~beberapa bulan kemudian...
Setelah melewati hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan lamanya, penggabungan kerjasama yang dilakukan 2 perusahaan yang berkonsorsium pun terlaksana.
2 perusahaan itu adalah ALDAWN serta LIAM GRUP yang kemudian melahirkan sang anak perusahaan dan proses itu sudah memakan waktu yang tidak sedikit. Mereka pun akan meresmikannya dengan perayaan yang mewah dan meriah.
Hari ini, Alaris memakai pakaian terbaiknya untuk peresmian anak perusahaan tersebut. Gaun berwarna hitam keungunan yang menutupi tubuhnya begitu elegan, menampakkan kecantikan, ketangguhan, serta aura dingin yang selalu ada di wajah Alaris. Rambut hitam pekat yang bergelombang menambah kecantikannya yang bagai berlian.
Tak lupa Alaris juga memakai perhiasan yang mewah milik perusahaan Aldawn yang terkenal dengan red diamond nya.
Sedang William juga memakai setelan jas mahal berwarna hitam yang mewah, sangat serasi dengan pakaian Alaris.
Para undangan sudah kian memenuhi bangunan yang megah dimana acara akan segera di mulai.
Semua undangan penting datang dan tanpa terkecuali musuh bebuyutan LIAM GRUP, yaitu Perusahaan EMPEROR GRUP, karena selain peresmian anak perusahaan, acara ini juga sebagai promosi serta tekanan bagi perusahaan lawan.
Bagaimana anak perusahaan yang mereka ciptakan akan menjadi lebih hebat dan menekan perusahaan-perusahaan lain, membuat lawan merasa gelisah dengan persaingan sengit di dunia bisnis.
"Nyonya Pimpinan Emperor Grup sudah tiba." Kata Brida.
Alaris menelan ludahnya. Ini adalah pertama kalinya ia akan bertemu dengan orang yang telah memberikannya patung bertabur berlian. Bukan main-main berlian sekelas blue diamond yang di hambur-hamburkan.
Alaris cukup penasaran apakah Harry seperti yang di bayangkan? Bertubuh besar dan tinggi, memiliki rambut berwarna kelabu bercampur putih karena uban, dan juga memiliki bulu-bulu halus berwarna putih di sekitaran dagu dan pipi?
Alaris masih ingin tertawa ketika setiap kali ingatannya tertuju pada sosok Harry yang Lily gambarkan, pria tua gendut yang mesum dan tidak beradab, suka foya-foya dan mabuk-mabukan, suka merayu dan suka bermain dengan wanita.
Alaris menahan senyumannya dengan jari-jari lentiknya tidak ingin media menyorotinya kenapa dia justru tertawa ketika tamu penting akan datang di acaranya.
Semua orang penasaran dengan wajah Harry yang begitu low profil.
William yang saat itu sedang mengobrol pun ikut menoleh pada Brida.
"Anda harus menyapa nya secara pribadi." Sahut Brida lagi.
"Jika itu pimpinan Emperor Grup, berarti..." Alaris tidak melanjutkan kalimatnya.
"Saya yakin itu adalah Tuan Harry Mac Linford, yang memberikan hadiah pada anda." Kata Brida, matanya sedikit melirik ke arah William.
'Tentu saja aku akan menyapanya secara pribadi, dan tentu saja aku akan menanyakan kenapa dia memberikan hadiah yang berlebihan, membuat William menjadi marah. Yang harus ku pastikan darinya adalah apakah dia sengaja melakukan itu dan memiliki niat yang terselubung.'
Alaris berjalan ke depan hingga keluar Lobby, di atas tangga yang berjajar Alaris berdiri, menunggu dengan menegakkan punggung dan wajahnya, dan Alaris pun tanpa sadar berhenti bernafas ketika melihat pria keluar dari mobil limosin mewah.
Bahkan Alaris merasa tidak bisa merasakan jantungnya sendiri.
"Astaga, benarkah itu Tuan Harry?" Bisik Brida menutup mulutnya.
Beberapa media menyoroti pria itu, beberapa kamera yang memiliki pencahayaan juga berkali-kali memotretnya.
