"Tenang saja, kami hanya ingin menjelaskan keadaan nya, saya percaya pada Nyonya Alaris." Kata Arthur.
"Anda kenal dengan...?" Kata Brida terkejut.
Begitupun Alaris.
'Apa dia mengenaliku dari media.' Alaris hanya melirik pada Arthur.
"Bagaimana bisa saya tidak mengenalnya, saya adalah orang yang pertama kali menghubungi ayah saya yang sebagai dokter, ketika tahu ada seorang anak seumuran saya merangkak dari dalam mobil, saat kecelakaan terjadi?"
Brida kembali terkejut, ia melihat ke arah Alaris, begitu pula Alaris yang dadanya seketika merasakan sakit, jantungnya seperti dihantam batu besar, kalimat itu membuatnya mengingat potongan memori yang telah lama menghilang.
'Ingatan yang hilang itu...'
Tiba-tiba kepala Alaris menjadi sakit, membuat alis nya mengernyit dan dahi nya mengkerut.
"Nyonya." Brida ingin memastikan.
"Aku baik-baik saja. Mari kita ke ruangan anda Tuan Arthur."
Setelah sampai di ruangan Arthur, dan yang ada di dalam sana hanyalah mereka berdua, Arthur mulai penasaran dengan kehidupan yang Alaris jalani, pria itu tidak pernah sekalipun melepaskan berita apapun yang muncul mengenai kehidupan Alaris.
"Jadi bagaimana keadaan anda?" Tanya Arthur.
"Saya, baik, seperti yang anda lihat sekarang." Kata Alaris.
"Saya melihat di media, anda menikah dengan pria yang tampan. Selamat atas pernikahan anda."
Alaris tersenyum klise.
"Terimakasih."
"Saya senang jika anda akhirnya hidup dengan baik, karena saat itu saya khawatir dengan trauma yang anda alami sewaktu masih kecil."
"Trauma?"
"Anda tidak ingat?"
Alaris diam dan membuka lagi memori otaknya namun tidak menemukan apapun.
"Apa anda juga tidak mengingat bahwa, anda memiliki teman masa kecil yang selalu menjaga anda selama di rumah sakit?"
"Tidak, apa itu anda?"
Arthur tertawa.
"Tentu saja saya ingin menjadi teman anda waktu itu, sangat ingin, namun anda lebih dekat dengan orang lain, dia yang selalu menemani anda selagi anda dalam pemulihan kemudian kembali ke Negara asal anda."
"Maaf, saya benar-benar tidak mengingatnya." Kata Alaris.
"Baiklah, saya minta maaf, semoga di kemudian hari anda berkenan kemari untuk melakukan konseling dengan saya. Jika anda sudah siap saya akan membantu dengan sangat hati-hati tentang ingatan masa lalu anda di waktu kecil. Mungkin itu bisa membantu anda membuka tabir rahasia kecelakaan yang menimpa orang tua anda." Arthur menatap lekat-lekat Alaris dan meyakinkan.
Alaris hanya mengangguk ragu dan memberikan wajah tidak berminat.
"Baiklah maafkan saya, mari sekarang kita bicara mengenai gadis itu."
Alaris menatap datar Arthur menunggu apa yang akan pria itu katakan.
"Sepertinya, dia memang korban pemerkosa*n, karena sekujur tubuhnya banyak sekali luka lebam dan tentu saja kami memeriksa kesehatannya yang lain."
"Lalu, para dokter sudah melakukan pembicaraan dengan gadis itu, bahwa, dia tidak ingin polisi tahu keberadaannya, karena itu justru akan membawanya kembali kepada tuannya yang telah memenjarakannya, dia meminta untuk di berikan tempat berlindung."
Alaris diam.
"Saya tahu, bukan kewenangan anda, namun mungkin ini juga sebuah takdir, karena Tuhan memilih anda untuk bertemu dengan gadis malang itu, dan pasti Tuhan tahu anda akan menolongnya."
Alaris masih diam, ruangan juga hening, Arthur menunggu jawaban apa yang akan Alaris pilih.
"Saya akan membantunya mencari tempat tinggal yang aman." Kata Alaris
"Saya tahu anda begitu murah hati, Tuhan memang memilihkan malaikat yang tepat untuk gadis malang itu."
"Saya hanya membantunya karena ini tentang kemanusiaan, dan kami sama-sama wanita." Kata Alaris masih dengan wajah datar.
"Apa anda akan menemuinya?" Tanya Arthur.
"Saya akan memikirkannya lebih dulu." Jawab Alaris.
"Baiklah, saya tahu anda sangat sibuk, terimakasih sudah meluangkan waktu berharga anda."
Setelah obrolan panjang itu, Alaris serta Brida pergi meninggalkan rumah sakit untuk menuju Apartmen, di sana semua karyawan sudah menunggu.
"Astaga apa mereka berdiri menunggu kita?" Bisik Alaris pada Brida.
"Mungkin Nyonya."
Tak berapa lama seorang pria tampan berotot dan memiliki tubuh yang tinggi, dengan kulit sedikit sawo matang keluar dari lobby.
Pria dengan kulit sawo matang yang tampan dan manis itu adalah Austin Harold, perpaduan tampan dan manis dalam satu bentuk wajah, siapapun pasti akan terpikat olehnya, namun semua orang tidak berani mendekatinya karena dia terkenal sebagai pria yang pemarah.
"Selamat datang Nyonya Alaris." Sapa pria itu dengan sedingin es, wajahnya seperti orang yang sangat marah.
bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
idawati
ini Alaris sebenarnya di kelilingi sama cogan cogan ljo
2022-08-23
0
idawati
Arthur???? cogan lagi
2022-08-23
0
R2
semangat
2022-08-18
0