#3 Pembiasaan

(“Tenang~ Rasyi tidak sakit semudah itu.”)

Wah, mulutku lebar sekali ya~

“Huk uhuk!”

Kalau aku bisa kembalikan waktu untuk satu minggu ke tempat aku mengatakan itu, aku akan mencubit ginjal diriku sendiri. Memastikan aku akan pergi ke toilet sebelum kalimat itu keluar dari mulutku.

“Menyesal sekarang?” papa ini semakin mendesakku sampai menghindari tatapannya saja tidak sanggup.

Iya deh, pa. Papa selalu benar. Jadi tolong bicaralah lebih lembut pada putri yang sedang sakit ini!

Papa meremas kain basah dan meletakkannya kembali ke keningku, “Habis sembuh, minta izin sama guru pembimbing ekskul-nya.”

“Kenapa?”

“Karena tidak bisa ikuti lagi.”

Lah?! “Kenapa⏤uhuk huk!”

“Hmm, siapa suruh juga teriak-teriak.”

Iih! Iblis ini!

Bibirku memanyun panjang, “Tapi Rasyi tetap mau ikut.”

Papa menghela nafas, “Ikut saja semua ekskul-nya, biar tidak sekolah sekalian.”

Aku tahu aku menjadi anak durhaka yang tidak mau mendengarkan… peringatannya orang tua. Begitulah bentuk kekhawatiran Rizki.

Ia tahu aku tidak akan baik-baik saja kalau aku menekan diriku lebih padat. Seumur hidupku habis di dalam rumah tanpa perlu bekerja keras. Plus kondisi tubuh ini yang terbilang lebih lemah karena prematur dua bule lebih cepat.

Aku tahu.

Namun tetap saja, tidak bisakah anda tidak mengomeli aku seperti ini?!

Lebih merengut aku dibuatnya, “Masa Rasyi menganggur di sekolah?”

Ia memandangku dengan lekad. Terdiam seakan memikirkan sesuatu sebelum membuka mulutnya.

“Dua. Maksimal,” mata itu menyipit sendu, “Hari ini izin saja. Yang penting sembuh dulu.”

“Ya…, Rasyi tidak bisa ikut paduan suara dong.”

“Telinga orang bisa sakit dengerin suara Rasyi sekarang,” gila! Mukanya mengesalkan sekali!! “Rasyi sekolah untuk tambah ilmu, bukan tambah sakit.”

Iya papa. Wahai dinosaurus penjaga gunung es! Rasyi paham!

“Nih,” papa mengulurkan sebuah buku.

Kalau aku ingat-ingat, dia juga membawa buku ini selagi dia membawa obat untukku. Aku berusaha duduk meski dengan bantalan yang menumpuk empuk di belakang punggung. Rizki dengan tanggapnya mengambil kain dari keningku.

Tanganku meraihnya dengan rasa ingin tahuku, “Album foto?”

“Ini buku album Nisa,” Mama? “Sekarang jangan merengek bilang bosan.”

Wah. Setidaknya papa tahu betul seperti apa anak putrinya ini.

“Lihat-lihat saja itu sambil istirahat⏤”

Kaget!

“Papa tinggal.”

Aku menyentuh keningku yang baru saja diberi kecupan oleh sang papa ini, “Iya.”

Senyum manis yang masih saja jarang terlihat itu mengantarkannya keluar kamarku. Tidak sejarang itu. Meski waktunya acak, dia tidak ragu untuk mendekatkan bibirnya di keningku.

Hihi, kurasa bagian itulah darinya yang bisa dilihat sebagai seorang ayah.

Baiklah! Apa yang mama pajang di buku album ini?

Oh! “Manisnya~”

Foto papa dan mama sedang bercanda. Papa⏤eh?! Papa habis didandani mama! Aku berusaha untuk menahan tawa sekuat mungkin, sebelum papa itu masuk dan menghilangkan bukti memalukan ini.

Lembar-lembar foto ini menggambarkan keseharian yang sederhana. Namun pengalaman ini sangat indah. Hal yang tidak teratur dijadikan satu dalam satu buku kenangan. Jangan sampai basah atau apapun, buku album ini pasti sangat berharga untuk papa.

