#11 di Rumah Kenalan

“Masuk saja langsung,” pria berotot yang tidak pernah aku bosan memandangnya membukakan pintu walau dia memang sudah sedari tadi di luar, “Jangan kayak orang tidak kenal begitu.”

“Paman Hendra~” aku mendekatinya selagi aku membawa tas ransel penuh yang baru saja tertinggal di mobil.

Ia membawa tangannya mengambil tas ranselku, “Apa saja yang dibawa? Kalau perlu kan bisa saja pulang lagi.”

Mau bagaimana lagi? Aku akan menginap di rumah selama satu minggu, mungkin lebih. Sulit bila aku harus bolak-balik ke rumah paman Hendra, ke rumahku dan ke sekolah.

Papa membawa tas koperku masuk saat paman Hendra membantu membawakan tas ranselku yang berat. Langkahku mengikuti mereka.

Rizki meninggalkan koperku di ruang tamu, “Titip Rasyi. Kalau dia cerewet tidak perlu didengarin.”

Kumohon berikan aku kesabaran dalam beberapa menit untuk berdiri di tengah pesan manis papa. Hanya untuk mengatakan selamat tinggal kepada papa yang akan pergi yang sayangnya untuk sementara.

Mungkinkah akan lebih baik aku marah saja?

“Sama anak sendiri kok begitu,” setidaknya paman Hendra paham.

“Ya kan, paman!” aku mendekat dengan kesalnya, “Rasyi menderita terus kalau sama papa, hiks.”

“Oh, gitu,” Rizki menyeka keningnya yang ditutupi rambut hitamnya, “Nanti papa bikin makin menderita.”

“Iih!” dasar ambekan!

“Udah sana urus bawaanmu. Jangan harap dibantu terus,” papa membelokkan kepalaku ke arah koperku.

“Iya-iya!” kesal aku membawa pergi koperku.

Pergi aku ke kamar yang biasa aku tempati saat menginap. Rumah besar paman Hendra dan keluarga kecilnya ini sudah ada di luar kepalaku.

Hubungan kami bukan sekedar dari papa dan Hendra yang sudah jadi senior-junior semasa SMA. Sejak aku lahir, karena papa sempat masuk rumah sakit, akhirnya aku dirawat selama delapan bulan penuh oleh Hendra dan istrinya.

Mereka sama saja seperti keluargaku walau tidak berhubungan darah.

Aku berhasil membawa koperku ke sisi ranjang yang tampaknya baru dibersihkan itu, “Oh iya, tas ranselku di paman Hendra.”

Yakin aku kalau benda itu ada di ruang tamu. Kembali aku melangkahkan kakiku menuju tempat yang aku maksud.

Wow.

“Kakak~!” Daffa tampak sangat manis berlari dan memeluk kakiku.

Setelan kaos putih bergambar kece dengan jogger pants kotak-kotak coklat. Jangan lupa ada topi model bucket hat hitam yang tampak nyaman ia kenakan. Bahkan ada kacamata hitam yang bertengger di kerah kaos depannya.

Korean style sekali. Orang yang suka korea di rumah ini melebihi siapapun….

“Kak Rasyi sudah datang ya~” masih belum terbiasa juga aku mendengar panggilan dari mulut wanita muda ini.

Mau bagaimanapun ia hanya mencoba mencontohkan panggilan yang benar untuk Daffa. Kalau tidak, anaknya yang masih dua tahun ini akan sembarangan memanggil aku dengan nama.

“Tante Ira~” aku tersenyum manis dengan sang wanita ini, “Dari mana?” aku menyadari kalau ia, anaknya dan kakak iparnya itu baru memasuki pintu rumah.

“Baru dari pasar,” sang kakak ipar, tante Sari, sambil membawa tas belanjaan yang sudah punya roda sendiri itu, “Rasyi sudah sarapan?”

“Maaf, aku harus kejar pesawat. Jadi tidak sempat,” papa mengecek jam tangannya, “Aku langsung saja. Tolong aku titip Rasyi.”

