Pak Kohar dan Nona Amel sebelumnya saya pribadi memohon maap atas lancang tidak memberitahu kan kepada Pak kohar tentang status antara saya dan istri atau pun ibu dari Pak Kohar dan Nona Amel. Mungkin Pak kohar telah mengetahui semua nya dari Bu Dewi Selaku istri nya tentang rahasia antara saya dan Bu Dewi yang hampir 7 tahun saya simpan rapat rapat dan hanya Bu Dewi sendiri yang mengetahui nya.
"Nak.....! Awan tidak perlu meminta maap. Justru kami sekeluarga sangat berterima kasih kepada anda. Karna telah mempercayakan semuanya kepada istri saya. Ekonomi keluarga saya tercukupi lebih dari kata cukup." Jawab Kohar Suami Bu Dewi.
"Terima Kasih Pak Kohar sekeluarga atas pengertiannya selama ini." Balas Awan seraya mengangguk hormat.
"Awan diam sejenak dan melanjutkan lagi maksud tujuan inti nya.
''Bu Dewi Dua Minggu yang lalu saya sudah meninjau di tiga lokasi pasar kecamatan dan satu gudang untuk di jadikan tempat barang barang yang akan kita stok. Dan gudang tersebut sudah saya beli tinggal Bu Dewi dan Pak kohar meninjau serta merenovasi gudang tersebut. Untuk tiga pasar yang akan kita rekomendasi menjadi cabang unit kios sembako di tiga lokasi pasar kecamatan dengan cara mengontrak terlebih dahulu.
Saya berencana untuk melebarkan sayap perdagangan ke lebih tinggi agar tercipta nya lapangan pekerjaan untuk orang orang yang membutuhkan." Pemuda itu menjelaskan panjang lebar kepada kedua pasangan suami istri itu.
"Bapak. Sangat kagum sama kamu Nak." Sesaat pemuda itu berhenti berbicara.
"Terus Apa yang harus ibu lakukan." Tanya Wanita dari Anak bernama Amel Putri Cahyati.
"Bu Dewi atur tiga kios yang sama seperti kios yang saya miliki di pasar induk untuk di kontrak kalau ada sisa uang nya lebih baik kita beli saja." Kata Awan.
#Plasinback#
Kita kembali ke masa dimana Muhammad Awan Pratama berumur delapan tahun.
Saat itu seorang siswa yang biasa di panggil dengan sebutan Awan sedang berada di ruangan kelas mendengar kan guru pembimbing nya yaitu Dewi Subadra Cahyati.
Bu guru itu sangat kagum kepada anak didiknya dari kelas satu sampai kelas tiga tiap selesai ujian dia meminta dan memohon untuk tidak mencantumkan peringkat kelasnya dan lebih baik di berikan kepada siswa lainnya.
Bel sekolah berbunyi waktu belajar telah usai dan anak anak pulang kerumahnya masing masing. Akan tetapi siswa yang bernama Muhammad Awan Pratama sengaja dia tidak beranjak dari kursi meja belajarnya. Karena ada sesuatu yang harus di obrolkan dengan guru pembimbing itu. Disaat semua siswa siswi sudah pulang Awan pun menghampiri guru nya itu yang masih berdiri di depan pintu keluar ruangan kelas.
"Bu bisakah Ananda mengobrol dengan ibu karna ada sesuatu yang Ananda ingin sampaikan mungkin ibu bisa menolong Ananda." Pinta siswa itu dengan sopan.
"Dengan senyuman khas seorang Guru kepada siswa lainnya seraya mengusap rambut siswa itu dan berkata.
"Mari Nak kita keruangan Guru." Ajak Bu Dewi.
"Tidak lama kemudian mereka berdua pun bergelar Guru dan murid sudah sampai di ruangan guru dan langsung duduk di kursi yang tersedia dan hanya ada mereka berdua.
"Nak Awan ada hal penting apa yang ingin di bicarakan kepada ibu. " Tanya Bu Dewi di sela mereka berdua sudah duduk bersama.
Awan pun membuka tas sekolah dan mengeluarkan plastik dari dalam tas serta menyerahkan kepada wanita yang bergelar pahlawan tanpa tanda jasa itu.
"Wanita berusia 32 tahun itu seketika syok dan kaget saat membuka isi plastik yang di berikan oleh murid didik nya itu.
"Anakku......! Coba jelaskan kepada ibu maksud nya apa? Pinta Bu Dewi penasaran dan kaget.