Oh! Ini foto kelahiran! Ada tanggal dan tahunnya… berarti ini kelahirannya Riza!

Mereka terlihat bahagia sekali.

Kusandarkan kepalaku lebih ke dalam tumpukan bantalan di belakangku, “Apa jadinya ya kalau mereka masih di sini?”

Yang pasti rumah ini tidak akan pernah sunyi. Dibandingkan dipenuhi oleh asisten rumah tangga, rasanya pasti berbeda kalau satu rumah dipenuhi keluarga sendiri. 

Kakak laki-laki yang pasti akan melindungiku. Sosok mama yang selalu menemani dan mengajariku berbagai hal feminim.

Dan mungkin papa bisa tersenyum lebih banyak.

Tidak! “Papa sih pasti begitu-begitu saja,” aku menggerutu kesal.

Hah, sungguh. Tragedi itu banyak sekali yang harus dikorbankan.

Kalau kamarku yang sempat terbakar kemarin sih tidak masalah. Bahkan bisa dibuat lebih baik dengan ditambah jendela. Uang papa kan banyak. Namun, uang tidak bisa mengembalikan semuanya.

Jangan! Jangan pikirkan yang aneh-aneh!

Dirimu sendiri kan tahu betul apa yang terjadi. Semua itu yang terbaik dan memang tidak ada cara lain sebaik ini.

Tindakan yang diambil Rizki tidak salah.

“Aaa!” kaget lagi! Tolong ponselku tercinta! Rasyi ini sedang sakit!

Chat masuk? Harun?

[Rasyi dimana? Sudah mulai upacara nih.]

Oh iya, aku belum bilang Harun karena aku sudah mulai sakit kemarin malam.

“Aku… demam. Mungkin nanti… papa antar… suratnya….” jariku mengetik kalimat sesuai dengan yang aku katakan.

Hiks. Sedihnya aku tidak bisa sekolah. Bukan karena tidak bisa belajar, tapi aku tidak bisa bertemu pasangan idamanku itu. Mau bagaimana lagi kalau sikap lembutnya seperti narkoba. Terlalu mudah untuk dirindukan.

Dia jawab!

[Parah tidak? Kata paman Rizki gimana?]

Khawatir ya? Jawabanku harus membuatnya tenang, “Panasnya sudah mulai turun kok. Cuma papa suruh untuk istirahat saja hari ini.”

[Kan sudah aku bilang kalau kamu kebanyakan ambil ekskul.]

Harun mau mengomeli aku juga hari ini? “Yang Harun bilang mirip banget sama papa, iih!” kuketik lagi dengan kesalnya.

[Rasyi kalau tidak dimarahi, tidak mau mendengar kan?]

Dia membuatku speechless! Bukan karena tepat sasaran, tapi karena aku baru sadar seperti itulah Harun memandangku.

Malu-maluin!

[Tidak papa kan? Minum obat dulu terus langsung tidur lagi.]

Sepertinya wajahku kembali panas. Ini benar-benar membuatku malu. Dalam hal lain tentunya.

Aku kembali mengetik, “Iya~ Sudah minum obat kok. Tapi aku sedih tidak bisa makan kue coklat, hihihi.”

Rasyi ih! Bercanda saja!

Hmm? Langsung dijawab.

[Nanti aku jenguk deh. Bawa kue coklat. Tapi Rasyi harus istirahat banyak dulu, ya? :D]

Aduh… bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta dengan lelaki ini?

Kapan sih dia akan menembak aku? Sampai kapan aku harus menunggu? Jangan bilang dia yang menungguku untuk menembaknya duluan?!

Hah, sudah kangen saja rasanya. Mungkin ini karena aku semakin sering bertemu dengannya. Apalagi aku sudah lekat dengannya sejak umur tiga tahun.

Chat dari Harun lagi?

[Rasyi harus beneran tidur loh. Aku takut kamu tambah sakit. Jangan buat aku sedih :( ]

Aaaaaa!!

Kenapa dia bisa mengatakan⏤bukan…, mengetik kalimat yang segamblang ini?! Sweet sih, tapi aku kan malu!

