Di luar kamar Pram.
"Ikuti saja apa mau pak Pram dan jangan mempersulit diri ku!" ucap Dev sarkas yang tidak ingin mendengar penolakan dari Ariyani.
Dev tidak bisa membayangkan bagaimana bila gadis ini sampai menolak apa yang sudah di perintah kan Pram.
Ariyani menganggukkan kepalanya setuju.
Mungkin ini buah dari kesabaran ku selama menghadapi bu Lolita yang bersikap tidak adil pada ku. batin Ariyani.
"Kau, ikuti aku." Dev berjalan mendahului Ariyani dengan langkah yang pasti.
Ariyani mengekor Dev dengan rasa penasaran dan juga takut, takut jika ia akan di apa apakan oleh pria yang berjalan di depan nya, ia juga masih belum tau kenapa bos nya Pram yang tampan paripurna bisa sebaik itu memberikan jabatan untuk nya yang hanya lulusan sekolah menengah atas.
Dev menghubungi seseorang lewat ponselnya, saat sambungan telponnya sudah tersambung.
"Cepat datang ke Hotel Pelangi, langsung datang ke ruangan ku."
"Hotel mana yang aku datangi? Jakarta atau Surabaya?" tanya nya.
"Pertanyaan bodoh, Surabaya." setelah nya Dev langsung mengakhiri panggilan nya. Menyimpan kembali ponsel nya pada saku celana yang ia kenakan.
Langkah Dev terhenti dan tangan nya langsung membuka hendle pintu, saat pintu sudah terbuka Dev menyuruh Ariyani untuk masuk ke dalam.
"Maaf pak, kita mau ngapain ya? bapak gak akan macam macam dengan saya kan?" tanya Ariyani yang sudah tidak bisa membendung bibir mungil nya untuk bicara.
Dev berbalik arah dan kini mereka saling berhadapan, Dev menatap Ariyani dengan tatapan jengah, Dev menempelkan jari telunjuk kanannya ke kening Ariyani, "Jangan gila kamu, apa yang ada dalam pikiran mu? aku bukan orang yang seperti kau bayang kan! kau bukan tipe ku!"
Bagaimana mungkin aku bisa menyukai nya? lihat saja, dari sudut mana pun, jauh istri ku lebih unggul dari nya, buah dada nya jauh lebih berisi milik istri ku. batin Dev menatap sinis Ariyani.
"Apa salahnya aku berfikir begitu, aku juga tidak tahu maksud pak Pram dan bapak sendiri itu apa, kemarin saja aku di pecat dan di pemalukan bu Lolita, bisa saja kan, kalian ingin melakukan hal yang sama pada saya!" cerocos Ariyani tanpa henti.
"Dasar gadis aneh, mau masuk atau, kau mau___!" perkataan Dev terhenti saat Ariyani langsung buru buru masuk ke dalam ruangan Dev.
Dev mendengus, "Gadis aneh."
"Kau duduk lah di situ, sebentar lagi orang ku akan datang untuk melatih mu menjadi kepala devisi food and beverage, dia yang akan menjelaskan apa saja yang menjadi bagian dari tugas mu." ujar Dev yang kini duduk di kursi kebesarannya.
Ariyani duduk di sofa yang di tunjuk oleh Dev. Matanya menyapu seisi ruangan dengan takjub, baru kali ini ia memasuki ruangan sebesar ini, tapi bila di bandingkan dengan kamar Pram tadi, jauh lebih luas dan megah kamar Pram.
Sejauh matanya menatap ruangan Dev, tampak di dominasi warna silver, ada beberapa lemari buku dengan berbagi buku dan berkas berkas yang tersusun rapih.
🎶🎶🎶
Ponsel Dev berdering.
Calling Haikal
"Ada apa?" tanya Dev datar.
"Ada masalah bos, furniture yang di terima jumlah nya tidak sesuai dengan yang tertera pada surat jalan." ucap Haikal, tangan Dev mengepal mendengar aduan dari Haikal, dengan wajah memerah menahan kesal.
Haikal adalah orang yang ia tugaskan untuk mengawasi hotel yang dalam waktu dekat akan di resmikan.
"Bawa Atmaja ke markas, berani dia bermain main dengan bos Pram."
"Siap, bos."
Ariyani yang melihat wajah Dev berubah menjadi merah bak setan bertanduk.
Dev yang merasa di perhatikan langsung menatap Ariyani, "Lihat apa kau?" bentak Dev. langsung ciut nyalinya.
Mendapat bentakan serta wajah dingin dan sorot mata tajam Dev, membuat nyali Ariyani langsung menciut.
Ariyani menggeleng, "Tidak pak, tidak ada... meja ini kaca nya kinclong banget." Ariyani mengalihkan perhatian nya pada meja yang ada di hadapan nya.
Brak.
Pintu di buka dengan kasar.
Seorang wanita dewasa dengan rambut coklat dengan setelah celana dan kemeja panjang datang dengan membawa buku di tangannya.
