“Ada apa paman?” Tanya Jenny.
“Sepertinya kalian melupakan sesuatu!” Ucap Pemilik Restoran.
Jenny menatap Kenny seolah bertanya, namun dengan cepat Kenny mengangkat kedua bahunya pertanda dia juga tidak mengetahui maksud dari ucapan pria paruh baya tersebut.
“Apa itu paman? sepertinya kami tidak melupakan apa pun ko!” Jawab Jenny.
“Ini, kalian meninggalkan ini di Restoran, sepertinya suamimu begitu mencintaimu Nona, dia benar-benar melakukan yang terbaik hingga melepas sepatunya untuk kau gunakan, tapi aku jadi heran, kalau kau memang sedang hamil, kenapa kau memakai heels setinggi ini?” Pemilik Restoran memberikan sepasang heels yang tadi Jenny sempat lepaskan sebelum masuk ke Restoran.
Jenny kembali saling menatap dengan Kenny, dia sedikit terkejut dengan pertanyaan pemilik Restoran itu.
“O…oh, itu karena istriku sangat menyukai heels ini, sebenarnya aku juga tadi sudah melarang menggunakannya, tapi dia beralasan kalau itu juga keinginan baby kita, jadi aku membiarkannya memakainya walau akhirnya dia tadi melepasnya juga kan!” Tutur Kenny cepat tanggap.
“Hm…iya paman, entah kenapa saat pergi tadi aku ingin sekali memakai heels ini, tapi setelah di pakai sebentar saja kaki ku akhirnya menyerah juga, aku juga takut baby ku kenapa-napa, jadi aku melepasnya tadi,” Tambah Jenny.
“Oh jadi seperti itu ya! ya sudah kalian hati-hati di jalan ya! malam sudah semakin larut, sebaiknya kau cepat bawa pulang istri menggemaskan mu ini Tuan, lagi pula angin malam sangat tak baik untuk ibu hamil,” Ucap pemilik Restoran memberi sedikit petuah.
“Terimakasih paman, kita memang hendak pulang ko, iya kan sayang?” Jenny melirik ke arah Kenny sekilas.
“Iya, benar!” Sahut Kenny meyakinkan.
“Hari ini benar-benar hari yang begitu menyenangkan bagiku dan baby paman, aku bisa menikmati makanan paman yang begitu lezat tadi, terimakasih banyak ya paman, kalau begitu kami berdua pamit ya, dah paman!” Jenny melambaikan tangannya seiring Kenny yang melajukan kendaraannya.
Mereka akhirnya berhasil pergi meninggalkan Restoran sea food yang berada tak jauh dari pesisir pantai itu. Tak berselang lama, mereka berdua tiba di tepian pantai yang begitu sepi. Ya! saat ini Kenny membawa Jenny ke tepian pantai untuk menenangkan pikirannya yang sudah sangat kacau hari ini. Ingatannya kembali lagi berputar pada saat dia mengetahui tentang perasaan Erfan yang ternyata sama-sama mencintai gadis yang dia sukai.
“Emm… apa kita sudah sampai?” Jenny menggeliatkan tubuhnya seraya mengucek kedua matanya dengan kedua punggung tangannya.
Saat di perjalanan tadi Jenny memang terlihat begitu mengantuk dan tak sadar tertidur pulas, hingga akhirnya dia terbangun kala mobil Kenny sudah berhenti di sebuah tepian pantai yang begitu tenang dan sepi.
“Bangunlah, aku akan menunjukkan pemandangan laut di malam hari, kau pasti akan menyukainya!” Kenny membuka sabuk pengamannya dan beranjak turun dari mobilnya.
Jenny yang masih mengumpulkan nyawanya hanya bisa menatap nanar punggung pria tampan tersebut. Sejurus kemudian akhirnya Jenny pun mengikuti jejak Kenny yang sudah berdiri bersandar di bagian depan mobilnya.
“Apa kau sering ke sini?” Tanya Jenny saat dia sudah berdiri di samping Kenny yang sedang menatap lautan luas di hadapannya.
“Hm… jika aku sedang banyak pikiran atau sedih aku pasti ke pantai ini! hanya di sini aku bisa menenangkan diri dan melepaskan semua rasa sedih dan beban ku," Ucap Kenny lirih.
Jenny mengikuti arah pandangan Kenny yang menatap lautan luas di depannya, suara deburan ombak yang bersahutan benar-benar terdengar menangkan dan sedikit menghibur hati kedua anak manusia yang sedang merasa kalut dengan perasaannya masing-masing.
“Kau mau kemana?” Kenny sedikit terkejut karena melihat Jenny yang berjalan menghampiri bibir pantai.
