Assalamu'alaikum...
Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah readers...
Semoga di tahun baru ini kita di beri kesehatan, keberkahan dan rezeki yang melimpah serta kehidupan yang jauh lebih baik lagi, Aamiin Allahumma Aamiin...
Sebelumnya Mom ucapkan terimakasih banyak buat yang udah doakan kesehatan my boy, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian, Aamiin Allahumma Aamiin...
Happy reading 😘
"Sudahlah Kenn, terima saja hukumannya! lagi pula Tante masih sangat baik memberimu tempat tinggal sementara!" Erfan berusaha meyakinkan jika tindakan Mommy Bella merupakan tindakan yang tepat untuk Kenny.
"Haist! kau sama saja Fan!" Kenny beranjak dari duduknya dan melenggang pergi ke luar Restoran.
"Ok! Fan, Jenn... kalau begitu Tante juga pergi dulu ya, Tante harus mengurus dulu Apartemen untuk Kenny tinggal nanti," Mom Bella ikut beranjak meninggalkan Jenny yang bersiap juga untuk kembali ke ball room hotel yang sedang dia dekor.
"Hati-hati Tan!" Seru Erfan.
"Terimakasih sudah mengusut laporan ku Tuan, aku juga harus pergi sekarang, kalau begitu aku pamit ya, permisi!" Jenny membungkukkan tubuhnya sebelum melenggang pergi.
Namun belum sempat Jenny melangkah, Erfan sudah mencekal pergelangan tangannya. Alhasil Jenny pun kembali berbalik menghadap Erfan dan bertanya.
"Ada apa lagi Tuan?" Tanya Jenny.
"Panggil aku Erfan saja, ok!" Erfan menarik pergelangan tangan Jenny setelah dia ikut beranjak dan berjalan mendahului gadis cantik itu.
"Eh... aku mau di bawa kemana ini? Tuan! aku harus kembali bekerja sekarang!" Jenny terus berucap seraya menyeimbangkan langkahnya dengan Erfan yang masih menggenggam sebelah pergelangan tangannya.
"Tenang saja! aku hanya ingin mengantarmu Jenn!" Erfan menggiring tubuh ramping Jenny ke arah motor Polisinya yang sejak tadi sudah bertengger di halaman parkir Restoran tersebut.
"Ayo naik!" Seru Erfan setelah mereka sampai di halaman parkir dan menyerahkan sebuah helm pada Jenny.
Yang di ajak bicara malah masih terlihat terdiam seperti melamun. Jenny masih berpikir dan mencerna semua ucapan Erfan, hingga akhirnya pria tampan tersebut kembali berseru padanya.
"Hei! kenapa kau malah melamun, ayo! kau sedang berpikir apa sih?" Erfan menarik kembali sebelah pergelangan tangan Jenny agar gadis itu segera naik ke motor Polisinya.
"Eh... i...iya baiklah Tuan!" Jenny akhirnya menaiki motor Polisi tersebut dengan ragu-ragu.
Selama di perjalanan, Erfan terus mengoceh menanyakan berbagai hal pribadi pada Jenny. Entah mengapa dia begitu tertarik pada kepribadian gadis cantik itu ketika dia bertemu lagi dengan Jenny di Restoran tadi.
"Berhenti di depan saja Tuan!" Pinta Jenny setelah mereka sampai di depan sebuah hotel.
"Apa kau bekerja di sini?" Erfan bertanya setelah menepikan motor Polisinya.
"Tidak Tuan! tapi aku bekerja di jasa dekorasi, dan kali ini aku sedang mendekor ball room hotel ini!" Jawab Jenny seraya menyerahkan kembali helm yang sudah dia lepas pada sang empunya.
"Oh, aku pikir kau bekerja di hotel ini! kalau begitu selesai kerja nanti aku jemput kau di sini lagi ya!" Ucap Erfan dengan nada tegas tak mau di bantah.
"Tapi Tuan..." Belum sempat Jenny menjawab, Erfan sudah menyelanya.
