Malam itu pukul 19:00 Tepat nya di madrasah ibtidaiyah tempat belajar mengaji Awan bersama Tiga Gadis sahabat serta anak anak lain di kampung itu yang di pimpin langsung oleh wanita bersuami kan ustadz Bilal sesepuh kampung.
Ketiga Gadis itu kini hati mereka sedang resah dan gelisah menunggu kedatangan seorang pemuda tampan yang hinggap di hati mereka bertiga. Tak kunjung tiba setelah hampir setengah jam di mulai nya belajar mengaji itu. Mereka bertiga pun saling bisik membisik di sela mendapat giliran mengaji nya itu.
"Mira.....! Sarwan kemana ya sudah pukul tujuh tapi dia belum datang. " Bisik Irma ke telinga Mira pelan takut terdengar oleh Ustadzah Marhamah.
"Mira menggeleng kan kepala nya lalu dia membalas bisikan ketelinga Irma setelah mata nya sekilas menatap kepada ustadzah Marhamah takut nya dia memperhatikan nya.
"Mana gue tahu kan kita tadi pulang sama sama sedangkan Awan langsung pulang ke rumahnya. "Bisik Mira.
"Nanti kita temui di rumahnya beres mengaji." Bisik Irma dan tidak lama di angguki oleh Mira.
"Lalu Mira berbisik kearah samping duduk sebelah kanan.
"Kiara beres mengaji kita kerumah Awan. " Bisik Mira ke telinga yang sedang pokus menghapalkan kitab kuning tersebut.
"Ok." Singkat membalas bisikan dari sahabat nya itu.
Didalam ruangan belajar mengaji madrasah ibtidaiyah bukan ketiga gadis cantik tersebut yang merasakan Kegelisahan hati nya itu. Karna ketidakhadiran pemuda miskin nan jauh dari kata kaya hidup yang serba kekurangan hingga Orang Tua serta Kakak nya melarang bergaul dengan pemuda yang bernama Muhammad Awan Pratama padahal rumah nya itu berhadapan.
Rahma Nabil. Gadis cantik berusia 16 tahun wajah begitu anggun dan kulit putih serta mata sedikit sipit bila dia keluar tidak pernah melepaskan jilbab nya. Kini hati nya Gelisah karna pemuda yang Ia cintai dalam diam tidak hadir di madrasah ibtidaiyah tempat mereka belajar mengaji.
*
*
*
"Anakku kira kira sudah di tanyakan berapa kira kira untuk tiga kios di pasar kecamatan bila di jual.'' Tanya Bu Dewi.
"Kalau untuk tiga kios kita harus mengeluarkan dana sekita 200 juta kurang lebih." Jawab Awan perkiraan.
"Tetapi bila kita mengontrak selama satu tahun dulu mungkin menghabiskan dana sekitar 60 juta." Kata Awan melanjutkan lagi obrolan nya.
"Nak Awan sebaiknya kita tidak usah mengontrak mending kita beli saja karna laba pendapatan selama tiga tahun mencapai bersih 300 juta jadi kita cukup untuk membeli tiga kios di pasar kecamatan.
"Boleh juga sih Bu saran yang di berikan oleh Ibu. Cuma saya khawatir mengganggu kestabilan dalam mengelola ketiga kios yang baru akan kita kelola bila modal utama di habiskan belum termasuk Gudang yang baru di beli untuk di renovasi." Kata Awan dengan kekhawatiran.
"Betul itu Bunda." Timpal suami Bu Dewi kagum dengan pola pikir pemuda di hadapan nya itu.
"Bu Dewi bergeming diam membisu. Mencerna gagasan yang di berikan oleh Anak didik dan di setujui oleh suami nya.
"Begini saja Bu. Kita bisa membeli tiga kios itu sekaligus dengan membayar setengah nya dulu dan meminta batas waktu enam bulan sisa pembayaran nya. dan untuk barang barang kita meminta kepada sales yang mengirim untuk sistem DOR TU DOR atau habis barang kita bayar. Sementara untuk Pak kohar sales sales yang ada di pasar induk yang biasa ngirim ke kios kita untuk mempromosikan tiga kios yang ada di pasar kecamatan. Sementara untuk Gudang itu menjadi tanggung jawab saya setelah di renovasi dan mungkin akan di jadikan gudang pusat atau swalayan untuk memenuhi para pembeli eceran atau pun memenuhi tiga kios yang akan baru kita kelola. " Awan menjelaskan kepada pasangan suami istri itu.
