Malam itu pukul 21:30 suasana di kediaman rumah yang sangat kecil ukuran 7x8 meter persegi dengan tiga kamar yang sangat kecil serta langit langit rumah yang telah usang. Sedang berdialog lah empat orang berbeda usia tapi masuk jajaran satu keluarga.
Bunda Lisnawati selaku kepala keluarga sedang duduk bersama anak pertama nya Ujang Mulyadi di dampingi oleh Istri nya Dena menatap kearah pemuda yang biasa di panggil Awan.
Wanita paruh baya itu menjelaskan tentang tadi sore anak Pak Indra Lesmana datang ke rumah Nenek Romlah menjelaskan panjang lebar kepada yang hadir sore itu.
Malam ini mungpung anak nya ada di rumah langsung bertanya dan meminta penjelasan tentang ikut campur sebulan yang lalu tragedi penghinaan terhadap Lisnawati dan langsung di balas telak oleh Muhammad Awan Pratama selaku anak ketiga pasangan suami istri tersebut. Dan menanyakan tentang ganti rugi yang begitu besar terhadap Indra Lesmana. Ia dapatkan uang dari mana.
Anakku. Awan Coba jelaskan semua ini.! Walaupun Bunda sudah mengetahui semua nya dari Nak Hamdan tapi Bunda ingin mendengar langsung dari kamu? Tanya Bunda setelah menjelaskan semua yang tadi sore kedatangan anak majikan nya itu.
"Awan hanya tersenyum saja mendengar penuturan dari bunda serta menanyakan tentang semua yang telah dia perbuat kepada mantan majikan ibu kandungnya itu.
"Apakah Bunda percaya sama Awan Anakmu ini? Tanya Awan balik bertanya kepada ibu kandung nya itu.
"Hmmmmm." Ini anak bukannya menjawab malah balik bertanya? Gumam Lisnawati ibu nya Awan.
"Awan bersama kedua yang bergelar kakak dan kakak ipar mendengar gumam nya wanita setengah baya itu.
"Bunda percaya Nak.! Kata Lisnawati tersenyum.
"Alhamdulillah." Kalau Bunda punya pemikiran dan rasa percaya kepada anakmu ini. Suatu saat Bunda akan mengetahui. Tapi untuk saat ini. Anakmu tidak bisa menjawab semua pertanyaan dari Bunda? Biarkan lah seperti Air yang mengalir melalui arus. Ikuti saja alur kehidupan yang Awan jalani. Yang penting tugas dari seorang ibu itu Mendoa kan anak nya dimana pun berada." Awan panjang lebar dalam berbicara.
"Bunda tidak mengerti dengan pola pikir mu Nak. Tetapi Doa Bunda selalu menyertai kepada seluruh anak anak Bunda. " Kata Lisnawati dengan wajah berkaca kaca.
Bunda dan Kang Ujang serta teh Dena sebaiknya istrahat malam sudah larut." Titah Awan karna tak ingin terus menerus mengobrol takut nya terus terusan menyelidiki tentang diri anak nya ini.
"Sebentar anakku.! Jadi ini uang bagaimana dan Bunda besok mau menjenguk Pak Indra Lesmana di rumah sakit? Tanya Ibu kandung menahan.
Yaa......! Sudah Bunda besok di antar sama Teh Dena pergi ke rumah sakit dan kasih lagi uang nya kepada mereka seandainya Pak Indra Lesmana tidak mau menerima bawa lagi uangnya simpel kan." Kekeh Awan seraya cekikikan hihihihi..
"Huh..........! Dengus Bunda......!
Awan seketika berdiri dan melangkah kaki menuju pintu keluar tapi segera di tegur sama Bunda.
"Anakku.! Mau kemana? Tegur Bunda.
"Mau beli rokok Bunda.! Seraya membuka Pintu keluar.
"Yaa.....! Sudah hati hati dan jangan nongkrong. " Teriak wanita bergelar ibu kandung itu.
"Siap................! Teriak nya.
Setelah pemuda itu pergi kini Bunda bertanya kepada anak pertama dan menantu nya itu.
Ujang besok antar Bunda ya pergi kerumah sakit menjenguk Pak Indra Lesmana yang sedang di rawat.! Pinta Lisnawati.
"Bunda........! Sama Dena saja.....! Ujang besok mau jual barang rongsokan buat tambah tambah bayar sewa rumah yang sudah nunggak tiga bulan. " Jawab Ujang dengan wajah lesu'.