Aaaaaaaaaaaaaaaa!!

...)(   )(   )(   )(   )(   )(   )(   )(   )(   )(   )(...

“Rasyi tidak perlu bantuin kok,” Harun menahan tanganku yang ingin menyibukkan diri dengan kertas-kertas di depanku.

“Kan aku yang mau bantu. Aku juga sudah sembuh. Tidak perlu khawatir banget begitu.”

“Tapi setelah ini kamu ada ekskul gambar. Nanti kamu kecapekan.”

Aku memandang teman dari kecilku itu, “Lalu aku tidak boleh melakukan apapun, begitu maksudnya?”

“Itu lebih baik.”

Jangan dong!

Memangnya apa salahnya membantu Harun, yang banyak dipercayakan oleh guru, untuk mem-fotocopy beberapa dokumen? Tuh, hanya bolak-balik kertas yang sudah ada. Bukan menyalin satu persatu kok.

“Nanti aku marah loh,” aku merengut dan memamerkannya ke depan pandangannya.

Harun terkejut, “Hahahaha….”

“Jangan ketawa!”

“Maaf,” dia menutupi mulutnya dengan tangannya yang mengenyamping, “Ya sudah, aku kalah~”

Senyuman jahil itu sangat berbahaya untuk jantungku. Duh, tanganku jadi bergetar kan⏤aaa!!

“Rasyi!”

Tanganku berhasil mengamankan tumpukan kertas yang tersenggol karena aku. Kakiku sanggup menahan beban tubuhku sebelum jatuh.

“Aaa!” namun kipas anginnya… kipas angin?!

BHUS!!

Wah… salju kertas yang menambah kerjaan. Satu ruangan tata usaha yang khusus dikosongkan untuk para murid atau guru untuk menggandakan dokumen, penuh dengan kertas yang bertebangan. Rasa syukur yang muncul tidak tahu diri menyadari pintu yang tertutup.

Salah tingkah, aku menyalahkanmu⏤

“Hahahaha,” Harun? Tertawa.

Kalau dipikir pun, aku memang bertingkah lucu, “Hihihihi.”

Sudahlah. Yang seperti ini juga normal. Apapun yang terjadi, malu atau menjengkelkan, itu semua akan kuhargai seperti album foto mama.

Kekhawatiranku pada Harun juga bagian dari itu. Nikmati saja~!