Loh? Daffa? Ia sudah memegangi celana papa Rizki dan memandang ke wajah itu dengan penuh harap.

“Endong!” Daffa tampaknya tidak tahu kalau papa ingin pergi.

“Daffa, paman Rizki mau pergi,” Ira tampak bingung.

“Kemanya?”

Rizki langsung duduk berlutut di depan Daffa, “Paman mau kerja. Nanti kalau paman sudah pulang, kita main sama-sama lagi,” Ia akhirnya tersenyum, “Hmm?”

Daffa masih tidak senang, “Iya….”

“Terima kasih,” ucapan simpel papa membuat si kecil kembali tersenyum.

Hal kecil ini membuat kami tersenyum gemas.

Kami berjalan ke depan pintu melepas papa untuk pergi. Canda-canda kecil akhirnya pudar dengan salam jumpa nanti.

“Jangan buat repot orang,” papa dingin sekali ih!

Kubuka kedua tanganku ke arahnya. Aku yakin papaku yang berotak encer itu paham dengan apa yang aku mau.

“Heh… hehehehe…,” dasar! Aku mencoba sweet dan papa itu malah asyik tertawa.

Aku masih membuka kedua tanganku meski aku merengut kesal dan malu dengan reaksinya.

“Sudah SMA tapi masih manja saja,” dia masih tertawa kecil di sela ia berbicara.

“Cepat!” aku masih menunggu pelukannya membalas sambutanku.

Dia menghela nafas membiarkan senyumnya merekah sehabis tertawa.

Satu tangannya tampak maju terlebih dahulu ke arah kepalaku dan disusul ia mendekat beberapa langkah sampai ia cukup untuk memelukku. Wajahku didekatkan ke pundaknya. Yang satu lagi mengelus punggungku dan mendekapkan kami erat.

Tubuh yang sebenarnya tidak sebanding dengan tubuh besar paman Hendra itu masih terasa besar bagiku. Hangat dan nyaman.

“Belajar keras tidak papa, tapi tidak boleh sampai sakit lagi,” bisiknya lembut terdengar sangat khawatir.

Sendu itu selalu muncul setiap kali, “Papa juga jangan terlalu rajin kerjanya. Dokter tidak boleh sakit loh~”

“Heh, iya…,” dia menahan wajah dan pipiku, menunjukkannya ke arah matanya, “Coba curhat saja ke Farres tentang Sovian Sagara.”

Eh? Kenapa ke kak Fares?

“Loh? Paman langsung berangkat?”

Rizki memandang asal suara itu, “Pesawatnya pagi.”

Ia memainkan rambutnya yang basah sehabis jogging paginya, “Hmm….”

Yang diomongin langsung datang, tapi kenapa aku harus ceritakan ke kak Fares ini?

...)(   )(   )(   )(   )(   )(   )(   )(   )(   )(   )(...

Aku hanya duduk dan menyantap sepiring makan siang. Makanan yang biasanya kuambil dari kantin sekolah itu hari ini harus aku ambil setelah aku pulang di rumah.

Pada awalnya aku memang terkejut dengan sekolah yang ternyata bisa juga pulang lebih cepat. Pikiranku selalu tertanam kalau SMA tempat aku belajar itu adalah sekolah yang tidak mungkin meninggalkan luang waktu belajarnya begitu saja.

Rapat bisa juga ya jadi pengecualian. Hasilnya aku bisa makan sambil memandangi kak Fares yang sibuk mengetik di atas meja makan.

“Kenapa, Rasyi?” ya pasti dong dia sadar kalau aku memandangnya terus seperti ini, “Mau ngomong sesuatu?”

“Tidak~ Lanjutkan saja dulu kerjaannya,” aku tidak boleh mengganggu.

Semua orang selalu menggambarkan rutinitas Fares yang padat. Apa lagi Fares itu ketua BEM*, aku sudah pernah punya teman yang seperti dia di kehidupanku yang dulu. Dan aku pun tahu kalau itu sangat menyibukkan dan melelahkan.

