Seketika wajah Erfan terlihat murung, namun sejurus kemudian dia memperlihatkan senyuman manisnya untuk Kenny, dia bahkan memberi Kenny semangat supaya sesegera mungkin menyatakan perasaannya pada Renata. Meski hatinya terasa sesak, namun Erfan tak ingin kebahagiaan Kenny hilang begitu saja karenanya.
“Nyatakan lah sesegera mungkin Kenn, aku yakin Renata juga pasti menyukaimu,” Erfan menepuk bahu Kenny sambil memberikan senyuman dan tatapan teduhnya.
“Terimakasih sobat, kau memang yang terbaik Fan!” Kenny memeluk Erfan hingga akhirnya suara ketukan pintu terdengar membuyarkan suasana haru mereka saat itu.
Tok…Tok…Tok…
“Sayang… makan siangnya sudah siap, ayo kita makan bersama-sama, ajak Erfan juga ya!” Teriak Mommy Bella dari balik pintu kamar Kenny.
“Ok Mom, Kenny segera turun sekarang!”.
Kini mereka semua sudah berada di meja makan panjang nan luas yang menyajikan beberapa makanan laut sebagai menu istimewanya. Ketiga keluarga besar yang terdiri dari keluarga Kenny, Keluarga Erfan dan juga keluarga Renata itu memang sudah bersahabat sejak lama, sehingga anak-anak mereka pun terbiasa bersama dan menjalin persahabatan layaknya orangtua-orangtua mereka.
Keesokan harinya tepatnya saat mereka semua menikmati pemandangan pantai yang membentang luas dengan hamparan pasir putih di setiap pesisirnya. Kenny terlihat asik bermain selancar bersama kedua instruktur yang sengaja Ayahnya tugaskan untuk membimbing hobi putra kesayangannya itu. Sementara para orangtua sedang asik menikmati air buah kelapa segar sambil memperhatikan Kenny yang semakin mahir menggunakan papan selancarnya.
“Kenn, berhati-hatilah sayang!” Teriak Mommy Bella saat menyaksikan putranya yang berdiri di antara ombak yang hampir menggulungnya.
“Sudahlah Mom, Kenny sudah ada yang menjaga di sana, lagi pula permainan selancarnya benar-benar sudah jauh lebih mahir sekarang, sebaiknya kita nikmati saja air buah kelapa segar ini, ah… rasanya benar-benar manis dan menyegarkan,” Seru Papah Oscar sebelum akhirnya menyeruput kembali buah kelapa yang tersedia.
“Benar Sis, sepertinya Kenny sekarang sudah sangat mahir bermain selancar, aku pikir Erfan juga sepertinya harus mencobanya, supaya dia juga semakin maco,” Mommy Talia yang tak lain Mommy Erfan pun menimpali.
“Iya Sis… mereka pasti akan semakin di sukai kaum hawa nantinya, apalagi kedua putra kalian benar-benar tampan-tampan Sis,” Ucap Mommy Iren.
Mereka terus asik berbincang tanpa mengetahui keberadaan Renata dan Erfan, yang ternyata sedang asik duduk berdua tak jauh dari tempat para orangtuanya menyaksikan Kenny berselancar.
“Fan, boleh aku duduk?” Erfan tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Renata.
“Sejak kapan kau harus meminta ijin dulu untuk duduk di sampingku, kemari lah!” Renata melenggang menghampiri Erfan yang kini sedang menikmati secangkir kopi latte kesukaannya.
“Baiklah, aku hanya sedikit gugup saja!” Renata mendaratkan bokongnya di samping Erfan.
Sejurus Kemudian dia membalikkan badannya ke hadapan Erfan, setelah mengatur nafasnya Renata akhirnya berucap.
“Fan, aku mencintaimu!” Ucapan Renata begitu terdengar menyayat hati bagi Erfan, karena baginya itu sudah sangat mustahil.
“Astaga… apa aku tidak salah dengar?” Batin Kenny yang kebetulan lewat di balik semak-semak yang menghalangi keberadaan Erfan dan Renata saat itu.
“Maafkan aku Re, aku… sudah memiliki seseorang di hatiku, aku tidak bisa menerima perasaanmu,” Erfan terpaksa berbohong karena tak ingin melukai perasaan Kenny.
“Bohong! lalu kenapa kau tidak berani menatapku? kenapa kau menoleh saat mengatakannya, jika benar kau tidak mencintaiku, katakan sekali lagi Fan! katakan sambil menatap kedua mataku!” Ucap Renata berapi-api, dirinya berharap jika Erfan akan membalas perasaannya, namun kenyataannya dia harus menelan pil pahit yang menyadarkannya jika Erfan benar-benar tidak mencintainya.
Sesaat Erfan terlihat menghela kasar nafasnya, dia mencoba sekuat mungkin agar meyakinkan Renata tentang perasaannya. Perlahan namun pasti Erfan menatap lekat kedua bola mata indah milik Renata, dalam satu tarikan nafas dirinya menyatakan jika dia tak mencintai Renata sama sekali.
