Part 11.Alergi asap rokok.

Nikmat yang tak bisa disangkal Sarah.Sudah makan ditutup dengan merokok.Candu yang sulit dihilangkan Sarah.Pahit rasanya mulut Sarah jika setelah makan tak menghisap sebatang rokok.Kebiasaan anehnya itu tak bisa dihindari dan dihentikan Sarah.

Kepulan asap rokok yang keluar dari mulut Sarah,tak ayal mencemari udara di kamar Hanna yang tak ber AC.Untungnya Nella lebih dulu keluar dari kamarnya dan pergi entah kemana.Jika keduanya merokok,wahhh bisa gawat kan?.

"Uhukkk,uhukkk...".Hanna yang tak terbiasa merokok membekap mulutnya sendiri ketika terbatuk.

Sesak nafas nya menghirup asap rokok mengepung kamar nya yang tak terlalu luas dan minim lubang udara.Hanya ventilasi kecil yang menjadi media keluar masuknya oksigen.Terkecuali jika jendela dan pintu dibuka lebar.

Melihat Hanna terbatuk,Sarah mematikan rokoknya yang baru dua kali hisapan."Lo alergi asap rokok Han?".

"Maaf Sarah!.Aku sensitif pada asap rokok,karna aku gak suka merokok".Hanna membuka pintu kamar dan jendela guna menghilangkan asap rokok itu.

"Sorry Han.Gue salut sama Lo yang gak tergoda untuk merokok.Malu gue jadinya udah merokok didepan Lo,Hanna".Sarah minder pada Hanna yang tak pernah merokok.

"Aku cuma gak terbiasa saja kok Sarah.Belajar dari orang lain yang susah move on dari candu merokoknya itu,aku jadi pikir-pikir lagi untuk gak menyentuh barang itu".Hanna tak mau munafik jika pernah terbersit dihati nya untuk berperilaku seperti gadis lain yang dikata gaul dengan merokok.

"Betul Hanna.Gue rasakan sendiri sekarang.Tapi ya mau gimana lagi?.Gue udah terlanjur doyan rokok".Sarah bisa apa jika la tak bisa merubah dan tak sanggup berhenti dari kebiasaannya yang satu itu.

Hanna menepuk bibir Sarah yang mengerucut."Tersenyumlah Sarah.Kamu gak perlu malu soal itu.Itu hak mu kan?.Jangan cemaskan gadis seperti ku yang norak dan kampungan ini".

Norak dan kampungan?.Itu bisa dirubah jika Hanna ada niat dan punya uang.Sarah sudi membantu make over Hanna jika ada dua unsur penting itu.Tadi malam saja Hanna terlihat kian cantik sehabis didandani Sarah.

Apalagi tubuh Hanna yang dibalut gaun mini yang indah menambah aura kecantikan Hanna kian berpendar.Tak heran jika semalam Hanna menjadi rebutan dua lelaki yang tidak cuma tajir,keren dan tampan,tetapi juga populer dan idola kaum hawa.

"Oh Hanna.Lo itu cantik kalo didandani dan pake baju bagus.Jangan insecure dehhh.Gue aja kalah cantik dan seksi nya dari Lo,Hanna".Sarah mengekspos bagian dada Hanna yang semontok buah aromanis Bali,pinggang seramping gitar akustik dan kulit sehalus sutra.

Pokoknya dilihat dari segi manapun,Hanna menawan dan mempesona.Terlebih bokongnya yang gempal dan seksi itu,terlihat begitu menggoda.Tak seperti milik nya yang mulai turun mesin lantaran ulah lelaki yang menyewa jasa plusnya.

"Kamu terlalu berlebihan Sarah.Aku cuma gadis biasa dan sederhana yang datang dari kampung.Itu saja.Gak kurang dan gak lebih".Hanna kurang percaya diri dengan pujian Sarah yang terlalu melambungkan rupa fisiknya.

Apa yang bisa dibanggakan dari dirinya sekarang?.Baju bagus saja tak punya,harta apalagi.Apalah dirinya sekarang ini?.Tak ubahnya seperti remahan biskuit toplesan yang hanya ada di setiap hari raya besar.

