💖💖💖
"Wiih, ini kedei udah rapih ajah... buka jam berapa lu, Ga?" tanya Ayu yang baru saja tiba di kedei melihat kedei sudah tampak rapih dan bersih.
"Jam setengah 8 lewat." Angga duduk di meja kasir.
"Gila lu, lagi berantem lu sama bini lu?" tanya Ayu yang meyakini Angga sedang bermasalah dengan istri nya hingga memilih datang ke Kedei Start lebih awal.
"Sialannn lu, nyumpain gw berantem sama bini gw?"
Ayu menepuk punggung Angga, "Ya sorry deh, abis nya lu tumben banget jam segitu udah dateng... jauh banget dari jam masuk."
Ayu hilang di balik pintu dapur, tidak lama Ayu kembali ke luar dengan perlengkapan untuk membersihkan kaca.
"Mau tau gak lu, sekarang ini kedei start punya customer vvip." seru Angga menjuluki Pram dan Dev dengan sebutan customer vvip.
"Perasaan selama gw kerja di sini, customer nya biasa biasa aja deh, Ga... eemmm ada si 2 orang yang beda itu pun baru kemaren mereka gw liet ada di kedei start." oceh Ayu namun tangan sigap mengelap bagian kaca yang kotor.
"Itu maksud gw, customer vvip... itu orang berani bayar gw tinggi asal gw mau buka kedei cuma buatin minum buat itu orang... gila gak tuh, tajir banget kan itu orang." Angga nampak bersemangat membicarakan customer vvip.
Ayu menghentakan aktivitas nya dan menoleh ke Angga, "Sumpah lu, Ga... demi apa?"
"Demi Allah lah, masa gw bohong sama lu... gak ada untung nya buat gw."
Ayu berlari menghampiri Angga membawa serta semprotan kaca dan kanebo, dengan kedua lengannya di atas meja kasir, wajah menatap Angga serius.
"Customer yang kemaren?" Angga mengangguk kan kepalanya tanpa bicara.
"Cowok cakep?" Angga mengguk kan kepalanya.
Kini Ayu mencondongkan tubuhnya ke depan Angga, "Yang kemaren gw minta foto?" lagi lagi Angga hanya mengangguk.
Gila, nafas Ayu bau nya gak asing ini. Dalam hati Angga bicara dengan menahan nafas.
"Serius lu, Ga?"
"Haaah, astaga Ayu, lu bawel banget... nafas lu juga bau, makan pete lu ya?" semprot Angga yang sudah tidak tahan dengan aroma nafas Ayu.
"Hahaha, sorry sorry Ga, tadi gw abis makan pete balado, di jalan gw lupa beli permen." Ayu terkekeh dengan menutup mulutnya.
"Sialannn lu, mau ngeracunin gw pake nafas lu!" Angga berlari ke toilet.
"Ampe segitu nya lu." decak Ayu.
Siapa sangka, cowok seperti Angga yang memiliki tato di tangan ternyata tidak suka dengan aroma pete, bagi nya aroma pete sama saja dengan bau pup anak kecil yang sedang masuk angin.
Seperti biasa, Mega datang dengan di antar oleh ayahnya di bonceng sepedah motor.
"Hati hati, ya yah." ucap Mega setelah menyalami ayahnya.
"Kamu juga, hati hati nak." ucap ayah nya mega sebelum akhirnya meninggal kan anak gadis nya untuk bekerja.
"Nah itu dia anak nya." seru Ayu senang saat melihat Mega sudah datang.
"Kenapa lu, Yu? abis dapet lotre lu? seneng banget ngeliet gw dateng." Mega menyerahkan bungkusan minimarket pada Ayu.
"Sialannn lu, gw nungguin lu bawain pesenan gw." Ayu langsung membuka bungkusan nya, nampak sepak permen penyegar mulut, Ayu membukanya satu pis dan memasukkan nya ke dalam mulut nya.
"Uuweek, uweeek." suara Angga dari dalam toilet.
Mega menatap ke arah toilet, "Siapa itu, Yu?" tanya Mega.
"Itu, si Angga." ucap Ayu santi.
"Ngidam?" tebak Mega.
Ayu mengangkat kedua pundaknya acuh, "Mana gw tahu."
Tensin juga kalo gw kasih tau Mega, Angga kaya gitu gara gara nafas gw yang abis makan pete balado. batin Ayu meninggalkan Mega dan berjalan ke dapur menaruh alat mengelap kaca.
💖💖💖
Di sekolah Pelita Jaya, tempat Naira menimba ilmu.
Sebagian siswi tampak serius mengerjakan materi yang di berikan pak Asep yang kali ini hanya memberikan tugas, ia berhalangan hadir karena ada keperluan mendadak yang tidak bisa di tinggalkan.
Sebagaian lagi, mengerubungi Naira, salut dan tidak percaya dengan keberanian Naira yang melawan Ratna.
"Gw gak nyangka lu bisa, Nai." ujar Desi.
