"Kalo saran aku nih ya, mending jauhin deh ka." ujar Naira.
"Emang kenapa Nai?"
"Jadi istri pengusaha itu harus kuat mental ka." celetuk Naira sambil melengos meninggalkan Ayu.
Naira masuk ke pentri lalu membuat ice coconut exspresso, minuman favoritnya.
"Buat apa, Nai?" tanya Angga yang sedang duduk di pentri.
"Buat ice coconut exspresso." dengan lihai Naira membuat minuman favoritnya.
Angga menawarkan diri, "Biar gue buatin... buat loh kan?"
"Gak usah, biar gue aja." tolak Naira.
"Gue jadi gak enak nih Nai sama luh, udah ada anak buah, masih aja luh yang turun tangan sendiri buat minum luh." ujar Angga.
"Kita ini kan diriin Kedei Start pake prinsip kekeluargaan, gak usah segen gitu lah, bang."
"Tapi thanks ya Nai, kalo bukan karena luh, gak tau deh gue jadinya gimana."
"Tapi kalo bukan karena itu, gue juga ga bakal kenal luh, bang." ujar Naira.
Flashback on
Naira yang kala itu baru saja keluar dari minimarket di kejutkan dengan seorang pria tengah duduk di atas sepedah motor nya dengan tangan kanan mengakali lubang kunci motor nya.
"Woy, maling luh ya!" teriak Naira yang langsung bergegas menghampiri orang itu.
"Siallll, pake ketawan lagi gue." ujar Angga kala itu yang berusaha membawa kabur motor Naira saat berhasil merusak lubang kunci pada motor yang akan ia bawa kabur.
Orang yang ada di sekitar Naira langsung melihat ke arahnya.
"Wah maling maling." ujar penjual gorengan.
Penjualan gorengan dan pembelinya langsung berlari mendekat ke arah maling.
Ngeeeng. Angga menarik gas.
Naira berlari dan menendang sepedah motor nya.
Bugh.
Kerasnya tendangan membuat oleng motor dan Angga terjatuh dari motor.
Angga berdiri, berusaha menendang korbannya yang melawan.
Bugh, Angga menendang angin.
Bugh bugh bugh.
Naira terus menghindari pukulan yang di tujukan pada nya.
Bugh.
Naira menendang perut Angga, Angga jatuh terjungkal di aspal.
Orang yang ada di sekitar yang melihat pun gemes dan ikut memukuli maling motor yang meresahkan warga.
"Ampun bang, ampuuun." keluh si maling yang kesakitan di tendang dan di tinju warga.
"Udah udah bang, kasian dia.. nanti bisa mati." ujar Naira.
"Bawa aja ke kantor polisi, mba." usul karyawan minimarket.
"Jangan mba, jangan laporin saya ke kantor polisi... kasian anak dan istri saya di rumah sakit, saya cuma ingin menebus anak saya yang sedang di rawat mba, saya gak punya uang untuk membawanya keluar dari rumah sakit." ujar si maling memelas.
"Alah, bohong tuh mba... udah bawa aja ke kantor polisi." seru warga.
"Modus tuh mba, udah gebukin bae mba, meresahkan aja ini orang." ucap bapak yang lain.
"Anaknya mas, ada di rumah sakit mana?" tanya Naira.
"Rumah Sakit Kasih Bunda, mba." ujarnya.
"Ya udah pak, kalo gitu biar maling ini jadi urusan saya... terima kasih ya atas bantuan nya." ucap Naira dan semua warga yang sempet berkerumun pun membubarkan diri.
Naira menaiki motor nya, "Ayo naik!" dengan patuh Angga yang sudah babak belur naik di boncengan sepedah motor Naira.
"Anak abang sakit apa?" tanya Naira saat di jalan menuju rumah sakit.
"Sakit demam berdarah sama tipes, mba." ujar Angga.
"Udah berapa hari di rawat di rumah sakit?"
"Udah 4 hari, mba."
"Jangan panggil saya mba, usia saya jauh di bawah usia abang." ujar Naira, "Panggil aja Nai." ucapnya lagi.
"Saya gak di bawa ke kantor polisi kan, Nai?" tanya Angga gugup.
"Tergantung, kalo ucapan abang bohong... abang bakal saya bawa ke kantor polisi."
"Saya bener gak bohong, Nai." ucap Angga.
"Makanya itu, saya perlu bukti." terang Naira.
Akhirnya Naira dan Angga sampai di Rumah Sakit Kasih Bunda.
"Tunjukin ruangannya dimana." ucap Naira.
Angga berjalan duluan di ikuti Naira yang berjalan mengekor di belakang.
"Nama abang, siapa?" tanya Naira yang belum tahu nama Angga.
"Saya, Angga."
"Emang tadinya motor saya mao di apain bang? kalo abang berhasil bawa kabur motor saya tadi?" tanya Naira.
"Nietnya mao saya jual, Nai... uang hasil jual motor itu akan saya gunakan untuk membayar biaya perawatan anak saya."
"Apa gak takut dosa?
"Takut gak takut, udah kepepet Nai... mau gimana lagi." ucap Angga.