Kerendahan hati Hanna membuat Sarah menggelengkan kepalanya.Segitu tingginya Hanna dipuji-puji nya tetapi tetap merendah."Serendah itu hati Lo Hanna?.Cowok tajir sekelas Nino aja yang digilai cewek matre se klab sampai ngebet sama Lo.Bahkan cowok setampan Dewa seperti Rayn juga,rela perang mulut dengan anak petinggi itu".

Tadi malam Sarah tak sengaja melihat Rayn dan Nino memperebutkan Hanna.Sarah pun melihat dengan jelas kedekatan Hanna dengan Rayn yang diidolakan wanita di night club.

Janda muda sekelas dirinya mana mungkin dijadikan bahan rebutan para lelaki tajir seperti Nino dan pria setampan Rayn.Ketampanan Rayn itu bisa dibilang masuk dalam kategori pria tertampan di dunia ini.

"Udah ahhh.Hidungku bisa bengkak dipuji kamu melulu Sarah".Hanna lekas ke kamar mandi menghindari pujian Sarah yang menggunung.

Aneh Hanna ini.Bukannya senang dipuji nya malah marah.Sarah tak habis pikir dibuatnya dan berdecak."Ckkk,dasar cewek naif Lo Hanna.Gue aja iri liat Lo diperebutkan cogan seperti Nino dan Rayn".Sarah meloyor keluar dari kamar Hanna yang pintunya terbuka lebar.

Terlepas dari itu,Sarah merasa beruntung bisa memiliki teman seperti Hanna yang luar biasa baik,ramah dan rendah hati.Meskipun Hanna agak geser sedikit lantaran tak suka pujian,dan ketinggalan jaman.

Bagaskara mencoba menguatkan hatinya ketika menyambangi kediaman Mama dan papa tiri nya.Menguatkan untuk berhadapan dengan wanita yang telah tega memisahkan diri nya dari orang yang begitu la sayang dan rindukan.Orang yang ingin Bagaskara peluk dan dipanggil nya Papa.

Tetapi orang itu takkan pernah bisa dilihat dan dipeluknya.Bahkan tak bisa memanggil Papa lagi secara langsung.Terkecuali melihat dan memeluk makam orang tersebut.

"Bagas!".

Bagaskara menahan kakinya yang melangkah begitu kepulangan nya yang sembunyi-sembunyi diketahui Mama nya.

"Akhirnya kamu pulang juga kemari Bagas?.Apa kamu kangen Mama nak?"

Kangen?.Apa la pantas merindukan wanita yang begitu dibenci nya?.Bagaskara memang bisa memaafkan kesalahan Mama nya itu,tetapi tak bisa menghilangkan rasa benci yang menggulung hatinya.

"Aku cuma mau menjenguk Papa Ferdy.Setelah itu aku akan kembali ke tempat ku yang lebih baik dari rumah ini".Bagaskara merasa tak nyaman tinggal satu atap bersama Mamanya di rumah yang kini berpindah kepemilikan ke tangan wanita yang telah mengandung,melahirkan dan menyusui nya itu.

Rumah sebesar dan semewah apapun jika tak ada kebahagiaan didalamnya,tak bisa disebut sebagai rumah oleh Bagaskara.Apalagi Mama nya itu menikahi Papa tirinya hanya demi uang dan kekayaan yang dimiliki Papa tirinya itu.

Bukankah pernikahan itu terjadi atas nama cinta dan untuk mencari kebahagiaan?.Tetapi lihatlah bagaimana niat Mama nya yang menggadaikan harga dirinya demi harta kekayaan seorang Ferdy Sebastian.Rela mengorbankan lelaki sebaik Papa kandung nya yang kala itu hanya seorang pegawai negeri biasa demi mewujudkan ego dan keserakahan Mama nya akan harta kekayaan Papa tirinya itu.

