"Yang sabar ya.......! Balas ku seraya menggenggam tangan milik gadis cantik itu.
Rahma hanya mengangguk dan kepala nya dia sandarkan kepada pundak pemuda tampan yang duduk di samping. Debaran jantung pun seketika berdetak napas tidak beraturan dalam diri pemuda bernama Awan itu.
"Awan.....! Terkadang aku suka cemburu hati terasa sakit kalau melihat ketiga sahabatmu bercanda ria denganmu. Tapi aku juga sadar akan status antara diriku dan dirimu Orang Tua ku serta Kakak dan keluargaku lainya melarang keras bergaul dengan dirimu. " Lirih Rahma kini dia berdiri menatap hamparan sawah yang begitu luas.
Aku terenyuh dengan semua perkataan yang keluar dari bibir manis itu lalu aku pun berdiri dan melangkah sejengkal dan kupeluk dari arah belakang seraya berbisik.
Bersabar lah. Aku janji akan ku buktikan kepada keluargamu bahwa aku bisa menjadi seperti yang di harapkan oleh keluarga besar mu.
Rahma seketika membalikkan badan nya dan kami berdua berpelukan di malam hari di bawah sinar rembulan. Ia menatap mataku dengan sendu dan terdengar menelan ludah.
Kini mata Rahma terpenjam bibir mulai maju perlahan. Aku pun terbawa suasana malam yang begitu dingin dan terasa romantis. Kini Aku mulai memajukan bibirku untuk bertemu dengan bibir Rahma.
Diangkat nya Dagu Rahma dan di cium bibir nya sangat lembut. Ciuman itu di balas oleh Rahma dengan bernafsu. Ciuman itu lebih panas dengan kedua nya. Sambil terus berciuman. Awan pun tangan nya mulai bergelirya dua tumpukan bukit kembar yang masih terbungkus baju tidur bernuansa motiv bunga.
Rahma.......! Saat ciuman panas itu terlepas dari bibir manis nya. Aku pun lalu berbisik kearah telinga gadis cantik itu.
"Sudah......! Sudah......! Sudah......! Aku takut kebablasan.
Aku dan Rahma menyudahi ciuman hangat dan bergelora itu. Walaupun dua dua nya di landa birahi malam yang suasana nya semakin dingin. Tapi hatiku menolak untuk menyudahi ciuman itu.
"Rahma.....! Aku pulang ya.'' Pintaku setelah terlepas pelukan dan kami berdua menatap kearah depan.
Ia.....! Menggeleng kan kepala nya dan bergelayut manja kepada pemuda itu. Dan tak ingin segera berakhir kebersamaan ini.
"Awan.......! Nanti Minggu depan antar aku ya kedaerah gunung halu." Pinta Rahma.
"Mau ngapain Kedaerah itu? Tanyaku.
"Disuruh Ayah mengantarkan bekal untuk adikku kifli yang mondok di pesantren daerah gunung halu." Jawab Rahma.
"Baiklah." Balasku
Kebersamaan mereka berdua sudah hampir satu jam pemuda itu pun memutuskan untuk segera pulang dan menyudahi obrolan bersama gadis tetangga nya itu. Tampa ada ikatan di antara mereka berdua tapi selayaknya pasangan kekasih karna dari hati Rahma tidak mengungkapkan perasaan nya itu. Sama hal dengan lelaki yang bernama Muhammad Awan Pratama.
Biarlah waktu yang akan menjawab di antara mereka berdua karna untuk bersatu 99 persen Orang Tua gadis itu akan menolak dengan keras karna perbedaan status di keluarga lelaki itu.
Kini pemuda tampan sudah berada di teras rumah bunda dan langsung masuk kedalam rumah serta melihat jam dinding menunjukkan pukul 23:10 satu jam lebih kebersamaan bersama Rahma.
Setelah sampai di tempat pembaringan mataku menatap kearah langit langit kamar dan pikiran membayangkan kebersamaan dengan gadis bernama Rahma Nabil itu. Gadis yang begitu alim tapi bila sedang berciuman menjadi gadis liar. Mungkin akibat tekanan dari keluarga atau pun jarangnya pergaulan karna di batasi oleh Orang Tua nya itu.
Menurut gosip para tetangga yang tak sengaja terdengar di telingaku. Bahwa kakak Rahma Nabil yang sangat dan sangat membenci keluargaku dan suka menghina diriku dia hamil di luar nikah dan langsung di nikahkan Tampa ada pesta atau pun acara pernikahan mewah.
