Sejurus kemudian gadis cantik itu meniup lilin ulang tahunya, suara riuh tepukan tangan dari para tamu undangan pun menambah kemeriahan pesta ulang tahun Renata malam itu.
“Selamat bertambah usia ya sayang, Papah punya hadiah untukmu,tunggu sebentar ya!”.
“ Jef!” Papah Willy memberi isyarat pada anak buahnya agar segera mengantarkan hadiah yang sudah dia persiapkan untuk putri kesayangannya itu.
“Siap Tuan,” Jefri yang tak lain nama anak buah Papah Willy tersebut segera menjalankan perintah majikannya.
Sebuah box besar pun terlihat di giring oleh Jefri ke atas panggung, dengan hati-hati dia meletakkannya tepat di hadapan Renata sebelum akhirnya dia turun kembali ke tempatnya semula berjaga.
“Apa ini Pah? Wah… boxnya besar sekali, Re jadi penasaran dengan isinya!” Seru Renata antusias.
“Bukalah sayang, semoga kau suka dengan hadiahnya!” Ucap Papah Willy.
Renata pun segera membuka box hadiah dari sang Papah tersebut. Matanya begitu berbinar bahagia ketika melihat sebuah kunci mobil yang sudah di simpan rapih di sebuah box yang begitu unik yang berada di dalam box besar tersebut. Sedangkan di salah satu kursi tamu undangan, terlihat saorang wanita paruh baya yang sedang gelisah mencari keberadaan putranya yang sudah berjanji akan memberi kejutan untuk sang gadis yang berulang tahun, namun semakin malam putranya tersebut belum juga menampakkan batang hidungnya di gedung ball room tersebut.
“Pah, Kenny kemana sih? sebentar lagi acara puncaknya selesai, Mommy ko punya firasat gak enak ya, mana ponselnya tidak bisa di hubungi lagi!” Tutur Mommy Bella seraya mengotak-atik ponselnya.
“Sabar dulu Mom, mungkin Kenny akan datang sebentar lagi,” Ucap Papah Oscar menenangkan istrinya.
“Malam Tan, Om!” Sapa Erfan sambil mendaratkan bokongnya di kursi sebelah Mommy Bella.
“Fan, apa kau sudah bertemu dengan Kenny? sejak tadi datang anak itu belum juga terlihat masuk ke gedung ini,” Mommy Bella langsung menodong Erfan dengan pertanyaannya.
“Erfan belum bertemu dengan Kenny Tan, apa Tante juga melihat Jenny? Erfan tadi kemari dengannya, tapi sampai sekarang Erfan juga belum menemukannya, sebelumnya sih dia bilangnya mau menerima telepon,” Ucap Erfan tak kalah cemas dan gelisah.
“Tadi Tante sempat bertemu dengan Jenny di pintu masuk Fan, tapi setelah itu Tante tidak melihatnya lagi!” Sahut Mommy Bella.
“Oh begitu ya Tan,”.
“Kamu kemana sih Jenn? ponselmu juga tidak bisa di hubungi!” Gumam Erfan mengecek kembali ponselnya dan mencoba menghubungi nomer ponsel Jenny kembali, namun tetap saja tidak ada jawaban, karena ponsel Jenny sudah mati karena kehabisan daya.
*****
“Kita mau kemana ini?” Tanya Jenny saat mereka sedang dalam perjalanan.
“Kau juga akan tau nanti!”.
“Sebenarnya sedekat apa hubunganmu dengan Erfan?” Kenny melirik sekilas ke arah Jenny sebelum akhirnya dia fokus kembali menatap jalanan di depannya.
“Aku tidak memiliki hubungan apa pun dengan tuan Erfan, aku hanya di minta menemaninya ke acara pesta ulang tahun Nona Renata,” Lirih Jenny seraya menatap jalanan di depannya.
“Tapi apa kau juga memiliki perasaan yang sama dengannya? kau juga tadi mendengar percakapan mereka kan?” Jenny masih bungkam, dia sendiri masih tidak mengerti dengan perasaannya pada Polisi tampan itu.
“Hei!! Kau masih bisa mendengar kan?” Tegur Kenny yang sejak tadi tidak mendengar jawaban dari Jenny.
“Aku belum tuli Tuan!!” Ucap Jenny sedikit kesal.
“Lantas kenapa kau tidak menjawab pertanyaan ku tadi? kau menyukai Erfan atau tidak?” Jenny terlihat menundukkan kepalanya seraya menghela kasar nafasnya.
“Aku tidak tau! mungkin aku hanya mengaguminya saja saat ini!”.
“Syukurlah, aku jadi tenang jika kau tidak menyukainya!” Sahut Kenny.
“Kenapa kau tenang? bukan kah seharusnya kau cemas ya? kau kan jadi memiliki saingan untuk mendapatkan Nona Renata!” Jenny mengernyitkan keningnya. Dia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikir pria tampan di sampingnya itu.