Sekarang,apa Mama nya itu pantas disebut Mama?.Masih layakkah la sayangi dan hormati?.Wanita yang memiliki iman kuat dan berakhlak baik tak mungkin berani melakukan semua itu.Tetapi Mama nya tak begitu.Mama nya meninggalkan lelaki sebaik Papa kandung nya demi lari dari hidup yang penuh kesederhanaan.

"Apa maksudmu Bagas?.Kenapa kamu membenci Mama?.Apa salah Mama pada mu nak?".

Kesalahan apa?.Tentu saja kesalahan yang begitu besar sehingga sulit dilupakan Bagaskara.

"Mama pura-pura lupa atau memang sudah pikun?.Kesalahan terbesar Mama adalah sudah memisahkan ku dari almarhum Papa".Betapa sakitnya hati Bagaskara ketika harus mengucapkan kata almarhum Papa.

"Haruskah kamu memendam kisah yang lampau itu di hati mu Bagas?.Biarkan semua itu berlalu dan lupakanlah!.Jangan membuat Mama sedih dan menangis,Bagas".

Air mata yang Mama nya teteskan tak bisa meluluhkan hati Bagaskara.Prinsipnya tetap memegang teguh masa lalu.Memang sudah lama berlalu,tetapi setiap kali melihat wajah Mama nya itu kenangan buruk dimasa lalu selalu mampir.

Memaafkan yang sudah terlanjur terjadi pun mudah saja,tetapi untuk melupakan kesalahan Mama nya dimasa lalu itu,tentunya sangat mustahil.

"Itu tidak mungkin bisa kulakukan Ma.Tidak semudah itu aku melupakan setiap kesalahan Mama terdahulu yang selalu bersarang di memori kepala ku ini Ma.Apalagi Papa tidak pernah melihat ku yang sudah sedewasa ini".

"Bagas,bisakah kamu memaafkan Mama nak?.Mama ini sudah tua dan melemah.Apa kamu mau melihat Mama seperti Papa Ferdy?".

Maaf?.Sudah sering mendengar kata maaf yang dilontarkan Mama nya itu,Bagaskara hampir bosan dan muak.Apalagi sekarang Mama nya membawa Papa tirinya juga yang sudah tak berdaya diserang kelumpuhan tulang kaki dan sendi.

Ya ampun,ada-ada saja.Mana mungkin Mama nya bernasib sama seperti Papa tirinya jika Mama nya itu tak memiliki penyakit kelainan tulang.

"Sudahlah Ma.Simpan air mata penyesalan Mama itu.Aku tidak butuh itu.Rasa sakit di hati ku ini tidak akan pernah luntur meski tersiram air mata Mama".Bagaskara yang membendung rasa sakit dan benci dihati nya itu,berlalu melewati Mama nya.

"Tunggu Bagaaas!.Dengarkan Mama dulu!.Bagaaasss!".

Bagaskara tak memperdulikan ratapan Mama nya yang meraung pilu memanggil nama nya.Pergi menjenguk Papa tirinya yang hanya bisa duduk di kursi roda didalam kamar,lebih baik ketimbang hatinya kian tersulut emosi jika terus mendengar beribu macam alasan Mama nya itu.

Ya,meskipun Ferdy Sebastian turut andil dalam keretakan rumah tangga Papa dan Mama nya,tetapi Ferdy hanya korban dari jiwa serakah Mama nya.

Apakah Bagaskara membenci Ferdy?.Tentu saja la benci Ferdy.Kendati begitu,sebesar apapun rasa bencinya pada Papa tiri nya,tetapi tak sebesar kebencian nya pada Mama nya.Rasa bencinya sudah mendarah daging dan takkan bisa terhapus oleh waktu.

Bagaimanapun Bagaskara tak bisa menyalahkan Ferdy yang tergoda imannya oleh kegenitan Mama nya.Lelaki mana yang imannya takkan goyah jika digoda terus menerus oleh wanita secantik Mama nya itu?.

Ibarat kucing melihat ikan goreng yang terlihat lezat,tanpa pikir panjang kucing itu pasti akan melahap ikan tersebut.Tak pedulikan ikan itu milik siapa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!