"Jadi, bagaimana pak... apa proposal kerjasama yang saya ajukan bisa di terima?" tanya Bayu, pria paruh baya yang berada di hadapan Pram dengan semangat yang menggebu.
'Kalo aku berhasil bekerja sama dengan perusahaan Pram, maka ini akan sangat menguntungkan untuk perusahaan ku.' Bayu membatin dengan seringai licik.
Saat ini Pram tengah mengadakan meeting dengan kliennya di Kedei Start, kejadian Naira yang di siram dengan minuman pun tidak luput dari pandangan nya yang sukses membuat nya hilang fokus dengan proposal yang sedang ia baca.
Bagi seorang Pram, tidak sopan bila ada yang menanyakan hasil akhir yang sudah jelas ia belum selesai membaca proposal yang ada di tangannya.
Bagi Pram, itu sama saja membuktikan bahwa lawan bicara nya tidak sabaran, gegabah dalam bertindak dan akan membawa dampak buruk pada usahanya.
Dalam urusan kerjasama, Pram merupakan orang yang sangat jeli dan teliti.
Pram melempar proposal yang ia baca ke atas meja dengan posisi duduk menyandar pada kursi yang ia duduki.
Mendapat sorotan mata yang tajam dari Pram, membuat Dev langsung angkat bicara.
Bukan lagi Pram yang menjawab tapi Dev, "Maaf pak, proposal pak Bayu dengan berat hati kami tolak."
Dengan tergagap Bayu bertanya alasan proposal nya di tolak, "A-- apa pak, di tolak?"
"Iya, proposal yang anda ajukan belum memenuhi standar untuk hotel yang akan di dirikan oleh pak Pram." ujar Dev tegas.
"Tapi pak, saya bisa memperbaiki isi proposal saya." ucap Bayu setengah memaksa.
"Saya rasa anda sudah dengar cukup jelas, dengan apa yang di ucapkan asisten saya barusan, jangan buang buang waktu saya, anda sudah boleh meninggalkan tempat ini!" ucap Pram tegas.
Tidak kehilangan akal, Bayu berlutut dengan kedua kakinya dan menyentuh kaki Pram, berharap tindakannya dapat merubah keputusan Pram.
"Saya mohon, terima proposal saya pak." ucap Bayu.
"Jangan mempermalukan diri anda pak... atau bapak mau saya berbuat kasar pada anda!" gertak Pram.
"Tapi pak, saya sangat membutuhkan kerja sama ini." ucap Bayu.
Pram menatap tajam pada Dev.
Tanpa banyak bicara, Dev langsung menyeret Bayu ke luar dari dalam kedei dengan menarik lengan Bayu.
Di luar kedei, "Jika anda masih ingin hidup, lupakan proposal yang anda ajukan itu. Anda tahu sendiri kan, siapa Pramana Sudiro itu!" ucap Dev tegas sebelum meninggal kan Bayu di luar kedei.
Dev kembali duduk di tempatnya dan ikut menyeruput minuman yang ia pesan tadi.
"Eem, enak sekali hot red velvet latte ini." ucap Dev.
'Tidak ku sangka, tempat ini memiliki minuman seenak ini.' batin Pram dengan mata terpejam menikmati sensasi dari minuman yang pas di lidahnya, minuman pun tandas.
"Apa jadwal selanjutnya?" tanya Pram dingin sembari menaruh cangkir kopi ke atas meja.
"Mengunjungi hotel di daerah xx bos, untuk memantau sudah sejauh mana persiapan dan kelengkapan yang ada untuk hotel yang akan di operasikan." ujar Dev.
Dengan wajah berbinar, Ayu menghampiri meja yang terdapat 2 orang dewasa dengan balutan jas hitam serta celana bahan hitam, tampak gagah dan karismatik di tambah wajah ke dua pria yang di nilainya sangat tampan dan menggoda iman.
"Permisi ka, boleh tidak saya minta foto dengan kaka yang satu ini." ucap Ayu sembari menunjuk ke arah Pram.
'Mana mau bos Pram meladeni gadis ini.' batin Dev dengan menatap dari ujung kepala sampai ujung kaki Ayu.
Dev pun angkat bicara dengan seramah mungkin, "Maaf nona, anda tidak..." Dev langsung berhenti bicara, saat tangan kanan Pram terangkat ke atas.
"Baik lah." ucap Pram dingin dengan menatap gadis yang berdiri di samping nya.
"Waaaah, terimakasih ka..." Ayu bersorak senang, bisa berfoto dengan pria tampan bak artis terkenal, "Ini ka, tolong fotoin ya!" Ayu menyodorkan hapenya ke pada Dev.
Karena posisi Pram yang duduk, Ayu mencondongkan tubuhnya dengan kedua tangan menyentuh kedua lututnya dengan senyum merekah.
