Tak berselang lama, Erfan telah selesai dari rutinitas membersihkan dirinya, dengan setelan pakaian yang dia pilih tadi di butik, Erfan terlihat semakin tampan dan gagah. Membuat wanita mana pun enggan berpaling menatapnya. Apalagi pria itu selalu terlihat ramah dan menebarkan senyumannya yang dapat menghipnotis wanita mana pun yang melihatnya.
“Jenn, kau tidak kesal menungguku kan?” Jenny membalikkan tubuhnya yang sejak tadi menatap pemandangan beberapa gedung pencakar langit dari balkon Apartemen Erfan.
“Ya Tuhan… pria ini kenapa bisa begitu tampan, beruntungnya aku kalau bisa menjadi pacarnya,” Batin Jenny berkhayal.
“Jenn… apa kau baik-baik saja?” Jenny langsung menggelengkan kepalanya saat Erfan melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Jenny.
“Ma…maaf, aku hanya sedang mengingat sesuatu tadi, iya… mengingat sesuatu!” Jenny gelagapan seperti maling yang tertangkap basah sedang mencuri.
“Oh, syukurlah… aku pikir kau sakit tadi!” Erfan kemudian melenggang masuk ke ruang televisinya dan menyalakan televisinya yang ternyata sedang menayangkan acara berita Entertainment.
Jenny yang masih mengumpulkan kesadarannya mengikuti Erfan masuk ke dalam Apartemennya kembali, dan duduk di salah satu sofa ruangan tersebut.
“Selamat sore pemirsa, malam ini merupakan malam yang berbahagia bagi salah satu pasangan pengusaha terkenal di Ibukota, rencananya mereka akan menggelar pesta ulang tahun besar-besaran untuk putri semata wayangnya di salah satu hotel milik mereka, berikut kami akan sajikan persiapan apa saja yang sudah mereka siapkan untuk acara akbar nanti malam,” Tutur sang pembawa acara berita Entertainment.
“Eh… bukannya itu Nona yang tadi di Danau dan di toilet kedai pizza ya Fan?” Jenny terlihat antusias saat bertanya.
“Apa kau bertemu lagi dengannya di kedai? kenapa kau tidak memberitahuku tadi?” Erfan mengerutkan keningnya seraya meminta penjelasan dari Jenny.
“Aku pikir kau sudah tau tadi, tapi syukurlah… ternyata dia putri pengusaha ternama itu, semoga dia suka dengan hasil dekorasi ku!” Gumam Jenny seraya menyunggingkan senyum manis di bibir ranumnya.
“Jadi ball room yang kau dekor itu tempat Ulang tahun Renata ya?” Tanya Erfan memastikan, dan Jenny mengangguk sebagai jawaban.
“Wah… kebetulan sekali, aku pikir Om willy akan menggelar acara ulang tahun Renata di Villa keluarganya, tapi ternyata jadinya di hotel ya!” Erfan kemudian mematikan televisinya dan mengajak Jenny untuk segera bersiap, dia semakin mantap untuk membawa Jenny sebagai pendampingnya malam ini.
“Kita mau kemana lagi sekarang?” Erfan menjawab seraya menyunggingkan senyum di bibirnya.
“Nanti kau juga akan tau, ayo!”.
*****
Selesai memanjakan tubuh dan wajahnya lewat perawatan, Renata memilih segera bergegas menuju hotel milik keluarganya untuk bersiap.
“Re, aku harus menjemput Mommy dan Papa sekarang, kau tidak apa-apa kan kalau aku tinggal?” Tanya Kenny.
“It’s ok Kenn, toh nanti malam juga kita bertemu lagi kan, pergilah! Tante dan Om pasti sudah menunggumu!” Kenny mengangguk dan memberikan usapan lembut di kepala Renata sebelum pergi.
Malam kian menyapa, acara ulang tahun yang di gadang-gadang mengeluarkan dana besar itu akhirnya sebentar lagi akan di mulai, terlihat beberapa pelayan mulai sibuk menyiapkan berbagai jamuan untuk para tamu undangan yang datang. Ada yang sibuk menyiapkan makanan berat, makanan ringan hingga berbagai minuman yang sengaja di sediakan oleh sang pemilik acara malam itu.
“Sayang, Mommy ke bawah duluan ya, sepertinya teman-teman Mommy sudah banyak yang datang!”.
“Iya Mom, Re juga tinggal menganti pakaian saja ko, nanti Re menyusul turun sebentar lagi,” Mommy Iren akhirnya melenggang keluar menuju ball room untuk menyapa beberapa teman-teman dan rekan bisnis suaminya yang sudah mulai berdatangan.