"Bisa ketuk dulu tidak? tidak sopan kau itu!" bentak Dev, sedangkan wanita yang di bentak tampak acuh dan langsung duduk di sisi kiri Ariyani.
"Tidak usah terlalu formal lah, Dev.. Jadi ini, gadis yang akan aku beri pelatihan?" Arumi menyodorkan buku yang ia bawa pada Ariyani.
"Pelajari buku ini, semua materi yang kau butuhkan ada di dalamnya." ujar Arumi dengan sopan dan ramah.
"Aku Ariyani, mohon bimbingannya kaka." Ariyani meraih bukunya.
"Aku Arumi."
Ariyani memangku buku yang tebalnya bukan main lalu mulai membacanya lembar demi lembar.
"Kau pahami isi nya, jika ada yang tidak kau pahami, jangan sungkan untuk bertanya pada ku." ujar Arumi yang berjalan mendekati meja Dev.
"Seperti nya kau sedang kesal? ada apa?" Arumi mendudukkan dirinya di kursi yang ada di depan Dev dengan terhalang meja.
"Hanya tikus kecil yang mencari masalah... kau urus dia sampai bisa." Dev meninggalkan ke duanya di ruang kerjanya.
"Da sarrr kau, seenaknya saja memerintah!" teriak Arumi.
"Apa kau tau masalah apa yang di hadapi, Dev?" tanya Arumi pada Ariyani.
"Kau bertanya pada ku, ka?" tanya. Ariyani mencari orang lain di ruangan itu, namun nihil hanya ada ia dan Arumi di dalam ruangan, Dev sudah pergi ke luar entah kemana.
"Yang aku dengar dari obrolan pak Dev dengan seseorang di telpon, bilang kalo jumlah furniture yang di kirim, tidak sesuai dengan surat jalan, terus pak Dev menyuruh bawa siapa gitu, ke gudang ka." ujar Ariyani.
"Heem, kau dapat mainan baru Dev... oh iya, apa kau melihat Pram ada di sini?" tanya Arumi lagi.
"Pak Pram? yang cakep tapi galak? upss." Ariyani langsung membekap mulutnya sendiri dengan tangannya.
"Hahahaha, jadi kau punya penilaian seperti itu pada Pram?" Ariyani menganggukkan kepalanya dengan cepat.
Arumi pindah ke sofa dan duduk di dekat Ariyani.
Arumi duduk dengan menyandarkan punggungnya di sofa dengan kaki kiri menunpu kaki kanan yang ia letakkan di atas, dengan ke dua tangan menyilang di depan dadanya.
"Kau tau Ari, Pram itu pria yang sangat baik namun jika kita berbuat salah walau pun itu kecil menurut kita, tidak bagi Pram... Pram tidak akan segan segan untuk menghukum orang yang melakukan kesalahan, gegabah dalam mengambil keputusan, apa lagi sampai ada orang yang ketahuan berkhianat, uuuuh kau tau." Arumi memajukan wajahnya mendekat ke wajah Ariyani.
"Apa yang akan di lakukan, Pram?" Ariyani menggeleng.
Mana aku tau, melihatnya saja baru tadi, wajahnya memang iya tampan rupawan dengan harta yang ia miliki, pak Pram bisa melakukan apa saja. batin Ariyani.
"Hukuman yang paling ringan, yang aku tahu, orang itu akan di cambuk." Arumi berdiri, lalu berjalan mondar mandir di depan meja yang di duduki Ariyani, dengan mata melotot dan mulut menganga, Ariyani mendengar kan penuturan Arumi.
"Satu tangannya patah, kaki nya patah, matanya tidak bisa melihat, masuk kandang buaya, menjadi mainan kucing beser, masuk rumah sakit, harta yang ia dapat dengan cara menipu akan di ambil alih dan yang paling parah masuk kuburan." Arumi menyeringai, sedangkan Ariyani bergidik ngeri.
"Apa yang kaka katakan itu benar semua?" tanya Ariyani.
"Tentu saja benar, kau bisa menanyakan nya langsung pada Dev, kau tau Ari... Dev itu sama saja dengan Pram." ujar Arumi.
Ariyani berdiri dengan tegak, dan berkata dengan menggebu gebu, "Kalo gitu, aku akan membuktikan bahwa aku, Ariyani bukan orang yang kaka sebutkan tadi, aku bisa di percaya, aku jujur, aku tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan, aku akan menjadi orang yang bisa di andalkan pak Pram " ucap Ariyani dengan satu tangan mengepal di angkat ke atas.
Arumi tersenyum puas, tidak salah aku mengatakan semua ini pada nya, kau memang tidak pernah salah menilai orang bos.
Bersambung....
...💖💖💖💖💖...
Yuk dukung karya author, like dan komen 😊
No julid 😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
Rina
ada yg menghianati pak atmaja nih roman²nya...
2023-03-03
1
Tina Abdillah
klw sy lngsung mngundurkan diri,, tida mau lg krja,,, hukumanx hadehh 🤣🤣🤣
2022-11-27
1
Zєє wallupattma
malah bergosip mereka
2022-08-29
1