Episodes
1 #0 Prolog
2 #1 Dua Tahun dan Saat Ini
3 #2 Ayo Kita Mulai!
4 #3 Pembiasaan
5 #4 Kunjungan ke Rumah Sakit
6 #5 Sehari yang Damai
7 #6 Dongeng?
8 #7 Kabar Pembuat Onar
9 #8 Sovian Sagara
10 #9 Cakap-Cakap Sejenak
11 #10 Ulah Baru?
12 #11 di Rumah Kenalan
13 #12 Lagi Lagi
14 #13 Bicara dengan Marah
15 #14 Mulai Event Baru
16 #15 Drama Aneh di Pagi Hari
17 #16 Basecamp yang Mengkhawatirkan
18 #17 Tanggal ke Tujuh Belas
19 #18 Terjadi Sesuatu?
20 #19 Sagara Seperti Semestinya
21 #20 Dibawa Firasat
22 #21 Debat Saja lagi!
23 #22 Kita Sudahi Konfliknya
24 #23 Manisnya Si kembar
25 #24 Malam Hari kok Begini?
26 #25 Lepaskanlah~
27 #26 Mencari Keuntungan
28 #27 Detektif Menemukan Sesuatu
29 #28 Rencana Pembasmian Lele
30 #29 Memang Kacau
31 #30 Undangan
32 #31 Ayo Jalan-Jalan
33 #32 Memperbaiki Hati
34 #33 Pulang Jalan-Jalan kok Begini?!
35 #34 Seperti Ini Lagi
36 #35 di Sela Pemulihan
37 #36 Tirisnya Cedera
38 #37 Penarik Ragu Hati
39 Pengumuman : Emma Semedi Dulu Ya~
40 #38 Setengah Lingkaran
41 #39 Karut Tak Larut
42 #40 Takut yang Tak Dapat Dibendung
43 #41 Sorak Sorai Penguat Diri
44 #42 Pelarian
45 #43 Sekilas Tawa
46 #44 Bertahan
47 #45 Keraguan dan Luka
48 #46 Aaaaaaa
49 #47 Setelah Tegang...
50 #48 Tegang Lagi
51 #49 Cinta itu Memang Tegang
52 #50 Tidak Tahu!!
53 #51 Emosi tak Jelas
54 #52 Amarah dan Debat
55 #53 Awal di Kisah yang Lalu
56 #54 Masa Lalu yang Sesak
57 #55 Kejutan
58 #56 SOS!!
59 #57 Hujan Oh Hujan
60 #58 Sehabis Hujan
61 #59 Pintu Ruang Dokter
62 #60 Kesibukan Ruang Dokter
63 #61 Sebelum Istirahat
64 #62 Dingin dan Takut
65 #63 Kencan dengan Putri Ini
66 #64 Sungguh?! Kencan dengan Papa?!
67 #65 Kunjungan yang Membangongkan
68 #66 Masalah Masalah Masalah
69 #67 Pasca Sakit, Tambah sakit
70 #Special New Year : Sweet Fireworks
71 #68 Kencan yang Berubah
72 #69 Pasar di Rumah
73 #70 Tenang Sebelum Badai
74 #71 Mara di Petang
75 #72 Mara yang Gelap
76 #73 Rintikan yang Menyayat
77 #74 Persiapan Untuk kembali Biasa
78 #75 Triple Kejutan
79 #76 Putar-Putar~ Komedi Putar~
80 #77 Ajakan
81 #78 Teraduk-Aduk
82 #79 Perubahan
83 #80 Mencari Udara Segar
84 #81 Detik-Detik Pembukaan Pita
85 #82 Bertabrakan
86 Pengumuman : Saatnya Persiapan Season Baru
87 Pengumuman : Emma Di Sini~
88 #83 Tak Ada yang Aneh di Kesehariannya
89 #84 Satu Goyah
90 #85 Mari Kita Bicarakan
91 #86 Apa yang Harus Dilakukan
92 #87 Tenang yang Diharapkan
93 #88 Panggilan
94 #89 Tak Berujung
95 #90 Permintaan tak Terduga
96 #91 Tegang Tegas Seorang Ayah
97 #92 Tak Dapat Diperbaiki
98 #93 Hari Libur
99 #94 Mengunjungi Tamu
100 #95 Ketakutan Kembali
101 #96 Menyerah?
102 #97 Setangkai Bunga
103 #98 Buket Bunga
104 #99 Lembar Kenangan dan Lembar yang Belum Selesai
105 #100 Are You Love Him?
106 #Special 100: Big Family?!
107 #101 Dari Hongkong!!
108 #102 Dekorasi Membawa Demo
109 #103 Rampung Kah?
110 #104 A I U E O
111 #105 Kayaknya
112 #106 Kesibukan
113 #107 Silap Malam
114 #108 Arus Semakin Jauh
115 #109 Deklarasi
116 #110 Baiklah! Silahkan!
117 #111 Saha?
118 #112 Saatnya Konsultasi?
119 #113 As Ta Ga
120 #114 Pelan-Pelan
121 #115 Berpikir Sampai Hujan
122 #116 Tegang dan Lega di Satu Waktu
123 #117 Gosong!!
124 #118 Datang dan Pergi
125 #119 Magnet ya?
126 #120 Dua Orang ini
127 #121 Inginnya Liburan
128 #122 Gelombang Emosi
129 #123 Gemuruh Ombak
130 #124 Kakak dan Adik
131 #125 Burung Ketiga
132 #126 Kuncup yang Terbuka
133 #127 Janji, Bersalah, dan Keputusan
134 #128 Pencarian Penemuan
135 #129 Permulaan
136 #130 Pengakuan Tak Sampai
137 #131 Angin Datang
138 #132 Keberanian
139 #133 Tabrak Saja Terus!
140 #134 Rusuh di Mall Lagi
141 #135 Silent Date?!
142 #136 Romantis nih?!
143 #137 Kasmaran di Mana-Mana
144 #138 Cinta?
145 #139 The Adaptation Period
146 #140 Continues
147 #141 Hearts
148 #142 Happy
149 #143 Curhatan Membawa Ribut
150 #144 Kejutan yang Tidak Lucu
151 #145 Rencanakan Saja
152 #146 Tak Ada Ketenangan
153 #147 Yang Ada di Samping
154 #148 Konfirmasi
155 #149 Finale: Aku Pilih Kamu~
156 Pengumuman : Sapa Finale
157 #Special1 Baru yang Bukan Baru dan Kembali yang Bukan Kembali
158 #Special2 Aku Juga Harus Berusaha
159 #Special3 Ingatan Sekecil Apapun Bisa Lebih dari Berarti.
160 #Special4 Masa Lalu Masa Kini yang Bertabrakan
161 #Special5 Sedikit Lebih Besar, Sedikit Lebih Pendek
162 #Special6 Urdha dan Azkia
163 #SpecialSpecialSpecial : Rasyi Kecil yang Tersesat
164 Pengumuman : Good Bye~
Episodes

