...****************...
"Selamat datang Nona, ada yang bisa saya bantu?" Sapaan penjaga Apotek membuat Jenny segera menghampirinya dan mulai menanyakan obat Migrain terbaik yang ada di Apotek tersebut.
"Aku ingin membeli obat Migrain terbaik Kak, ada kan?" Ucap Jenny yang segera di kabulkan oleh si penjaga Apotek dengan memberinya satu box kecil obat Migrain terbaik dari Apoteknya.
"Tentu ada Nona, ini... obat ini adalah obat Migrain terbaik yang kami punya, sudah banyak sekali yang menggunakannya untuk pengidap penyakit yang sama, dan kebanyakan dari mereka mengatakan cocok dengan obatnya," Si Penjaga Apotek pun memberikan obat Migrain tersebut pada Jenny.
Tanpa menunggu lama lagi Jenny segera membayar obat tersebut dan bergegas kembali ke Restoran tadi.
"Semoga saja Nyonya tadi masih menunggu ku, kalau tidak percuma saja aku membelikan dia obat yang lumayan mahal ini!" Gumam Jenny seraya berjalan memasuki Restoran.
Bruk...
"Haist!! kau bisa berjal... kau!!" Tegur pria tampan yang sudah berhasil membuat mood Jenny hancur hari ini.
"Kau!! hm... ternyata kau masih berkeliaran bebas ya Tuan, tidak apa... aku yakin sebentar lagi kau pasti akan di hukum atas tindakanmu tadi pagi!" Jenny melipat kedua tangannya di depan dada dengan percaya diri.
"Heh! kau pikir aku takut dengan ancaman murahan mu itu! lihat saja nanti, siapa sih yang berani menghukum ku! sudah sana minggir! menghalangi saja!" Ucap Kenny sambil mencoba menerima panggilan telepon dari Asistennya.
"Arrggghhh!! dasar pria menyebalkan! bisa-bisanya aku bertemu lagi dengannya di sini!" Jenny kembali bergegas untuk memberikan obat yang sudah di belinya.
Beruntung wanita paruh baya tadi masih terlihat duduk di tempatnya semula Jenny meninggalkannya, akhirnya Jenny segera menghampirinya dan memberikan obat yang di belinya dari Apotek tadi.
"Nyonya, aku pikir tadi Nyonya akan pergi meninggalkan aku! ini... semoga obatnya bisa meredakan Migrain anda ya!" Mommy Bella menyunggingkan senyumnya setelah melihat kegigihan dan ketulusan gadis cantik di hadapannya.
"Apa kau pikir aku bisa kabur dengan sakit kepala menyebalkan ini?" Kekeh Mommy Bella, sedangkan Jenny terlihat canggung karena dia berpikir telah menyinggung perasaan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.
"Ma...maaf Nyonya, aku sama sekali tidak bermaksud begitu, aku..." Mommy Bella yang sudah tau jika gadis itu akan salah paham pun segera meraih tangan Jenny untuk dia genggam seraya memberinya senyuman terbaik dari bibirnya.
"Tidak apa-apa, aku mengerti kok! kau begitu tulus dan baik nak, kalau aku boleh tau, siapa namamu?".
"Kenapa kau mau menolongku sampai repot-repot membelikan obatnya?" Sesaat Jenny terdiam, tiba-tiba saja dia teringat sang ibu yang dulu juga memiliki riwayat penyakit yang sama dengan yang sedang di derita oleh wanita paruh baya yang ada di hadapannya saat ini.
Sejurus kemudian akhirnya Jenny membuka suaranya kembali untuk memberitahu namanya.
"Namaku Jenny Nyonya!".
Seketika mata cantik Jenny mulai berkaca-kaca. Dia benar-benar sedih jika harus mengingat masa-masa kebersamaannya dengan kedua orangtuanya, terutama dengan sang ibu yang selalu mengandalkannya kala sedang kumat penyakit Migrain nya.
