Bab. XX Curahan hati Putri

"Bunga, dimana anak kita?"

deggg ...

Sejenak, Bunga membelalakkan matanya saat mendengar pertanyaan tak terduga itu. Lalu dalam sekejap, ekspresinya berubah menjadi tatapan mencemooh. Bunga bahkan tak sungkan-sungkan menertawakan Nathan yang tiba-tiba saja menanyakan dimana anaknya.

Mengapa baru sekarang?

Kemana saja ia selama ini?

Kemana ia saat Bunga butuh?

Dan yang paling menyakitkan adalah pernyataan Nathan saat ia mengatakan perihal kehamilannya tempo hari.

"Apa katamu tadi? Apa aku salah dengar?" sinis Bunga dengan sorot mata tajam.

"Kamu tidak salah dengar, Nga. Aku menanyakan dimana anak kita? Bagaimana keadaannya?" cecar Nathan cepat yang sudah penasaran bagaimana keadaan anak yang Bunga kandung dahulu.

"Anak? Anak mana? Anak kita? Anak kita yang mana, hah?" tanya Bunga sambil tertawa sinis. "Jangan bercanda kau tuan Nathan Wiryatama!" pekik Bunga dengan nafas terengah-engah. Tepat saat lampu lalu lintas sudah berubah menjadi warna kuning, dengan gesit Bunga membuka pintu dan menutupnya dengan kasar membuat Nathan terkesiap. Mata Nathan langsung membulat saat melihat bagaimana Bunga menyeberangi jalanan yang begitu padat merayap dengan tanpa rasa takut sama sekali. Bahkan beberapa pengendara sampai mengumpati Bunga karena menyeberang semaunya. Sangat jauh berbeda dengan Bunga dulu yang bahkan tak berani menyeberang saat tak ada yang mendampingi. Ia kini mulai menyadari, Bunga yang sekarang bukanlah Bunga yang dulu.

Baru saja Nathan hendak turun untuk mengejar, namun lampu kini telah berubah menjadi warna hijau membuat Nathan mau tak mau harus menjalankan mobilnya sebab bunyi klakson telah bersahutan-sahutan di belakangnya.

Nathan tak henti-hentinya mengumpati dirinya sendiri karena kehilangan Bunga lagi. Bunga-nya tampak begitu membenci dirinya. Bunga-nya sangat jelas tak ingin bertemu dengannya lagi.

"Bunga, apakah aku telah benar-benar kehilangan dirimu?" lirih Nathan yang tanpa sadar meneteskan air matanya.

Matanya mengabur. Ia tak dapat membendung air matanya yang kian deras. Nathan lantas menepikan mobilnya di sisi jalanan yang sepi. Ia menangis menumpahkan segala penyesalan yang kian membelenggu jiwanya. Apalagi melihat penampilan Bunga tadi, hatinya begitu teriris. Pakaiannya lusuh. Wajahnya tirus dengan lingkar mata yang terlihat jelas. Tubuhnya pun lebih kurus. Entah bagaimana caranya Bunya bertahan hidup selama ini, ia tak tahu.

"Kau memang bajingaan Nathan. Kau memang laki-laki brengsekkk. Kau laki-laki pecundang yang telah merusak masa depan kekasihmu sendiri. Kau memang laki-laki tak tahu diri yang mencampakkan kekasihnya sendiri di saat ia sedang mengandung anakmu. Aku memang bajingaan," lirihnya pilu sambil menepuk-nepuk dadanya yang kian sesak karena penyesalan yang menggerogoti hati dan jiwanya.

...***...

Bugh ...

Bunga terduduk di lantai setelah masuk ke dalam konter yang belum buka. Nafasnya terengah-engah karena ia banyak berlarian sejak turun dari mobil Nathan, menyeberangi jalanan yang sedang padat merayap, naik angkot, lalu berlarian melewati lorong demi lorong untuk tiba di konter itu. Beruntung Putri belum pulang sekolah jadi ia tidak melihat bagaimana kacau ibunya saat ini.

