Calling mama
"Assalamualaikum, mah..." ucap Naira saat hape menempel di telinganya.
"Naira..." suara sumbang sang mama yang Naira dengar.
Aku panik saat mendengar suara mama yang sumbang, takut hal buruk menimpa keluarga ku, "Mah, mama habis nangis? kenapa mah? ada apa mah?"
"Mama kangen sama kamu, Nai... kamu kapan pulang? apa kamu udah gak sayang mama lagi Nai?" cerocos Heni, ibunya Naira.
"Huuuh." aku menghela nafas dengan mengurut dada, ada rasa lega setelah tahu alasan mama yang menangis, padahal baru akhir pekan kemarin aku dari Bandung untuk mengunjungi mama dan papa.
"Mama ini ada ada saja... hari sabtu setelah pulang sekolah, Nai langsung jalan ke Bandung." ujar Naira.
"Tapi kamu di sana baik baik aja kan, sayang? gimana kabar nenek?"
"Alhamdulillah Nai dan nenek di sini baik baik aja mah... kalo mama, papa, baik kan mah?" Naira bertanya balik.
"Alhamdulillah kalo kalian baik baik aja, kami di sini juga baik sayang..." ujar Heni.
Heni membujuk lagi putrinya Naira untuk tinggal di Bandung, "Apa gak sebaiknya kalian tinggal di sini aja Nai? mama sedih berjauhan sama kamu Nai, kamu itu putri mama satu satu nya." oceh Heni.
"Sabar ya mah, dikit lagi kan Nai lulus sekolah... nanti Nai ambil kampus di Bandung biar bisa sama mama papa terus." ucap Naira.
"Benar ya, sayang? janji loh sama mama, kamu akan ambil kampus di Bandung."
"Iya, Nai janji mah.... oh iya mah, Dito gimana kabarnya? masih suka main ke luar?"
"Dito, adik kamu?"
"Memangnya ada Dito lain, Mah?"
"Ada, itu kang rujak keliling yang lewat depan rumah kita, selalu nanyain kamu."
Naira tertawa geli, "Ahahaha, mamah becandanya garing."
"Anak bandel itu gak kaya kamu sayang, mana mau Dito nemenin mama berkebun, yang ada itu anak seneng banget ke luar main futsal sama teman temannya." keluh Heni.
"Yang sabar ya, mah... papa lagi sama mama?"
"Gak sayang, papa lagi di pabrik ngecek barang."
"Bukannya ada pak Aziz ya mah, yang biasanya mengurus pengecekan barang?"
"Untuk kali ini gak... papa harus memastikan sendiri, barang yang akan di kirim itu sesuai dengan pesenan dan tidak boleh terjadi kesalahan." ujar Heni.
Sepenting apa si orang yang memesan furniture itu? hingga papa sampai turun tangan langsung untuk mengeceknya? batin Naira.
"Memangnya siapa yang mesen, mah?"
"Emmmm, Pramana Sudiro... iya kalo tidak salah ingat namanya itu Pramana Sudiro, tau tidak Nai, dia itu memesan tempat tidur, lemari pakaian, tolet, sofa, meja, semua perlengkapan hotel di serahin ke papa. Kesempatan langka loh Nai, furniture kita di lirik orang sekelas Pramana Sudiro."
Naira membola saat tau siapa rekan bisnis papanya.
"Apa mah? Pramana Sudiro? apa papa tau resikonya jika berhubungan dengan orang sekejam dia mah?"
Kabar yang aku dengar, Pramana Sudiro itu orang yang terkenal kejam dan dingin seperti kulkas, suka main wanita, hal jelek melekat padanya.
"Orang nya tidak sekejam seperti apa yang di beritakan itu sayang, kamu tenang aja ya, doain aja biar kerja sama antara papa dan Pramana Sudiro berjalan dengan lancar."
"Tanpa mama minta, Nai selalu sebut nama mama dan papa untuk selalu di berikan perlindungan, kesehatan dan keselamatan dalam setiap doa." ujar Naira.
