Setelah sarapan pagi bersama William, Alaris bersiap untuk bekerja dan meminta Brida untuk mengatur jadwal ulang baginya.
"Brida atur ulang jadwal ku hari ini, karena kemarin aku sempat meminta mengosongkan nya."
"Baik Nyonya."
Dalam perjalanan menuju kantor, Alaris tetap berkonsentrasi dengan tabletnya, ia duduk menyilangkan kakinya. Mobil melaju dengan kecepatan normal membelah jalanan pagi yang sibuk.
"Siang nanti Tuan William ingin bertemu Nyonya." Kata Brida.
"Baiklah, aku tahu apa yang dia inginkan. Ku rasa dia sangat tidak sabaran." Kata Alaris.
Hingga Alaris tiba di kantor, beberapa karyawan memberikan selamat dan menunduk hormat pada Alaris atas pernikahannya, namun seperti biasa sikap dingin dan wajah yang terlihat membeku membuat para karyawan tidak bisa terlalu lama untuk basa-basi.
Semua orang tahu, Alaris wanita gila. Dia seperti monster baja yang tanpa ampun dan tak kenal lelah untuk bekerja sepanjang waktu.
Jam berjalan cepat, saat nya Alaris bertemu dengan William dan membahas kerja sama perusahaan.
Semua orang saling berbisik melihat pasangan yang tampak serasi dan juga memiliki pengaruh kuat dalam bidang bisnis saling melempar kalimat-kalimat yang berkelas dan mengandung arti berat.
Rapat berjalan cukup lama dan mereka saling memikirkan keuntungan serta kerugian.
"Perusahaan Aldawn memiliki Red Diamond sebagai primadonanya, namun kendala yang kami alami adalah kekurangan orang-orang ahli dalam menginovasi perhiasan, serta alat-alat berat yang harus menggali lebih dalam lagi sampai di perut bumi." Kata Alaris.
"Ya, aku juga mengagumi Red Diamond milik Perusahaan Aldawn, karena Liam Grup belum bisa menjangkau bisnis berlian untuk itulah kita harus bekerja sama, kami akan menyediakan apapun yang Aldawn butuhkan dan akan membantu melebarkan sayap penjualan perhiasannya." Sahut William.
"Bagaimana jika kita melahirkan anak perusahaan, yang akan berdiri di bawah Liam Grup serta Aldawn." Sahut Jason.
"Itu ide yang bagus karena, selama kita mendirikan anak perusahaan sendiri atas kerjasama Liam Group dan Aldwan, semua akan lebih mudah di koordinir dan lebih mudah mengesampingkan urusan internal masing-masing dari perusahaan secara financial."
"Secara keseluruhan, Liam Group akan mendanai anak perusahaan tersebut, dan Aldawn sebagai penyedia bahan mentah perhiasan." Kata William.
Setelah perjanjian kedua belah pihak saling bekerja sama dan menandatangani berkas para staff pun di ijinkan keluar dari ruang rapat, dan kini tersisa William serta Alaris.
"Sudah sore, kita pulang bersama, dan bagaimana jika kita makan malam di luar untuk merayakan kerjasama ini."
Alaris diam membeku, seperti biasa wajahnya datar dan dingin.
"Maafkan aku William, saat ini ada banyak pekerjaan menumpuk karena kemarin aku absen. Mungkin lain waktu."
"Baiklah, kamu yang terbaik dalam pekerjaan, jangan sampai sakit." Kata William meski kecewa.
Alaris kemudian mengantar William keluar dari gedung sampai lobby. Hingga William pergi menaiki mobil bersama Jason untuk pulang.
"Nyonya saya baru saja mendapatkan informasi yang anda inginkan." Kata Brida.
Alaris masih memandangi mobil William, hingga akhirnya mobil itu menghilang, dan alisnya mengernyitkan.
"Informasi?" Tanya Alaris, ia tidak ingat apa yang telah ia perintahkan pada Brida sebelumnya.
"Tentang keterlibatan Liam Group dan Emperor Grup perihal Blue Diamond." Bisik Brida tepat di telinga Alaris.
"Ahh..." Kata Alaris yang sudah kembali mengingatnya.
Alaris sudah duduk di kursi nya, sedangkan Brida membuka tablet dan mulai membacakan hasil penyelidikannya.
"Tanah pegunungan dimana Blue Diamond yang di perebutkan awalnya milik pengusaha dan juga keluarga bangsawan yang cukup di pandang Nyonya, pria tua itu bernama Stevanus Betrand, ia memiliki satu putri yang telah di konfirmasi bahwa kecantikannya sangat luar biasa, namun tubuhnya lemah. Stevanus, tahu jika bermil mil di kedalaman tanah pegunungan ada blue diamond namun perusahaannya sangat minim tidak memiliki cukup biaya untuk membeli atau menyewa alat berat serta alat untuk memproses berlian tersebut, akhirnya pria tua bangsawan itu meminjam uang dengan jumlah yang sangat besar namun tetap tidak bisa menutup kekurangan dananya yang pada akhirnya terdengar lah sampai di perusahaan Emperor Grup dan Liam Group, dari sinilah mereka mulai bertikai."
"Apa yang terjadi selanjutnya?"
Brida ragu untuk memberitahu kelanjutannya, membuat Alaris menatapnya.
"Saya mendapat informasi, sang ayah tiba-tiba meninggal, karena perusahaan koleps sang putri merelakan seluruh perusahaan bahkan harga dirinya dan dinikahkan dengan anak laki-laki tertua dari keluarga Mac yaitu Hendric Mac Linford, namun mereka juga ditemukan meninggal dalam kecelakaan beberapa hari setelah acara pernikahan di gelar."
Mata Alaris membulat penuh. Kemudian Brida mengeluarkan beberapa kertas yang sudah di print, itu adalah berkas-berkas dari kepolisian yang ia dapatkan melalui orang terpercaya.
"Saya sudah memeriksanya Nyonya, ini adalah informasi dan juga foto yang saya dapat dari pihak kepolisian, saya bisa pastikan cara mobil tertabrak dan berguling sama seperti kecelakaan yang merenggut orang tua Nyonya Alaris, tempat, lokasi serta titiknya juga sama. Ini sebuah kebetulan atau memang pelakunya adalah orang yang sama tidak pernah terungkap, dan sekali lagi kasus ini juga di tutup oleh pihak kepolisian karena kurang nya bukti dan hasil dari investigasinya seperti kasus orang tua anda Nyonya. Kelalaian sopir." Kata Brida menyesal.
Tangan Alaris mengepal, terlihat gemetar di atas mejanya, ia ragu untuk menyentuh berkah-berkas yang tergeletak di depannya.
"Lalu menurut analisamu?" Kata Alaris bergetar, sekujur tubuhnya meremang dan merinding.
bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
idawati
wah musuh sengit musuh bebuyutan
2022-08-23
0
dahlia Mehdavi
wow
2022-08-20
0
mohklis
go
2022-08-20
0