"Jaga ucapan lu, anggap ini pelajaran dari gw!" Naira mendorong tubuh Ratna hingga membentur meja.
Bughhh.
"Kurang ajar lu, berani lu sama gw!" dengan wajah kesal Ratna menghampiri Naira.
Plak.
Tamparan mendarat di pipi kiri Naira bertepatan dengan bu Ade yang saat itu hendak memasuki kelas 3 Akuntansi.
Naira memegangi pipinya yang di tampar Ratna.
"Itu pelajaran buat lu, lon te!" bentak Ratna.
Bu Ade berkacak pinggang melihat kelakuan Ratna, "Ratna, apa apain ini?" suara menggelegar bu Ade terdenga.
"Bukan saya bu, tapi Nai duluan yang mulai." Ratna membela diri.
"Bohong, bu... Ratna sudah menuduh Nai sebagai lon te bu."
"Ratna bicaranya kasar, bu."
"Ratna sering ngebully Nai, bu."
"Ratna ngatain Serli boncel, bu."
"Ratna ngaku lambe turah, bu."
Aduan demi aduan siswa siswi di dengar bu Ade.
Ratna mulai terpojok dengan tangan yang menunjuk ke arah siswa siswi yang bicara, "Bohong bu, mereka menuduh saya tanpa bukti bu."
Kali ini Sopur hanya bisa diam dan mendengar Ratna yang sedang di pojokan oleh teman sekelasnya, Sopur cukup tahu diri, bila ia bicara, maka Sopur pun akan kena hukuman dari bu Ade, apa lagi bu Ade guru yang paling tegas dan paling berat jika kemberikan hikuman pada siswa yang bermasalah.
Sorry Ratna, kali ini gw gak bisa bantu lu.. kalo gw belain lu sekarang, yang ada gw juga bakal kena hukuman, gw gak mau di hukum, biar gimana pun juga gw gak mau sampe berurusan sama guru BK, batin Sopur.
"Semuanya bisa kamu jelasin di ruang bk, RATNA!" bu Ade memberi penekanan saat menyebut nama Ratna.
"Untuk kalian, lanjutin mengerjakan tugas yang sudah di berikan pak Asep ya!" ujar bu Ade.
"Iya bu." di jawab serempak oleh siswa siswi.
"Untuk Naira dan Ratna, kalian bisa ikut ibu ke ruang BK.. sekarang!"
Bu Ade meninggalkan kelas.
Ratna menatap Sopur tajam, "Kenapa lu gak belain gw? kenapa lu diem aja?" cecar Ratna.
"Sorry Ratna, gw gak mau berurusan dengan bu Ade... ini semua juga ide lu kan." Sopur kembali ke tempat duduk nya.
Sialannn Sopur, gw bakal bikin perhitungan sama lu. batin Ratna.
Di ruang BK.
Ratna dan Naira duduk berhadapan dengan bun Ade.
"Di antara kalian, ada yang bisa jelasin ke ibu?"
"Naira bu, yang mulai duluan, dia menarik tangan saya, dia juga mendorong saya sampai saya kena meja." bela Ratna.
"Naira?"
"Apa salah bu, jika saya sekolah sambil kerja? walau pun hanya sebagai seorang pelayan di kedei." ucap Naira.
"Dasar lon te, ngelak aja terus." gumam Ratna.
"Ibu tidak sedang menyuruh kamu bicara, Ratna!"
"Sekolah justru bangga sama kamu Nai, selain kamu jadi pelajar, di saat yang bersaan kamu juga bekerja dan apa yang kamu lakukan di luar sekolah dengan pekerjaan kamu itu, nilai nilai kamu pun tetap stabil, bahkan kamu termasuk dalam 3 besar."
"Sudah berapa lama kamu kerja, Nai?"
"Saya sudah satu tahun bu, kerja di kedei." ujar Naira.
"Apa yang kedei kamu sajikan Nai?"
"Aneka kopi, roti, hanya makanan ringan bu." ucap Naira.
"Emmmm."
"Tenang bu, menu yang tersaji di sana halal ko." ujar Naira yang tau bu Ade mau bertanya apa.
"Ratna, kamu tahu... dengan tindakan mu ini, kamu sudah berbuat kriminal, mencemari nama baik seseorang, melakukan tindak kekerasan, kamu juga membully teman kamu."
"Saya tidak bersalah bu, Naira duluan yang memulai." ucap Ratna dengan santai.
Bu Ade geleng geleng kepala, Anak ini benar benar minta di beri pelajaran.
"Sebagai hukumannya... setelah pulang sekolah, kamu bersihkan toilet putri selama 2 minggu."
Ratna tercengang.
