“Kau! Ternyata kau juga sedang membeli gaun di sini ya? dengan siapa? apa kau masih bersama Erfan? kau begitu beruntung bisa bersamanya Nona, aku benar-benar iri padamu!” Renata menodong Jenny dengan deretan pertanyaannya.
“Emm… aku memang bersama Erfan Nona, tapi sepertinya aku harus menjelaskan sesuatu padamu, sebenarnya aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Erfan, aku hanya menganggapnya teman biasa, lagi pula siang tadi itu adalah pertemuan pertama kami, jadi kau jangan salah paham ya!” Jenny menjelaskan hubungannya dengan
Erfan agar Renata tak salah paham padanya.
Renata sedikit senang setelah mendengar pengakuan Jenny, dia seperti mendapatkan harapannya kembali untuk meraih hatinya Erfan. Tak lama kemudian Kenny keluar dengan pakaian yang tadi Renata berikan padanya, dia sedikit terkejut saat melihat Jenny yang sudah berdiri di samping Renata.
“Re, bagaimana penampilan…” Kenny tercekat saat kedua bola matanya saling beradu tatap dengan kedua bola mata indah milik Jenny.
“Astaga, kenapa pria menyebalkan ini muncul lagi di sini sih?” Umpat Jenny dalam hatinya.
“Haist!! beo betina ini sedang apa? kenapa dia bisa bersama Renata? apa Renata mengenalnya?”Batin Kenny.
“Kenn, kau sudah selesai ya? wah… kau terlihat begitu tampan Kenn, kau ambil yang ini saja ya, aku suka melihatmu memakainya!” Renata menatap penampilan Kenny seraya membenarkan kerah baju yang Kenny gunakan.
“Emm… kalau begitu aku permisi Nona, aku juga mau mencoba gaunku dulu!” Renata segera membalikkan tubuhnya menghadap Jenny. Dia memberikan senyuman terbaiknya seraya mengusap sebelah lengan Jenny dengan lembut.
“Ok, kapan-kapan kita berbincang lagi ya!” Jenny menganggukkan kepalanya dan berlalu pergi.
“Apa kau mengenal gadis tadi?” Kenny segera meluapkan rasa penasarannya setelah melihat Jenny melenggang pergi.
“Aku baru mengenalnya barusan Kenn, sepertinya dia gadis yang baik,” Kenny menautkan kedua alisnya.
Kenny memicingkan matanya seraya meminta penjelasan yang lebih pada Renata.
“Sudahlah Kenn, lagi pula kenapa kau begitu tertarik dengan gadis itu, jangan-jangan kau menyukainya ya?” Goda Renata yang segera di tepis oleh Kenny.
“Mana ada? dia bukan tipe ku, kau ini ada-ada saja Re!” Kenny menutupi rasa penasarannya dengan membenarkan penampilan pakaiannya di depan cermin.
Diam-diam dia mengintip Jenny yang ternyata menemui seorang pria yang berdiri membelakanginya, sehingga Kenny tak dapat melihat langsung wajah pria yang sedang bersama Jenny.
“Hem… ternyata beo betina itu laku juga, hei… kenapa aku harus sibuk memikirkannya,” Batin Kenny bermonolog dan segera menghampiri Renata yang sudah selesai mengganti kembali pakaiannya.
“Kenn, habis dari sini kita ke Spa dulu ya, aku ingin perawatan dulu sebelum di make up nanti malam,” Kenny menuruti semua perkataan Renata, hari ini dia benar-benar meluangkan semua waktunya untuk menemani gadis pujaannya.
“Ok! hari ini aku milikmu Re,” Renata terkekeh mendengar guyonan Kenny.
Kenny menatapnya penuh syukur, setidaknya sekarang Renata sudah terlihat jauh lebih baik moodnya.
“Apa kau lapar Kenn? sepertinya pizza di sana tidak buruk untuk mengganjal perut sebelum makan malam,” Renata menunjuk sebuah kedai pizza yang berada tak jauh dari butik.
“Baiklah tuan putri, mari kita ke sana!” Kenny melenggang dengan dua paper bag di tangannya yang berisi gaun Renata dan pakaiannya untuk malam nanti.
Kenny memesan pizza terlebih dahulu pada sang penjual, sedangkan Renata sudah duduk manis di salah satu kursi pelanggan kedai pizza tersebut. Mereka menikmati setiap potongan pizza yang berukuran medium dengan begitu lahap.