Fares menahan dagunya di kedua tangan yang saling berkaitan dan menyikut ujung meja, “Gimana kakak bisa fokus kalau Rasyi lihatin kakak terus?”

“Hmmm,” aku membuang mataku darinya.

“Kenapa~?”

Ya sudah deh. Aku tanya saja!

Kumulai dengan pertanyaan ‘seandainya’, “Bagaimana kalau kakak ketemu adik kelas yang suka gangguin kakak?”

“Rasyi dikerjain sama adik-adik kelas?”

A ha ha ha, mudah ditebak ya~?

“Se, an, dai, nya,” kutekan setiap suku kata itu.

“Kalau kakak… tidak kakak hiraukan sih…,” wah. Jawaban Fares sekali ya~

“Tapi mereka itu tidak bisa cuma didiamkan begitu saja. Mereka malah tambah menjadi-jadi,” suaraku bahkan bisa aku dengar rasa kesalnya, “Yah, beberapa hari ini mereka tenang sih. Tadi pagi juga tidak terjadi apapun. Tapi mereka tidak bisa dipercaya!”

Fares terdiam, dan aku menunggu responnya.

“Oh! Sovian Sagara?”

Giliran aku yang terdiam sekarang. Fares kenal si kembar tidak tahu sopan santun itu?

Kok bisa? “Kakak kok bisa kenal?”

Pria yang sudah menginjak usia 21 tahun itu tersenyum kalem, “Ayah, ibu, tante Ira juga kenal.”

“Ayahnya Vian Saga itu teman sekelas ayah ibu waktu SMA. Terus Vian Saga sama kakak itu satu padepokan**,” Fares menelengkan kepalanya, “Rasyi tidak tahu?”

Kenapa duniaku sempit sekali sih?!!

...Notes:...

^^^*BEM -> Badan Eksklusif Mahasiswa, mirip OSIS tapi badan ini berada di tingkat universitas dan institut (perkuliahan).^^^

