"Nyonya apa anda baik-baik saja? Saya bisa menutupnya..."
"Lanjutkan Brida. Aku baik-baik saja." Sahut Alaris, wajahnya gelap dan dingin.
"Baik Nyonya. Anda juga tahu Nyonya, dunia bisnis begitu kejam dan anda juga tahu bagaimana Liam Grup menyingkirkan pesaing-pesaingnya dengan tragis. Tapi, ada masalah internal juga di keluarga Mac, di ketahui bahwa Hendric serta Harry di kabarkan oleh media, bahwa mereka tidak pernah akur, apalagi kasus urusan warisan membuat mereka saling berseteru bahkan pernah terekspose media bagaimana mereka saling bertengkar. Tapi tidak menutup kemungkinan juga Liam Grup terlibat, karena Liam Grup berkali-kali melakukan pendekatan apalagi dalam penyelidikan, ada banyak riwayat panggilan masuk dari Tuan William pada Nona Catriana."
"Catriana?"
"Ya, dia putri Stevanus Betrand, pemilik tanah pegunungan blue diamond."
"Apa kamu memiliki video bagaimana Hendric serta Harry bertengkar? Lalu video pernikahan mereka? Ku rasa pernikahan mereka tidak ada di berita."
"Pernikahan mereka dilakukan secara tertutup dan tidak ada satu media pun di perbolehkan meliput bahkan memberikan berita."
"Kenapa?"
"Saya kurang tahu Nyonya, tapi saya dengar bahwa Hendric Mac Linford anti media, dia membenci segala macam media apapun, tapi bisa dikatakan semua keluarga Mac memang pembenci media."
"Sekelas pemilik Perusahaan Emperor Grup, anti sosial dan media. Itu sangat menarik, apa sebenarnya yang membuat mereka membenci media."
"Nyonya, sudah pukul 10 malam." Kata Brida.
"Oh astaga..." Alaris tersadar dari pikirannya, karena tiap kali dia duduk di mejanya hal yang berjalan paling cepat adalah waktu.
"Aku selalu tidak sadar, bereskan berkas-berkas nya dan bawa pulang."
"Baik Nyonya."
Setelah satu jam perjalanan, Alaris sampai di Mansion The Kingham dan di sambut oleh 2 pelayan pribadinya.
"Selamat malam Nyonya." Kata Emily sembari melepaskan mantel Alaris.
"Apa Tuan sudah makan malam?" Tanya Alaris.
"Tuan William belum pulang Nyonya." Kata Samantha.
"Belum pulang?" Alaris melirik dengan ekor matanya pada Samantha.
"Ya Nyonya."
"Brida cari tahu dimana William, aku khawatir telah terjadi sesuatu terhadapnya." Kata Alaris.
"Baik Nyonya."
Selama menunggu Brida mencari tahu dimana kebaradaan William, Alaris menuju kamar mandi dan membersihkan diri, setelah merasa segar Alaris memakai piyama malamnya dan turun mencari Brida.
"Brida?" Panggil Alaris.
Seketika Brida terkejut.
"Apa aku terlalu mengejutkanmu?" Tanya Alaris.
"Amm emm tidak Nyonya."
"Apa sudah mendapatkan kabar dari Jason, dimana William?"
Brida menggigit bibirnya, dan meremas ponselnya.
"Apa terjadi sesuatu!" Kata Alaris mulai siaga, matanya membelalak.
Brida masih kesusahan dan terlihat gelisah.
"Aku akan ganti baju dan kita ke tempat William sekarang juga!" Pikiran Alaris mulai takut, dia berfikir pasti terjadi sesuatu pada William.
Yang paling Alaris takutkan adalah, jika salah satu suruhan dari perusahaan Emperor Grup melakukan tindakan kotor dan membuat William kesusahan. Alaris bahkan tidak berani membayangkan hal paling buruk yang akan di alami oleh William
"Jika sesuatu terjadi dengan William, jika mereka berani menyentuhnya sedikit saja, atau William terluka meski hanya sedikit goresan, aku tidak akan tinggal diam dan tidak akan pernah memaafkan mereka." Geram Alaris, saat itu ia hendak berbalik dan ingin ganti baju.
