"Kau boleh membawa serta orang tua mu ke Jakarta, jika kau siap di pindah tugaskan, maka di sana kau akan mendapatkan tempat tinggal dan fasilitas yang kau miliki saat ini bisa kau bawa serta... tapi jika kau menolak untuk di pindah tugas kan, silahkan tunggu surat pemecatan mu." sarkas Pram.
Astaga pak Pram, ini sama saja aku tidak bisa memilih, ancaman mu benar benar membuat aku takut pak, tolong peluk pak. batin Meli terkekeh geli.
"Meeting kali ini saya anggap selesai." Pram berdiri dan berlalu pergi meninggalkan ruang meeting di ikuti Dev yang berjalan di belakang.
"Sudah kau bereskan?" tanya Pram dengan pandangan lurus menuju deluxe room di hotel itu.
"Sudah, pak."
"Bagus."
*Sadisnya diri mu pak... tangan yang di gunakan Lolita untuk menampar waiters yang di pecat, kau suruh orang ku untuk mematahkan nya... dan aset milik Lolita juga sudah berpindah tangan menjadi milik hotel, diam diam Lolita memanipulasi data keuangan saat membelanjakan uang dapur untuk ia nikmati sendiri uang nya dan dari sana ia bisa membeli sebidang tanah.
Sedangkan Nusi kau cambuk 40 kali itu sama saja membunuh perlahan, pak*. batin Dev.
"Tidak usah menggerutu di belakang Dev, aku mendengar nya!"
"Tidak, pak."
Flashback on
Saat dalam perjalanan menuju Hotel Pelangi yang ada di Surabaya.
Ting.
Ponsel Dev menerima pesan.
Dev langsung membaca pesan yang ia terima dari orang kepercayaan nya Anton, yang di tugaskan untuk mengawasi langsung setiap devisi yang ada di Hotel Pelangi cabang Surabaya.
"Ada, apa? apa ada yang tidak beres?" tanya Pram yang tengah menyandarkan punggungnya di kursi belakang.
Dev menoleh ke belakang untuk melihat reaksi Pramana, "Untuk beberapa devisi, aman pak... tapi ada 2 devisi yang bermasalah."
"Rupanya mereka ingin bermain main dengan Pramana Sudiro. Perintah kan menejar hotel untuk mengumpulkan setiap kepala devisi."
Pram melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya, "15 menit lagi kita rapat, semua berkas harus ada di atas meja." perintah Pramana yang tidak bisa di bantah kan.
"Siap, pak."
Dev mengembalikan posisi duduk nya kembali menghadap ke depan menatap jalan dan menempelkan ponselnya ke telinga.
"Siapkan laporan dari setiap devisi, setiap kepala devisi harus menghadiri rapat dalam waktu 15 menit dari sekarang." perintah Dev lewat sambungan teleponnya.
"Siapa yang bermain main, Dev?" tanya Pram saat melihat Dev sudah menyimpan kembali ponsel nya ke dalam saku kemeja nya.
"Lolita dari bagian food and beverage dan Nusi dari bagian human resource." Dev menyebutkan nama kepala devisi yang bermasalah.
Pramana menyeringai, Semua wanita sama saja.
Sampai di lobby hotel, Pramana dan Dev di sambut Agus selaku manajer hotel.
Agus membukakan pintu untuk bosnya.
Agus membungkuk kan badan nya, "Selamat datang, pak." ucap Agus saat Pramana ke luar dari dalam mobil.
"Tidak usah berbasa basi." sarkas Pram.
Agus berjalan mengimbangi langkah kaki Dev yang berjalan di belakang Pram.
Agus berbisik pada Dev, "Maaf pak, apa mau langsung mengadakan rapat dengan kepala devisi?"
"Kau cari mati! bertanya seperti itu pada ku? tadi aku sudah perintahkan 15 menit dari aku berbicara dengan mu di telpon." ujar Dev dingin dengan merendahkan suaranya.
"Kalian tidak perlu berbisik, aku mendengar nya!" serkas Pram.
"Maaf, pak." ucap Agus.
Di depan ruang meeting, sudah berdiri 2 orang berbadan besar dengan pakaian serba hitam.
Kedua orang yang berbadan besar menunduk hormat saat Pram berdiri di depan nya, "Selamat datang, bos." ucap salah satunya.
"Lakukan tugas kalian dengan benar, jangan segan untuk mematahkan tangannya, beri hukuman cambuk untuk tikus got itu... kalian mengerti?" tanya Pram dengan suara datar.
"Mengerti, pak."
Pram melihat ke arah Agus, "Kau tidak perlu ikut masuk ke dalam, yang harus kau lakukan adalah cari anak itu, bawa dia ke hadapan ku!" Pram masuk ke dalam ruang rapat dan aura mencekam semakin terasa.
Flashback off.
"Beristirahat lah kau, Dev!" Pram masuk ke dalam kamar deluxe room yang biasa ia tempati saat berkunjung ke Hotel Pelangi yang ada di Surabaya.
Di dalam ruang yang besar, terdapat 2 tempat tidur. Pram menyegarkan badannya di bathroom dengan air hangat yang berasal dari percikan shower.
