"Suasana haru di sore itu di rumah Nenek Romlah yang dirasakan oleh keluarga Bu Lisnawati dan kedua muda mudi.
Hamdan seketika menyeka air mata nya dan menggeleng kan kepala nya setelah mendengar penolakan uang yang di suruh di kembalikan oleh Bunda nya. Lalu berkata.
"Bu Lisnawati apakah ibu bersedia untuk pergi ke rumah sakit dan memberi maap langsung kepada bunda dan ayahku agar mereka tidak selalu di hantui oleh rasa bersalah.! Pinta Hamdan.
"Lisnawati menatap sekilas kepada putra sulung nya lalu kepada menantu dan langsung kepada ibu yang duduk di samping kiri nya itu. Anggukan yang di berikan oleh ibu kandungnya yaitu Siti Romlah. Menandakan bahwa menerima ajakan dari Anak majikan nya tersebut.
"Baiklah Nak Hamdan kalau permintaan dari Nyonya Nuraeni Handayani dan Pak Indra Lesmana. Tapi ibu nanti akan datang ke rumah sakit bersama Muhammad Awan Pratama. Karna ibu sendiri juga kaget dan syok tidak tahu tentang kejadian malam itu.
"Terima Kasih sebelum nya Bu atas kesediaan Bu Lisnawati untuk datang menjenguk ayah yang sedang berada di RSUD. Dan itu akan lebih baik bila kedatangan ibu bersama Awan Pratama. Tapi Hamdan mohon untuk masalah uang ini ibu Terima karna ini murni uang milik Awan Pratama." Kata Hamdan dengan sangat memohon.
"Nak Hamdan baik'lah untuk sementara waktu ibu terima dulu uang ini. Tapi tidak bisa memutuskan apakah di terima atau di kembalikan keputusan ada di Anak ibu yaitu Muhammad Awan Pratama.
"Hamdan dan Tia mengangguk seraya tersenyum kepada Bu Lisnawati senja pun kini tinggal beberapa menit lagi akan tiba mereka berdua pun ijin pamit untuk kembali ke rumah sakit dan segera memberitahukan kepada bunda dan ayah nya.
*
*
*
Langit belum sepenuhnya senja jam di tangan pemuda tampan itu menandakan pukul 17 : 20 masih ada 40 menit suara adzan magrib berkumandang. Seorang pemuda tampan yang biasa di sebut nama Awan masih berada di basecamp di tengah tengah sawah yang tepatnya di kampung nya sendiri.
Setelah menjelaskan semuanya secara detail dan singkat padat tentang rahasia nya selama ini dia simpan rapat rapat dan hanya Bu Dewi sendiri yang mengetahui nya. Akhir pemuda itu pun memberi tahukan kepada ketiga sahabat yang paling dekat dan selalu ada buat awan di saat orang lain menghina dan mencaci maki tapi ketiga gadis itu memberikan kasih sayang nya.
Penjelasan yang di berikan oleh Awan membuat mereka bertiga syok dan kaget saat itu. Tetapi tidak selang beberapa menit baru lah mereka paham dan mengerti.
"Awan.....! Karna loe sudah menyembunyikan sesuatu yang begitu besar terhadap kami bertiga. Kami bertiga ada satu permintaan dan gue harap jangan sampai kau tolak keinginan kami bertiga dan ini insiatif dari kami sahabat loe." Mira membuka suara nya.
Waduh bau bau tidak enak nie perasaan. Terlihat dari obrolan yang keluar dari bibir cantik . Batin awan dalam hati tapi mulut ketawa terbahak bahak.
"Ngapain loe ketawa ketawa. " Geram gadis cantik yang rambut sebahu dengan senyuman yang pelit tapi kalau ngomong panci sama kartel beterbangan.
"Awan menanggapi Mira dengan senyuman dan langsung menjawab dengan nada bercanda.
"Mira........! Suudzon amat sih ke gue. " Kekeh Awan cekikikan.
"Tidak Suudzon bagaimana terlihat dari bibirmu yang tertawa nya bikin gue kesel. " Sahut Mira.
"Terus gue harus bagaimana? Mau kalian seperti apa? Sampai ada bahasa insiatif insiatif segala? Jawab Awan dengan senyuman ramah.
Uhk Awan senyuman mu itu bikin hati Irma melayang batin hati Irma mungkin mereka bertiga juga merasakan karna cinta dalam diam itu sakit.