“Hahahaha…kau memang paling jago Kenn menghabiskan makanan, emm… pizza nya benar-benar lezat, pantas saja kau begitu rakus memakannya!” Renata masih terus terkekeh melihat kekonyolan Kenny yang melahap habis semua sisa pizza pesanan Renata.
Sejurus kemudian Renata meminta ijin untuk pergi ke toilet. Kenny sendiri ternyata benar-benar begitu menikmati pizza nya sehingga dia pun tak sadar jika ada seseorang yang sudah berdiri di hadapannya.
“Kenn, kau sedang apa di sini?” Sapa Erfan yang kebetulan mampir untuk menemani Jenny yang sudah tak tahan ingin ke toilet.
“Kau tidak lihat apa, aku sedang makan pizza Fan! kalau kau mau kau beli saja sendiri!” Erfan menggelengkan kepalanya melihat mulut Kenny yang masih penuh dengan pizza itu.
“Haist! dasar bocah, kau benar-benar seperti bocah ingusan yang baru di beri makanan enak Kenn, apa kau ingin kembali seperti dulu lagi? melar dan bulat!” Ejek Erfan yang tak di gubris sedikit pun oleh Kenny.
“Tenang saja, tubuhku tidak akan kembali melar dan bulat hanya gara-gara memakan pizza ini, kau sendiri sedang apa di sini?” Kenny menyeruput minuman dingin yang sebelumnya dia pesan bersama Renata setelah melahap habis potongan pizza terakhirnya.
“Aku hanya mampir ke toilet, apa kau juga bersama Renata?” Kenny menautkan kedua alisnya.
“Hei, apa kau yang membuat Renata menangis ya tadi siang?” Erfan terlihat biasa saja, berbanding terbalik dengan Kenny yan terus memberinya tatapan tajam mengintimidasi.
“Kenapa dia menangis? bukannya dia sudah bahagia bersamamu Kenn? apa lagi malam ini kau akan melamarnya kan!” Kenny tak menjawab, tiba-tiba saja ponselnya berdering yang ternyata panggilan telpon dari Renata yang menyuruhnya untuk segera bergegas ke halaman parkir.
“Halo Re? ok, aku ke sana sekarang!” Kenny mengantongi kembali ponselnya ke dalam saku celana yang dia kenakan.
Setelah berpamitan pada Erfan, Kenny melenggang meninggalkan kedai menuju halaman parkir untuk menemui sang pujaan hati yang sudah menunggunya di sana.
“Fan, ayo! apa kau mau memesan pizza juga?” Tegur Jenny yang ternyata baru saja kembali dari toilet.
“Oh… tidak, aku akan membawamu ke Apartemenku dulu sekarang, kau tidak keberatan kan? aku hanya ingin membersihkan diri sebelum mengantarmu ke salon nanti,” Jenny sempat ragu, namun akhirnya dia mencoba percaya dengan semua ucapan Erfan.
“Emm… baiklah, ayo!” Erfan segera beranjak dan menyambar tangan Jenny untuk dia gandeng seraya berjalan beriringan menuju halaman parkir.
Setibanya di Apartemen, Erfan segera masuk ke kamarnya dan menyuruh Jenny untuk menunggunya selama dia membersihkan diri.
“Jenn, tunggu sebentar ya! kau bisa menonton dulu jika kau mau, atau jika kau mau minum dan makan, kau bisa langsung ke dapur saja, ya!” Jenny hanya menganggukkan kepalanya seraya menelisik setiap sudut Apartemen milik Erfan tersebut.
“Apartemennya benar-benar rapih dan bersih, dia pasti merogoh uang yang tidak sedikit untuk merawat Apartemen ini,” Gumam Jenny mengagumi kerapihan dan kenyamanan Apartemen milik Erfan tersebut setelah sang empunya memasuki kamar pribadinya.
Jenny pikir Erfan menyewa jasa kebersihan atau pun pembantu semacamnya untuk merawat Apartemen mewahnya ini, namun kenyataannya Erfan hidup sendiri di sana dengan mandiri tanpa campur tangan siapa pun, kecuali jika dia sedang sakit atau sedikit sibuk dengan pekerjaannya.
Masih mau lanjut kah??? lanjut aja yuk... jangan lupa dukungan terbaiknya ya guys...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Mei Shin Manalu
Aku mampir lagi Kak... udh kasih mawar 🌹 juga ke karya ini .. Semangat
2023-01-21
0
gegechan (ig:@aboutgege_)
Weh aku jadi deg"an... Kenny mau melamar Renata kah?
2023-01-08
1
auliasiamatir
gak nyangka cerita seseru ini, lanjut kak author
2023-01-01
0