^^^**Padepokan -> sebutan untuk tempat belajar dalam dunia persilatan.^^^

Episodes
1 #0 Prolog
2 #1 Dua Tahun dan Saat Ini
3 #2 Ayo Kita Mulai!
4 #3 Pembiasaan
5 #4 Kunjungan ke Rumah Sakit
6 #5 Sehari yang Damai
7 #6 Dongeng?
8 #7 Kabar Pembuat Onar
9 #8 Sovian Sagara
10 #9 Cakap-Cakap Sejenak
11 #10 Ulah Baru?
12 #11 di Rumah Kenalan
13 #12 Lagi Lagi
14 #13 Bicara dengan Marah
15 #14 Mulai Event Baru
16 #15 Drama Aneh di Pagi Hari
17 #16 Basecamp yang Mengkhawatirkan
18 #17 Tanggal ke Tujuh Belas
19 #18 Terjadi Sesuatu?
20 #19 Sagara Seperti Semestinya
21 #20 Dibawa Firasat
22 #21 Debat Saja lagi!
23 #22 Kita Sudahi Konfliknya
24 #23 Manisnya Si kembar
25 #24 Malam Hari kok Begini?
26 #25 Lepaskanlah~
27 #26 Mencari Keuntungan
28 #27 Detektif Menemukan Sesuatu
29 #28 Rencana Pembasmian Lele
30 #29 Memang Kacau
31 #30 Undangan
32 #31 Ayo Jalan-Jalan
33 #32 Memperbaiki Hati
34 #33 Pulang Jalan-Jalan kok Begini?!
35 #34 Seperti Ini Lagi
36 #35 di Sela Pemulihan
37 #36 Tirisnya Cedera
38 #37 Penarik Ragu Hati
39 Pengumuman : Emma Semedi Dulu Ya~
40 #38 Setengah Lingkaran
41 #39 Karut Tak Larut
42 #40 Takut yang Tak Dapat Dibendung
43 #41 Sorak Sorai Penguat Diri
44 #42 Pelarian
45 #43 Sekilas Tawa
46 #44 Bertahan
47 #45 Keraguan dan Luka
48 #46 Aaaaaaa
49 #47 Setelah Tegang...
50 #48 Tegang Lagi
51 #49 Cinta itu Memang Tegang
52 #50 Tidak Tahu!!
53 #51 Emosi tak Jelas
54 #52 Amarah dan Debat
55 #53 Awal di Kisah yang Lalu
56 #54 Masa Lalu yang Sesak
57 #55 Kejutan
58 #56 SOS!!
59 #57 Hujan Oh Hujan
60 #58 Sehabis Hujan
61 #59 Pintu Ruang Dokter
62 #60 Kesibukan Ruang Dokter
63 #61 Sebelum Istirahat
64 #62 Dingin dan Takut
65 #63 Kencan dengan Putri Ini
66 #64 Sungguh?! Kencan dengan Papa?!
67 #65 Kunjungan yang Membangongkan
68 #66 Masalah Masalah Masalah
69 #67 Pasca Sakit, Tambah sakit
70 #Special New Year : Sweet Fireworks
71 #68 Kencan yang Berubah
72 #69 Pasar di Rumah
73 #70 Tenang Sebelum Badai
74 #71 Mara di Petang
75 #72 Mara yang Gelap
76 #73 Rintikan yang Menyayat
77 #74 Persiapan Untuk kembali Biasa
78 #75 Triple Kejutan
79 #76 Putar-Putar~ Komedi Putar~
80 #77 Ajakan
81 #78 Teraduk-Aduk
82 #79 Perubahan
83 #80 Mencari Udara Segar
84 #81 Detik-Detik Pembukaan Pita
85 #82 Bertabrakan
