"Silahkan Tuan, Nona! selamat menikmati hidangannya! kami harap kalian tidak membuat keributan lagi setelah ini!" Seru Pelayan Restoran seraya memberi mereka tatapan tajam penuh intimidasi agar keduanya tidak berulah kembali.
“Ini semua gara-gara kau, pria menyebalkan!” Umpat Jenny sebelum melahap sarapannya.
“Haist! dasar beo betina, dia pikir dia tidak menyebalkan juga apa!” Kenny tak kalah mengumpat di sela melahap sarapannya yang sudah begitu terlambat.
Sepuluh menit kemudian…
“Ha…kenyang nya, pelayan! tolong bill nya ya,” Seru Jenny seraya mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan.
“Heh! baru makan di Resto kecil begini saja sudah sombong, apa lagi kalau makan di Restoran mahal!” Cibir Kenny yang sama-sama baru menghabiskan sarapannya juga.
“Hei tuan sombong! kalau kau mampu, kenapa kau memilih makan di Resto kecil ini, apa itu tidak membuktikan kalau kau begitu tak mampu untuk makan di Resto yang lebih baik dari Resto ini??” Jenny beranjak menuju kasir sambil mengibaskan sedikit rambutnya yang entah mengapa membuat Kenny sedikit terperangah melihat kecantikan alami yang di tunjukkan Jenny.
“Suka-suka aku lah, lagi pula Resto ini juga bukan Resto milikmu!” Kenny pun ikut beranjak dan mengikuti Jenny ke arah kasir untuk membayar sarapannya.
“Haist!! benar-benar pria sombong dan menyebalkan!” Batin Jenny.
Di lobby hotel, ternyata Erfan sudah berdiri dengan setelan santainya, ya! kebetulan hari ini dia libur bertugas, dan dia memutuskan untuk menemui Jenny setelah Jenny menolak ajakannya untuk mengantarkan Jenny pulang kemarin.
Flash back start.
“Hai?” Sapa Erfan yang sudah menunggu Jenny dengan motor polisinya.
“H…hai, apa kau sengaja menungguku?” Tanya Jenny yang tak habis pikir dengan tingkah Erfan yang menunggunya.
“Jenn, siapa dia? sepertinya kalian begitu akrab!” Bisik Rangga.
“Dia bukan siapa-siapa Ga, kau tunggu di mobil saja ya, nanti aku menyusul,” Rangga pun tak bertanya lagi, karena dia sudah sangat lelah.
Akhirnya Rangga menghampiri mobil box perusahaannya dan menunggu Jenny dengan patuh.
“Jenn, apa kau sengaja ya tak memberiku kabar, untung aku sudah selesai bertugas, jadi aku bisa segera datang ke sini untuk mengantarmu pulang, ayo!” Erfan memberikan helm pada Jenny.
Namun masih belum di terima oleh gadis cantik itu, Jenny tidak ingin merepotkan siapa-siapa, terlebih pada orang yang baru dia kenal.
“Maaf Tuan, eh… maksudku Erfan, aku sudah ada yang menunggu, aku sudah biasa pulang dengan Kakakku, bukannya sudah aku katakan ya tadi,” Ucap Jenny menjelaskan.
“Ah…iya, aku lupa, ya sudah tidak apa-apa Jenn, aku hanya ingin memastikan kau pulang dengan selamat saja, kalau begitu berhati-hati lah ya,” Erfan terlihat kecewa dengan penolakan Jenny, namun dia tidak akan mudah menyerah dan akan terus berusaha mendekati gadis incarannya itu.
Flash back done.
“Sana pergi jauh-jauh, dasar beo betina!” Usir Kenny saat keduanya sudah keluar dari Resto.
“Arrrggh!! dasar pria menyebalkan,” Teriak Jenny sebelum Kenny memasuki mobilnya.
“Bye-bye beo betina!” Ucap Kenny sambil melajukan mobilnya melewati Jenny yang masih berdiri mematung di depan Resto.
“Haistt!!! Kenapa aku selalu bertemu sama pria menyebalkan itu sih, arrrggh… rusak sudah mood ku hari ini!” Gerutu Jenny seraya menghentak-hentakkan kakinya menuju ball room hotel.
“Jenn!!” Tiba-tiba saja seseorang memanggil nama Jenny dan membuatnya menatap ke sekeliling.
“Kenapa pagi-pagi sudah di tekuk mukanya?” Tanya Erfan menghampiri.
“Astaga, Tuan kau selalu membuatku terkejut,” Pekik Jenny seraya mengelus dadanya.
“Sorry!! apa kau ada waktu hari ini? aku ingin mengajakmu makan siang jika kau tidak keberatan, kalau kau mau pergi aku pasti akan sangat senang tentunya,” Erfan tak memberi celah pada Jenny untuk menolaknya lagi. Dia yakin kali ini Jenny pasti tidak akan menolak lagi ajakannya.