Di lihatnya punggung gadis itu dari tempatnya berdiri. Cantik, satu kata yang berhasil lolos dari mulut Kenny. Jenny merasa begitu nyaman saat kakinya tersapu air ombak yang menepi ke bibir pantai, gadis cantik itu membalikkan tubuhnya dan melambaikan tangan ke arah Kenny agar pria ikut bergabung bersamanya.
“Tuan! kemari lah!” Teriak Jenny.
Tanpa berpikir panjang Kenny segera melangkahkan kakinya menghampiri gadis cantik itu. Senyumnya semakin melebar saat keduanya sudah saling berhadapan.
“Apa kaki mu tidak apa-apa? sejak di Restoran tadi kau tidak memakai sepatu kan?” Tanya Jenny yang teringat dengan sepatu Kenny yang sedari tadi dia gunakan.
“Kaki ku baik-baik saja, jangan khawatir! sepertinya kau benar-benar senang ya aku bawa kemari!” Jenny menganggukkan kepalanya dan berjongkok untuk membuka kaos kaki yang di gunakan Kenny.
“Hei! apa yang kau lakukan?” Kenny memundurkan kakinya saat Jenny mencoba melepaskan kaos kaki yang masih terpasang di kaki Kenny.
“Sudah diam saja, aku hanya membantumu melepas kaos kaki ini, kau harus merasakan air laut yang menenangkan ini di kakimu,” Jenny meneruskan kembali aksinya untuk membuka kaos kaki yang Kenny gunakan.
Kenny hanya diam dan patuh, dia terus memperhatikan setiap gerak gerik gadis yang kini membantunya melepas kaos kaki yang masih terpasang sempurna di kakinya. Setelah selesai terlepas, Jenny meraih sebelah tangan Kenny dan menariknya lebih dekat ke bibir pantai, sejurus kemudian ombak yang menepi pun membasahi kaki pria tampan itu.
Byur…
“Bagaimana? apa kakimu terasa nyaman sekarang?” Tanya Jenny saat melihat ekspresi datar di wajah tampan pria di sampingnya.
“Hem… entahlah, aku hanya sedang berpikir jika saat ini Erfan dan Renata sedang bertunangan!” Jenny menautkan kedua alisnya, dia sedikit bingung mendengar apa yang Kenny ucapkan.
“Tuan, kenapa kau berbicara seperti itu? bukannya Nona Renata itu kekasihmu?” Jenny memberanikan diri bertanya.
Kenny mengetahui setiap berita perkembangan di ball room hotel, dimana tempat pesta ulang tahun Renata di gelar. Dia sengaja memerintahkan asistennya untuk terus memantau kegiatan di sana hingga pestanya selesai. Kenny juga tau, akhirnya kedua orangtuanya memutuskan pilihan yang tepat, yaitu meminta Erfan untuk mengantikan anaknya yang saat ini sedang berada di sebuah tempat yang sepi dan menenangkan.
“Dia tidak perah mencintaiku, dari dulu… bahkan sampai hari ini, di hatinya hanya ada satu nama, dan itu bukan namaku!” Lirih Kenny.
“Apa kau ingin aku mendengarkan ceritamu?” Jenny bergumam, dan Kenny akhirnya menceritakan semua kisah cintanya pada Jenny.
Flash back start.
“Fan aku mencintai Renata! aku benar-benar ingin memilikinya, aku sudah tidak sabar ingin mengungkapkan perasaanku ini padanya,” Kenny berucap sambil membayangkan wajah sang pujaan hatinya di hadapan jendela besar yang memperlihatkan pemandangan pantai siang itu di sebuah kamar villa megah milik keluarga besarnya.
Seketika wajah Erfan terlihat murung, namun sejurus kemudian dia memperlihatkan senyuman manisnya untuk Kenny, dia bahkan memberi Kenny semangat supaya sesegera mungkin menyatakan perasaannya pada Renata. Meski hatinya terasa sesak, namun Erfan tak ingin kebahagiaan Kenny hilang begitu saja karenanya.
“Nyatakan lah sesegera mungkin Kenn, aku yakin Renata juga pasti menyukaimu,” Erfan menepuk bahu Kenny sambil memberikan senyuman dan tatapan teduhnya.
See you next episode guys...
Dukungannya jangan lupa ya, like, komentar, favorit, gift dan vote nya juga boleh banget ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
auliasiamatir
awal nya efan mengalah pada keny, tapi bagaimana sekarang efan juga sudah terlanjur suma sama jenny,
ahhhh mereka selalu berada pada wanita yang sama 🤭
2023-01-25
0
Mei Shin Manalu
Semangat Kak... aku berhenti di sini dulu yaa...
2023-01-23
0
Vinoya Chan
maaf ya mom baru nyicil lagi 🙏😊
2022-12-28
0