Belenggu Suami Kejam
Di kantin sekolah yang tampak ramai dengan murid SMP dan SMA Pelita Jaya yang terkenal dengan sekolah favorit di wilayah kota Tangerang.
Naira Putri merupakan salah satu siswi yang bersekolah di SMA Pelita Jaya yang dalam hitungan bulan akan menjalani masa ujian sekolah. Di sekolah Naira biasa di panggil Nai.
"Nanti sepulang sekolah jalan yuk, Nai?" ajak Serli.
"Kayanya kali ini gue gak ikut dulu kali ya Ser, biar kalian pergi berdua aja." tolak Nai halus.
"Dih, luh mah gitu Nai, udah ikut aja... sama kita kita ini... nenek pasti izinin ko." bujuk Novi yang tidak akan menolak bila urusan jalan.
Bugh..
Ratna menggebrak meja yang sedang di tempati oleh Naira dengan kedua tangannya.
"Minggir loh pada." ujar Ratna dengan ketus.
"Apa apaan si loh?" bentak Serli yang langsung berdiri dari duduknya.
'Sabar Naira.' ucap Naira meski hanya dalam hatinya.
"Gak denger luh, tadi Ratna ngomong apa?" ujar Sopur dengan tangan mendorong bahu Serli.
"Budekkk kok di piara!" ketus Ratna dengan senyum menyeringai.
Serli yang tersulut emosi, langsung mendorong bahu Ratna, "Loh bilang apa barusan?" tanya Serli nyolot.
"Loh, budek." ledek Ratna.
Naira pun langsung berdiri, melihat apa yang akan Ratna lakukan, tidak mungkin Naira diam saja.
Naira berdiri dan menggenggam tangan kanan Serli, "Udah Ser, malu di lietin yang lain." ucap Naira menenangkan Serli.
Sedangkan semua siswa siswi yang ada di kantin saat itu langsung tertuju menatap ke arah Naira cs dan Ratna cs berada.
Ratna menyilangkan kedua tangannya di dada, "Denger tuh apa kata temen luh, minggir loh pada."
"Siapa bilang kita bakal pindah tempat duduk? luh aja gih, masih banyak meja kosong." ucap Naira santai dengan mendaratkan bobot tubuhnya di kursi.
Merasa di permaninkan oleh Naira, Ratna maju melangkah, mendekat dan berbisik pada Naira, "Udah berani loh sekarang?"
Naira menatap Ratna, "Gue gak pernah takut sama loh!"
"Sialannn loh." Ratna hendak menampar pipi Naira.
Dengan cepat di tepis dengan tangan Naira, "Gak usah maen fisik, gak malu loh, di lietin adik kelas?" ujar Naira.
"Awas loh ya!" Ratna cs langsung meninggalkan Naira dengan hati dongkol.
"Wuuuuuh, bikin onar aja." celetuk siswi lain yang melihat Ratna meninggalkan kantin.
"Gila, ini mimpi bukan sih?" tanya Novi pada Serli dan Naira.
"Iya mimpi." celetuk Naira.
"Coba cubit gue, Ser!" pinta Novi yang tidak menyangka bila sahabatnya Naira berani melawan Ratna.
Tanpa ragu, Serli mencubit pipi Novi yang cabi.
"Akhhh, sakit Ser... luh beneran nyubit gue?" Navi mengelus pipinya yang di cubit Serli.
"Kan tadi luh sendiri yang minta." jawab Serli enteng.
"Pesenannya, non." ucap kang Dadang dengan 3 mangkok bakso dan 3 es jeruk.
"Makasih ya, kang." ujar Naira.
"Iya, sama sama atuh non."
Naira dan sahabatnya pun menyantap pesenannya dengan lahap dengan di selingi obrolan.
"Loh beneran nih gak mau ikut sama kita kita?" tanya Serli.
"Iya beneran, gue duluan ya!" pamit Naira dengan mengendarai sepedah motor metiknya yang berwarna hijau dengan helm sebagai pelindung kepala.
Sedangkan Serli dan Novi menaiki taksi yang sebelumnya sudah di pesan Serli.
Di perempatan jalan Naira berhenti tepat saat lampu rambu lalu lintas menunjukkan warna merah.
Mobil hitam berhenti tepat di sebelah kanan Naira.
Ratna menurunkan kacanya, "Dunia ini sempit banget ya, gak bosen apa loh pulang pergi sekolah pake motor?" ejek Ratna yang berada di dalam mobil.
Naira hanya melihat ke arah Ratna sebentar lalu fokus lagi ke jalan sambil memperhatikan warna rambu lalu lintas.
