Bab. III Dua garis

Hari ini anak-anak kelas XII sedang menjalani ujian Nasional. Demi mendapatkan nilai maksimal, Bunga dan Nathan benar-benar fokus belajar di rumah. Baik Bunga maupun Nathan memiliki cita-cita mereka sendiri. Nathan ingin menjadi seorang arsitek hebat, sedangkan Bunga ingin menjadi seorang guru. Mereka hanya bertemu saat mereka telah baru datang maupun sebelum pulang. Walaupun itu belum cukup untuk menuntaskan rasa kerinduan, tapi mereka tak masalah. Yang penting mereka bisa saling bertatap muka setiap harinya walaupun hanya sebentar.

"Nath, gimana ujian kamu? Lancar?" tanya Bunga semangat.

"Lancar dong! Kamu?" tanya Nathan balik.

Bunga mengangguk cepat dengan mata berbinar, " lancar pake banget. Apa yang aku pelajari masuk semua. Nggak sia-sia begadang sampai hampir tengah malam," ujar Bunga dengan perasaan bahagia.

"Pacar siapa dulu dong!" seru Nathan bangga sambil merangkul bahu Bunga.

"Pacar siapa ya? Pacar Jungkook kayaknya," sahut Bunga sambil mengulum senyum.

Mata Nathan mendelik tajam, "siapa tadi? Jongkok? Siapa si jongkok-jongkok itu? Biar aku hajar dia sampai mukanya nggak berbentuk lagi biar tahu rasa," sahut Nathan dengan raut wajah menahan emosi.

Bunga sontak saja membulatkan matanya saat mendengar kata-kata Nathan. Kekasihnya ini memang sangat posesif. Tapi ia tak menyangka Nathan seposesif itu padanya.

"Astaga, sayang! Ih, bukan jongkok tapi Jungkook."

"Terserah mau Jungkook atau jongkok atau jungkir balik sekalian. Kasih tahu aku, orangnya yang mana? Biar aku kasih pelajaran sekarang," tanya Nathan dengan sorot mata penuh intimidasi.

Bunga seketika terbahak melihat tingkah kekasihnya itu.

"Serius kamu mau tahu?" tanya Bunga dan Nathan mengangguk. Lalu Bunga mengambil hp Nathan dan mengetikkan nama Jungkook di pencarian lalu menunjukkannya pada Nathan. Seketika mata Nathan memicing tajam saat sadar Bunga tengah mengerjainya.

"Kamu ya, seneng banget buat aku cemburu!"

Lalu Nathan menggelitik perut Bunga membuat Bunga tertawa kegelian. Saat ini mereka sedang berada di rumah Nathan. Karena hari ini ujian terakhir dan hanya ada 1 mata pelajaran, jadi mereka pulang lebih awal dari biasanya.

Orang tua Nathan sedang tidak ada karena itu ia bisa membawa Bunga ke rumahnya. Pembantu rumah tangga mereka juga sedang pergi karena ada keluarganya yang tertimpa musibah jadi di rumah itu hanya ada mereka berdua dan penjaga rumah.

"Pacarku cemburuan banget sih!" goda Bunga.

"Kamu itu milik aku, Nga. Karena itu aku nggak mau ada lelaki lain yang memiliki kamu. Aku tuh sayang banget sama kamu," ucap Nathan sungguh-sungguh.

"Iya, Nath. Maafin aku ya! Aku juga sayang banget sama kamu. Love you," ucap Bunga membuat Nathan tersenyum lebar.

"Love you too."

Lalu tanpa aba-aba, Nathan menautkan bibir mereka. Bukan sekedar tautan biasa sebab kini mereka berdua telah mahir dalam berciuman. Nathan melu*mat, memagut, dan mencecap bibir Bunga dari awalannya lembut menjadi kian menuntut.

Tangan Nathan pun mulai bergerilya dengan nakal, mere*mas aset kenyal Bunga dari luar seragam sekolahnya. Nafas keduanya makin memburu. Mata mereka telah tertutup kabut gairah terlarang.

Nathan melepas tautan bibir mereka dan menatap mata Bunga yang tampak sayu sama seperti dirinya.

"Sayang, ke kamar yuk!" ajak Nathan dengan suara yang mulai berat menahan gejolak yang mulai bergelora.