Mungkin kini imbas nya kepada adiknya yang di batasi pergaulan nya oleh kedua Orang Tua. Karna tidak mau terjadi kepada adiknya.
Tidak terasa pemuda itu pun tertidur di saat dia sedang membayangkan gadis tetangga nya itu.
Empat jam lama nya Muhammad Awan Pratama tertidur dengan sangat nyenyak.....! tiba tiba mata nya terbuka setelah beberapa kali tangan seorang wanita paruh baya menepuk nepuk pipi nya untuk membangunkan seperti biasa bila sedang berada di rumah Bunda.
"Nak.......! Nak.......! Bangun sudah jam 03 Lebih apakah tidak pergi ke pasar? Tanya Bunda seraya menepuk nepuk pipi nya.
"Awan pun Menggeliat mata terpejam dan berkata kepada Bunda yang membangunkan tidur nya seperti jam yang sama.
"Bunda Tiga hari Awan libur karna ada pekerjaan lainnya dan sudah di suruh oleh bos Awan." Kata nya seraya menyamping kan tidur nya karna mata masih mengantuk.
"Yaa........! Sudah kalau begitu mah nanti jam lima Bunda bangunin kamu nya.," Kata Bunda seraya mengelus ngelus anak nya.
"Hmmmmm.'' Gumam Awan melanjutkan tidur nya lagi.
Tak terasa Adzan Subuh berkumandang di Masjid yang tidak jauh dari Rumah Bunda. Awan pun bangun langsung bergegas ke kamar mandi dan langsung membasuh muka nya serta bergegas menuju Masjid dengan membawa peci dan sarung.
Setelah sampai di teras Masjid Jami Al Ikhlas. Ia langsung mengambil wudhu dan ikut shalat berjamaah subuh bersama beberapa orang yang hadir di masjid itu.
Mungkin akibat rasa lelah kemarin sore tak sadar setelah beres melaksanakan salat subuh. Tadi nya hanya ingin berbaring sejenak di Masjid. Awan pun ketiduran sampai pukul sembilan siang. Itu juga kalau tidak di bangunkan oleh Adik nya mungkin akan bablas sampai duhur.
"Kak......! Bangun.....! Kakak.....! Awan.....! Bangun." Adikku menggoyang goyangkan tubuh kakak nya yang tertidur pulas di Masjid.
Awan pun mata nya terbuka tapi kesadaran nya belum pulih semua seraya tangan mengucek ngucek mata dan bibir pun berkata kepada adik yang membangunkan tidur mimpi indah itu.
"Rina.....! Kok bangunin kakak sih lagi enak enak nya mimpi. " Kata ku dengan senyuman sedikit kesal.
"Di rumah Ada Kak Kiara sama kak Mira sudah hampir setengah jam nungguin. " Jawab Adikku kelas delapan.
Awan Seketika langsung berdiri dan berkata dengan mimik wajah kaget.
"Aduh.....! Mati aku. Yaa sudah kakak nanti nyusul Kakak mau basuh muka terlebih dahulu. Bilangin ke mereka. Dengan wajah panik langsung menuju kamar mandi yang ada di Masjid.
"Rina duluan yaa Kak." Teriak adikku.
"Iya.......! Balasku dengan nada teriak sedang membasuh muka dalam kucuran air kran.
Setelah beres membasuh muka dan membuang saluran yang biasa bangun tidur langsung kekamar mandi. Awan pun lalu berjalan dengan cepat untuk pulang menuju rumah nya karna dua bidadari sudah menunggu.
Mira, Kiara.....! Sahut ku setelah sampai di depan rumah Bunda.
"Loe baru bangun tidur.....! Kiara menimpali.
"Iya.....! Ketiduran di Masjid. " Ujarku.
"Untung Loe gak di pindahin ke bedug.! sahut Mira cekikikan kaya kuda nil.
"Sue......" Loe kalau ngomong Mira." Balasku.
"Hahahaha.....! Loe cepetan mandi Irma sudah siap siap dan akan menunggu di depan." Titah Mira dengan awal tertawa lepas.
"Hmmmmm." Gumam ku.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Obey Propaganda
kenapa gak d lanjut thor nabil sama awan nya 😀😀😀
2024-01-27
2
Rusliadi Rusli
hehehehe
2023-03-08
6
Jalitong Jalitong
thor maaf,,,swdikit saran,,,alur ceritanya bagus,,,tpi knapa ada adegan ciuman nya,, pdhal mereka masih d bawah umur,,,trus karakter si awan ya anak yg rajin ibadah,,,kayak nya kurang pas aja
2023-02-22
2