Jenny yang sering di minta untuk membuat rebusan herbal, Jenny yang sering di andalkan untuk membuat bubur jika ada yang sakit, dan Jenny yang selalu telaten menyuapi kedua orangtuanya saat mereka sakit dengan sabar dan sayang.
"Hei! kenapa kau malah murung seperti ini? apa aku salah bicara ya? maaf ya, aku tidak bermaksud ingin membuatmu bersedih, Jenn!" Seketika Mommy Bella mendekapnya dan mengelus punggung Jenny dengan lembut.
Setelah kembali tenang, Jenny pun melerai pelukannya dan kembali di perlakukan lembut oleh Mommy Bella yang mengusap air matanya yang sudah berhasil membasahi pipi putihnya.
"Tidak apa-apa Nyonya, aku hanya teringat dengan Ibu ku saja barusan! dia juga memiliki riwayat penyakit yang sama dengan anda!" Jenny segera menata kembali perasaannya agar tidak terlalu larut dalam kesedihannya.
Sebisa mungkin dia harus mengubur jauh-jauh perasaan rindunya kepada sang Ibu yang kini entah berada di mana. Semenjak Ayahnya meninggal. Ibu, Jenny dan Kakaknya tinggal bertiga di rumah peninggalan Ayahnya. Hingga suatu hari Ibunya tiba-tiba saja menghilang entah kemana. Meninggalkan Jenny kecil dan sang Kakak yang masih remaja berdua di rumahnya yang ternyata akan segera di sita Bank akibat hutang peninggalan berobat Ayahnya yang tak terbayarkan.
Flash back start.
"Sayang! dengarkan Ibu baik-baik ya nak! kalian harus tetap saling menyayangi dan bersama bagaimana pun keadaan kalian kedepannya, hanya kalian yang Ibu punya sekarang, Ibu harap kalian bisa selalu bahagia sayang!" Jenny dan Kakaknya pun menerima pelukan hangat dari sang Ibu.
"Sekarang Ibu akan mencari pekerjaan untuk menyambung penghidupan kita bertiga, kalian doakan Ibu ya! semoga Ibu bisa secepatnya mendapatkan pekerjaan, jika kalian sudah merasa lapar, makan lah segera! jangan menunggu Ibu, ok! sepertinya Ibu tidak akan kembali jika belum mendapatkan pekerjaannya, jadi kalian tidak perlu merisaukan Ibu, kalian paham kan!" Jenny kecil dan sang Kakak pun akhirnya menganggukkan kepala mereka pertanda mengerti dan paham.
Mereka berdua begitu patuh dan dan penurut dengan segala apa yang di ucapkan Ibunya. Setelah kepergian Ayahnya, Aldo yang tak lain nama Kakak kandung Jenny yang saat itu baru berusia 15 Tahun pun mencoba mencari pekerjaan ringan untuk membantu meringankan beban sang Ibu. Sedangkan Jenny yang saat itu baru berusia 10 Tahun, memilih mengurus rumah peninggalan almarhum Ayahnya sebisa mungkin.
"Kak! apa Ibu akan mendapatkan pekerjaan hari ini?" Jenny kecil terus saja memandang keluar jendela rumahnya saat hari mulai beranjak gelap seraya menunggu kedatangan sang Ibu dari pencarian pekerjaannya.
"Kita doakan saja ya Jenn, sebaiknya kita makan duluan saja! Kakak sudah sangat lapar sekarang, sisa makanan tadi pagi masih ada kan?" Jenny menganggukkan kepalanya dan menghampiri ruang makan bersama sang Kakak.
"Kak! kenapa Ibu belum juga pulang? apa sangat sulit ya mencari pekerjaan? atau jangan-jangan Migrain Ibu kambuh lagi, jadi dia gak kuat buat pulang!" Terka Jenny dengan segala kecemasannya.