'Sabar Naira, gak usah ambil pusing, anggap aja angin lalu, gak usah di dengerin.' ocehan hati Naira.
"Efek panas kali ya, jadi loh budek hahaha." ledek Ratna lagi yang merasa kesal pertanyaan nya di abaikan oleh Naira.
Terdengar Sopur juga ikut tertawa di balik kemudi.
"Heh butut, udah waktunya di musiumin tuh motor." ejek Ratna lagi.
"Setidaknya motor ini hasil keringet gue, buka mobil dinas yang loh pake seenaknya." ejek Naira.
"Kurang ajar loh ya, mao gue tabok loh!" beram Ratna.
"Dasarr bocah... kekanak kanakan." ejek Pram yang ada di kursi belakang memperhatikan gadis SMA yang ada di depan nya.
"Perlu kita basmi, bos?" tanya Dev dari balik kemudi sambil melihat raut wajah bosnya dari kaca sepion.
"Tidak perlu." jawab Pram dingin.
"Tapi saya salut bos, anak yang di sepedah motor itu pandai juga menjawab dengan ucapan temannya... kalo saya, sudah saya beri pelajaran pada anak itu. Berani sekali mengatai saya." ujar Dev.
"Hem." Pram hanya menghela nafas.
'Jika itu terjadi pada ku, akan ku habisi tanpa menyisakan keluarga nya, seperti yang sudah aku lakukan sejauh ini.' batin Pram.
Rambu lalu lintas berubah hijau, Naira melajukan sepedah motornya, menuju tempat yang akan menjadi tujuannya.
Motor terparkir di depan ruko 2 lantai dengan rapih tidak lupa Naira mengunci ganda kendaraan nya, lalu masuk ke sebuah kedei yang selama ini menjadi tumpuannya.
"Siang Nai." sapa Ayu yang tengah merapihkan meja.
"Siang juga, ka." Naira memasuki ruangan khusus nya yang ada di lantai 2.
Setelah berganti baju, Naira turun ke bawah untuk membantu Ayu dengan kaos hitam lengan pendek dan juga celana jins biru.
"Gimana ka, rame?" tanya Naira sambil menuruni anak tangga dengan rambut di cepol menampakkan leher putih nya.
"Alhamdulillah rame Nai, kamu bisa aja milih tempat ini... tempatnya juga bagus loh Nai buat foto foto." puji Ayu sambil menaruh minuman di atas nampan.
"Oh iya Nai, hari ini kedei kita lagi kedatengan pangeran dari negri dongeng, ganteng banget Nai." ujar Ayu bersemangat.
"Semua cowok juga kaka bilang ganteng." ledek Naira.
"Yang ini beda Nai."
"Biar aku aja ka yang anter." ucap Naira meraih nampan dan gelas yang berisi 2 gelas ice cappucino float dan gentang goreng.
"Meja 1 ya Nai, customer baru Nai." terang Ayu.
"Beres ka." Naira mengantarkan pesenan ke meja 1, nampak kedei tengah ramai pengunjung meski ruangan nya kecil namun cukup untuk menampung 40 orang.
"Naira, udah dateng Yu?" tanya Angga yang berada di pentri.
"Udah, lagi anter pesenan."
Deg.
Jantung Naira seakan di buat kaget saat tahu siapa yang berada di meja nomor 1.
'Apa mungkin mereka ngikutin gue ya?' batin Naira saat melihat Ratna dan Sopur tengah duduk dengan mata melihat ke sekita kedai.
"Permisi, pesenannya kaka." ucap Naira ramah, bagaimana pun pelanggan adalah raja.
Naira menaruh ice cappucino dan kentang goreng di atas meja.
'Gak salah gue ikutin dia.' batin Ratna menatap tajam Naira.
"Astaga, dunia ini sempit banget sih." ejek Sopur.
"Ternyata selain budek, luh juga pelayan di kedei ini?" ejek Ratna merendahkan Naira.
"Silahkan di nikmati kaka, pesenannya." ucap Naira sebelum akhirnya memilih untuk meninggalkan Ratna dan Sopur.
'Biar lah mereka berfikir aku pelayan, itu jauh lebih baik biar mereka tidak berfikir yang tidak tidak tentang ku.' batin Naira yang kembali ke meja kasir.
...💖💖💖💖💖...
Yuk dukung karya author, like dan komen 😊
No julid 😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
Runik Runma
seru
2024-02-19
1
Queenza
sabar Naira cantik
2023-08-27
1
Alafifahzain
semangat yha kak, cerita nya bagus
next time tak lanjut mampir lagi
2023-01-15
1