"Nyonya." Brida menahan tangan Alaris.
Alaris tertegun, kedua matanya memerah dan menggembung penuh dengan air. Alaris menggigit dalam-dalam bibir bawahnya.
"Jason memberi kan kabar sebentar lagi Tuan William akan pulang, mereka sudah ada di perjalanan. Sebaiknya anda tidur lebih dulu, lagi pula mansion kalian terpisah."
"Bicara apa kamu Brida! Meskipun mansion kami terpisah aku tetap akan memastikan dia pulang dengan selamat." Kata alaris mencoba untuk setenang mungkin meski tubuhnya nya sedikit gemetar.
"Maafkan atas kelancangan saya Nyonya..."
"Jangan bicara lagi kita ke pintu utama Mansion." Kata Alaris.
Mereka pun menuju pintu utama Mansion dan menunggu William, dan benar saja mobil William perlahan masuk dan berhenti di lobby halaman.
Alaris menunggu dan berdiri dengan kaku.
Terlihat William turun dari mobil tapi, ada yang aneh. William sempoyongan.
'Dia mabuk?' Batin Alaris.
Saat itu Alaris berdiri, dan menyedekapkan tangannya. Piyama tidurnya terkibas karena angin malam yang cukup kencang dan dingin.
Tak berapa lama seorang gadis muda juga keluar dari mobil.
Alaris mengernyitkan dahi dan alisnya, tangannya kini berada di samping tubuhnya. menggenggam erat dan mengepal.
''Apa itu sekretarisnya? Ku pikir William hanya memiliki 1 sekretaris dan itu adalah Jason.' Batin Alaris lagi.
Mata Alaris seperti serigala malam yang menargetkan sesuatu, tajam, dingin, dan menakutkan.
"Selamat malam Nyonya Alaris, maaf anda harus melihat Tuan William yang seperti ini." Kata Jason menunduk dan menyesal.
Saat itu William dengan kasar menarik wanita itu untuk memapahnya lalu melihat ke arah Alaris.
"Dingin..." Kata William melihat Alaris.
Alaris mengangkat satu alisnya, tak mengerti dengan ucapan William, kedua tangannya kemudian bersedekap kembali, sedangkan wanita yang ada di sebelah William tersenyum penuh dengan kebanggaan, seolah dia sedang memenangkan sesuatu.
"Tuanmu kedinginan. Kenapa tidak pakaikan dia jaket Jason." Suara rendah dan angkuh Alaris membuat semua orang merinding.
"Kamu memiliki tembok besar yang dingin untuk di sentuh, Alaris." Celoteh William lagi.
Tak berapa lama Emily serta Samantha datang, mereka menutup mulut secara bersamaan, lalu memperhatikan apa yang akan terjadi pada Nyonya mereka.
"Bawa dia masuk." Kata Alaris pada wanita itu yang sedang memapah William.
Kemudian Alaris pergi tanpa melihat William.
"Tunggu! Anda istrinya apa anda tidak cemburu!" Kata wanita itu yang merasa terabaikan.
"Aku memang tidak suka melihat kalian, tapi sepertinya suamiku sedang ingin bersenang-senang." Kata Alaris tanpa melihat dan berbalik.
Dengan wajah acuh dan dingin, Alaris berjalan menuju kamarnya, melewati koridor panjang dengan langkah kaki yang cepat, wajahnya dingin sedingin es dan hatinya pun semakin membeku.
Jika batu bisa terbelah sedikit demi sedikit oleh tetesan air, dan pastinya bongkahan es sangat bisa meleleh, namun sayangnya badai salju tiba-tiba saja datang menyerangnya. Hati Alaris yang dingin dan membeku kian bertambah beku karena badai salju yang menerjangnya.
bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
idawati
udah beku tambahin salju
2022-08-23
0
dahlia Mehdavi
Wawa awawww
2022-08-20
0
sezi
padahal dah mulai suka lho William kamu pakai cara yang salah
2022-08-12
0