86 Pengumuman : Saatnya Persiapan Season Baru
87 Pengumuman : Emma Di Sini~
88 #83 Tak Ada yang Aneh di Kesehariannya
89 #84 Satu Goyah
90 #85 Mari Kita Bicarakan
91 #86 Apa yang Harus Dilakukan
92 #87 Tenang yang Diharapkan
93 #88 Panggilan
94 #89 Tak Berujung
95 #90 Permintaan tak Terduga
96 #91 Tegang Tegas Seorang Ayah
97 #92 Tak Dapat Diperbaiki
98 #93 Hari Libur
99 #94 Mengunjungi Tamu
100 #95 Ketakutan Kembali
101 #96 Menyerah?
102 #97 Setangkai Bunga
103 #98 Buket Bunga
104 #99 Lembar Kenangan dan Lembar yang Belum Selesai
105 #100 Are You Love Him?
106 #Special 100: Big Family?!
107 #101 Dari Hongkong!!
108 #102 Dekorasi Membawa Demo
109 #103 Rampung Kah?
110 #104 A I U E O
111 #105 Kayaknya
112 #106 Kesibukan
113 #107 Silap Malam
114 #108 Arus Semakin Jauh
115 #109 Deklarasi
116 #110 Baiklah! Silahkan!
117 #111 Saha?
118 #112 Saatnya Konsultasi?
119 #113 As Ta Ga
120 #114 Pelan-Pelan
121 #115 Berpikir Sampai Hujan
122 #116 Tegang dan Lega di Satu Waktu
123 #117 Gosong!!
124 #118 Datang dan Pergi
125 #119 Magnet ya?
126 #120 Dua Orang ini
127 #121 Inginnya Liburan
128 #122 Gelombang Emosi
129 #123 Gemuruh Ombak
130 #124 Kakak dan Adik
131 #125 Burung Ketiga
132 #126 Kuncup yang Terbuka
133 #127 Janji, Bersalah, dan Keputusan
134 #128 Pencarian Penemuan
135 #129 Permulaan
136 #130 Pengakuan Tak Sampai
137 #131 Angin Datang
138 #132 Keberanian
139 #133 Tabrak Saja Terus!
140 #134 Rusuh di Mall Lagi
141 #135 Silent Date?!
142 #136 Romantis nih?!
143 #137 Kasmaran di Mana-Mana
144 #138 Cinta?
145 #139 The Adaptation Period
146 #140 Continues
147 #141 Hearts
148 #142 Happy
149 #143 Curhatan Membawa Ribut
150 #144 Kejutan yang Tidak Lucu
151 #145 Rencanakan Saja
152 #146 Tak Ada Ketenangan
153 #147 Yang Ada di Samping
154 #148 Konfirmasi
155 #149 Finale: Aku Pilih Kamu~
156 Pengumuman : Sapa Finale
157 #Special1 Baru yang Bukan Baru dan Kembali yang Bukan Kembali
158 #Special2 Aku Juga Harus Berusaha
159 #Special3 Ingatan Sekecil Apapun Bisa Lebih dari Berarti.
160 #Special4 Masa Lalu Masa Kini yang Bertabrakan
161 #Special5 Sedikit Lebih Besar, Sedikit Lebih Pendek
162 #Special6 Urdha dan Azkia
163 #SpecialSpecialSpecial : Rasyi Kecil yang Tersesat
164 Pengumuman : Good Bye~
Episodes

