"Kamu nggak bosan dek, sudah seminggu ini hanya mengurung diri dirumah, nggak ada keinginan main atau jalan-jalan gitu, ketemu teman-teman lamamu." ujar Nada mengelus rambut panjang milik putrinya, yang kini dalam posisi tengkurap diatas tempat tidur.
"Malas bun." jawabnya yang terdengar benar-benar sangat malas.
"Kenapa sih dek, ada masalah? cerita dong sama bunda." lanjutnya lembut.
Cantika men desah pelan, kemudian memposisikan tubuhnya duduk didepan sang bunda.
"Nggak ada apa-apa bun, Tika hanya belum terbiasa lagi saja berada disini."
"Beneran, nggak ada apa-apa,? soalnya bunda perhatikan beberapa hari ini kamu seperti tidak bersemangat."
Cantika kembali Men desah, pelan ia bergerak merebahkan kepalanya diatas pangkuan sang bunda.
"Bun, menurut bunda kalau perempuan yang menyatakan cinta terlebih dahulu pada seorang laki-laki apakah salah?"
tanyanya, menatap sang bunda yang juga balas menatapnya dengan senyuman hangat.
"Tidak, tidak ada yang salah! hanya saja mungkin terdengar sedikit lucu, tapi tidak sedikit juga sih wanita yang mengungkapkan perasaannya terlebih dulu pada seorang pria, karena hal itu merupakan salah satu usaha mereka dalam memperjuangkan cintanya."
Cantika menganggukan kepalanya, "Tapi bun apa__ apa benar, kalau seorang pria sudah menolaknya berulang kali, tapi si wanitanya masih kekeh ingin terus berusaha, apa itu termasuk wanita yang tidak punya harga diri.?"
Nada terdiam sesaat, menatap putrinya yang kini sudah tidak menatapnya lagi, bisa ia lihat dengan jelas, raut wajah putrinya yang berubah sendu, seperti ada banyak kesedihan yang tidak bisa ia bagi.
"Siapa yang bilang begitu?"
"Uhmz, itu_ Tika__ Tika hanya berandai-andai Bun, seandainya terjadi hal seperti itu, menurut bunda si wanita itu harus bersikap seperti apa?"
"Kalau jadi bunda ya, tinggalkan saja! ngapain repot-repot memperjuangkan pria yang jelas-jelas tidak menginginkan kita."
"Tapi tadi bunda bilang, kita harus memperjuangkan orang yang kita cintai bukan?"
"Iya benar! tapi jika sudah berkali-kali kita berjuang kemudian berkali-kali juga tidak dihargai untuk apa?"
Cantika tampak terdiam, tak mampu lagi untuk berkata-kata.
*
*
Setelah dua minggu berdiam dirumah, untuk pertama kalinya di senin pagi itu Cantika memutuskan untuk keluar ikut bersama sang ayah ke kantornya.
"Nanti ayah ada meeting sekitar jam delapanan dek, mungkin baru akan selesai sekitar jam sembilan atau setengah sepuluh, kamu tidak apa-apa menunggu selama itu?" ujar sang ayah, ketika keduanya kini dalam perjalanan menuju kantor utama.
"Tidak apa-apa yah."
"Kamu kenapa sih dek, ada masalah? bunda bilang kamu sering mengurung diri didalam kamar, lebih banyak melamun juga."
"Tidak apa-apa yah, Tika hanya sedang berpikir, untuk merenovasi Cafe yang sempat terbengkalai itu dan membukanya kembali, Tika rasa lokasi disana saat ini lebih ramai dan cukup strategis." ujar Cantika mengingat suasana di area Cafe saat ia melewatinya ketika perjalanan dari Stasiun menuju rumah orangtuanya dua Minggu yang lalu.
"ArsenioCafe?"
"Iya, Tika mau mencoba mengelolanya dari nol yah, apa ayah mengijinkan?"
Ando mengulas senyum, mengusap sisi kepala putrinya lembut. "tentu saja ayah setuju nak."
"Terimakasih ayah."
"Sama-sama sayang."
"Ayo turun!"
"Udah sampai yah?" tanyanya bingung, dengan mata mengerjap lucu memperhatikan sekeliling.
"Tuhkan kamu melamun lagi ini pasti." Ando kembali tersenyum menggoda putrinya yang tampak salah tingkah.
Cantika berdiri mematung, memandangi gedung pencakar langit yang berjejer dihadapannya.
"I-ini kantor ayah kan?" tanyanya tak percaya, pasalnya ia mengingat dengan jelas jika saat itu kantor sang ayah berdiri dengan tinggi tiga lantai, namun kini terdiri berkali lipat dari yang seharusnya.
"Kenapa, kaget ya?" ada tawa kecil yang keluar dari mulutnya "ayah merenovasinya tiga tahun yang lalu dek." jelas Ando, meluruskan kebingungan diwajah putrinya.
"Ayok masuk!"
Tak mampu berkata apa-apa Cantika hanya mengikuti kemana kaki sang ayah membawanya melangkah.