Bunga membenamkan wajahnya di antara kedua kakinya. Nafas memburu, jantung bertalu, keringat dingin pun mengucur deras membuat beberapa bagian bajunya basah. Bunga masih begitu shock. Bagaimana bisa ia kembali bertemu dengan pria yang telah menorehkan lubang di dasar hatinya? Laki-laki yang dengan tega mencampakkannya di saat ia benar-benar tak berdaya. Lelaki yang tidak mau mempercayai perkataannya padahal apa yang ia sampaikan itu merupakan kejujuran. Tak pernah terbesit di benak Bunga untuk menjadi batu sandungan pria itu untuk meraih cita-cita, tapi mengapa ia bisa berpikir seperti itu?

Bunga marah, Bunga kecewa, Bunga terluka, mengapa laki-laki yang ia cinta tidak bisa melihat kejujuran di matanya.

Lalu setelah 6 tahun menghilang, kini ia tiba-tiba kembali. Ingin bicara berdua katanya, bicara apa? Bagi Bunga tak ada lagi yang perlu ia bicarakan. Semua telah usai.

"Kenapa tadi tiba-tiba ia menanyakan anak? Apa sebenarnya saat itu ia tahu aku sedang hamil? Lalu karena tidak ingin bertanggung jawab, ia mencampakkanku. Seolah-olah tak percaya, padahal ... "

Air mata Bunga kembali mengalir deras. Hatinya kian sakit mengetahui fakta ini. Fakta berdasarkan asumsinya sendiri. Ia pikir Nathan mencampakkannya karena tak ingin bertanggung jawab.

"Anakmu? Tidak ada anakmu. Hanya ada anakku. Dan aku takkan pernah membiarkan kau menemui anakku. Anakku hanya milikku. Aku yang mengandungnya, aku yang melahirkannya, aku yang membesarkannya, jadi Putri hanya milikku. Kau tak memiliki hak apapun atas putriku," gumam Bunga dengan sorot mata penuh kebencian.

...***...

30 menit telah berlalu, akhirnya Nathan sudah lebih tenang. Tiba-tiba ia teringat dengan sosok malaikat kecil yang begitu cantik dan menggemaskan. Siapa lagi kalau bukan Putri.

"Sepertinya bertemu dengan Putri pasti akan cukup menyenangkan," gumamnya seraya tersenyum.

Lalu Nathan melihat dirinya sendiri melalui cermin di depannya. Ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan lalu mengelap sisa-sisa air mata di pipinya. Nathan mengulas senyum dengan terpaksa.

"Bunga, semoga kita bertemu lagi. Bila itu terjadi, aku akan memperjuangkan mu kembali," gumamnya lagi saat lagi-lagi ia teringat sosok mantan kekasihnya itu.

Lalu bayangan Bunga tergantikan dengan sosok Putri yang sedang tersenyum manis. Mata mereka sama, namun wajah berbeda. Mungkin hal itulah yang membuatnya menyukai Putri pikirnya sebab mata Putri begitu persis dengan mata Bunga, bulat, besar, berbulu mata panjang dan lentik, dan bola mata kecoklatan. Bila tersenyum, mata itu akan berpendar seperti bukan sambut, sungguh indah dan cantik.

Dengan penuh semangat, Nathan mengemudikan mobilnya menuju sekolah Putri yang sebentar lagi pasti bubar. Ia tak mau kehilangan kesempatan berjumpa dengan malaikat kecilnya yang sungguh imut, lucu, dan cantik. Sungguh beruntung orang tua yang memiliki anak secantik Putri pikirnya. Tapi sayang, nasibnya kurang beruntung sebab ia lahir tanpa seorang ayah. Terdengar helaan nafas kasar dari mulut Nathan, mengingat Putri membuatnya teringat Bunga. Apakah anak mereka juga mengalami seperti yang Putri alami, pikirnya?

Lagi-lagi batinnya terasa seperti disayat sembilu membayangkan apa yang Putri alami dialami juga oleh anaknya.

"Semoga kalian hidup dengan baik di manapun kalian berada," gumamnya.

"Om baik?" panggil Putri saat melihat Nathan tengah berjalan mendekat ke arah Putri.

"Hai cantik, baru pulang?" tanya Nathan seraya berjongkok agar tubuh mereka saling sejajar.