"Ma-mau ngapain?" tanya Bunga sambil menelan ludahnya.

"I want you, sayang. Aku ingin kamu. Mau ya!" bujuk Nathan.

"Tapi ... "

"Kamu cinta aku kan?"

Bunga mengangguk cepat.

" Kalau kamu benar-benar cinta aku, pasti kamu mau jadi milik aku. Kamu mau kan jadi milik aku?" tanya Nathan seraya menatap lekat netra Bunga.

"Ya, aku mau," jawab Bunga pelan.

Lalu tanpa aba-aba, Nathan segera menggendong Bunga ke kamarnya dan membaringkannya di atas kasur. Tak lupa Nathan mengunci pintu. Setelahnya ia melepaskan semua kain yang menempel di tubuhnya. Ia juga meminta Bunga melepaskan pakaiannya agar tidak kusut.

Melihat tubuh Bunga yang tak berbalut apa-apa, jelas saja membuat hasrat Nathan kian membara. Sedangkan Bunga, wajahnya telah memerah karena melihat milik Nathan yang telah mengacung tegak.

Tak butuh waktu lama, kedua pasangan yang belum terikat dalam ikatan sah dan halal itu pun mulai bergumul dengan dosa berbalut kenikmatan. Suara desah*an dan rintihan memenuhi ruangan yang cukup besar itu. Bunga terlalu larut dalam kenikmatan duniawi yang ditawarkan Nathan hingga tanpa sadar apa yang mereka lakukan kelak akan menorehkan luka begitu besar dalam kehidupan Bunga.

...***...

Hari ini adalah hari kelulusan, seharusnya Bunga telah bersiap sejak pagi. Tapi entah mengapa tubuhnya terasa begitu lemas seolah tak ada tenaga sama sekali. Tali karena hari ini adalah hari bahagianya, Bunga pun berusaha tetap semangat. Lalu ia segera mandi dan bersiap.

"Mbak, pinjam pembalut dong!" seru Kia yang tiba-tiba saja masuk tanpa permisi.

"Ambil aja di tempat biasa," ujar Bunga sambil memoleskan liptint di bibirnya agar tidak terlalu pucat.

"Kayaknya stok pembalut mbak masih sama kayak bulan kemaren deh. Mbak udah belanja bulanan ya? Kok nggak ngajak-ngajak sih?" protes Kia membuat Bunga mengerutkan keningnya. "Kia pinjam satu bungkus ya!" ucap Kia sebelum keluar dari dalam kamar Bunga.

"Aku belum belanja tapi kok masih banyak?" gumam Bunga pada diri sendiri.

Lalu Bunga membuka aplikasi pengingat jadwal bulanan miliknya. Seketika jantungnya berdebar dengan kencang. Ia sudah telat lebih dari dua Minggu. Bunga kembali teringat hari dimana ia melakukan hubungan terlarang dengan Nathan beberapa Minggu yang lalu. Ia ingat dengan jelas, Nathan melakukannya tanpa pengaman sama sekali. Ia sudah tamat SMA. Sudah pasti dia paham bagaimana proses reproduksi terjadi. Dan saat itu Nathan menumpahkan benihnya di dalam rahimnya. Ia tahu, tapi mengapa ia lupa apa akibat bila mereka melakukan itu. Sungguh saat itu akal sehatnya telah dibutakan oleh hasrat terlarang sehingga tidak dapat berpikir apa dampak perbuatan mereka itu.

Tubuh Bunga bergetar, ia ketakutan, bagaimana bila ia benar-benar hamil. Bagaimana reaksi keluarganya bila tahu ia sedang hamil? Dan bagaimana reaksi Nathan saat tahu dirinya hamil. Bunga menelan ludahnya kasar. Ia khawatir Nathan tidak mau bertanggung jawab. Bagaimana bila benar itu terjadi? Apa yang harus ia lakukan?

"Semoga aku tidak benar-benar hamil. Astaga, bagaimana ini? Aku takut. Tidak, tidak, aku nggak mungkin hamil," racau Bunga sambil menggigit bibir.

Di acara kelulusan, tidak seperti anak-anak lainnya yang ceria, Bunga justru tampak sangat diam. Sang ibu sampai bertanya kenapa, tapi Bunga hanya mengatakan dia sedang tidak enak badan.