Updated 164 Episodes

1
#0 Prolog
2
#1 Dua Tahun dan Saat Ini
3
#2 Ayo Kita Mulai!
4
#3 Pembiasaan
5
#4 Kunjungan ke Rumah Sakit
6
#5 Sehari yang Damai
7
#6 Dongeng?
8
#7 Kabar Pembuat Onar
9
#8 Sovian Sagara
10
#9 Cakap-Cakap Sejenak
11
#10 Ulah Baru?
12
#11 di Rumah Kenalan
13
#12 Lagi Lagi
14
#13 Bicara dengan Marah
15
#14 Mulai Event Baru
16
#15 Drama Aneh di Pagi Hari
17
#16 Basecamp yang Mengkhawatirkan
18
#17 Tanggal ke Tujuh Belas
19
#18 Terjadi Sesuatu?
20
#19 Sagara Seperti Semestinya
21
#20 Dibawa Firasat
22
#21 Debat Saja lagi!
23
#22 Kita Sudahi Konfliknya
24
#23 Manisnya Si kembar
25
#24 Malam Hari kok Begini?
26
#25 Lepaskanlah~
27
#26 Mencari Keuntungan
28
#27 Detektif Menemukan Sesuatu
29
#28 Rencana Pembasmian Lele
30
#29 Memang Kacau
31
#30 Undangan
32
#31 Ayo Jalan-Jalan
33
#32 Memperbaiki Hati
34
#33 Pulang Jalan-Jalan kok Begini?!
35
#34 Seperti Ini Lagi
36
#35 di Sela Pemulihan
37
#36 Tirisnya Cedera
38
#37 Penarik Ragu Hati
39
Pengumuman : Emma Semedi Dulu Ya~
40
#38 Setengah Lingkaran
41
#39 Karut Tak Larut
42
#40 Takut yang Tak Dapat Dibendung
43
#41 Sorak Sorai Penguat Diri
44
#42 Pelarian
45
#43 Sekilas Tawa
46
#44 Bertahan
47
#45 Keraguan dan Luka
48
#46 Aaaaaaa
49
#47 Setelah Tegang...
50
#48 Tegang Lagi
51
#49 Cinta itu Memang Tegang
52
#50 Tidak Tahu!!
53
#51 Emosi tak Jelas
54
#52 Amarah dan Debat
55
#53 Awal di Kisah yang Lalu
56
#54 Masa Lalu yang Sesak
57
#55 Kejutan
58
#56 SOS!!
59
#57 Hujan Oh Hujan
60
#58 Sehabis Hujan
61
#59 Pintu Ruang Dokter
62
#60 Kesibukan Ruang Dokter
63
#61 Sebelum Istirahat
64
#62 Dingin dan Takut
65
#63 Kencan dengan Putri Ini
66
#64 Sungguh?! Kencan dengan Papa?!
67
#65 Kunjungan yang Membangongkan
68
#66 Masalah Masalah Masalah
69
#67 Pasca Sakit, Tambah sakit
70
#Special New Year : Sweet Fireworks
71
#68 Kencan yang Berubah
72
#69 Pasar di Rumah
73
#70 Tenang Sebelum Badai
74
#71 Mara di Petang
75
#72 Mara yang Gelap
76
#73 Rintikan yang Menyayat
77
#74 Persiapan Untuk kembali Biasa
78
#75 Triple Kejutan
79
#76 Putar-Putar~ Komedi Putar~
80
#77 Ajakan
81
#78 Teraduk-Aduk
82
#79 Perubahan
83
#80 Mencari Udara Segar
84
#81 Detik-Detik Pembukaan Pita
85
#82 Bertabrakan
86
Pengumuman : Saatnya Persiapan Season Baru
87
Pengumuman : Emma Di Sini~
88
#83 Tak Ada yang Aneh di Kesehariannya
89
#84 Satu Goyah
90
#85 Mari Kita Bicarakan
91
#86 Apa yang Harus Dilakukan
92
#87 Tenang yang Diharapkan
93
#88 Panggilan
94
#89 Tak Berujung
95
#90 Permintaan tak Terduga
96
#91 Tegang Tegas Seorang Ayah
97
#92 Tak Dapat Diperbaiki
98
#93 Hari Libur
99
#94 Mengunjungi Tamu
100
#95 Ketakutan Kembali
101
#96 Menyerah?
102
#97 Setangkai Bunga
103
#98 Buket Bunga
104
#99 Lembar Kenangan dan Lembar yang Belum Selesai
105
#100 Are You Love Him?
106
#Special 100: Big Family?!
107
#101 Dari Hongkong!!
108
#102 Dekorasi Membawa Demo
109
#103 Rampung Kah?
110
#104 A I U E O
111
#105 Kayaknya
112
#106 Kesibukan
113
#107 Silap Malam
114
#108 Arus Semakin Jauh
115
#109 Deklarasi
116
#110 Baiklah! Silahkan!
117
#111 Saha?
118
#112 Saatnya Konsultasi?
119
#113 As Ta Ga
120
#114 Pelan-Pelan
121
#115 Berpikir Sampai Hujan
122
#116 Tegang dan Lega di Satu Waktu
123
#117 Gosong!!
124
#118 Datang dan Pergi
125
#119 Magnet ya?
126
#120 Dua Orang ini
127
#121 Inginnya Liburan
128
#122 Gelombang Emosi
129
#123 Gemuruh Ombak
130
#124 Kakak dan Adik
131
#125 Burung Ketiga
132
#126 Kuncup yang Terbuka
133
#127 Janji, Bersalah, dan Keputusan
134
#128 Pencarian Penemuan
135
#129 Permulaan
136
#130 Pengakuan Tak Sampai
137
#131 Angin Datang
138
#132 Keberanian
139
#133 Tabrak Saja Terus!
140
#134 Rusuh di Mall Lagi
141
#135 Silent Date?!
142
#136 Romantis nih?!
143
#137 Kasmaran di Mana-Mana
144
#138 Cinta?
145
#139 The Adaptation Period
146
#140 Continues
147
#141 Hearts
148
#142 Happy
149
#143 Curhatan Membawa Ribut
150
#144 Kejutan yang Tidak Lucu
151
#145 Rencanakan Saja
152
#146 Tak Ada Ketenangan
153
#147 Yang Ada di Samping
154
#148 Konfirmasi
155
#149 Finale: Aku Pilih Kamu~
156
Pengumuman : Sapa Finale
157
#Special1 Baru yang Bukan Baru dan Kembali yang Bukan Kembali
158
#Special2 Aku Juga Harus Berusaha
159
#Special3 Ingatan Sekecil Apapun Bisa Lebih dari Berarti.
160
#Special4 Masa Lalu Masa Kini yang Bertabrakan
161
#Special5 Sedikit Lebih Besar, Sedikit Lebih Pendek
162
#Special6 Urdha dan Azkia
163
#SpecialSpecialSpecial : Rasyi Kecil yang Tersesat
164
Pengumuman : Good Bye~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!