"Bu Guru uang itu hasil jerih payah selama tiga tahun lebih di pasar dari menjadi kuli panggul dan jualan plastik. Dan hari ini saya ingin meminta tolong uang tersebut di titipkan kepada Bu Guru serta setiap seminggu atau sebulan sekali hasil jualan atau menjadi kuli panggul akan saya simpan dan percaya kan kepada Bu Guru sampai kelak akhir sekolah saya akan mengambil nya. Tutur anak kecil yang mempunyai pemikiran kedepannya.
"Bu Dewi bergetar bibir nya saat itu jantung berdetak kencang tidak percaya kepada anak yang masih labil dan tergolong belia mempunyai pemikiran yang matang serta dewasa.
"Baiklah. Nak Awan amanah darimu akan ibu jaga sebaik mungkin. Anakku kau pokus lah dalam hal belajar. " Pesan Bu Dewi.
"Terima Kasih Bu Dewi mau membantu dan menolong Ananda dari kebingungan ini." Jawab Awan seraya membungkuk hormat dan mencium tangannya.
Karna waktu sudah cukup lama mengobrol dan jam yang berada di dinding tembok ruangan guru tersebut menunjuk pukul 02 siang itu. Mereka berdua pun keluar dari ruangan dan pulang ke rumah nya masing-masing.
Tiga tahun kemudian siswa itu pun sudah memasuki ujian Nasional semester akhir dan sudah di pastikan lulus . Sesuai permintaan seminggu yang lalu bahwa seandainya dalam ujian tersebut dia mendapatkan peringkat kelasnya tahun ini meminta untuk mencantumkan peringkat ketiga dalam buku raport dan hasil ujian NEM nya itu. Dan Awan pun meminta janji temu di luar untuk membahas segala sesuatu dengan Bu Dewi untuk memulai usaha dengan uang yang Ia miliki selama enam tahun dia simpan dalam rekening milik Ibu Guru Dewi.
"Sungguh Nilai yang pantastis uang yang di simpan dan di percaya kan kepada Bu Dewi selama enam tahun hasil jerih payah dan keringat selama ini dengan menjadi kuli panggul dan jualan plastik di pasar tampa lelah..!
Anak anak seusia dirinya yang hanya mementingkan main dan jajan dari Orang Tua nya. Berbeda dengan diri Anak itu. Ia rela bangun dini hari pergi ke pasar untuk menjajakan dagangan serta tenaga nya untuk mendapatkan uang. Dan pagi nya Ia berangkat ke sekolah setelah pulang dari sekolah ia berangkat lagi ke pasar sampai waktu senja datang.
Waktu itu uang yang ia simpan di tabungan milik Bu Dewi sekitar 60 juta lebih dan sudah pas untuk memulai usaha dengan tahap mengontrak terlebih dahulu. Usaha nya Ia percayakan kepada Bu Dewi dan Awan menjadi pegawai paruh waktu. Seolah olah kios itu milik Bu Dewi.
Satu tahun dua tahun dan kini berjalan tiga tahun lama nya kios sembako yang di kelola oleh Bu Dewi. Sembari Awan masuk dalam kios tersebut dengan status pegawai yang bekerja dari jam dua dini hari sampai jam 11 siang karna dari waktu dhuhur dia harus bersekolah. Kios tersebut maju pesat dan omset pendapatan pun lumayan besar serta memperkejakan lima karyawan.
Dan kini pemuda tampan bernama Muhammad Awan Pratama kembali akan melebarkan sayap menuju lebih tinggi lagi dengan Bu Dewi. Dan lagi dan lagi walaupun suami Bu Dewi mengetahui sosok pemuda yang itu. Akan tetapi Awan meminta untuk di sembunyikan identitas kepemilikan dan berjanji akan langsung memberi tahukan kepada suami Bu Dewi.
*
*
*
Kita kembali lagi kepada sosok pemuda yang sedang mengobrol di kediaman rumah orang kepercayaan pemuda tampan itu.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Nunu Hasan
dia punya duit banyak sementara bunda y nyari duit jadi tukang cuci.kaka y jadi tukang mulung barang bekas..
2024-07-20
1
pauzi aja
kalau anak2 seumur qm..taunya minta duit...buat pacaran😎😎😎
2023-05-14
4
Rusliadi Rusli
hebat kamu awan...👍👍
2023-03-08
3