"Sayang, kok kamu diam aja? Kamu sakit?"

Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponsel Bunga.

"Aku cuma nggak enak badan aja kok, Yang. Nggak usah khawatir," balas Bunga.

Tak lama kemudian, nama mereka berdua dipanggil ke atas panggung. Seperti biasa, Bunga dan Nathan memang selalu bersaing dalam hal akademik. Bahkan saat kelulusan pun, nilai mereka berdua yang tertinggi dengan Bunga nilai tertinggi nomor 1 dan Nathan di tempat kedua membuat keduanya bahagia bukan kepalang.

...***...

Sepanjang malam Bunga tak jua dapat memejamkan matanya. Ia begitu gelisah. Ia takut apa yang dikhawatirkannya memang terjadi. Karena itu, pagi-pagi sekali ia masuk ke kamar mandi sambil membawa sebuah gelas kecil dan 3 buah testpack. Kemarin ia menyempatkan diri membeli beberapa alat test kehamilan dan pagi ini ia akan menguji melalui air seninya karena menurut apa yang ia baca hasil akurat hanya bisa dilihat dari air seni di pagi hari.

3 buah testpack telah ia celupkan ke dalam gelas kecil berisi air seninya. Dengan jantung yang berdebar kencang, Bunga mengangkat testpack itu dan memperhatikannya dengan seksama. Tiba-tiba saja tubuh Bunga luruh ke lantai. Ia menangis sejadi-jadinya sambil membekap mulutnya sendiri. Kekhawatirannya ternyata benar-benar terjadi.

"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?" racaunya seraya terisak setelah melihat dua garis merah terpampang nyata di atas ketiga benda pipih tersebut.

...***...

...Happy reading 🥰🙏🥰...