"Ih Om aneh udah tahu nanya," ejek Putri sambil terkekeh membuat Nathan gemas lalu mencubit pipi chubby Putri.

"Kamu gemesin banget deh!"

"Om, Om udah punya anak?" tanya Putri tiba-tiba membuat Nathan mengerutkan keningnya.

"Memangnya kenapa sayang?"

"Pasti anak Om bahagia banget bisa punya ayah sebaik Om, nggak kayak Putri yang nggak punya ayah. Seandainya Om jadi papa Putri, Putri pasti seneeeeng banget. Om itu udah baik, ganteng, kaya juga. Mama pasti nggak perlu repot-repot kerja siang malam lagi. Nggak ada lagi yang marah-marah karena duit kontrakan belum bayar. Nggak ada brisik bunyi token hampir habis. Nggak ada yang ngatain mama murahan lagi. Terus pasti nggak ada lagi yang katain Putri anak haram karena putri udah punya papa kayak teman-teman Putri yang lain," ucap Putri pelan dengan mata berkaca-kaca.

Tanpa sadar, Putri telah mengungkapkan segala keluh-kesah yang dipendamnya selama ini. Nathan yang mendengarnya pun dapat merasakan betapa perih perjalanan hidup Putri dan ibunya. Dalam hati Nathan membatin, apakah Bunga dan anaknya pun mengalami hal serupa?

Kesedihan yang sempat reda kini kembali menyeruak. Tanpa sadar ia pun ikut menitikkan air mata. Mengapa anak sekecil ini sudah harus mengalami kehidupan yang menyedihkan seperti ini?

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Ihza

Ihza

dan putri itu anakmu😭

2024-04-02

0

Tulip

Tulip

cb dulu nathan percaya sm bunga kan bs kuliah di indonesia sj gak mesti diluar negri