Beberapa karyawan Ando yang berpapasan bersama mereka, tampak membungkuk sopan dan menyapanya seperti biasa, yang dibalas anggukan dan senyuman khas seorang Ando.
Tak sedikit juga dari mereka, mencuri pandang kearah Cantika yang bergelayut memegangi tangan Ando.
"Perkenalkan, ini putri bungsu saya, Cantika." Ando memperkenalkan, seraya merangkul bahu Cantika yang tampak meringis malu, kemudian membawanya menuju ruang kerjanya yang terletak dilantai 13.
Seperginya Ando dan Cantika keruangan nya, tak sedikit dari mereka yang berbisik-bisik membicarakan putri bungsu Ando bos mereka yang tampak Cantik dengan kulit tubuh putihnya yang terlihat mencolok.
Sementara diruangan dengan pintu bertuliskan CEO, Cantika mulai banyak bertanya mengenai pencapaian sang ayah hingga berada di titik ini.
"Selama ini ayah tidak pernah pilih-pilih bekerja sama dengan perusahaan manapun."
"Ayah juga bekerja sama dengan banyak perusahaan kecil yang terbilang baru."
Cantika yang semula duduk di sofa yang berada dipojok ruangan, beranjak menghampiri sang ayah yang kini tengah duduk di kursi kebesarannya.
"Tika bangga sama ayah, dan suatu saat Tika juga ingin seperti ayah." ucapnya, sembari melingkarkan tangannya di bahu sang ayah.
"Ayah percaya kamu bisa dek."
"Yasudah princess, sepertinya ayah harus segera memasuki ruang meeting sekarang, kalau perlu apa-apa bisa hubungi Dika sekertaris ayah yang berada di depan ya dek." ucapnya sambil beranjak memegangi jam dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 7:55.
Sampai acara meeting dimulai, masih kurang lima menit lagi memang, Namun hal itu sudah menjadi kebiasaan Ando selama ini, ingin selalu hadir tepat waktu, dan tidak mau membiarkan kliennya yang lain menunggu lama.
"Iya yah."
Setelah kepergian sang ayah, Cantika memilih melihat-lihat ruangan yang didominasi warna silver putih tersebut.
"Abang jelek banget waktu kecil." gumamnya, dengan kekehan kecil, saat melihat foto keluarga yang menggantung di dinding, foto saat mereka masih kecil diwaktu dulu.
Tepatnya saat dirinya masih berusia lima tahun, Satria dan Satya berusia delapan tahun, sedangkan El saat itu berusia sebelas tahun.
*
Setelah satu jam berada diruangan sang ayah, Cantika pun memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut, berkeliling di area sekitar untuk mengusir rasa bosan.
Ia berpikir untuk pulang terlebih dahulu, namun rasanya tidak enak jika tidak meminta ijin langsung terhadap sang ayah.
Tersenyum saat mendapati sebagian karyawan disana yang tampak berkonsentrasi dan cekatan dalam bekerja.
Tak lama berselang, beberapa orang yang bersetelan jas seperti ayahnya, keluar dari sebuah ruangan yang bertuliskan R, Meeting.
Dengan penuh semangat ia menghampiri ruangan tersebut, memperhatikan satu persatu orang-orang yang keluar saat melewatinya.
Namun hingga detik berikutnya, orang yang ia tunggu tak kunjung keluar, memaksa langkahnya untuk memasuki ruangan tersebut.
"Ayah sedang apa berdiri sendirian disin_" ucapannya terhenti seketika, bahkan tubuhnya mendadak kaku saat seseorang yang semula membungkuk mengambil file yang terjatuh dibawah kakinya, kini berdiri tegap, menatapnya dengan raut wajah yang sama terkejutnya.
"Kenapa kesini, bosan ya? mau pulang?" seru Ando, yang sedikit terkejut mendapati putrinya berada disana.
"Euhmz i-itu, iya yah Tika mau pulang." jawabnya, setelah kembali menguasai diri, meski kedua tangannya masih terasa gemetaran.
"Yasudah, biar ayah yang antar, oh iya Lang, perkenalkan ini putri bungsu saya, adiknya Satria dan Satya, masih ingat kan?" ujarnya yang kini menatap kearah laki-laki dihadapannya yang tak lain adalah Langit.
Langit mengangguk, "Iya om, saya ingat." jawabnya, kemudian mengulurkan tangannya tepat dihadapan Cantika, dengan wajah yang kini berubah lebih tenang.
Cantika sempat tertegun, memandangi tangan besar yang menggantung dihadapannya.
Pelan dan ragu, tangan Cantika terangkat untuk membalas uluran tangan Langit, "Cantika." ucapnya lirih, yang nyaris seperti berbisik, tanpa menatap kearah Langit yang tak sedetikpun mengalihkan tatapannya.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
HR_junior
apa si Cantika dulu nembak si langit ya pas msh kecil trs di tolak
2024-06-07
0
pipi gemoy
mampir Thor
2024-06-06
0
tris tanto
el siapa lg nich,,ada yg kelwt bacaanku kah??
2024-05-25
0