meluap dipelupuk dimatanya begitu mendengar suara putrinya,Bianca.Buah hatinya hasil dari pernikahannya dengan Ferdy.
"Heiii,apa ini?.Kenapa mata Mama merah?.Mama menangis?.Ada apa Ma?".Putri bungsunya yang masih kuliah dan mengambil jurusan ilmu kedokteran itu memergokinya menangis,Eva memalingkan muka.
"Apa Mama bertengkar lagi sama Kakak?".
Eva tak harus mengatakan apapun lagi pada Bianca soal yang menimpa dirinya.Tanpa Eva bilang apa-apa pun Bianca sudah bisa menebaknya.Ya,apalagi jika bukan bertengkar dengan putra sulungnya itu.
Pertengkarannya dengan putra nya memang bukan sesuatu yang aneh.Itu sering terjadi setiap kali la bertatap muka dengan Bagaskara.Bahkan Eva sudah biasa mendengar kata pedas yang keluar dari lidah tajam Bagaskara,akan tetapi sakitnya masih saja terasa.
"Aku akan bicara sama kakak.Dia pasti ada di kamar Papa".
"Jangan Bianca!.".Eva menahan Bianca yang mau mencari Bagaskara di kamar suaminya yang setahun belakangan ini pisah ranjang."Biarkan kakak mu disini menemani Papa mu.Dia akan pergi kalau kamu mengganggu nya".
Sudah setahun lamanya Eva enggan tidur sekamar dan sekasur bersama Ferdy yang menderita lumpuh.Setiap malam Eva dihantui perasaan menyesal dan bersalah melihat Ferdy ada di sisinya dalam keadaan seperti itu.
"Ok,baik.Aku menunggu kakak disini saja.Mama tunggu di kamar saja".
Bianca sudi mengalah dan mau menuruti nya,Eva menghela lega."Ya,baiklah.Tapi jangan membuat kakak mu kesal dan marah ya?.Mama tidak mau kalian bertengkar gara-gara Mama".
Eva tak mau ikatan tak sedarah antara Bagaskara dan Eva pecah.Jangan sampai Bagaskara membenci,mengacuhkan atau menjauhi Bianca hanya karna Bianca ingin membelanya.Cukup la saja yang bersitegang dengan Bagaskara dan dibenci putra sulung nya itu.
"Iya Ma.Mama tenang saja.Aku akan bicara baik-baik sama kakak".Bianca terlihat kalem dan santai saja bersandar di sofa.Tak seperti tadi yang terbakar amarah.
Adem dan tenang hati Eva melihat putri nya tak setegang dan tak semarah tadi."Baiklah.Mama tinggal dulu ya?".
"Iya Ma".
Eva membiarkan Bianca duduk sendiri di sofa menanti Bagaskara keluar dari kamar suaminya.Begitu lebih baik daripada Bianca mengusik kebersamaan kakak dan Papa nya yang langka berjumpa.
Terkadang Eva merasa iri pada suaminya sendiri.Bagaskara lebih menyayangi Ferdy dibandingkan dirinya yang notabene ibu kandung yang telah melahirkan Bagaskara ke dunia.
Eva merasa tersingkir dan terasingkan dari hati Bagaskara.Bukankah lbu itu selalu menempati posisi teratas dalam hati anaknya?.Tetapi lain hal nya dengan Bagaskara yang bersikap sebaliknya.
Bagaskara merasa sedih melihat Ferdy yang hampir setiap hari nya hanya bisa memandang ke luar jendela seraya duduk di kursi roda.Tak ada yang bisa dilakukan Ferdy yang selain menghabiskan waktunya di kursi roda.Jika tidak sakit,lelaki yang memberi nya kenyamanan dan kekayaan dalam hidup nya itu adalah sosok yang baik,penyayang,cerdas dan pekerja keras.
"Kasian Papa Ferdy".Bagaskara menatap Papa tirinya yang duduk merenung dikursi roda.
Bagaskara merasa bersyukur.Tak memiliki ikatan darah dengan Ferdy tetapi Ferdy tak pernah menganggap nya anak tiri.Selalu menyayangi nya dan memerhatikan segala kebutuhan nya.Peran Ferdy sebagai ayah sambung tak mengecewakan nya.Ferdy selalu melimpahi nya kasih sayang meskipun cuma ayah sambung.