'Ada ada saja gadis ini.' batin Pram.
Dev mengembalikan hape pada Ayu, "Ini sudah."
"Terima kasih kaka." Ayu melihat hasil fotonya, "Waaah kaka ini beneran ganteng, mirip artis." ucap Ayu pada ke duanya.
"Kau urus pembayaran nya." Pram bangkit dari duduknya meninggalkan keduanya tanpa menjawab seruan Ayu.
"Terima kasih kaka, jangan lupa dateng lagi ya di Kedei Start." ucap Ayu pada pria yang tadi di mintanya foto bersama.
"Ka, yang tadi itu... bos mu ya?" tanya Ayu.
Dev mengeluarkan sejumlah uang dari dalam dompet nya dan menyerahkannya pada Ayu, "Iya dia bos ku dan ini uang untuk semua yang kami pesan." ujar Dev.
"Ka, ini banyak sekali, pesenan kaka malah gak sampe seratus ribu." oceh Ayu sambil menyerahkan 2 lembar uang merah pada Dev, pria yang ada di hadapannya.
"Anggap saja uang tips." Dev pergi meninggalkan Ayu dengan tas kerja di tangannya.
"Waaah, makasih ya ka... sering sering mampir ya ka." ucap Ayu.
"Ya Allah, mimpi apa ini dapet uang tips sebanyak ini, udah kaya malaikat aja itu orang, baik bener." Ayu menaruh uang dari Dev ke dalam mesin kasir.
Naira kembali bergabung bersama dengan Ayu yang berada di lantai 1 dengan baju yang sudah ia ganti.
"Oh iya Nai, anak yang buat keributan tadi seperti nya pelanggan baru ya? apa kamu kenal sama mereka Nai?" tanya Ayu saat Nai sudah kembali ke lantai bawah, tempat yang di jadikan Naira untuk membuka kedei.
Naira mendudukkan dirinya di bangku yang ada di pojokan depan kitchen.
"Kenal, satu sekolah malah." ujar Naira.
"Oh iya Nai, ko bisa ya ada rambut di kentang goreng nya?" tanya Ayu yang masih di buat keheranan.
"Iya ada ka, orang mereka sendiri yang menaruh rambut di piring." ucap Naira santai.
Ayu duduk di depan Naira, "Maksud kamu, Nai?"
"Anak itu gak suka sama kamu, Nai?" tebak Angga yang langsung duduk di sebelah Naira.
Naira mengangguk kan kepalanya.
"Kamu harus hati hati Nai sama anak itu, kenapa tadi gak kamu tonjok aja sih itu anak?" ujar Ayu.
"Aku gak suka kekerasan ka, kalo bisa di omongin ya di omongin aja.. gak perlu lah pake otot." ucap Naira.
"Tuh, denger yu ucapan Naira.. btw tadi luh ngapain minta nomor telpon tuh orang? inget status apa Yu." ucap Angga.
Bugh.
"Awh, gila sadis luh." Angga meringis saat bahunya di tonjok Ayu.
"Siapa juga yang minta nomor telepon, gua tuh tadi minta foto ama tuh orang... gila Nai, cakep bener itu cowok." ujar Ayu sambil mengeluarkan hapenya.
"Orang itu juga tadi ngasih uang tips banyak banget, Nai... dompetnya tebel banget Nai." celoteh Ayu.
"Lihat nih Nai, keren kan." Ayu menyodorkan hapenya ke depan Naira biar Naira melihat foto dirinya.
"Ini kayanya aku kenal deh." ucap Naira saat memperhatikan wajah yang ada di foto.
"Siapa Nai?" tanya Angga.
"Ini mah Pramana Sudiro, pengusaha muda yang sering masuk majalah bisnis, hotelnya banyak, ada di luar negeri juga ini mah hotelnya, termasuk 5 besar orang terkaya di Indonesia juga ka." terang Naira.
"Beruntung banget ya yang bisa nikah ama itu orang." gumam Ayu.
"Jangan mimpi deh Yu, nikah ama dia." ledek Angga yang langsung masuk lagi ke dapur.
"Mimpi mah ora ngapa kali Ga, geratis ini." ejek Ayu.
"Kalo saran aku nih ya, mending jauhin deh ka." ujar Naira.
"Emang kenapa Nai?"
...💖💖💖💖💖...
Yuk dukung karya author, like dan komen 😊
No julid 😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
Aisyah Aisyah
hadir semangat kaka
aku kasih bunga biar tambah semangat🥰
2023-02-02
2
Ni.Mar
PD bingittttt si ayu bisa foto sama pram, dapet uang tip pula
2022-09-18
1
TK
✍️✍️🌹
2022-08-06
1