"Erfan! panggil aku Er... fan! dan kau harus pastikan segera meneleponku nanti setelah pekerjaanmu selesai, ok! bye," Ucap Erfan seraya melajukan kembali motor Polisinya.
Meninggalkan Jenny yang masih berdiri mematung di tempatnya dengan segala kebingungan yang ada.
"Kenapa dengan Polisi tampan itu? ah... sudahlah, sebaiknya aku segera menyelesaikan dekorasinya sebelum gelap,'' Gumam Jenny seraya memasuki lobby hotel dan menuju ball room yang belum selesai dia dekor.
...****************...
"Sialan! gadis itu benar-benar menyebalkan ternyata! bisa-bisanya dia merayu Mommy dan Erfan untuk menghukum ku seperti ini! awas saja nanti, aku pasti akan memberinya perhitungan!" Gumam Kenny yang sedang mengendarai mobilnya menuju sebuah toko perhiasan terkenal di Kotanya.
"Selamat sore Tuan! ada yang bisa kami bantu?" Sapa salah satu pelayan toko.
"Aku ingin mengambil pesanan ku!" Ketus Kenny seraya melepas kacamata hitam yang sedari tadi bertengger di hidung mancungnya.
"Silahkan tunggu sebentar Tuan, saya akan mengambilkan dulu barangnya!".
Tak berapa lama kemudian pelayan toko perhiasan pun muncul kembali dengan paper bag berukuran kecil di tangannya.
"Ini pesanannya Tuan, silahkan di cek terlebih dahulu, supaya kami bisa memperbaiki kekurangannya!" Ucap pelayan toko seraya menyerahkan paper bag kecil yang dia bawa tadi.
Kenny membuka paper bag tersebut dengan cepat untuk meneliti setiap ukiran pada barang pesanannya.
"Hm... bagus! sesuai dengan keinginanku! aku akan membayar sisanya dengan ini!" Kenny memberikan black card nya pada sang pelayan toko.
"Terimakasih atas kunjungannya Tuan! semoga acara lamarannya lancar!" Kenny mengacungkan jari jempolnya tanpa menoleh lagi seraya melenggang pergi dari toko perhiasan tersebut setelah sang pelayan memberikan kembali black card milik Kenny.
"Ris! yang barusan itu Kenny Alvaro putra tunggal pemilik Alva corp kan? kira-kira dia mau melamar siapa ya?" Tanya Mika salah satu pelayan toko perhiasan yang lainnya.
"Mana aku tau Mi! udah ah gak usah kepo sama urusan orang, apa lagi orang kaya seperti Tuan Kenny tadi, kita tunggu beritanya aja nanti di televisi," Jawab pelayan toko yang tadi melayani Kenny.
...****************...
"Selamat sore Tuan! Nyonya sudah menyuruh kami menyiapkan pakaian yang akan Tuan muda bawa ke Apartemen malam ini," Seru Bibi Sari yang tak lain kepala pelayan di mansion keluarga Kenny.
"Astaga! Mom ternyata tidak main-main dengan hukuman itu, aku harus menemuinya sekarang juga!" Kenny bergegas menghampiri kamar sang Mommy untuk meminta keringanan hukumannya.
"Tuan! Nyonya baru saja beristirahat! beliau baru saja tertidur setelah meminum obatnya tadi," Tegur Bibi Sari seraya mengejar langkah Kenny.
Kenny menghentikan langkahnya setelah mendengar ucapan Bibi Sari. Sebenarnya dia bisa saja membangunkan Mommy nya bila ingin. Namun Kenny tidak melakukannya, Kenny selalu tidak tega ketika melihat sang Mommy terus saja merasakan sakit karen penyakitnya itu.
"Ha... baiklah, aku akan membereskan beberapa barang yang ingin aku ambil saja dari rumah ini," Kenny memutar badannya dan kembali melenggang menghampiri kamar kesayangannya.
Tepat pukul 21.00. Kenny melajukan mobil kantornya setelah Mom Bella yang menukar paksa mobil kesayangannya itu ke sebuah Apartemen sederhana yang sudah Mommy Bella sediakan untuknya.
