Part 3.Teringatkan akan masa lalu.

Adrian langsung menyusul Rayn ke kamar yang lebih mentereng dari kamar miliknya selesai menyantap habis nasi goreng Rayn.

Rayn yang duduk ditepi ranjang,memantulkan bola basket dilantai.Bola itu dilempar Rayn ke keranjang basket yang menggantung ditiang besi dekat pintu kamarnya.

Mirisnya bola itu membentur kepala Adrian yang melongok di pintu begitu Adrian masuk kamar Rayn."Ahhh,dasar Lo ******.Lo kira pala gue keranjang basket apa?".

"Ahahaha....".Bukannya marah dikatai b*ngke,Rayn malah terbahak melihat Adrian terlihat kesal oleh ulah jahilnya yang tak disengaja itu."Rasain tuh karma akibat main sosor makanan gue,ha,ha,ha....".

"Bahagia amat Lo Ren,liat gue menderita".Adrian yang mengelus kepalanya akibat korban kejahilan Rayn,kian meringis melihat Rayn terpingkal-pingkal.

Tawa Rayn mereda seiring Adrian berjalan kearahnya."Dri,sebenarnya Lo mau apa kemari?.Lo bukan mau pinjam duit kan?".Rayn paling tau kebiasaan Adrian yang hobi nya meminjam uang.

"Itu Lo tau.Gue gak usah bilang lagi dah".Adrian mengakui tapi niatnya datang ke rumah Rayn bukanlah untuk meminjam uang.

"Parahhh Lo Dri.Don Juan kere kayak Lo tapi sok-sok an belaga tajir.Suka menghamburkan uang demi memuaskan nafsu bejat Lo itu".Rayn menoyor kepala Adrian yang duduk disisi kanan nya.

"Apalah arti hidup ini jika keindahan ciptaan Tuhan yang sempurna dan memabukkan itu gak gue nikmati,Ren".Adrian balik meninju dada Rayn yang berkaos oblong putih.

"Triple kill buat Lo,Dri.Istigfar Lo!.Jangan campur adukkan antara Tuhan dan umatnya yang Lo anggap sebagai pemuas hasrat Lo itu".Rayn geleng-geleng kepala oleh kebobrokan moral Adrian yang menyangkut pautkan dua sisi yang sudah jelas sangat berbeda.

"Astoge.Lo marah padahal Lo sendiri juga bukan manusia suci.Lo harus ingat pada dosa Lo terdahulu Ren.Berkaca Lo sebelum menghakimi gue".Adrian menyentil perasaan Rayn dengan kata-kata nya yang tajam.

Adrian memang tau rahasia Rayn yang terjadi beberapa tahun silam ketika Rayn mencurahkan seluruh beban yang menggulung hatinya.

Sejurus rahasianya diungkit Adrian,ingatan Rayn kilas balik pada masa itu.Tak terima ucapan Adrian yang melenceng kemana-mana,tangan Rayn mencengkeram kerah baju Adrian,dan tajamnya menatap Adrian yang tersudut ditepi ranjang."Apa Lo bilang Dri?.Lo mengintimidasi gue dengan menyerang titik kelemahan gue heuh?.Lo pikir gue sengaja melakukan itu hah?".

Rayn paling sensitif jika menyangkut rahasianya yang tak diketahui siapa pun terkecuali Adrian dan mendiang Papa nya itu,kembali dibahas.

Rayn tersentak ketika tangannya di hempas Adrian yang terasa mencekik leher Adrian itu."Tenang kawan!.Maaf!,gue khilaf.Gue gak bermaksud mengingatkan Lo pada sesuatu yang melemahkan diri Lo,Ren".

Amarah Rayn meledak.Bogem mentah nya nyaris melayang di muka Adrian jika saja Adrian tak menghindar."Maaf Lo bilang,setelah Lo memancing emosi gue,Dri?".

Rayn menjauhi Adrian ketika emosi nya sudah tak terkontrol baik dan memilih pergi ke balkon dengan ekspresi masih kesal.

"Sorry Bro.Gue akui gue salah.Sebaiknya kita lupakan masalah ini,ok?.Anggap gue gak bilang apa-apa".

Rayn menetralisir degup jantung nya yang terpacu cepat gegara Adrian dengan memandangi awan yang tak bertepi ujung nya."Lain kali,sebaiknya Lo pikir dulu sebelum bicara Dri.Diam saja kalo Lo gak tau yang sebenarnya".

Kembali ingatan Rayn merekam kejadian yang membuat nya trauma dan menyisakan penyesalan yang terasa tak ada habisnya dan tak pernah terkikis oleh waktu.

"Ok,baiklah.It's all over.Forget it!,kawan".

Sekilas Rayn menatap Adrian yang merangkul bahunya."Cepat katakan!.Apa yang Lo mau sampai datang kemari?".

Biasanya Adrian takkan bertandang ke rumah nya jika tak terlalu penting.Adrian pasti akan menelponnya jika butuh sesuatu.

Lantaran ponsel Rayn dari kemarin petang Rayn nonaktifkan,tak urung Adrian pun menyusul Rayn ke rumah."Ren,Lo tau kan kalo besok hari ulang tahun gue?.Tapi gue ingin merayakan nya bersama Lo di Starlight malam ini".

Rayn memutar bola matanya yang legam dengan malas diiringi decak kesal."Ckkk,otak Lo memang gak bisa jauh dari tempat itu Dri.Kenapa mesti disana sih?".