"Kiara loe aja yang jelasin kepada sahabat si otak sedeng. Gue bawaan marah marah mulu kalau kalau berdebat sama Awan.'' Pinta Mira kepada sahabatnya. Tangannya menunjuk kepada arah pemuda di hadapannya.
"Rese loe.....'' Mira....! Mau gue cium itu mulut enak loe. " Goda Awan.
"Kesini mulut Loe mau gue tapok sama teko Aladin. " Kekeh Mira cekikikan.
"Irma dan Kiara tidak mau melerai perkelahian adu mulut mereka berdua yang ibarat tikus dan kucing.
"Ampun....! Pun ampun.....! Pun ampun....! Baginda ratu yang paling cantik di kampung ini tapi kalau sedang marah panci sendok coet kartel sama baskom beterbangan seperti kapal pecah. " Awan memohon ampun kepada Mira tapi bibir tertawa lepas terbahak bahak.
"Huh......! Dasar gelo sia.....! Sarwan. " Kesel Mira.
"Puas dengan Mira kini giliran Kiara yang menjadi korban kejahilan pemuda tampan itu.
"Kiara yang terindah dan mempunyai lekuk tubuh yang sangat menggairahkan dan pantat yang bahenol. Buruan jelasin maksud dan tujuan nya. " Kata Awan berbicara kepada Kiara yang duduk di samping Mira.
"Loe......! Rese.....! Sarwan dari tadi bercanda mulu. Bukan nya kamu sendiri yang meminta kali ini obrolan mode serius. Tapi kamu sendiri yang mulai bercanda. " Kata Kiara yang mulai kesal kepada pemuda itu.
"Awan hanya tertawa cekikikan melihat dan mendengar pembicaraan dari Kiara yang kesel sama ulah dirinya.
"Ketawa loe Sarwan......! Emang ada yang lucu hah."
Kiara ayo buruan jelasin cepet keburu Magrib." Timpal Irma.
"Iya......." sekarang gue jelasin kepada Sarwan terawan Awan. " Sahut Kiara lepas seraya tertawa lepas.
Hmmmmm'' markonah Kiara seenaknya aja tuh bicara gumam awan pelan tapi masih bisa terdengar oleh mereka bertiga.
Mereka bertiga tersenyum sumbing mendengar gumam nya seorang pemuda itu.
"Begini Awan kami bertiga sudah sepakat dan setuju ketika loe tadi kerumah Pak Lukman. Dan dari obrolan kami bertiga mempunyai satu hadiah yang akan di berikan kepadamu dari kami bertiga atas lulusnya dan masuk peringkat 10 besar." Kata Kiara menjelaskan kepada pemuda yang bikin tensi darah naik.
"Lanjutkan kaya nya menarik. " Pinta Awan.
"Kiara berhenti sejenak sekilas melihat kedua sahabatnya dan mereka berdua mengangguk.
"Kami bertiga akan mengajak loe jalan jalan tapi acara nya secara sendiri sendiri. " Kata Kiara
"Maksudnya.! Markonah." Sahut Awan.
"Pletak........! Tangan Kiara menjitak kepala Awan reflek seketika meringis kesakitan.
"Adaw....." Ringis Awan seraya tangannya mengelus ngelus kepalanya.
"Rasain Loe puas......! Timpal Irma dan Mira.
"Maka nya dengerin dulu pembicaraan dari gue jangan asal main potong saja. " Sungut Kiara tampak kesal dan marah' kepada Awan.
"Silahkan lanjutkan pembicaraan anda Kiara Agusta." Pinta Awan dengan nada serius dengan mata menatap kearah mereka bertiga.
Melihat Awan dengan wajah yang datar dan tatapan mata dingin sehingga mereka merasa bersalah terutama bagi Irma dan Kiara yang sudah menjitak kepala Awan. Sekesel apapun perlakuan dari pemuda itu. Tidak di benarkan dengan memukul kepala nya. Mereka bertiga hanya bisa menunduk. Dan tak lama Kiara pun melanjutkan pembicaraan nya.
"Begini Awan ini ide dari kami bertiga dan rasa persahabatan kami kepada dirimu. dari mulai besok sampai Sabtu dan Minggu. Mau tidak mau harus mau. Dan loe tidak bisa kemana mana tampa ada perintah dari kami bertiga. Untuk urusan masalah loe seperti biasa di pasar itu menjadi urusan kami." Kata Kiara
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Listi
Gass poll
2023-08-24
4
pauzi aja
lanjut
2023-05-14
3
Rusliadi Rusli
👍👍
2023-03-08
4