Updated 164 Episodes

1
#0 Prolog
2
#1 Dua Tahun dan Saat Ini
3
#2 Ayo Kita Mulai!
4
#3 Pembiasaan
5
#4 Kunjungan ke Rumah Sakit
6
#5 Sehari yang Damai
7
#6 Dongeng?
8
#7 Kabar Pembuat Onar
9
#8 Sovian Sagara
10
#9 Cakap-Cakap Sejenak
11
#10 Ulah Baru?
12
#11 di Rumah Kenalan
13
#12 Lagi Lagi
14
#13 Bicara dengan Marah
15
#14 Mulai Event Baru
16
#15 Drama Aneh di Pagi Hari
17
#16 Basecamp yang Mengkhawatirkan
18
#17 Tanggal ke Tujuh Belas
19
#18 Terjadi Sesuatu?
20
#19 Sagara Seperti Semestinya
21
#20 Dibawa Firasat
22
#21 Debat Saja lagi!
23
#22 Kita Sudahi Konfliknya
24
#23 Manisnya Si kembar
25
#24 Malam Hari kok Begini?
26
#25 Lepaskanlah~
27
#26 Mencari Keuntungan
28
#27 Detektif Menemukan Sesuatu
29
#28 Rencana Pembasmian Lele
30
#29 Memang Kacau
31
#30 Undangan
32
#31 Ayo Jalan-Jalan
33
#32 Memperbaiki Hati
34
#33 Pulang Jalan-Jalan kok Begini?!
35
#34 Seperti Ini Lagi
36
#35 di Sela Pemulihan
37
#36 Tirisnya Cedera
38
#37 Penarik Ragu Hati
39
Pengumuman : Emma Semedi Dulu Ya~
40
#38 Setengah Lingkaran
41
#39 Karut Tak Larut
42
#40 Takut yang Tak Dapat Dibendung
43
#41 Sorak Sorai Penguat Diri
44
#42 Pelarian
45
#43 Sekilas Tawa
46
#44 Bertahan
47
#45 Keraguan dan Luka
48
#46 Aaaaaaa
49
#47 Setelah Tegang...
50
#48 Tegang Lagi
51
#49 Cinta itu Memang Tegang
52
#50 Tidak Tahu!!
53
#51 Emosi tak Jelas
54
#52 Amarah dan Debat
55
#53 Awal di Kisah yang Lalu
56
#54 Masa Lalu yang Sesak
57
#55 Kejutan
58
#56 SOS!!
59
#57 Hujan Oh Hujan
60
#58 Sehabis Hujan
61
#59 Pintu Ruang Dokter
62
#60 Kesibukan Ruang Dokter
63
#61 Sebelum Istirahat
64
#62 Dingin dan Takut
65
#63 Kencan dengan Putri Ini
66
#64 Sungguh?! Kencan dengan Papa?!
67
#65 Kunjungan yang Membangongkan
68
#66 Masalah Masalah Masalah
69
#67 Pasca Sakit, Tambah sakit
70
#Special New Year : Sweet Fireworks
71
#68 Kencan yang Berubah
72
#69 Pasar di Rumah
73
#70 Tenang Sebelum Badai
74
#71 Mara di Petang
75
#72 Mara yang Gelap
76
#73 Rintikan yang Menyayat
77
#74 Persiapan Untuk kembali Biasa
78
#75 Triple Kejutan
79
#76 Putar-Putar~ Komedi Putar~
80
#77 Ajakan
81
#78 Teraduk-Aduk
82
#79 Perubahan
83
#80 Mencari Udara Segar
84
#81 Detik-Detik Pembukaan Pita
85
#82 Bertabrakan
86
Pengumuman : Saatnya Persiapan Season Baru
87