"Cari yang halal bang, apa lagi buat anak dan istri... biar berkah." ucap Naira.
"Mao cari yang halal gimana, 2 hari yang lalu saya baru aja kena pengurangan... tempat saya bekerja bangkrut dan pihak perusahaan tidak mampu membayar pesangon, jangan kan pesangon... gaji saya aja gak turun." dengan suara yang lirih Angga bercerita panjang lebar pada Naira.
"Namanya juga ujian, bang." ucap Naira.
Naira dan Angga memasuki ruang rawat kelas 3. Ada beberapa pasien di sana, langkah Angga berhenti saat di depan ranjang pasien yang memanggilnya ayah.
Angga duduk di kursi yang terdapat di samping ranjang.
"Ayah, ayah dari mana aja? Muka ayah kenapa?" tanyaDela saat melihat wajah ayahnya memar.
"Ayah, em.." Angga gelagepan menjawab pertanyaan Dela.
"Ayah kamu tadi jatoh cantik." ucap Naira seolah tahu Angga bingung untuk harus mengatakan apa pada Dela, putri nya.
"Dela kangen... Dela mao pulang yah, Dela bosen di rumah sakit." celoteh Dela, anak berusian 6 tahun.
"Maaf ya sayang, tadi ayah lagi cari uang." ujar Angga menciumi punggung tangan anaknya.
"Emmm kaka itu siapa, Yah?" Dela menunjuk ke arah Naira.
Bukan Angga yang menjawab, tapi Naira yang menjawab, "Kakaini temennya ayah Angga, Dela panggil aja kaka Nai." ucap Naira.
Wanita dengan berbaju gamis duduk di pinggir ranjang rawat inap, "Abang kapan dateng?" ucapnya sambil menyalami suaminya Angga.
"Baru aja." ucapnya.
"Muka abang, kenapa?" tanya wanita itu khawatir.
"Abang tadi..." belum selesai Angga bicara, Naira memotong nya.
Dela yang menjawab, "Kata ka Nai, ayah tadi jatoh bu." ucap Dela dengan polosnya.
"Oh iya, ini kenalin Naira, ini istri saya." ucap Angga pada istrinya.
"Saya Dewi, istri nya bang Angga." ujar Dewi ketus.
"Saya Naira." ucap Naira.
'Bearti orang ini benar, gak mungkin bohong... kasian, mana abis berenti kerja, anak sakit, gaji ga di kasih... mao di kasih makan apa coba anak istri nya?' Naira membatin.
"Dela dari tadi nanyain abang terus." ujar Dewi.
"Iya, maaf ya.. tadi abang lagi nyari duit buat ngurus ke pulangan Dela." ujar Angga.
"Maaf, saya permisi ke luar sebentar." ucap Naira pada keduanya.
"Naira itu bener temen abang? abang kenal di mana? perasaan siapa aja temen abang, Dewi kenal semua... tapi ko kalo Naira ini Dewi baru liet ya?" Dewi mencecar pertanyaan pada Angga, ada rasa cemburu saat suaminya membawa wanita muda untuk bertemu dengan nya apa lagi melihat Naira yang usianya jauh di bawah usia nya.
"Itu bener temen abang... jangan mikir yang engga engga." ucap Angga mengelus kepala Dewi.
'Kalo aja kamu tahu siapa Naira, mungkin kamu akan marah sama abang, Dewi.' batin Angga.
Tidak berapa lama Naira datang dan menyerahkan amplop pada Angga dan kantong plastik..
"Apa ini, Nai?" tanya Angga.
'Apa itu surat cinta?' pikir Dewi.
"Ini obat untuk luka lebam." ucap Naira.
"Makasih ya Nai." Angga membuka isi amplop yang ada di tangannya.
"Ya Allah, Nai... ini kamu bener bayarin administrasi nya Dela?" ucap Angga.
"Yeeeeeh, Dela bisa pulang ya Yah?" sorak Dela gembira.
"Iya sayang, kamu bisa pulang." ucap Angga.
Angga, Dewi dan Dela pulang ke rumah dengan menaiki taksi, sedangkan Naira mengikuti dari belakang dengan sepedah motor nya.
Angga menceritakan yang sebenarnya pada Dewi tentang Naira, ada rasa kecewa saat Dewi mendengar penjelasan Angga, kecewa dengan suaminya yang berbuat nekat, nekat berbuat kejahatan.
Tapi ada rasa syukur saat suaminya bertemu dengan orang sebaik Naira, jika bukan Naira yang jadi korban kejahatan Angga, mungkin Angga sudah berakhir di kantor polisi, atau lebih parahnya lagi tewas di tangan massa.
...💖💖💖💖💖...
Yuk dukung karya author, like dan komen 😊
No julid 😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
🌻Yani Wi💕
semangat selalu author. fav dulu ya
2022-10-09
1
Ni.Mar
baik bgt Nai mulia sekali kamu. motor hampir di curi malh yg nyuri dapet DUIt segepok
2022-09-19
1
Anita_Kim
🌹🌹 Mawar untuk Akak. Semangat ya. 💪💪
2022-08-08
2