Hening, untuk sesaat suasana di dalam mobil begitu senyap karena sepasang muda mudi itu tengah asik dengan pemikiran mereka masing-masing.
“Tunggu-tunggu, jangan bilang kau suka padaku!” Ucap Jenny tiba-tiba.
Kenny segera menginjak rem mobilnya secara mendadak saat mendengar celotehan konyol dari mulut gadis di sampingnya itu.
Cekittt….
Dukk…
“Aww…astaga! Tuan! kau ingin melukai ku ya?!” Gerutu Jenny seraya mengelus keningnya yang sempat terbentur dashboard mobil milik Kenny.
“Makannya jangan asal menuduh! kau pikir aku tertarik denganmu? dasar beo betina!” Gerutu Kenny seraya menghadapkan tubuhnya ke arah Jenny.
Beruntung mereka kini tengah berada di jalanan yang sepi, sehingga tidak khawatir dengan pengendara lainnya yang akan mengganggu perdebatan mereka.
“Haist! kalau kau tidak suka kenapa harus marah-marah, keningku kan jadi korbannya sekarang!” Ujar Jenny seraya memijat keningnya yang terasa berdenyut.
Kenny merasa bersalah dan mengakui kebodohannya yang sudah membuat Jenny terluka, tanpa aba-aba Kenny mendekat dan memeriksa kening Jenny yang terlihat sedikit memerah dan memar.
“Aww!! kau mau apa?” Tepis Jenny saat Kenny menyentuh keningnya yang sedikit memar itu.
“Aku hanya ingin melihat lukanya! kalau ternyata parah, aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang juga!” Ucap Kenny serius.
Wajah keduanya yang begitu dekat membuat hembusan nafas Kenny terasa begitu hangat di kulit wajah Jenny. Sejurus kemudian pandangan mereka saling beradu, menyelami perasaan asing yang tiba-tiba saja membuat mereka kehilangan kendali. Mendekat dengan perlahan dengan pandangan teduh penuh damba. Hingga akhirnya jarak di antara keduanya hilang dan saling meraup kenikmatan bercu*** dalam keheningan malam itu.
Jenny memejamkan kedua matanya, menikmati setiap cium** mereka yang kini benar-benar membuatnya melayang. Menuntut keduanya untuk melakukan hal yang jauh lebih menantang. Tangan Kenny yang semula memegang tengkuk Jenny kini mulai berselancar meraba kulit punggung gadis itu yang begitu halus dengan lembut. Hingga akhirnya suara ponsel Kenny berdering nyaring. Menyadarkan mereka berdua yang sedang terhanyut dalam nikmatnya bercu***.
Kring…Kring…Kring…
“Emm… siapa sih? mengganggu saja!” Umpat Kenny setelah melepaskan cium** bibirnya.
Jenny masih diam di tempatnya, sebisa mungkin dia mengatur perasaannya yang sudah terporakporandakan oleh tindakan Kenny yang tiba-tiba itu. Pipinya kian memanas menahan rasa malu, mengingat kembali kejadian yang baru saja dia lakukan dengan pria tampan di sampingnya itu.
“Bodoh!bodoh!bodoh! apa yang sudah aku lakukan barusan! mau di taruh dimana mukaku ini! tapi ciuman tadi benar-benar membuatku melayang, ah… kenapa aku jadi ikut-ikutan mesum seperti pria itu sih!” Batin Jenny menyesali kebodohannya.
“Ok, kau urus saja semuanya, aku tidak ingin di ganggu saat ini!” Kenny segera memutuskan sepihak panggilan telponnya.
Saat ini Kenny menggunakan ponsel khusus untuk bisnisnya, Kenny memang memiliki dua ponsel yang selalu dia bawa-bawa kemana pun. Yang satu dia gunakan khusus untuk berbisnis dan hanya asistennya saja yang mengetahui nomer ponsel tersebut, sedangkan yang satunya lagi dia gunakan untuk berkomunikasi pada keluarga, sahabat dan kerabatnya yang lain.
“Aku mau pulang!” Ucap Jenny setelah melihat Kenny mengantongi kembali ponselnya.
“Ok, aku akan mengantarmu! tapi nanti, setelah kita sampai di tempat yang ingin aku tuju saat ini!” Kenny kembali menghidupkan mesin mobilnya dan melajukan nya ke arah sebuah pantai.
see you next episode...
Jangan lupa tinggalkan jejak dukungan ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
auliasiamatir
trusss ciuman tadi di lupain aja gitu.... 🤦🤦🤦
2023-01-25
0
auliasiamatir
bodoh tapi menikmati' nya..m kan...🤭🤭🤭
2023-01-25
0
anan
mau di bawa kemana
2023-01-10
0