First Love

"Ini non Cantika?" tanya seorang wanita paruh baya, yang baru pertama kali ia lihat dirumah orang tuanya, ketika ia masuk kerumah tersebut, setelah enam tahun tak menginjakkan kakinya disana.

"I-iya, bibi baru ya?"

"Iya non baru delapan bulan, gantiin bi Sari, beliau ingin pensiun katanya."

"Oh iya, saya Cantika bi, bibi siapa namanya?" Cantika mengulurkan tangan yang dibalas ragu-ragu oleh wanita paruh baya tersebut, semakin tercengang saat Cantika menyalaminya dengan sopan.

"Bi_ euhmz nama saya Irah non."

"Berarti saya panggil bi Irah aja ya bi."

"Iya non."

"Ngomong-ngomong, bibi betah nggak kerja disini?" tanyanya, seraya menjatuhkan tubuh lelahnya diatas sofa.

"Betah non, betah banget, ibu sama bapak orangnya baik banget."

"Mereka emang baik bi, tapi saya juga nggak kalah baik kok." ucapnya seraya tersenyum lebar, membuat bi Irah terkekeh.

"Bibi nggak percaya?"

"Eh, percaya kok non."

"Harus itu!"

"Ngomong-ngomong bibi kok bisa tahu nama saya, bibi peramal ya?"

"Ihs si non, bukan! kan tadi pagi sebelum bapak sama ibu berangkat udah dibilangin, hari ini katanya non Cantika kembali kesini."

Cantika tampak menganggukan kepala mengerti.

"Yaudah deh bi, kalau begitu saya keatas dulu ya, mau mandi terus istirahat, kangen juga saya sama kamar."

"Iya non, mau dibuatkan makanan sekalian nggak?"

"Nggak bi! nanti aja, masih kenyang."

"Baik non, tapi kalau butuh sesuatu langsung kasih tahu bibi ya."

"Siap komandan." Cantika tersenyum simpul kemudian melangkah melewati undakan tangga menuju kamarnya, sementara bi Irah kembali melanjutkan pekerjaan nya sembari tersenyum-senyum sendiri.

Tak menyangka diawal pertemuan nya dengan nona mudanya, terasa mengasikkan.

Nona yang dia pikirkan sangat jauh dari yang dia duga, berkali lipat lebih cantik, lucu, sopan dan juga sangat mudah mengakrabkan diri.

Pukul empat sore, Cantika terbangun menggeliat pelan, melangkah dengan sedikit sempoyongan keluar dari kamarnya.

Kemudian tersenyum lebar saat melihat kedua orangtuanya yang baru saja tiba dirumah, pelan ia menuruni tangga, dan memeluk sang bunda dari belakang.

"Bunda kangen ihs, anaknya pulang kok nggak disambut, malah pergi." keluhnya, tanpa melepaskan tangannya dari perut sang bunda.

"Eh udah sampai anak bunda ya?" ia berbalik memegangi kedua sisi wajah anak gadisnya tersebut.

"Maaf ya dek, bunda sama ayah ada acara dikantor cabang, bunda bukannya tidak menganggap Cantika tidak penting_"

"Ihs bunda nggak apa-apa Tika kan cuma bercanda."

"Yaudah, makan yuk! bunda bawa banyak sekali makanan."

"Wah, bolehlah! kebetulan Tika udah lapar."

"Wah siapa ini, ada tamu rupanya!" Ando merentangkan tangannya yang disambut antusias oleh Cantika.

"Ayah, kangen!"

"Baru juga Minggu kemarin ketemu ayah."

"Iya sih."

"Tapi beneran ayah juga kangen sama kamu dek, anak gadis ayah, selamat datang kembali dirumah sayang."

Sementara dikursi meja, Nada tersenyum menatap haru ayah dan anak yang sedang berpelukan tersebut.

Kehadiran Cantika dirumah itu, adalah momen yang paling mereka tunggu-tunggu.

*

Selesai makan, mereka mengobrol bersama mengobati rasa rindu, meski sebenarnya mereka sering bertemu karena setiap bulan sang ayah dan bundanya bergantian menjenguknya ke Jogja.

Sesekali mereka menggoda Cantika, menawarkan beberapa pria yang merupakan kolega bisnis sang ayah maupun beberapa karyawan teladannya.

Yang umurnya tentu tidak jauh berbeda dari Putrinya.

Cukup lama mereka mengobrol hingga waktu hampir gelap, dan Cantika memutuskan segera kembali ke kamarnya untuk mandi.

Selesai mandi, ia mengambil laptopnya kemudian meletakkan dipangkuannya, menyalakan sebuah lagu lengkap dengan Vidio duduk menghadap jendela kaca yang sengaja belum ia tutup.

Everyone can see

(Semua orang bisa melihat)

There's a change in me

(Ada yang berubah dariku)

They all say

(Mereka semua berkata)

I'm not the same kid I used to be

(Aku tidak seperti biasanya)

Cantika mengikuti setiap bait lirik lagu, yang sudah menjadi favorit dan juga teman sepinya selama enam tahun ini.

For my first love

(Untuk cinta pertamaku)

What I'm dreaming of

(Yang aku mimpikan)

First Love: Nikka Costa.

Tanpa ia sadari kini pipinya dipenuhi oleh lelehan air mata, dalam hatinya ada banyak sekali kerinduan yang menumpuk didalam dada untuk Langit yang merupakan cinta pertamanya, sekaligus satu-satunya laki-laki yang pernah mengisi hatinya.

Sebenarnya tidak sulit bagi seorang Cantika yang memiliki porsi wajah cantik dan menawan untuk mendapatkan pria manapun yang diinginkannya.

Namun, diantara banyaknya pria yang berusaha mengejar dan mendekatinya, tak ada satu orangpun diantaranya yang mampu membuat hatinya merasakan getaran seperti saat bersama Langit dulu.

*

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sabar

2023-04-17

0

merry yuliana

merry yuliana

semangat up terus yaaaaaa

2022-07-23

1

Fitra Smart

Fitra Smart

perjuangan dan doa ya cantika🤭

2022-07-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!