Sementara itu, Erfan yang semenjak tadi membawa Jenny ke salon akhirnya merasa puas, dia benar-benar terpesona dengan kecantikan Jenny setelah di make over oleh tangan-tangan para ahli di bidang rias-merias wajah itu.
“Permisi Tuan, Nona sudah selesai!” Seru seorang pelayan salon.
Erfan mendongakkan kepalanya yang sejak tadi menunduk memainkan ponsel, seketika pandangannya membeku setelah melihat sosok cantik yang sudah berdiri di hadapannya. Penampilannya semakin sempurna dengan balutan gaun putih selutut yang di pilih Jenny di butik sebelumnya.
“Fan, apa penampilanku terlihat aneh ya?” Jenny memutar-mutar tubuhnya mencari celah cacat dalam dirinya.
“Ti…tidak, kau benar-benar cantik Jenn, aku sangat menyukainya, ayo!” Erfan mengulurkan tangannya untuk membawa Jenny keluar dari salon menuju tempat pesta.
15 menit kemudian keduanya sudah tiba di lobby hotel, Jenny meminta ijin untuk menerima panggilan telepon terlebih dahulu sebelum mereka masuk ke dalam ball room hotel.
“Fan aku angkat telepon dulu ya, kau duluan saja, aku akan menyusul nanti!” Erfan terlihat ragu untuk meninggalkan Jenny masuk terlebih dahulu.
Namun Jenny meyakinkannya karena dia sudah tau letak ball room yang akan mereka tuju, karena dia sendiri yang mendekor tempat tersebut sebelumnya.
“Baiklah, aku akan menunggumu di dalam Jenn, jangan lama-lama ya!” Jenny mengangguk dan segera melipir ke sudut lobby untuk menerima panggilan telepon yang terus berdering sejak tadi.
Ternyata panggilan telepon yang membuat Jenny melipir itu berasal dari Rangga yang memberitahunya jika dia lupa untuk mengeluarkan box besar dari salah satu kamar hotel yang merupakan hadiah dari orang tua Renata untuk ditunjukkannya kelak pada saat puncak acara.
Rangga pun berjanji akan segera datang secepatnya untuk membantu Jenny. Setelah selesai, Jenny pun memutuskan sambungan teleponnya dan kembali melenggang menuju ball room hotel. Namun saat dirinya hendak melangkah masuk, seorang wanita paruh baya memanggilnya dari arah depan lobby hotel.
“Jenny!” Sang empunya nama pun menoleh dan menunjukkan senyumnya yang merekah.
“Nyonya!! aku benar-benar senang bisa bertemu dengan anda lagi di sini!” Jenny menggenggam kedua tangan Mommy Bella seraya menggoyang goyangkannya karena saking senangnya.
Ya, wanita paruh baya yang memanggil Jenny itu adalah Mommy Bella, dia baru saja datang bersama sang suami serta Kenny yang saat itu kebetulan belum ikut masuk ke dalam lobby hotel karena sedang menyerahkan mobilnya pada petugas hotel.
“Tante juga sayang, kau datang dengan siapa?”.
“Jenny datang dengan tuan Erfan Nyonya,” Jenny terlihat canggung karena terus di tatap oleh suami Mommy Bella.
Sadar dengan kelakuan suaminya, Mommy Bella pun mencubit perutnya dan memperkenalkan Jenny padanya.
“Aww!” Pekik Papah Oscar.
“Mommy kenapa sih? perut Papah kan jadi sakit Mom,” Gerutu Papah Oscar seraya mengelus perutnya.
“Habisnya Papa bikin Jenny jadi canggung sih, oh iya Jenn, kenalkan! dia suami Tante, kamu jangan panggil Tante Nyonya lagi ya, ko aku berasa tua banget ya kalau di panggil begitu,” Jenny dan Papah Oscar terkekeh bersama mendengar kekonyolan Mommy Bella.
“Baiklah Tan,”.
“Ya sudah kalau begitu kita masuk sekarang yuk!” Seru Papa Oscar seraya menarik pinggang istrinya sebelum melenggang masuk ke dalam ball room hotel.
“Iya Pah, ayo Jenn kita masuk sama-sama,” Mommy Bella bersiap melangkah namun dia urungkan saat Jenny meminta maaf padanya.
.
.
.
.
.
.
.
Tinggalkan jejak dukungan terbaiknya ya guys....
See you next episode...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
gegechan (ig:@aboutgege_)
bukti kecantikan jenny, sampe papa oscar aja ga bisa berkata-kata haha...
salam dari "ARCTURUS" kak
2023-01-08
1
auliasiamatir
waduh... papah Oskar terkagum kagum yah
2023-01-01
0
Senajudifa
aduh maaf bacax 2 bab dulu y thor
2022-10-15
0