"Bapak sangat setuju dengan ide yang di berikan oleh Nak Awan. "Kata Suami Bu Dewi.
"Ibu juga sangat setuju dengan ide cemerlang dan cerdas menyelam sambil meminum air. " Puji Bu Dewi
Baiklah semua sudah di bahas dan penempatan kerja telah di atur dengan tugas masing masing dengan tanggung jawab nya masing-masing maka dengan ini pertemuan saya sudahi sampai di sini. " Kata Awan.
"Pak, Kohar dan Bu Dewi serta Nona Amel saya mohon ijin untuk pamit karna waktu semakin larut. " Pinta Awan.
"Anakku apakah tidak sebaiknya menginap di rumah Ibu karna waktu sudah malam." Pinta Bu Dewi dengan kekhawatiran nya.
"Terima Kasih Bu atas tawaran nya. Mungkin lain waktu saja. Karna tadi saya tidak memberi tahukan kepada bunda saya akan pergi kesini. Takut nya mereka kawatir." Jawab Awan sedikit berbohong.
"Mereka bertiga mengangguk tidak bisa memaksa bila sudah begitu.
"Begini saja.....! Bapa sama Bu Dewi serta Amel akan mengantarkan pulang. Karna takut nya sudah tidak ada ojeg bila sudah malam begini? Tanya Pak Kohar
"Terima Kasih Pak......! Balas Awan Singkat.
"Bunda sama Amel mau ikut atau tunggu di rumah? Tanya Suami sekaligus Ayah.
"Ikuuuuuuut...........! Balas mereka kompak seraya tertawa cekikikan.
Pak Kohar dan Awan hanya geleng-geleng kepala melihat dua wanita berbeda usia itu.
"Amel bawa kunci mobil Ayah di meja depan TV. " Titah Ayah nya.
"Ok." Seraya beranjak pergi dari ruangan tamu menuju dimana ayahnya mengambil kunci.
*
*
*
Sementara di kampung yang tidak jauh dari kampung dimana pemuda tampan sedang berdiskusi bersama keluarga Pak Kohar. Tepat nya di halaman depan masjid berdiri satu bangunan yang masih berdiri tegak dengan sangat kuat rumah panggung milik Nenek Romlah.
Didalam rumah telah berkumpul satu keluarga sedang asyik bercanda ria dalam obrolan tersebut.
"Lisnawati......! Apakah sudah bertemu tadi magrib dengan Muhammad Awan Pratama? Tanya wanita paruh baya yang bergelar Nenek oleh anak anak Lisnawati.
"Sudah.....! Bu tadi magrib dia baru pulang sama teman temannya." Jawab Lisnawati.
"Apakah sudah di obrolkan masalah tadi sore anak mantan majikan datang kesini? Tanya Romlah.
"Belum......! Karna tadi sesudah beres Awan langsung ke Masjid setelah di tunggu tunggu lama dia tidak kembali....! Mungkin sedang mengaji...! Akan tetapi kata Rina Kak Awan pergi di bonceng sepeda motor oleh Tukang Ojeg." Lisnawati menjelaskan kepada ibu kandung nya itu.
"Huh.......! Anak itu makin hari makin penuh misterius." Timpal Romlah Nenek nya Awan.
"Betul......! Nek. Aku sendiri kadang merasa heran melihat gaya hidup Awan sempat tak sengaja dalam saku celana nya menemukan uang yang begitu banyak.! Ujar Ujang Mulyadi duduk di samping Istri nya.
"Kapan itu Ujang? Tanya Lisnawati kepada anak pertama nya.
Saat Bunda tersiar kabar di caci maki dan di hina." Jawab nya seraya bermain dengan anaknya yang masih kecil.
"Mungkin Uang yang dia kasihkan kepada mantan majikan mu Indra Lesmana." Terka Romlah.
"Mungkin Bu.....! Balas Lisnawati singkat.
"Bu aku pulang ya sudah pukul delapan malam, Ujang sama Dena mau menginap atau pulang bareng sama Bunda? Tanya pada anak dan menantunya.
"Ikut pulang saja." Jawab mereka berdua.
"Yaa.....! Sudah kita jalan kecamatan saja kalau kalian ikut pulang mah ." Ajak Bunda.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Obey Propaganda
inget temen saya nama nya marhamah waktu mts dulu
2024-01-27
2
Rusliadi Rusli
👍👍lanjut thor
2023-03-08
5
Muhammad aka
lanjut
2022-10-04
10