Kendari demikian,Bagaskara tetap menginginkan perhatian dan kasih sayang Papa kandung nya sendiri yang takkan pernah tergantikan oleh siapa pun.Sayangnya,hal itu tak dirasakan nya dan takkan pernah bisa terwujudkan.
"Papa Ferdy,apa kabar Pa?".Tubuh Papa tirinya yang kian hari makin kurus dan tak terurus itu Bagaskara peluk.
"Putra kesayangan Papa datang".Ferdy yang jarang bertemu Bagaskara begitu senang dengan kehadiran Bagaskara.
Memang Bagaskara bukanlah darah dagingnya sendiri,tetapi putra tirinya itu adalah kebanggaannya.Sedangkan Bianca adalah putri kesayangannya.
"Papa pasti bosan dikamar terus.Aku akan mengajak Papa jalan-jalan.Ayo kita ke taman Pa".Bagaskara mendorong Ferdy yang duduk di kursi roda keluar dari tempat istirahat Ferdy menuju lift yang menjadi akses pengantar untuk Ferdy bisa turun ke lantai bawah.
.....
Kian lama menanti Bagaskara keluar dari kamar Papa nya,tetapi wajah Bagaskara masih tak kelihatan,Bianca merasa bosan.Sedangkan kalimat yang mau disampaikan pada kakaknya itu,sudah ada di ujung lidah nya.
"Sampai kapan kakak dikamar Papa?.Bisa-bisa aku karatan terus menunggu kakak disini".Bianca kesal sendiri,la memutuskan menyusul Bagaskara di kamar Papa nya yang berada di lantai atas.
Bagaimana pun caranya,la harus menanyakan alasan Bagaskara yang kerap membuat Mama nya meneteskan air mata.Tak peduli didepan Papa nya atau pun bicara empat mata.Bianca harus tau pemicu pertengkaran antara kakak dan Mama nya itu yang tak pernah la tau sama sekali.
Mama dan kakak nya itu cuma bertengkar dan berdebat lagi setiap kali bertemu.Entah apa yang dijadikan topik pembicaraan Mama dan kakak nya itu?.Dulu tak begitu,selalu akur dan saling menyayangi.Seharusnya anak dan orang tua itu bersatu kan?.Selalu menjaga dan menyayangi satu sama lain.
Tetapi yang terjadi sekarang malah sebaliknya.Bahkan bisa dikatakan keluarganya pecah dan tercerai berai.Tak seharmonis dulu lagi.Seiring waktu kian banyak perubahan yang terjadi di dalam rumahnya yang bak istana itu.Mulai dari hengkangnya Bagaskara dari rumah,Papa nya tak bisa berjalan lagi,dan drama pisah ranjang antara Papa dan Mama nya.
Kosong.Mendapati kamar Papa nya kosong,Bianca kembali keluar dari kamar Papa nya."Papa dan kakak pergi kemana?.Apa mereka ada ditaman?".
Bianca tau betul kebiasaan kakaknya yang suka mengajak Papa nya jalan-jalan di taman setiap kali kakaknya pulang ke rumah,bergegas ke taman yang masih satu area dengan rumah kediaman keluarga nya.
.....
Taman dibelakang rumah yang indah dan luas sebagai area favorit keluarga,begitu memanjakan mata Ferdy dan Bagaskara.Bahkan bisa meredam getirnya rasa sedih dihati dua lelaki berbeda gen itu.
"Apa Papa masih ingat?.Dulu waktu aku masih kecil,Papa selalu menggendong ku dipundak Papa ketika berlarian mengelilingi taman ini.Dan,Papa menggendong ku di punggung Papa saat mengejar layangan yang putus di jalan".Bagaskara mengenang masa kecilnya yang begitu indah dan sangat luar biasa bersama Ferdy.
Momen yang tak pernah didapatkan dari Papa kandung nya sendiri itu,tak mungkin dilupakan Bagaskara.Ferdy telah memerankan sosok ayah terbaik,sebagai figur pengganti Papa kandung nya.
"Ya.Papa ingat,Bagas.Waktu itu berat mu mungkin baru sekitar 17 kilo an".Tentu Ferdy takkan momen sepenting itu.
Dengan tangan nya sendiri,Ferdy mendidik dan menyayangi Bagaskara.Tanpa melihat anak siapa Bagaskara,dan keturunan siapa.
Bagaskara tersenyum mengingat masa-masa yang takkan terulang kembali itu."Beratku sekarang 85 kilogram Pa.Pasti Papa tidak akan sanggup menahan beban seberat itu kan?".