“Emm… bagaimana ya? tapi aku harus menyelesaikan pekerjaanku dulu, aku tidak bisa berjanji, tapi akan aku usahakan,” Jenny merasa kali ini tidak ada salahnya dia menerima ajakan Erfan.
“Er-Fan! kau masih saja canggung ya dengan panggilan namaku?” Erfan menegaskan panggilannya pada Jenny.
“Opss!! sorry, aku belum terbiasa, kalau begitu aku selesaikan pekerjaanku dulu ya di dalam, bye… sampai jumpa nanti siang!” Jenny segera bergegas kembali ke dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Erfan sendiri terlihat masih berdiri di tempatnya, dia masih enggan pergi meninggalkan gadis cantik itu begitu saja, setelah beberapa menit kemudian akhirnya Erfan memutuskan pergi untuk menyiapkan tempat makan siang pertama mereka di sebuah tempat.
Tepak pukul 08.00 Kenny tiba di rumah Renata, hari ini dia benar-benar akan mengosongkan jadwalnya demi menemani sang pujaan hati kemana pun yang dia inginkan. Seperti siang ini, Renata ternyata sudah mencatat kegiatan apa saja yang akan dia lakukan bersama Kenny.
“Hai Om, hai Tante?” Sapa Kenny saat dirinya baru saja tiba di mansion kedua orangtua Renata.
“Hai Kenn, apa kabarmu sayang? Tante dengar kau tinggal di apartemen ya sekarang?” Tanya Mommy Iren yang selalu tau info terkini tentang Kenny dari Mommy nya sendiri.
“Iya Tante, sepertinya Mommy mengabulkan keinginan Kenny untuk hidup mandiri, Mommy sampai menyiapkan semuanya sampai tak ada yang terlewatkan sedikit pun,” Jawab Kenny membela diri.
Padahal Mommy Iren sudah sangat tau alasan sahabatnya itu memberi hukuman pada anaknya, dan Mommy Iren juga sangat mendukungnya.
“Kalian mau pergi kemana pagi-pagi begini?” Kini giliran Om Willy yang tak lain Papa Renata yang bertanya.
“Kita mau menghabiskan waktu sesuai jadwal ini Pah,” Renata yang baru saja duduk bersama kedua orang tuanya langsung menunjukkan daftar kegiatan yang akan dia lakukan bersama Kenny.
“Wah… sepertinya akan sangat menyenangkan Re, tapi kalian harus ingat, jangan sampai lupa dengan acara nanti malam!” Om Willy mengingatkan.
“Tenang saja Om, Kenny akan membawa pulang Renata tepat waktu pokoknya,” Ucap Kenny penuh percaya diri.
Setelah mengantongi ijin, mereka berdua memulai kegiatannya yang pertama, yaitu membeli minuman kaleng dan makanan ringan lainnya. Renata lebih memilih banyak membeli buah-buahan untuk mereka santap nanti, sedangkan Kenny memasukkan makanan apa pun yang dia lihat saat mereka berdua berbelanja di sebuah mini market.
“Sudah Kenn? astaga! kau yakin mau membeli ini semua?” Pekik Renata terkejut setelah melihat isi troli yang di bawa Kenny sudah menggunung dengan berbagai macam makanan.
“Sudahlah Re, dari pada nanti kita kekurangan makanan di sana,” Jawab Kenny seraya membawa trolinya ke arah kasir.
“Haist!! dia ternyata masih saja suka boros ya,” Gumam Renata sambil mengikuti langkah Kenny menuju kasir.
Selesai dengan makanan dan minuman, Renata beralih mengajak Kenny ke sebuah toko perlengkapan kemah. Dia memilih-milih tikar untuk mereka berkemah hari ini.
“Kenn, yang ini bagus tidak?” Renata membentangkan sebuah tikar berukuran sedang di depan dadanya.
“Bagus, itu sangat cocok dengan warna kulit putih mu Re,” Ucap Kenny sekenanya.
“Haistt!! Ini tikar Kenn, bukan bahan untuk menjahit baju,” Renata memutar bola matanya jengah.
Duh… Kenny ganteng-ganteng gaptek juga ya soal kain, hihihi…. Ikutin terus ya kelanjutan ceritanya, dan jangan lupa kasih dukungan terbaik kalian untuk karya receh kedua mommy ini, see you next episode 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
gegechan (ig:@aboutgege_)
aku mau support Kenny sama Jenny, aku lebih suka mereka, selalu debat gitu lucuuu
2022-12-31
2
🤗🤗
udah di kasih SP kan.
2022-10-25
0
Senajudifa
paling2 nanti sukax sm jeanny
2022-10-03
1