"Astaga! Mom benar-benar menghukum ku kali ini!" Gerutu Kenny saat mobilnya baru saja tiba di area parkir Apartemen tersebut.
"Selamat malam Tuan! mari ikut saya!" Sapa seorang pria paruh baya yang memakai seragam sekuriti suruhan Mom Bella setelah Kenny turun dari mobilnya.
"Haist!! kau membuatku kaget tau!" Umpat Kenny seraya mengusap dadanya karena terkejut.
Kenny melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan yang berada di lantai 9 gedung Apartemen tersebut. Setelah serah terima kunci dengan sekuriti tadi, Kenny segera merebahkan dirinya di atas sofa yang sudah tersedia di apartemen tersebut.
"Kira-kira aku sampai kapan ya harus tinggal di apartemen kecil ini? semoga Mommy tidak terlalu lama memberiku hukumannya!".
"Arrrggh! ini semua gara-gara gadis menyebalkan itu! awas saja dia! kalau aku bertemu lagi dengannya, akan ku pastikan dia juga mendapat hukuman yang sama denganku!" Gumam Kenny seraya beranjak dan memasukkan koper baju miliknya ke dalam sebuah kamar yang berada di dalam Apartemen itu.
"Haist!! bahkan kamarnya saja masih kalah luas dengan kamar mandi di mansion! astaga... apa aku benar-benar harus tinggal di sini? aku benar-benar frustasi sekarang!" Gerutu Kenny saat mendapati tempat tidurnya yang berukuran jauh lebih kecil dari tempat tidur king size nya di mansion.
Sementara itu di sebuah rumah sederhana, terlihat seorang gadis dan seorang pemuda baru saja pulang dari pekerjaannya.
"Kami pulang!" Teriak Jenny dan Rangga bersamaan seraya memasuki rumah mereka.
"Kalian baru pulang ya? ayo masuk! hari ini Ibu masak makanan kesukaan kamu loh Jenn, kita makan sekarang ya!" Ajak Ibu Tania yang tak lain Ibunya Rangga yang menjadi Ibu angkat Jenny saat ini.
"Jadi hanya Jenny saja nih yang di buatkan makanan kesukaannya, Rangga kan juga mau Bu!" Rajuk Rangga berpura-pura sedih.
"Haist!! anak ini, Ibu juga masak makanan kesukaan kamu ko, ya sudah sana cuci tangan gih!" Sahut Bu Tania.
"Rangga mandi dulu deh, udah bau asem soalnya!" kekeh Rangga dengan senyuman di wajahnya.
"Jenny juga deh Bu, udah lengket keringet soalnya!" Timpal Jenny seraya melenggang menuju kamarnya.
Sejak dahulu Ibu Tania memang sangat menginginkan anak perempuan. Namun setelah dia di vonis Dokter dengan penyakit kista yang mengharuskannya di operasi dan mengharuskannya pula untuk melakukan pengangkatan rahim agar kistanya tidak tumbuh kembali, akhirnya dia pun tidak bisa memiliki keturunan lagi saat Rangga baru berumur 4 tahun. Itu sebabnya dia mengadopsi Jenny dan sang Kakak saat tau kedua anak itu di tinggalkan oleh kedua orangtuanya.
Selain alasan tersebut, Ibu Tania dan suaminya juga mengadopsi Jenny dan Aldo karena merasa sangat berhutang budi pada almarhum Ayahnya Jenny yang selalu menolong mereka saat mereka kesulitan, bahkan biaya operasi Ibu Tania saat itu pun di tanggung Ayah Jenny yang kebetulan saat itu masih memiliki perusahaan kecil yang cukup maju.
"Ya sudah, jangan lama-lama ya! lepas itu segera makan, ok!" Ucap Ibu Tania seraya melenggang ke arah dapur rumahnya.
See you next episode guys 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Jangan 2 Pak Pol naksir Jenny ya?
2023-02-04
0
😍syg lon 😍
mkin seru aj,smngt kx
2023-01-24
0
Mei Shin Manalu
Lanjut mampir Kak .. Semangat
2023-01-18
0