"Mungkin gantian Bagas.Kelak kalau Papa tiada,kamu lah yang harus menandu jenazah Papa".Sesak dada Ferdy membayangkan ketika ajal menjemput nya nanti.
Sulit hati Ferdy ketika harus meninggalkan orang-orang yang dicintai dan disayangi nya.Orang-orang yang penting dan berharga dalam hidup nya.
Menetes air mata Bagaskara mendengar ucapan Papa tirinya."Papa jangan bilang begitu.Papa harus tetap sehat.Siapa yang akan mengantar ku ke pelaminan,ketika aku menikah nanti Pa?.Sebelum aku menikah dan punya anak,Papa tidak boleh pergi kemana pun".
Bagaskara tak sanggup hidup tanpa Papa tirinya yang sukses menggantikan peran Papa kandung nya selama puluhan tahun lamanya.Ia tak ingin kehilangan Papa tirinya yang selalu mendukung,menyokong dan mencoba membahagiakan nya sebaik mungkin.
Hidup bersama selama lebih dari dua puluh tahun,tak mungkin bisa dengan mudahnya Bagaskara bisa menghapus semua kenangan,kebaikan dan ketulusan Papa tirinya itu.Terlalu banyak yang sudah Ferdy berikan padanya.la belum sempat membalas budi dan berbakti.
"Ah iya.Papa lupa.Tapi,seharusnya yang melakukan itu adalah Papa mu yang sebenarnya,Bagas.Sayangnya,itu mustahil terlaksana.Beliau sudah tidak ada sebelum Papa meminta maaf pada nya".Sekuatnya hati Ferdy,ada kalanya menjadi lemah dan mengeluarkan air mata.
Pertama kalinya Bagaskara melihat Papa tirinya menangis,hatinya merasa teriris."Papa lbra pasti sudah memaafkan Papa Ferdy.Almarhum tau siapa yang salah dan mana yang khilaf.Kesalahan yang dulu Papa lakukan memang tidak bisa dibenarkan.Tapi,bukan salah Papa sepenuhnya".
Tak ada manusia yang sempurna,suci dan tanpa dosa.Bagaskara tak mungkin menyalahkan satu pihak saja dan tak bisa membela salah satu.Perceraian Papa kandung dan Mama nya yang tak terelakkan memang menjadi pukulan terberatnya.Tetapi itu sudah skenario Tuhan meskipun hal itu tak diridhoi dan dibenci nya.
"Tapi Papa sudah merebut Mama mu dari Papa mu,Bagas".Kekhilafan yang dilakukan Ferdy di masa lalu masih saja membayangi nya.
Apa yang dikatakan Papa tirinya adalah benar.Bagaskara tak menepis itu,tetapi terlambat untuk disesali Ferdy.Lagipula bukan cuma Ferdy saja yang bersalah.Mama yang tak setia lah yang harus disalahkan.
"Jika bukan Mama yang memulai,Papa tidak mungkin mengawali cerita semenarik dan sepanjang ini.Tidak akan ada asap jika tidak bermain api.Dan,Bianca yang sangat kita sayangi,tidak akan ada didunia ini sekarang".Sakit sebenarnya hati Bagaskara mengatakan semua itu,tetapi la mencoba menyembunyikan dengan tersenyum.
"Yaya,Bianca.Gadis itu cerewet seperti Mama mu,tapi untungnya dia cerdas seperti Papa".Anak gadis nya yang jiplakan dari istri nya dan dirinya,begitu Ferdy sayangi.
"Itulah sebabnya kenapa Papa harus tetap sehat.Demi aku dan Bianca".Bagaskara tak mau munafik jika la begitu menyayangi dan masih membutuhkan keberadaan Papa tirinya yang memberi nya kuasa atas separuh harta dan tempat usaha Papa tirinya itu.
"Kenapa nama ku disebut-sebut?.Kalian membicarakan ku?".Suara gadis yang menguping percakapan Bagaskara dan Ferdy,memprotes Bagaskara.
'Astaga.Sejak kapan Bianca ada dibelakang ku?.Apa Bianca menguping semua pembicaraan ku dengan Papa?'...Bagaskara begitu kaget dengan kehadiran Bianca yang sama sekali tak disadari nya.
Bisa kacau jika Bianca mendengarkan rahasia kemelut dalam keluarganya,yang tersembunyi rapat selama puluhan tahun ini.Bianca tak boleh tau aib yang dibuat Mama nya,dan tak sedarah dengan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments