Masih ada beberapa perubahan di bab ini, 😊
...🌷🌷🌷...
Terjadi lah malam yang panas untuk ke dua nya di tengah AC yang menyala seakan tidak menyurutkan api semangat yang ada pada Pram untuk menyentuh Karin.
Karin yang sudah lelah pun langsung tertidur pulas di bawah selimut tanpa membersihkan badannya lagi.
Sedangkan Pram langsung bergegas ke kamar mandi menghilangkan peluh setelah berolahraga malam, beberapa saat kemudian ia keluar dari kamar dengan wajah yang lebih frash.
Pram membiarkan Karin tidur di kamarnya malam ini dengan menyelimuti tubuh polos nya, sedang kan Pram tidur di kamar yang satu nya lagi, mengistirahatkan badan nya yang lelah.
🍀🍀🍀
Ke esokan paginya, Pram sudah rapih dengan setelan jas biru dongker nya.
"Dasarrr wanita pemuass, perlu di ingat kan dulu baru mengerti akan posisi nya." dumel Pram saat melihat Karin masih tertidur di atas ranjang dengan berbalut selimut.
Setelah malam panjang dengan Karin, Pram tidak membiarkan dirinya tidur di atas ranjang yang sama dengan wanita pemuass nya.
Pram tidur di ruang kerja yang terdapat kamar tersembunyi di dalam nya. Begitu juga dengan wanita pemuass Pram yang lainnya, semua di perlakukan sama oleh Pram, tidak lupa Pram juga selalu memberikan obat kontrasepsi sebelum melakukan hubungan badan dengan wanita pemuass nya dan Pram harus memastikan sendiri obat itu di minum di depan nya, sebatas penghangat di atas ranjang tanpa ingin mereka mengandung atau pun ada status yang mengikat keduanya.
Pram meninggal kan paper bag dan juga memo untuk Karin.
Sebelum aku kembali, kau harus pergi dari tempat ini.
Pram 😡
"Pagi, tuan." sapaan hangat ke luar dari mulut Dev di iringi tangannya yang membukakan pintu mobil untuk Pram.
Yang di jawab Pram, "Cih, penjilat."
Saking saja kau bos nya, kalo bukan... sudah ku habisi kau tuan. batin Dev sambil menutup pintu mobil untuk Pram.
Dev membuka pintu mobil untuk nya sendiri dan mendudukkan dirinya di belakang kemudi.
"Apa jadwal ku hari ini?" tanya Pram dengan wajah jutek nya duduk menyandar pada senderan mobil.
"Hari ini seharian tuan sibuk di kantor, menandatangani berkas dan merefisi hasil kerja para karyawan." ujar Dev.
"Kita ke kedei start dulu, aku belum sarapan." ujar Pram.
"Baik, tuan."
Tumben, tuan Pram ingin sarapan di luar, biasanya ia akan memilih sarapan di kantor. batin Dev.
"Memang aku tidak boleh, sarapan di luar?" tanya Pram yang seolah mendengar jerit hati Dev.
"Tuan, canayang?"
Pletak.
Kepalan tangan Pram mendarat sempurna di kepala Dev.
"Iiihs." Dev meringis kesakitan.
"Berkata sekali lagi, ku kirim kau ke Afrika." ancam Pram.
"Tidak, tuan."
Tidak berapa lama, mobil terparkir di depan Kedei Start, rolingdor masih tertutup rapat.
"Sepertinya masih tutup, tuan?" ujar Dev sambil menurunkan kaca mobil.
"Bodoh, aku juga bisa lihat itu." sarkas Pram.
Dev melihat ada pos satpam yang tidak jauh dari Kedei Start berada.
Pada hal saat ini aku sangat menginginkan hot red velvet latte, seperti nya nikmat di temani dengan roti bakar. batin Pram dengan susah payah menelan salivanya.
Baru juga membayangkan nikmatnya hot red velvet latte, Pram langsung tersadar saat Dev memanggil namanya dengan suara agak keras.
"Tuan Pramana Sudiro." ucap Dev dengan suara naik 1 oktaf.
"Bodoh... kenapa kau membentak ku? sudah bosan hidup kau!!!"
"Bukan begitu tuan, dari tadi saya sudah memanggil nama anda berkali kali --." belum Dev selesai bicara, perkataan nya langsung di potong Pram.
"Apa yang mau kau katakan, hah!"
"Itu tuan." Dev menunjuk ke arah pos satpam.
"Apa?"
"Apa perlu saya turun untuk menanyakan pada satpam, tuan?" tanya Dev meminta persetujuan.
"Menanyakan apa?" tanya Pram yang tidak busa berfikir jernih.
Tuan Pram kalo seperti ini ingin sekali aku jambak rambut mu tuan, terlalu sering mengatai ku bodoh, sekarang kau yang jadi bodoh, tuan. batin Dev.
"Menanyakan pukul berapa kira kira Kedei Start ini buka, tuan." ujar Dev.
"Otak mu kadang lempeng juga, cepat turun." perintah Pram.
Dasarrr tuan sedeng, mudah sekali mengatai ku kadang lempeng, otak mu tuan yang rada gesrek. teriak Dev meski hanya dalam hati.
Dev langsung membuka pintu mobilnya dan berjalan menghampiri pos satpam untuk menanyakan jam operasional Kedei Start.
Pram melihat interaksi antara Dev dengan pria yang berbadan tegak dengan memakai seragam kebesaran nya sedang berbicara.
Tidak lama Dev kembali dan duduk di dalam mobil.
"Apa yang kau dapat?" cecar Pram.
"Kedei Start ini buka jam 9 pagi, tuan... seperti nya kita datang terlalu pagi." Dev memakai sit bel nya kembali.
Pram melihat jam di pergelangan tangannya, "Baru jam 7 lewat."
Pram membuang nafas kasar, "Payah, kedei macam apa itu, buka siang sekali." omel Pram dengan wajah di tekuk.
"Jika tuan mau, saya bisa menelpon barista yang bekerja di kedei ini." ujar Dev.
Pletak.
"Kali ini apa lagi kesalahan saya, tuan?" Dev mengusap kepalanya yang di jitak Pram.
"Bodoh di pelihara, cepat hubungi barista nya!" perintah Pram.
Tidak usah main tangan kan bisa tuan, tidak perlu anda menjitak kepala saya. Dev membatin.
Dev langsung menghubungi nomor barista yang bekerja di Kedei Start, nomor dan nama barista di berikan oleh pak satpam dengan imbalan uang yang di berikan Dev. Apa pun caranya, Dev pasti akan melakukan yang terbaik untuk tuan nya Pram.
Dev menempel kan ponsel di telinga nya.
"Bagaimana?" tanya Pram tanpa mengeluarkan suara.
"Belum di angkat." di balas dengan Dev yang menjawab dengan tanpa bersuara.
Dev harap harap cemas, berharap panggilan nya di angkat oleh Angga. Jika tidak, sudah dapat di pastikan hanya akan ada makian, dan omelan yang ia dengar dari bibir tajam Pram.
"Assalamualaikum." ucapan yang pertama kali di dengar Dev saat sambingan telepon nya di angkat.
"Waalaikum salam, maaf tuan, saya langsung pada intinya." ucap Dev tanpa ingin berbasa basi.
"Iya, ada apa ya pak? bapak siapa?" tanya Angga lewat sambungan teleponnya.
"Saya Dev, saat ini saya sudah berada di depan Kedei Start, saya harap pak Angga mau bekerja sama dengan saya, bos saya sedang sangat ingin minum kopi buatan Kedei Start, berapa pun yang anda minta, saya akan berikan... asal anda mau membuatkan kopi untuk tuan saya, jika tidak nyawa saya yang akan menjadi taruhannya." ujar Dev yang sudah mendapat tatapan tajam dari Pram, nama nya di bawa bawa, meski apa yang di kata kan Dev itu ada benarnya.
Kenapa si bodoh ini membawa bawa nama ku! batin Pram.
"Baik, pak... saya akan segera ke kedei.." ucap Angga.
"Terima kasih atas kerjasamanya, pak Angga." seulas senyum terlukis di bibir Dev saat Angga menyetujui nya untuk datang ke kedei.
"Kita tunggu beberapa saat lagi, tuan." ucap Dev yang langsung menyimpan kembali ponselnya ke saku kemeja yang ia kenakan di balik jas nya.
"Hem."
💖💖💖
"Wiih, ini kedei udah rapih ajah... buka jam berapa lu Gak?" tanya Ayu yang baru saja tiba di kedei melihat kedei sudah tampak rapih dan bersih.
"Jam setengah 8 lewat." Angga duduk di meja kasir.
"Gila lu, lagi berantem lu sama bini lu?" tanya Ayu yang meyakini Angga sedang bermasalah dengan istri nya hingga memilih datang ke Kedei Start lebih awal.
"Sialannn lu, nyumpain gw berantem sama bini gw?"
Bersambung....
...💖💖💖💖💖...
Yuk dukung karya author, like dan komen 😊
No julid 😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
Ni.Mar
padahal banyak lho novel yang lbh vulgar tp kenapa lulus review tanpa revisi ya.
2022-09-25
1
lina
🤭🤭 kan bos
2022-08-28
1
Zєє wallupattma
sadis bener udah enak enak suruh pergi
2022-08-28
1