"Emang selama ini uang hasil kerja mu di kemana kan sedangkan tiap kebutuhan jajan anakmu semua sudah di tanggung sama adikmu yang di titipkan kepada Bunda? Tanya Lisnawati dengan wajah kecewa.
"Maap Bunda di pakai bayar hutang. " Lirih Ujang.
"Kang Ujang pinjam uang berbunga ke kosipa yang tiap mingguan bayar nya. Tadinya buat modal beli barang rongsokan. Karna sekarang barang barang seperti plastik besi dan kardus sedang anjlok harga nya. Jadi mau tidak mau merugi....! Kini Dena yang menjelaskan kepada mertua yaitu Lisnawati.
"Uhk........! Jang belum lagi masalah Nenek mu dengan Engkos belum ada titik terang kini masalah timbul lagi. Bikin mumet kepala Bunda.....! Seraya meleos kedalam kamar meninggalkan mereka berdua.
*
*
*
Pak.......! Roko Sampoerna Mill sebungkus kopi hitam dua." Kata satu suara pemuda yang berdiri di depan kios samping restoran mewah di jalan raya labuan Cianjur.
"Siap........! 27 rebu semua nya. Menyodorkan kepada pemuda yang tidak asing itu.
"Ok." Awan menerima rokok dan kopi seraya mengasih uang pas kepada pemilik kios malam itu.
"Makasih." Jang....! Kata penjaga kios itu seraya menerima uang dari pembeli nya yaitu Awan.
"Sip. Balas Awan langsung berjalan dan melewati tukang dagang mie ayam tetangga rumah nya.
"Kang Belum tutup. " Sapa Awan.
"Ehk.......! Awan......! Habis' dari mana......! Tanya Deny pedagang mie ayam gerobak itu.
"Habis beli rokok....! Balas cepat'
"Ohk......! Duduk dulu...." Pinta lelaki berusia 27 tahun mempunyai anak dua rumah nya bersampingan dengan Bunda.
"Terima Kasih lain waktu saja. Saya pulang dulu karna malam semakin larut." Kata Awan tersenyum hormat.
"Ok." Silahkan Awan......!
Aku hanya mengangguk Tampa berbicara seraya beranjak dari pedagang mie ayam gerobak itu melangkah kan kaki menyusuri Gang sempit yang tidak jauh menuju rumah Bunda........!
Lima menit kemudian aku pun sampai tepat di halaman teras samping rumah pedagang mie ayam gerobak itu dan di saat aku mau masuk kedalam rumah salah satu dengan sedikit pelan menegur dari arah samping Utara.
"Awan.....! tegur suara gadis dari arah samping Utara.
Pemuda yang di tegur itu langsung menoleh dan tersenyum manis.
"Apa......! Balas Awan menghampiri gadis memakai jilbab putih itu.
"Ikut......! Ada yang mau di bicarakan. " Ajak gadis cantik.
"Sudah malam besok saja. " Jawab Awan.
"Rahma geleng geleng seraya menarik paksa tangan pemuda tampan untuk mengikuti nya.
Dengan terpaksa akhir nya Awan mengikuti dari arah belakang menuju belakang rumah milik Rahma Nabil itu.
Setelah sampai di belakang rumah nya. dia mengambil paksa kopi yang baru saja beli dan langsung menuju pintu masuk belakang rumah meninggal pemuda tampan itu di gazebo yang menghadap ke hamparan sawah yang begitu luas dan terlihat bascamp tempat ia nongkrong bersama sahabat sahabatnya itu.
Tidak lama berselang Rahma datang dengan membawa secangkir kopi yang tadi aku beli serta dia rebut untuk di seduh dan di suguhkan kepadaku di malam ini.
"Rahma aku pulang ahk takut keluarga mu nanti bangun dan mengobrak-abrik diriku. " Kata Awan dengan suara pelan.
"Ayah dan Ibu serta Kakak mereka menginap di rumah Nenek. Karna kakek lagi sakit. " Rahma menjelaskan kepada pemuda yang ia paksa untuk menemani di malam hari ada beberapa yang ingin di tanyakan.
"Ohk......! Emang kamu tidak ikut? Tanyaku penasaran.
"Rahma Besok pagi kerumah Nenek nya.! Balas Gadis cantik itu menatap kearah luas nya sawah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Rusliadi Rusli
lanjut
2023-03-08
6
Muhammad aka
mantul
2022-12-03
9
Fani_Rf
ups kak
2022-12-02
9