'Kabarnya dia adalah pria arogan dan pemarah, tidak suka dengan media dan membenci segala macam bentuk media, hingga tidak ada foto bahkan videonya yang beredar, jika pun ada dipastikan media itu akan hancur, dengan sekejab fotonya pun menghilang, dia pria yang sangat low profile, dan kabarnya dia memiliki kepribadian yang keras, dan juga serakah. Ku pikir dia juga pria tua yang nyentrik.'
'Tunggu, dia tersenyum pada media! Namun senyuman itu bagaikan senyuman yang membunuh atau menikam di wajahnya. Aku tidak dapat menguraikan dari semua rumor, bagaimana sebenarnya sosok Harry Mac Linford. Apakah dia orang yang ramah atau kejam.'
'Tapi satu hal yang pasti. Penampilannya. Dia... Astaga dia benar-benar tampan. Rambut pirangnya jatuh dengan sedikit gelombang yang lembut dan sedikit acak-acakan di wajahnya namun itu masih terlihat rapi, bibirnya melengkung seperti busur yang siap memanah dengan senyuman membunuh. Dia memiliki leher yang besar dan terlihat kuat, pundaknya juga lebar dan kokoh, tetapi yang paling menakjubkan darinya adalah matanya berwarna biru keunguan dan begitu tajam menatap seolah itu adalah belati yang siap menyobek dengan kejam orang yang ia tatap.'
Tanpa di sadari oleh Alaris, karena ia sedang berada dalam lingkaran pikirannya, Harry sudah berdiri di hadapannya.
Alaris diam-diam mengaguminya sebisa mungkin dan sebisa mungkin Alaris menekannya agar tidak terlihat.
Pria itu, hanya dengan berdiri dan diam, Harry sudah membawa aura yang berbeda. Hanya berdiri dan diam, Harry juga sudah bisa mengaduk pikiran semua orang yang melihatnya.
Sebelum Alaris dapat mengatakan apa-apa, Harry sudah lebih dulu membungkukkan tubuhnya dihadapan Alaris dengan satu lutut dan mengulurkan tangannya seperti seorang Ksatria yang bersumpah setia pada sang Ratu.
Alaris seolah terhipnotis dengan perlakuan itu, bagaimana tidak Harry memerankannya dengan sangat gentle dan elegan.
Perbedaannya jika sang prajurit menundukkan kepala mereka dan tidak berani menatap, Harry justru menatap lurus pada mata Alaris. Mengunci mata Alaris.
Tatapan mata Harry yang menahan mata Alaris, membuat Alaris membeku, sedangkan Harry juga mencium punggung tangan Alaris membuat semua media gencar meliputnya, berbagai shot kamera dan berbagai potret di siarkan secara langsung.
Tentu saja suasana menjadi aneh, apalagi saat itu hanya ada bunyi "klik klik klik" yang cepat dan berulang-ulang kali memenuhi halaman lobby dari kamera-kamera para media.
"Sudah sangat lama saya menantikan pertemuan kita." Kata Harry.
Harry kemudian melepaskan tangan Alaris dan tersenyum, sedangkan Alaris merasa perutnya di aduk dan panas serta bergetar hebat, jantungnya pun tak mau berhenti berlarian.
'Saat dia sedang berlutut, matanya benar-benar menatapku dengan tajam seperti elang dan sengaja hanya membidikku seolah aku lah sasaran berikutnya.'
"Senang bertemu dengan anda Tuan Harry." Kata Alaris.
Dari dalam William berjalan mendekati Alaris, bara api yang ada di dalam hatinya mulai terbakar, meski begitu William tetap bersikap profesional karena banyak media sedang menyorot mereka.
William sedang tidak bisa mengeluarkan emosinya, ini adalah hari dan acara yang penting, dia harus tetap bisa menahan diri dan meyakinkan dirinya bahwa semua akan berjalan sesuai rencananya.
Namun, bukan William jika dia hanya berdiam saja, dan hanya berdiri saja. William adalah pria dengan karakter yang kuat dia tidak alan membalas dengan caranya sendiri.
bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
rizas nanira
Li
2022-08-31
0
R2
uppp
2022-08-28
0
idawati
Harry memang cool bngt
2022-08-23
0