"Iya sayang, mama percaya ko... jangan tinggalin sholat mu ya nak." pesan mama.
Naira melirik kertas order yang berjejer bak jemuran, hingga akhirnya memutuskan untuk mengakhiri panggilan teleponnya.
"Ya, udah mah... telponnya Nai tutup ya, Nai masih harus bantu anak anak di kedei."
"Iya sayang, jangan lupa ajak nenek ya untuk ke Bandung."
"Iya mah, assalamualaikum mama."
"Waalaikum salam sayang."
Naira mengakhiri panggilan teleponnya dengan Heni.
Sejak masuk sekolah menengah pertama, Naira lebih memilih tinggal di Tangerang bersama dengan nenek dari ibu nya, Widya.
Sedangkan orang tua Naira tetap tinggal di Bandung bersama dengan anak sulungnya Dito yang kini duduk di kelas 2 sekolah menengah pertama.
💞💞💞
Saat dalam perjalanan menuju hotel di daerah xx.
"Dev, apa sudah kau jalankan rencana kita untuk jalanggg itu?" tanya Pram yang duduk di kursi belakang.
"Sudah bos, sasaran sudah masuk perangkap." ujar Dev.
"Akan ku buat kalian merasakan apa yang ibu ku rasakan." gumam Pram dengan tangan mengepal.
Ciiit.
Mobil berhenti mendadak.
"Dasarrr bodoh, kenapa berhenti mendadak?" umpat Pram.
"Maaf bos, ada kucing yang tiba tiba menyebrang jalan."
"Ada ada saja."
"Kata orang dulu, kalo jalan kita di lewati kucing... maka kita akan kena sial... apa benar ya?" gumam Dev sambil kembali melanjutkan perjalanan nya.
Gumaman Dev di dengar Pram.
"Di zaman sekarang kau masih percaya hal yang seperti itu, Dev? gunakan otak mu, Dev. percuma kau sekolah tinggi tinggi jika akhirnya hanya percaya dengan tahayul." umpat Pram.
"Maaf, bos."
Kau belum tahu saja, tahayuljyga bisa jadi nyata bos. batin Dev sambil melirik kaca spion mobil.
"Tidak usah merutuki ku, Dev... fokus lah pada jalan." umpat Pram.
Bos Pram seperti canayang saja, tau saja aku merutuki nya. batin Dev.
"Devano." Pram menyebut nama Devano dengan mata tajam seolah ingin memangsa buruannya.
Jika sudah begini, Dev pun diam dan fokus pada jalan tanpa ngedumel atau merutuki bosnya dalam hati.
Sampai di depan hotel, Dev langsung ke luar dan dengan sigap membukakan pintu untuk bosnya Pram.
Pram berjalan di depan dengan gagahnya dan Dev berjalan mengekor.
Pram mengelilingi hotel yang tampak masih kosong, belum ada satu pun furniture yang memenuhi ruangan, sedangkan dinding sudah di cat sesuai dengan instruksi yang di berikan Dev pada arsitektur yang di percayai untuk membangun hotel.
Warna gold mendominasi seluruh ruangan kamar hotel dengan aksen silver sebagai penghiasnya, menunjukan betapa mewahnya hotel berbintang lima itu.
Saat Pram akan memasuki salah satu kamar.
Tanpa di duga salah satu pekerjaan yang sedang mengecat dengan berdiri di atas bangku tengger, salah satu kakinya menyenggol kaleng cat hingga terjatuh dan cairan cat yang berwarna gold mengguyur tubuh Pram yang saat itu ada di bawahnya.
Byurrr.
...💖💖💖💖💖...
Yuk dukung karya author, like dan komen 😊
No julid 😀
🤔 Gimana sama nasip pekerja itu y?
🤔 pram bakal marah kaga ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
Lis Miyati
kok sulung
2024-06-04
0
Tati Suwarsih
waduh...langsung d pecat tuh!
2023-08-03
1
Rina
anak bungsu kali thor...😁
anak sulung tuh anak pertama.
2023-03-03
1