Rayn pernah berjanji dalam hati nya untuk tak menginjak tempat yang membuat nya hilang akal sehat dan meracau tak jelas lagi.

Do'a nya untuk mendiang Papa nya takkan bisa terkabul jika kerjaannya terus ke night club dan menenggak miras.Selain itu Rayn ingin menjaga perasaan Mama nya yang sensitif.Jika Mama nya melihatnya mabuk lagi,apa jadinya nanti?.

"Ayolah kawan.Untuk malam saja Lo datang,ok?".

Rayn menghela nafas yang berat.Adrian masih saja mendesaknya untuk datang ke tempat lucknut itu."Gue gak janji,Dri".

"Pokoknya,Lo harus datang.Gue bakal tunggu Lo disana Ren".

Rayn menyugar rambutnya yang diacak-acak Adrian sebelum teman agak s*ngkleknya itu menghilang dari pandangannya."Ahhhh,dasar.Pala gue jadi pusing gegara kadal got itu".

Rayn mengaktifkan ponselnya yang masih nonaktif.Beberapa panggilan tak terjawab menghiasi layar ponsel nya.Yahhh,siapa lagi jika bukan dari Adrian.

Ada pesan baru juga di Wh*ts*pp yang belum terbaca.Rayn membaca pesan yang dikirim dari salah satu kolega bisnis nya.

"Oh shiiit!.Hampir saja gue lupa kalo siang ini ada janji di restoran dengan tuan Alvarez".Rayn menyambar handuk dan bergegas ke kamar mandi.

Jika Rayn tidak segera meluncur ke restoran menemui koleganya,hancur kerjasama dengan investor asing dari Singapura itu yang akan menanamkan modal diperusahaan nya agar lebih berkembang dan mendunia.

Bukan ke studio foto atau rumah agensi model kaki Hanna berpijak sekarang.Melainkan di hotel mewah dan berbintang lima.Ya,Fandy membawa Hanna ke hotel yang menyatu dengan night club dan restoran di area tertentu.

Sebodoh dan selugu nya Hanna,masih bisa membedakan antara studio foto dan hotel meski tak pernah memasuki hotel secara langsung.Tentu Hanna heran,mengapa Fandy membawa nya ke tempat yang tak pernah diinjak nya sama sekali?.

Kaki Hanna terhenti diarea lobby hotel yang berarsitektur gaya Eropa."Fan,kenapa kita disini?.Apa yang akan kamu lakukan pada ku sebenarnya?".Hanna merasakan sesuatu yang janggal dibawa Fandy ke hotel.

Fandy yang berjalan di depan Hanna,kembali mundur kearah Hanna."Tenang saja Hanna.Memang disini tempat yang akan mengangkat mu dari kesulitan.Kamu jangan takut Hanna,studio foto nya ada didalam hotel ini".

"Yakin kamu Fan?.Kamu gak mengerjai ku kan?".Hanna menatap selidik Fandy,ingin memastikan jika Fandy tak berniat buruk padanya.

"Astaga Hanna.Kenapa pikiran kamu selalu negatif sih?.Harusnya kamu itu berterima kasih,karna aku ,kamu akan bergelimang uang".

Hanna tak bisa mencerna ucapan Fandy yang membingungkan nya."Maksud kamu apa sih Fan?.Aku gak paham".

"Bukankah pekerjaan kamu nanti,bakal menghasilkan uang yang banyak sebagai foto model?".

Ucapan Fandy yang satu ini baru dimengerti Hanna."Baiklah.Aku mengerti".

"Good girl.Sekarang,kamu tunggu disini.Aku harus menemui manager tempat ini dulu sebelum memperkenalkan nya pada mu,Hanna".

"Baiklah.Tapi jangan lama-lama Fan.Aku takut".

"Ok!.Aku cuma butuh waktu 15 menit".

Hanna terus dihantui perasaan takut begitu Fandy melangkah pergi meninggalkan nya sendiri di lobby hotel.Tamu hotel yang berseliweran menatap Hanna aneh.Dihotel semewah ini bisa didatangi juga tamu yang norak dan kampungan seperti Hanna yang berpakaian sangat sederhana sekali dengan alas kaki hanya menggunakan sendal murahan dan membawa koper kecil yang sudah usang.

Hanna tak memperdulikan tatapan orang lain yang menghakimi nya dengan pandangan merendahkan.Keindahan arsitektur yang disuguhkan hotel itu lebih menarik perhatian nya ketimbang mengindahkan mata-mata yang terlihat melecehkannya.

"Seperti bermimpi rasanya aku bisa ada ditempat semewah ini sekarang".Matanya tak berkedip menatap kemewahan hotel yang memanjakan dan menghipnotis nya dari rasa takut.

"Benarkah jika aku akan bekerja di hotel semewah ini?.Apa mungkin aku diterima sebagai foto model?".Masih menggantung bagaimana nasibnya ke depan.

Tapi bagaimana pun jalannya,Hanna berharap jika Fandy benar-benar akan mengangkat derajatnya menjadi lebih baik lagi mulai dari sekarang.

👇🏻👇🏻👇🏻

*Haiii ketemu lagi sama penulis amatir yang hobinya melanglang buana ke dunia fiksi ini.

Selamat membaca ya readers...

Semoga sehat selalu,sukses dan bahagia...💕

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!