Pengumuman : Emma Di Sini~
88
#83 Tak Ada yang Aneh di Kesehariannya
89
#84 Satu Goyah
90
#85 Mari Kita Bicarakan
91
#86 Apa yang Harus Dilakukan
92
#87 Tenang yang Diharapkan
93
#88 Panggilan
94
#89 Tak Berujung
95
#90 Permintaan tak Terduga
96
#91 Tegang Tegas Seorang Ayah
97
#92 Tak Dapat Diperbaiki
98
#93 Hari Libur
99
#94 Mengunjungi Tamu
100
#95 Ketakutan Kembali
101
#96 Menyerah?
102
#97 Setangkai Bunga
103
#98 Buket Bunga
104
#99 Lembar Kenangan dan Lembar yang Belum Selesai
105
#100 Are You Love Him?
106
#Special 100: Big Family?!
107
#101 Dari Hongkong!!
108
#102 Dekorasi Membawa Demo
109
#103 Rampung Kah?
110
#104 A I U E O
111
#105 Kayaknya
112
#106 Kesibukan
113
#107 Silap Malam
114
#108 Arus Semakin Jauh
115
#109 Deklarasi
116
#110 Baiklah! Silahkan!
117
#111 Saha?
118
#112 Saatnya Konsultasi?
119
#113 As Ta Ga
120
#114 Pelan-Pelan
121
#115 Berpikir Sampai Hujan
122
#116 Tegang dan Lega di Satu Waktu
123
#117 Gosong!!
124
#118 Datang dan Pergi
125
#119 Magnet ya?
126
#120 Dua Orang ini
127
#121 Inginnya Liburan
128
#122 Gelombang Emosi
129
#123 Gemuruh Ombak
130
#124 Kakak dan Adik
131
#125 Burung Ketiga
132
#126 Kuncup yang Terbuka
133
#127 Janji, Bersalah, dan Keputusan
134
#128 Pencarian Penemuan
135
#129 Permulaan
136
#130 Pengakuan Tak Sampai
137
#131 Angin Datang
138
#132 Keberanian
139
#133 Tabrak Saja Terus!
140
#134 Rusuh di Mall Lagi
141
#135 Silent Date?!
142
#136 Romantis nih?!
143
#137 Kasmaran di Mana-Mana
144
#138 Cinta?
145
#139 The Adaptation Period
146
#140 Continues
147
#141 Hearts
148
#142 Happy
149
#143 Curhatan Membawa Ribut
150
#144 Kejutan yang Tidak Lucu
151
#145 Rencanakan Saja
152
#146 Tak Ada Ketenangan
153
#147 Yang Ada di Samping
154
#148 Konfirmasi
155
#149 Finale: Aku Pilih Kamu~
156
Pengumuman : Sapa Finale
157
#Special1 Baru yang Bukan Baru dan Kembali yang Bukan Kembali
158
#Special2 Aku Juga Harus Berusaha
159
#Special3 Ingatan Sekecil Apapun Bisa Lebih dari Berarti.
160
#Special4 Masa Lalu Masa Kini yang Bertabrakan
161
#Special5 Sedikit Lebih Besar, Sedikit Lebih Pendek
162
#Special6 Urdha dan Azkia
163
#SpecialSpecialSpecial : Rasyi Kecil yang Tersesat
164
Pengumuman : Good Bye~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!