"Semoga saja tidak Jenn, sebaiknya kau tidur saja jika mengantuk, biar Kakak yang menunggu Ibu, nanti kalau Ibu sudah pulang, Kakak akan membangunkan mu!" Aldo begitu tidak tega dengan adik kecilnya yang terus saja menunggu kepulangan sang Ibu.
Padahal sebenarnya Aldo sudah mengetahui jika sang Ibu tidak akan cepat kembali hari itu, karena pagi tadi Aldo tidak sengaja melihat sang Ibu menaiki bis dengan arah tujuan pusat kota yang jaraknya begitu jauh dengan daerah tempat mereka tinggal saat ini.
"Baiklah! kalau begitu bangunkan Jenny ya nanti, Jenny akan membuatkan Ibu makanan! Ibu pasti lelah setelah seharian mencari pekerjaan!" Jenny kecil akhirnya memilih memejamkan matanya yang memang sudah terasa mengantuk dan juga letih untuk beristirahat malam itu.
Malam yang menjadi malam pertama untuk dirinya dan sang Kakak yang tidak akan menemukan Ibunya kembali pulang ke rumah mereka.
Flash back done.
"Benarkah? lalu bagaimana Ibumu sekarang? apa dia sudah berangsur membaik? dia pasti sangat bersyukur memiliki putri cantik yang begitu perhatian seperti dirimu Jenn!" Sanjung Mommy Bella seraya mengelus rambut Jenny dengan lembut.
"Aku tidak tau Nyonya, sejak usiaku 10 Tahun, aku sudah tidak melihatnya lagi," Jenny tersenyum kecut seraya menundukkan kepalanya dan mengusap kembali bulir bening yang terus lolos dari pelupuk mata indahnya.
"Sudah tidak melihatnya lagi? kenapa? maaf, aku jadi banyak mengorek hal pribadimu Jenn!" Mommy Bella mengusap punggung tangan Jenny dengan lembut. Dia benar-benar menjadi penasaran saat Jenny menuturkan kisah hidupnya yang menyedihkan.
"Tidak apa-apa Nyonya, mungkin ini memang sudah jalan takdir hidup Jenny, Ibu meninggalkan Jenny dan Kak Aldo di hari ketiga Ayah meninggal dengan alasan mencari pekerjaan, namun sejak hari kepergiannya itu, dia tidak pernah kembali lagi sampai hari ini!" Lirih Jenny seraya menyeka kembali air matanya untuk kesekian kalinya.
Mommy Bella segera memeluk Jenny kembali begitu erat. Entah mengapa perasaannya begitu terasa sangat tersentuh setelah mendengar kisah hidup gadis cantik itu. Disaat Jenny menguatkan dan mengatur kembali perasaannya, seseorang datang menghampiri Jenny dan Mommy Bella dengan setelan seragam Polisinya.
Pria tampan itu menyapa kedua perempuan berbeda generasi tersebut dengan sangat ramah. Berbeda sekali dengan pria tampan yang akan segera menyusulnya menghampiri Jenny dan Mommy Bella setelah kedatangan pria berseragam Polisi tersebut.
"Hai Tante!!" Sapa pria tampan berseragam Polisi yang pernah Jenny temui.
"Hai sayang! kau sedang bertugas di sini ya?" Mommy Bella terlihat begitu akrab dengan pria tampan tersebut. Dia bahkan sampai merangkul pria tampan tersebut seperti anaknya sendiri.
.
.
.
.
.
.
Hayo udah ketebak kan siapa pria tampan berseragam Polisinya, jangan lupa tinggalkan jejak dukungannya ya guys, dan ikutin terus kelanjutan ceritanya...
See you next episode 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Panggilan hati kayaknya, ssuatu saat bakal jadi menantu....
2023-02-04
0
😍syg lon 😍
hadir lagi kx can
2023-01-14
0
gegechan (ig:@aboutgege_)
Sedih banget ya pasti Jenny, ikut sedih nih aku...
Semanga kak,
Salam dari Arcturus
2022-12-25
1