Setelah selesai dengan rutinitas mandi nya, Pram berjalan dengan handuk melilit di pinggang dan 1 tangannya ia gunakan untuk mengeringkan rambut dengan handuk yang ada di kepalanya.
Pram berjalan ke walk in closet, beberapa menit kemudian Pram sudah rapih dan gagah meski hanya mengenakan celana bahan dan juga kemeja lengan panjang yang di gulung sesiku.
Menatap indahnya senja dari atas balkon kamar yang ia tempati,
Pram memejamkan mata sesaat, entah kenapa bayangan saat gadis itu bicara dan menjelaskan hal yang tidak di fikirkan orang lain, justru ia fikirkan, cara ia menyelesaikan masalah nya, tanpa harus gegabah dalam mengambil keputusan.
"Bodoh, kenapa aku memikirkan nya?" gumam Pram saat teringat kejadian di kedei.
Tok tok.
Dev mengetuk pintu kamar Pram dari luar.
"Masuk." Dev masuk ke dalam bersama dengan seorang gadis muda yang berambut panjang sebahu berwarna hitam.
Saat Dev masuk, Pram sedang duduk menyandarkan punggungnya di sofa dengan kaki kiri bertumpu di lantai dan kaki kanan menyilang di atas kaki kirinya.
Pram menatap gadis itu dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, hanya beralaskan sendal jepit dengan kepala menunduk ke lantai.
"Bisa kau jelaskan pada ku, kejadian yang sebenarnya!" pinta Pram.
Dev menyenggol lengan Ariyani dengan sikunya, Ariyani menatap Dev, "Jelaskan pada pak Pram, hingga kau di pecat atasan mu, Lolita."
Pram dapat melihat pipi kanan Ariyani yang terkena tamparan tangan Lolita, hingga bekas nya masih tampak jelas.
Ariyani menatap pria yang tengah duduk di sofa, dengan wajah tampan, alis elang, sorot mata tajam, sungguh pria yang sempurna.
Dalam sekejap Ariyani menatap Pram, membawanya pada hayalan,
Pria itu tampan sekali, apa ia pemilik dari hotel ini? kelihatan tegas, tapi tatapan matanya sangat tajam, apa pria ini sudah menikah? apa yang aku pikir kan? sadar Ariyani, aku pun tidak akan menolak jika ia mengajak ku menikah.
"Ehem." deheman Pram menyadarkan Ariyani.
"Iya, pak." ucap Ariyani.
"Ayo jelaskan." Dev mengilang katanya.
"Aku hanya membawa makanan itu ke meja pelanggan, tapi tidak lama pelanggan itu meminta ku memanggil atasan ku... tanpa aku panggil, bu Lolita sudah berdiri di samping ku lalu si pelanggan itu marah marah pada bu Lolita dan menunjukkan ada sehelai rambut dalam makanan yang tadi aku bawa dan aku sajikan di depan nya.
Bu Lolita marah dan menampar ku di depan pelanggan, pada hari itu juga ia langsung memecat ku tanpa memberi kan gaji ku." ujar Ariyani dengan menyeka air matanya dengan tangan nya sendiri.
Wajah kesal Pram tampak dengan alis mengkerut ke bawah, dengan tatapan mata yang seakan ingin menikam, "Kurang ajar wanita itu, sudah di beri jabatan, semakin seenak nya... Dev."
"Iya, pak... semua aset milik Lolita sudah di sita oleh Anton, barang yang di sita merupakan hasil dari Lolita yang selama ini memanipulasi keuangan, serta stok bahan pangan yang ada di gudang." terang Dev.
"Beri pelatihan pada nya," Pram menunjuk Aryani dengan jari telunjuk nya, "Untuk mengganti kan posisi wanita itu, beri kan ia apa yang sudah menjadi hak nya." terang Pram.
Ariyani membola, terkejut dengan apa yang ia dengar, "Tidak pak, saya tidak pantas untuk jabatan itu... di terima kembali bekerja saja, saya sudah sangat senang." ucap Aryani dengan riang.
Cepat sekali mood anak ini berubah, tadi menangis dan sekarang sudah riang kembali, dasar anak kecil. batin Pram
"Aku tidak mendengar penolakan atau pun bantahan." sarkas Pram.
"Tapi, pak..." Aryani belum selesai bicara, tangan nya di seret ke luar oleh Dev.
"Biar saya urus, pak."
Di luar kamar Pram.
"Ikuti saja apa mau pak Pram dan jangan mempersulit diri ku!" ucap Dev yang tidak ingin mendengar penolakan dari Ariyani.
Ariyani menganggukkan kepalanya setuju.
Mungkin ini buah dari kesabaran ku selama menghadapi bu Lolita yang bersikap tidak adil pada ku. batin Ariyani.
Bersambung....
...💖💖💖💖💖...
Yuk dukung karya author, like dan komen 😊
No julid 😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
Zєє wallupattma
jom lah ikut mayan segala di sediain kan
2022-08-29
1
Embun Kesiangan
ngalamun pengen ngalamin
2022-08-20
2
Embun Kesiangan
bubun pengecualian, Pram😂
2022-08-20
2