"A- apa bu? bersihin toilet putri? apa saya gak salah dengar bu?"
"Kamu tidak salah dengar Ratna, atau mau hukuman mu, ibu tambah menjadi 1 bulan?"
Ratna melipat ke dua tangan nya di depan dada, "Kalo saya di hukum 2 minggu bersihin toilet putri, apa hukuman buat Naira bu?" tanya Ratna nyolot.
Beber bener anak ini tidak tahu sopan santun. batin bu Ade.
"Tidak ada, di sini Naira korban.. korban dari sikap mu Ratna."
Ratna berdiri dengan mata menatap tajam bu Ade, "Ibu gak adil."
Ratna meninggalkan ruang bk.
"Ratna!" teriak bu Ade namun tidak di hiraukan Ratna.
"Saya permisi ya, bu." Naira pamit undur diri dan kembali ke kelas.
Flashback off
"Gw kira lu itu bakal diem aja tadi, Nai... ternyata gw salah." ujar Desi.
Serli yang duduk di meja yang sama dengan Naira, langsung merangkul Naira, "Gw salut Nai sama lu, sohib gw emang the best."
"Sohib siapa dulu?" tanya Naira.
"Sohib kita." ucap Seli dan Novi.
"Btw bener ini Nay, ajak gw kerja dong." pinta Elsa.
"Gw juga mau Nai, kerja di kedei... lumayan bisa bantuin ayah ibu cari uang." ujar Novi.
"Kalo masalah kerjaan, nanti deh gw bilang dulu sama bos gw ya!" ucap Naira.
"Beres, Nai."
"Gaya lu keren Nai, waktu narik tangan Ratna ke belakang, kalo gw udah jedotin itu pala Ratna ke tembok." ucap Juni.
"Ya gak gitu juga kali Jun, jahat itu gak perlu di balas jahat, yang ada gw itu sama aja kaya Ratna."
"Iya juga ya." ucap Juni.
💖💖💖💖
Di pabrik furniture milik keluarga Atmaja yang ada di Bandung.
Semua bagian pengiriman tengah sibuk mengangkut barang yang akan di bawa ke Hotel Pelangi yang berada di daerah xx, beberapa konteiner dan juga supir sudah bersiap untuk menuju hotel dengan di lengkapi surat surat jalan.
Aziz berdiri dengan membawa serta catatan dan pena yang tidak pernah lepas dari saku kemejanya.
"Bagaimana? apa sudah selesai?" tanya Atmaja saat sudah berdiri di samping Aziz, orang kepercayaan nya yang mengatur urusan pengecekan dan pengiriman.
"Alhamdulillah, pak... semua permintaan dari pihak pak Pram sudah rampung hanya tinggal di kirim saja." ujar Aziz.
"Bagaimana dengan kelengkapan surat jalan? kelengkapan surat yang harus di bawa masing masing supir? sudah kamu cek kan, kelayakan dari konteiner yang akan di gunakan?" cecar Atmaja yang entah kenapa di liputi rasa yang sulit di tebak.
Aziz menepuk bahu Atmaja, "Bapak tenang saja, semua sudah saya urus, hal sekecil apa pun tidak akan saya lewat kan pak." ujar Aziz menenangkan bos nya yang di landa cemas.
"Banyak zikir pak, insya Allah semua akan berjalan dengan lancar." ujar Aziz.
"Bukan nya apa apa Aziz, kamu tahu sendiri kan relasi kita yang satu ini seperti apa? hanya tahu kesempurnaan tanpa ada celah kesalahan meski sedikit." ujar Atmaja.
"Saya bisa mengerti posisi bapak."
Konteiner yang mengangkut semua furniture yang akan di kirim ke daerah xx pun satu persatu mulai meninggalkan pabrik.
Mudah mudahan pengiriman kali ini sama seperti pengiriman sebelum nya, tidak menemui kendala, barang barang furniture aman dan selamat sampai tempat tujuan, meski perasaan ku dari setadi merasa gak enak, entah apa yang akan terjadi, aku harap hanya ada hal baik yang aku dengar hari ini dan hari hari berikutnya.. batin Atmaja menatap konteiner yang meninggalkan pabrik satu persatu.
Bersambung....
...💖💖💖💖💖...
Ada kendala gak ya? biasanya kalo di landa cemas, perasaan gak enak, tanda tanda ada musibah itu 🤔
Yuk dukung karya author, like dan komen 😊
No julid 😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
Navia
seru banget ceritanya...
2022-09-15
1
Zєє wallupattma
wkwkwkwk kasian deh
2022-08-15
2
Ara Aulia
kasian deh, sahabat ya Sendiri g mau belain 🤣
2022-08-10
3