Terpopuler

Comments

Yand YheAnd

Yand YheAnd

sukurin.. ktnya pinter tp oon Nga bunga aa

2022-10-16

2

Suhaetieteetie

Suhaetieteetie

ngelakuinny enak dah hamil bingung bunga2 g dipikir kedepanny nyeselkan

2022-08-28

2

Atieh Natalia

Atieh Natalia

kira2 Nathan tanggung jawab ga ya,

2022-07-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. I Asmara Putih abu-abu
2 Bab. II Dimabuk asmara
3 Bab. III Dua garis
4 Bab. IV Hurt
5 Bab. V Maafkan mama
6 Bab. VI Si cantik yang menggemaskan
7 Bab. VII Bolos
8 Bab. VIII Mencari Bunga
9 Bab. IX Bunga, maafkan aku.
10 Bab. X Keributan
11 Bab. XI Hampir
12 Bab. XII Bertemu Putri
13 Bab. XIII Sorot mata yang mirip
14 Bab. XIV Kekhawatiran seorang ibu
15 Bab. XV Merindukan Putri
16 Bab. XVI Penjelasan
17 Bab. XVII Putri
18 Bab. XVIII Tak ingin kembali kehilangan
19 Bab. XIX Dimana anak kita?
20 Bab. XX Curahan hati Putri
21 Bab. XXI Keyakinan Putri
22 Bab. XXII Papa untuk Putri
23 Bab. XXIII Putri mau papa
24 Bab. XXIV Om baik mana, ya?
25 Bab. XXV Bertemu ?
26 Bab. XXVI Papa, jangan pergi lagi!
27 Bab. XXVII Hurt
28 Bab. XXVIII Terpaksa mengalah
29 Bab. XXIX A day with ...
30 Bab. XXX Mungkinkah
31 Bab. XXXI Luka Bunga
32 Bab. XXXII Protes Putri
33 Bab. XXXIII Khawatir
34 Bab. XXXIV Sikap orang tua Edgar
35 Bab. XXXV Sebuah Penawaran
36 Bab. XXXVI
37 Bab. XXXVII Ke rumah orang tua Bunga
38 Bab. XXXVIII Benar-benar Kecewa
39 Bab. XXXIX
40 Bab. XL
41 Bab. XLI
42 Bab. XLII Benci tapi cinta
43 Bab. XLIII Amarah Karlina
44 Bab. XLIV Kabar tak terduga
45 Bab. XLV Rumah Sakit
46 Bab. XLVI Takut dan cemas
47 Bab. XLVII Kata-kata polos penuh harapan
48 Bab. XLVIII Putus asa
49 Bab. XLIX Mulai menyadari
50 Bab. L Kenyataan memilukan
51 Bab. LI Penyesalan
52 Bab. LII Izin
53 Bab. LIII Semburat sendu di hari istimewa
54 Bab. LIV VC with Putri
55 Bab. LV Kabar mengejutkan sekaligus membingungkan
56 Bab. LVI Kiss
57 Bab. LVII Takkan pernah terganti
58 Bab. LVIII Kembali berjuang demi Putri
59 Bab. LIX
60 Bab. LX Permintaan Putri
61 Bab. LXI Menggenggam hati
62 Bab. LXII Hamil?
63 BAB. LXIII Definisi mencintai
64 Bab. LXIV KAMU
65 Bab. LXV Hari Bahagia
66 Bab. LXVI Dulu, kini, dan nanti.
67 Bab. LXVII Perkara durian
68 Bab. LXVIII Perhatian Nathan
69 Bab. LXIX
70 Bab. LXX
71 BAB. LXXI See you and bye-bye
72 Special from othor D'wie
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab. I Asmara Putih abu-abu
2
Bab. II Dimabuk asmara
3
Bab. III Dua garis
4
Bab. IV Hurt
5
Bab. V Maafkan mama
6
Bab. VI Si cantik yang menggemaskan
7
Bab. VII Bolos
8
Bab. VIII Mencari Bunga
9
Bab. IX Bunga, maafkan aku.
10
Bab. X Keributan
11
Bab. XI Hampir
12
Bab. XII Bertemu Putri
13
Bab. XIII Sorot mata yang mirip
14
Bab. XIV Kekhawatiran seorang ibu
15
Bab. XV Merindukan Putri
16
Bab. XVI Penjelasan
17
Bab. XVII Putri
18
Bab. XVIII Tak ingin kembali kehilangan
19
Bab. XIX Dimana anak kita?
20
Bab. XX Curahan hati Putri
21
Bab. XXI Keyakinan Putri
22
Bab. XXII Papa untuk Putri
23
Bab. XXIII Putri mau papa
24
Bab. XXIV Om baik mana, ya?
25
Bab. XXV Bertemu ?
26
Bab. XXVI Papa, jangan pergi lagi!
27
Bab. XXVII Hurt
28
Bab. XXVIII Terpaksa mengalah
29
Bab. XXIX A day with ...
30
Bab. XXX Mungkinkah
31
Bab. XXXI Luka Bunga
32
Bab. XXXII Protes Putri
33
Bab. XXXIII Khawatir
34
Bab. XXXIV Sikap orang tua Edgar
35
Bab. XXXV Sebuah Penawaran
36
Bab. XXXVI
37
Bab. XXXVII Ke rumah orang tua Bunga
38
Bab. XXXVIII Benar-benar Kecewa
39
Bab. XXXIX
40
Bab. XL
41
Bab. XLI
42
Bab. XLII Benci tapi cinta
43
Bab. XLIII Amarah Karlina
44
Bab. XLIV Kabar tak terduga
45
Bab. XLV Rumah Sakit
46
Bab. XLVI Takut dan cemas
47
Bab. XLVII Kata-kata polos penuh harapan
48
Bab. XLVIII Putus asa
49
Bab. XLIX Mulai menyadari
50
Bab. L Kenyataan memilukan
51
Bab. LI Penyesalan
52
Bab. LII Izin
53
Bab. LIII Semburat sendu di hari istimewa
54
Bab. LIV VC with Putri
55
Bab. LV Kabar mengejutkan sekaligus membingungkan
56
Bab. LVI Kiss
57
Bab. LVII Takkan pernah terganti
58
Bab. LVIII Kembali berjuang demi Putri
59
Bab. LIX
60
Bab. LX Permintaan Putri
61
Bab. LXI Menggenggam hati
62
Bab. LXII Hamil?
63
BAB. LXIII Definisi mencintai
64
Bab. LXIV KAMU
65
Bab. LXV Hari Bahagia
66
Bab. LXVI Dulu, kini, dan nanti.
67
Bab. LXVII Perkara durian
68
Bab. LXVIII Perhatian Nathan
69
Bab. LXIX
70
Bab. LXX
71
BAB. LXXI See you and bye-bye
72
Special from othor D'wie

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!