"Lu belajar dimana, Nai?" tanya Andri.
"Ajarin gw dong, Nai!" ujar Juni.
"Ajak gw kerja dong, Nai." timpal Elsa.
Flashback on
Tampak Serli dan Novi berkacak pinggang saat melihat Naira sudah memarkir sepedah motor nya.
"Naira, cepet." teriak Novi.
"Kalian, nungguin gw?" tanya Naira dengan berjalan santai ke arah ke dua sahabatnya.
"Iya, kita nungguin lu." ujar Serli.
"Ada angin apa?" Naira merangkul ke dua sahabatnya, Serli di kanan dan Novi di kiri.
Mereka berjalan beriringan menuju kelas.
"Lu lagi butuh banget uang ya, Nai?" pertanyaan terlontar dari bibir Serli.
"Setiap orang juga pasti butuh uang, Serli."
"Iya tapi apa perlu lu sampe kerja? jadi pelayan?" tanya Serli lagi.
Gw tau arah pembicara nya. batin Naira.
"Gak ada salahnya kan jadi pelayan kedei? itu halal ko." jelas Naira.
"Beneran Nai, lu kerja jadi pelayan di kedei?" kini Novi yang bertanya.
"Iya bener lah, masa gw bohong sama kalian."
"Kenapa lu gak bilang, Nai ke kita?" tanya Novi.
"Untuk apa? itu masalah pribadi gw, masa iya gw harus bilang ke lu kalo gw lagi susah, gak punya uang buat kebutuhan hidup gw." Naira menguji seberapa jauh ke dua sahabatnya mau berteman dengan nya.
"Naira, kita itu udah bareng dari kelas 1 SMA...masa iya lu masih ragu sama kita, apa pun itu... kalo gw bisa bantu lu, pasti gw bantu, itu gunanya temen Nai." jelas Serli.
"Au nih, lu lagi Nai... kerja gak ajak ajak gw, gw juga kan pengen kerja, pengen ngerasain punya penghasilan sendiri." ujar Novi.
Maaf ya Serli, Novi, untuk saat ini biar kalian tahu gw yang seperti ini, gw cuma gak mau yang dulu terulang lagi dalam hidup gw, gw gak akan sanggup kehilangan sohib gw lagi, di saat kalian tahu siapa gw. batin Naira.
"Thanks ya, gays... kalian sohib gw ter the best deh." Naira mengeratkan rangkulannya.
"Aduuuh, Nai... lu mau ko'itin gw apa, sakit ini leher gw." keluh Novi.
Naira mengendurkan rangkulannya, "Sorry ya gays, gw terhura."
"Terharu, Naira Putri." Serli meralat perkataan Naira.
"Apa pun itu... suki suki kalian aja lah." Naira mendahului kedua nya saat memasuki kelas, sebagian mata menatap sinis dan sebagian menatap acuh.
"Suka suka, Naira." ujar Novi.
Naira, Novi dan Serli duduk di tempat nya.
Ratna berdiri di belakang Naira, tangannya memainkan rambut panjang Naira yang terurai, "Eh ini dia pelayan kedei, baru dateng mbak? semalam lembur ya? lembur plus plus di mana mbak?"
"Ratna, jaga ucapan lu!" bentak Serli.
Sopur menunjuk tangannya ke arah Serli, "Eh diem lu, boncel."
"Iya gw boncel, dari pada lu, lambe turah." ejek Serli.
"Gw lambe turah terhormat, temen lu, lon te!" ejek Ratna.
Naira mengepalkan ke dua tangannya, berusaha sabar menghadapi Ratna dengan mulut pedas nya.
"Heh, jaga bicara lu... mana ada lambe turah yang terhormat?" bentak Novi
"Heh kacungg, gak usah ikut campur lu!" sarkas Ratna.
Di luar dugaan, Naira berdiri dan langsung menarik ke dua tangan Ratna ke belakang.
"A- a- ah, sakit , sakit tangan gw, gila lu Nai." oceh Ratna dengan meringis sakit kedua tangannya yang di tarik Naira ke belakang tubuhnya.
"Hajar, Nai."
"Mampusss lu."
"Rasain."
"Kena batunya itu si Ratna."
Sorakan dan ucapan yang Naira dengar dari beberapa temannya.
"Udah hajar aja, Nai." timpal Serli.
"Udah tabok aja, mulut lancang kaya gitu."
"Jaga ucapan lu, anggap ini pelajaran dari gw!" Naira mendorong tubuh Ratna hingga membentur meja.
Bughhh.
"Kurang ajar lu, berani lu sama gw!" dengan wajah kesal Ratna menghampiri Naira.
Plak.
Bersambung....
...💖💖💖💖💖...
Aiiih, suara apaan itu?
Yuk dukung karya author, like dan komen 😊
No julid 😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
Zєє wallupattma
deuh ada aja temen kek gitu
2022-08-15
1
Zєє wallupattma
😅😅😅si angga keterlaluan
2022-08-15
1
TK
semangat ✍️
2022-08-07
1