2022-12-19

0

Becky D'lafonte

Becky D'lafonte

itu semua karna km nath

2022-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. I Asmara Putih abu-abu
2 Bab. II Dimabuk asmara
3 Bab. III Dua garis
4 Bab. IV Hurt
5 Bab. V Maafkan mama
6 Bab. VI Si cantik yang menggemaskan
7 Bab. VII Bolos
8 Bab. VIII Mencari Bunga
9 Bab. IX Bunga, maafkan aku.
10 Bab. X Keributan
11 Bab. XI Hampir
12 Bab. XII Bertemu Putri
13 Bab. XIII Sorot mata yang mirip
14 Bab. XIV Kekhawatiran seorang ibu
15 Bab. XV Merindukan Putri
16 Bab. XVI Penjelasan
17 Bab. XVII Putri
18 Bab. XVIII Tak ingin kembali kehilangan
19 Bab. XIX Dimana anak kita?
20 Bab. XX Curahan hati Putri
21 Bab. XXI Keyakinan Putri
22 Bab. XXII Papa untuk Putri
23 Bab. XXIII Putri mau papa
24 Bab. XXIV Om baik mana, ya?
25 Bab. XXV Bertemu ?
26 Bab. XXVI Papa, jangan pergi lagi!
27 Bab. XXVII Hurt
28 Bab. XXVIII Terpaksa mengalah
29 Bab. XXIX A day with ...
30 Bab. XXX Mungkinkah
31 Bab. XXXI Luka Bunga
32 Bab. XXXII Protes Putri
33 Bab. XXXIII Khawatir
34 Bab. XXXIV Sikap orang tua Edgar
35 Bab. XXXV Sebuah Penawaran
36 Bab. XXXVI
37 Bab. XXXVII Ke rumah orang tua Bunga
38 Bab. XXXVIII Benar-benar Kecewa
39 Bab. XXXIX
40 Bab. XL
41 Bab. XLI
42 Bab. XLII Benci tapi cinta
43 Bab. XLIII Amarah Karlina
44 Bab. XLIV Kabar tak terduga
45 Bab. XLV Rumah Sakit
46 Bab. XLVI Takut dan cemas
47 Bab. XLVII Kata-kata polos penuh harapan
48 Bab. XLVIII Putus asa
49 Bab. XLIX Mulai menyadari
50 Bab. L Kenyataan memilukan
51 Bab. LI Penyesalan
52 Bab. LII Izin
53 Bab. LIII Semburat sendu di hari istimewa
54 Bab. LIV VC with Putri
55 Bab. LV Kabar mengejutkan sekaligus membingungkan
56 Bab. LVI Kiss
57 Bab. LVII Takkan pernah terganti
58 Bab. LVIII Kembali berjuang demi Putri
59 Bab. LIX
60 Bab. LX Permintaan Putri
61 Bab. LXI Menggenggam hati
62 Bab. LXII Hamil?
63 BAB. LXIII Definisi mencintai
64 Bab. LXIV KAMU
65 Bab. LXV Hari Bahagia
66 Bab. LXVI Dulu, kini, dan nanti.
67 Bab. LXVII Perkara durian
68 Bab. LXVIII Perhatian Nathan
69 Bab. LXIX
70 Bab. LXX
71 BAB. LXXI See you and bye-bye
72 Special from othor D'wie
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab. I Asmara Putih abu-abu
2
Bab. II Dimabuk asmara
3
Bab. III Dua garis
4
Bab. IV Hurt
5
Bab. V Maafkan mama
6
Bab. VI Si cantik yang menggemaskan
7
Bab. VII Bolos
8
Bab. VIII Mencari Bunga
9
Bab. IX Bunga, maafkan aku.
10
Bab. X Keributan
11
Bab. XI Hampir
12
Bab. XII Bertemu Putri
13
Bab. XIII Sorot mata yang mirip
14
Bab. XIV Kekhawatiran seorang ibu
15
Bab. XV Merindukan Putri
16
Bab. XVI Penjelasan
17
Bab. XVII Putri
18
Bab. XVIII Tak ingin kembali kehilangan
19
Bab. XIX Dimana anak kita?
20
Bab. XX Curahan hati Putri
21
Bab. XXI Keyakinan Putri
22
Bab. XXII Papa untuk Putri
23
Bab. XXIII Putri mau papa
24
Bab. XXIV Om baik mana, ya?
25
Bab. XXV Bertemu ?
26
Bab. XXVI Papa, jangan pergi lagi!
27
Bab. XXVII Hurt
28
Bab. XXVIII Terpaksa mengalah
29
Bab. XXIX A day with ...
30
Bab. XXX Mungkinkah
31
Bab. XXXI Luka Bunga
32
Bab. XXXII Protes Putri
33
Bab. XXXIII Khawatir
34
Bab. XXXIV Sikap orang tua Edgar
35
Bab. XXXV Sebuah Penawaran
36
Bab. XXXVI
37
Bab. XXXVII Ke rumah orang tua Bunga
38
Bab. XXXVIII Benar-benar Kecewa
39
Bab. XXXIX
40
Bab. XL
41
Bab. XLI
42
Bab. XLII Benci tapi cinta
43
Bab. XLIII Amarah Karlina
44
Bab. XLIV Kabar tak terduga
45
Bab. XLV Rumah Sakit
46
Bab. XLVI Takut dan cemas
47
Bab. XLVII Kata-kata polos penuh harapan
48
Bab. XLVIII Putus asa
49
Bab. XLIX Mulai menyadari
50
Bab. L Kenyataan memilukan
51
Bab. LI Penyesalan
52
Bab. LII Izin
53
Bab. LIII Semburat sendu di hari istimewa
54
Bab. LIV VC with Putri
55
Bab. LV Kabar mengejutkan sekaligus membingungkan
56
Bab. LVI Kiss
57
Bab. LVII Takkan pernah terganti
58
Bab. LVIII Kembali berjuang demi Putri
59
Bab. LIX
60
Bab. LX Permintaan Putri
61
Bab. LXI Menggenggam hati
62
Bab. LXII Hamil?
63
BAB. LXIII Definisi mencintai
64
Bab. LXIV KAMU
65
Bab. LXV Hari Bahagia
66
Bab. LXVI Dulu, kini, dan nanti.
67
Bab. LXVII Perkara durian
68
Bab. LXVIII Perhatian Nathan
69
Bab. LXIX
70
Bab. LXX
71
BAB. LXXI See you and bye-bye
72
Special from othor D'wie

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!