“Aku tidak mencintaimu Renata,” Seketika Renata membeku di tempatnya setelah mendengar apa yang di ucapkan Erfan padanya, sejurus kemudian dirinya bangkit dan berlari menjauh dari hadapan Erfan.
Hingga akhirnya Renata membentur dada bidang Kenny yang masih mematung di tempatnya menguping.
“Kenn…”Renata langsung berhambur memeluk tubuh Kenny.
Sementara itu Erfan terlihat meraup wajahnya sendiri dengan kedua tangannya seperti orang yang sedang frustasi. Dari sana Kenny mengerti jika Erfan ternyata juga memiliki perasaan yang sama pada Renata.
“Kau begitu pengecut Fan! kenapa kau harus berbohong pada Renata dan padaku” Batin Kenny.
Flash back done.
“Jadi selama ini, mereka saling mencintai?” Jenny menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
“Ya… dan seperti yang kau dengar di kamar hotel tadi, Erfan masih saja mengabaikan perasaannya, dia masih mementingkan perasaanku di bandingkan perasaannya sendiri,” Kenny menundukkan kepalanya.
Bibirnya terdengar terisak, di temani suara deburan ombak yang saling menyahut. Kenny meluapkan semua kesedihannya akan cintanya yang harus terhalang oleh orang yang dia sayangi. Bagi Kenny, Erfan sudah seperti saudara kandungnya sendiri. Apa lagi semenjak kedua orangtua Erfan meninggal, Erfan di minta tinggal bersama dengannya di mansion keluarga Kenny. Meski dua tahun kemudian Erfan memilih keluar dari mension Papah Oscar dan menempati Apartemennya sendiri dengan alasan ingin mandiri. Tapi Kenny dan kedua orangtuanya tetap selalu mengawasi dan berhubungan baik dengannya.
“Sudahlah, jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, mungkin Tuan Erfan hanya ingin kau merasa bahagia!” Jenny mengusap punggung Kenny yang terlihat bergetar menahan tangisnya.
“Tapi dia juga melukai Renata kalau terus seperti ini, apa kau tau! kalau tadi siang saja Renata di buat menangis olehnya, entah apa yang Erfan katakan siang tadi, tapi aku hanya bisa menghiburnya sebagai sahabat yang baik, tidak lebih! karena di hatinya masih terpatri nama Erfan! nama yang tak pernah bisa aku gantikan sampai kapan pun,” Kenny mendongakkan kepalanya menatap lekat pada kedua bola mata Jenny yang juga menatapnya lekat.
Tiba-tiba hembusan angin bertiup sedikit kencang ke arah mereka dan membuat Jenny sedikit menggigil. Bagaimana tidak, saat ini Jenny masih menggunakan gaun pendek yang memperlihatkan sedikit bagian bahunya, sehingga membuat tubuh mulusnya tertiup bebas oleh angin malam.
“Astaga!” Jenny mengusap-usap lengannya keatas kebawah.
Kenny yang peka segera melepas jas yang dia kenakan dan memakaikannya di bahu Jenny, menarik tubuh gadis cantik itu ke dalam dekapannya. Awalnya Jenny terkejut dengan perlakuan Kenny tersebut, namun entah mengapa Jenny merasa selalu nyaman di dekap seperti itu oleh Kenny, sama seperti ketika dirinya ketakutan saat di lift dan di kamar hotel tadi.
“Apa kau juga memiliki cerita yang ingin aku dengar?” Ucap Kenny menundukkan sedikit wajahnya agar bisa menatap wajah Jenny.
“Emm… cerita? apa ya?” Jenny mendongakkan wajahnya menatap Kenny sambil mengetuk-ngetuk dagunya dengan satu jari tangan telunjuknya.
“Tenang saja! aku tidak akan menceritakannya lagi pada siapa pun jika kau mau bercerita, aku janji!” Kenny mengacungkan jari kelingking tangannya ke udara untuk meyakinkan Jenny.
“Baiklah, aku akan bercerita pasal aku di pecat saja deh,” Jenny akhirnya memutuskan berbagi cerita kekesalannya saat dia di pecat di salah satu tempat dia bekerja.
“Ok, mulailah!” Pinta Kenny yang tak membiarkan pelukannya terlepas.
Jenny pun akhirnya bercerita tentang awal mula dia bisa di pecat hari itu, meski itu bukan kesalahannya tapi tetap saja dia yang di salahkan.
Biar Mom tambah semangat tinggalkan jejak dukungan kalian ya guys...
See you next episode...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
auliasiamatir
wah mom, cerita ini semakin seru saja
2023-01-25
0
Mei Shin Manalu
wahh udah tamat
2023-01-25
0
Senajudifa
makax kudu jujur biar ngga diserobot orang
2022-12-02
0